ORV Chapter 232: Episode 43 – Breaking the Sky Sword Saint (6)

 Disclaimer: Novel ini bukan punya saya


Breaking the Sky Master memang kuat. Ini mungkin terdengar cukup menggelikan, tapi kurasa tidak ada anjing sekuat Breaking the Sky Master di Star Stream ini. Tapi aku juga tidak menyangkal jika ada beberapa orang yang memang lebih kuat dari Breaking the Sky Master.

Yoo Joonghyuk dan Breaking the Sky Master mulai bertarung. Percikan cahaya dari transenden fase satu saling bertabrakan dan pemandangan di sekitar mereka mulai terdistorsi.

Jalan yang dilalui para transenden lah yang menyebabkan interferensi ini. Mereka adalah eksistensi yang mencapai level transcendental dengan hanya berjalan di satu jalan. Karena itu, pertarungan antara 2 transenden atau lebih adalah bentuk dari penolakan mereka terhadap satu sama lain.

Jalanmu salah. Jalanku lah yang benar.

Melalui penolakan itu, transenden menjadi lebih kuat, lebih keras, dan pada akhirnya hancur di akhir cerita. Ketika keberadaan dua transenden itu mendominasi area, pikiran Yoo Joonghyuk masuk ke dalam pikiranku.

< “Sudah lama kita tidak bertemu, Sahyung*.” >
*) Sahyung: Senior laki-laki seperguruan.

Siapapun yang mendengarnya pasti akan tertawa. Dia memanggil anjing—bukan manusia—sebagai sahyung nya. Akan tetapi Yoo Joonghyuk mengatakannya dengan wajah dan nada yang serius.

Ekspresi wajah itu menggambarkan apa yang ada dalam hatinya. Memori yang dia tekan karena dia tidak punya waktu untuk mengenang masa lalu mulai muncul. Yoo Joonghyuk bertemu dengan Breaking the Sky Sword Saint dan mempelajari martial arts bersama Breaking the Sky Master diregresi keduanya.

< Di tempat ini, Yoo Joonghyuk berhasil sedikit belajar tentang perasaan manusia. >

Di sini, Yoo Joonghyuk belajar, berlatih, dan hidup dengan master dan kakak seperguruan yang sama-sama bukan manusia. Jika ada kehangatan yang tersisa di dalam Yoo Joonghyuk saat ini, mungkin itu hasil dari latihannya di Murim Pertama. Namun disisi lain, Murim Pertama mungkin adalah penyebab kenapa dia kehilangan kehangatan pada sesama manusia.

< “… Aku tidak ingin bertemu lagi denganmu.” >

Anjing terkuat—Breaking the Sky Master dan Breaking the Sky Sword Saint meninggal saat bertarung melawan aliansi returnee.

Yoo Joonghyuk mulai bergerak. Telapak kaki anjing itu bertemu dengan Heavenly Sword of Gathering Clouds. Jejak kaki dari Red Phoenix Shunpo yang mencapai sisi lain polaritas saling bertaut satu sama lain. Percikan cahaya yang ada di udara menjadi semakin terang saat intensitas serangan dari masing-masing pihak semakin meningkat. Tidak lama kemudian, energi itu mulai menurun sedikit demi sedikit.

Sudah kuduga…. Karakter utama, tetaplah karakter utama.

Cerita dari anjing yang tumbuh sambil mengikuti Breaking the Sky Sword Saint tidak bisa bertahan melawan cerita laki-laki yang hidup untuk mencegah kehancuran dunia. Waktu yang dihabiskan oleh Yoo Joonghyuk—yang hidup kesepian dan hanya bisa menatap skenario—pun tercitra di setiap ayunan pedangnya.

< “Aku tidak akan melihat…” >

Tidak ada kata berkabung dalam kamus Yoo Joonghyuk, karena jika dia melakukannya dia akan mengalami penderitaan yang sama lagi dan lagi.

Bertarung, bertarung, dan terus maju ke depan. Itu adalah cara berkabung yang paling mungkin dilakukan, mengingat masa lalu Yoo Joonghyuk yang sangat kelam.

Breaking the Sky Master tidak bisa menolerasi berat dari pedang Yoo Joonghyuk dan mulai mengerang kesakitan. Serangan Yoo Joonghyuk menjadi semakin cepat. Jurus pedang protagonis itu menjadi semakin persisten dan dia mulai mengenai titik lemah si anjing dengan cara yang lebih kejam.

Jang Hayoung hanya bisa terdiam di sebelahku. Dia hanya bisa berkata, “…. Wow, apa ini sungguh terjadi?”

Mungkin ini adalah pertama kalinya Jang Hayoung melihat pertarungan seperti ini. Pertarungan antara Yoo Joonghyuk dan Breaking the Sky Master memang sangat hebat, tapi masih terlalu cepat baginya untuk merasa kagum. Jika dibandingkan dengan pertarungan yang akan datang, pertarungan ini hanyalah hiburan semata.

Pada akhirnya, Breaking the Sky Master terdorong mundur dan mulai mengerang. Yoo Joonghyuk tidak melewatkan kesempatan itu. Dia berhasil mengalahkan serangan kaki dari Breaking the Sky Master dan berhasil mendekati anjing tersebut. Nafas Breaking the Sky Master mulai tersengal-sengal. Serangan terakhir Yoo Joonghyuk berhasil mengenai pinggang Breaking the Sky Master.

…. Lebih tepatnya, pedang Yoo Joonghyuk menusuk pinggang si anjing.

Tiba-tiba aku merasakan sensasi luar biasa tidak nyaman dari belakangku. Ada seseorang yang berdiri di belakangku.

…. Kapan orang ini datang dan berdiri di sana?

[Konstelasi ‘Prisoner of the Golden Headband’ terkejut.]

[Konstelasi ‘Demon-like Judge of Fire’ merasa penasaran.]

[Beberapa konstelasi merasa was-was saat merasakan energi milik orang tersebut.]

“Langit terdengar ramai hari ini. Apa ada festival yang sedang terjadi?” suara itu terdengar sangat santai seakan dia baru saja pulang dari acara minum-minum.

Tubuh wanita itu jauh lebih besar dari Yoo Joonghyuk. Tingginya mungkin sekitar 3 meter dan dia mengeluarkan aura bak seorang raksasa. Aku bisa mengenalinya meski tidak ada yang memberitahu siapa dia sebenarnya.

Aku berbalik dan melihat sosok yang membuat jantungku berdetak dengan sangat cepat. Dia adalah salah satu transenden terkuat yang ada dalam novel Cara Bertahan Hidup. Breaking the Sky Sword Saint.

Sebuah pedang ether bergerak di udara dan Heavenly Sword of Gathering Clouds milik Yoo Joonghyuk langsung terhenti.

“Apa kau ini bodoh sampai menghajar anjing seperti ini? Sepertinya kau ini laki-laki tanpa prinsip hidup, ya."

Heavenly Sword of Gathering Clouds bergetar hebat. Breaking the Sky Sword Saint hanya menggunakan 2 jarinya untuk memegang pedang Yoo Joonghyuk seakan pedang itu adalah seonggok mainan.

Guk guk!

Breaking the Sky Master berbaring di lantai dan langsung menjulurkan lidahnya.

Disisi lain, Yoo Joonghyuk langsung melempar Heavenly Sword of Gathering Clouds dan mengaktifkan Red Phoenix Shunpo untuk kabur dari sini. Sepertinya dia menggunakan kecepatan maksimal hingga aku tidak bisa melihat bayangannya. Breaking the Sky Sword Saint menyeringai seakan kaburnya Yoo Joonghyuk adalah sesuatu yang sangat menarik.

“Ternyata dia cepat juga. Aku akan menangkapnya nanti….”

Breaking the Sky Sword Saint menatap kami semua dengan tatapan santai. Ketika aku menatapnya, aku merasa jika wanita itu sudah memperhatikanku dalam waktu yang cukup lama, dan itu membuatku berkeringat dingin. Aku tidak akan bisa kabur darinya meski menggunakan Electrification.

“Pertama, ada satu orang yang penampilannya tidak jelas.”

Wanita itu mencengkram daguku dengan keras hingga mataku berair dan tubuhku sedikit limbung. Di saat yang sama, dia juga mencengkram dagu Jang Hayoung.

“Kuek…?”

“Oh, bukannya dia ini sangat cocok dengan tipeku? Kau lolos.”

Gerakan Breaking the Sky Sword Saint hanya menyisakan bayangan saja. Ini pasti Movement Transposition yang pernah kubaca dulu. Tiba-tiba Breaking the Sky Sword Saint mencolek wajah Han Myungoh yang jatuh ke lantai dengan ranting pohon.

“…. Kau terlihat seperti spesies monster. Apa aku akan mendapatkan sesuatu jika membunuhmu?”

“… A-apa!?”

“Untuk sesaat, kau baru saja mendapatkan hukuman mati.”

Han Myungoh langsung tidak sadarkan diri setelah dicolek oleh ranting milik Breaking the Sky Sword Saint. Setelah itu wanita itu langsung menghilang ke dalam hutan. Aku bisa mendengar suara udara yang terkondensasi lalu diikuti oleh suara ledakan yang cukup keras. Beberapa saat kemudian wanita itu kembali dengan diikuti debu-debu yang berterbangan.

“Phew…. Dia cukup cepat. Pertama, wajahnya sudah cukup untuk membuatnya lulus…”

Wajah Yoo Joonghyuk dipenuhi luka gores dan dia berhasil ditangkap oleh Breaking the Sky Sword Saint. Tubuhnya memang terluka, tapi dia masih menggunakan Red Phoenix Shunpo dalam kondisi seperti itu. Meski begitu, kaki Yoo Joonghyuk hanya mengenai udara kosong. Alasannya adalah karena Breaking the Sky Sword Saint sedang membawa Yoo Joonghyuk di pundaknya seperti karung beras.

***

Aku tahu kenapa Yoo Joonghyuk tidak mau bertemu dengan Breaking the Sky Sword Saint. Jika dipikirkan dengan akal sehat, ada banyak bahaya yang bisa kami temui saat bertemu dengan Breaking the Sky Sword Saint di timeline ini.

Yoo Joonghyuk mempelajari bagaimana cara menggunakan pedang dari Breaking the Sky Sword Saint diregresi kedua. Breaking the Sky Sword Saint diregresi ketiga sama sekali tidak mengenal Yoo Joonghyuk.

“…. Kenapa kau bisa tahu teknik yang kugunakan?”

Yoo Joonghyuk tidak menjawabnya. Dia malah menatapku dengan tatapan tajam dan kebencian yang sangat besar.

< “Kim Dokja! Lakukan sesuatu! Cepat!” >

Sebagai referensi, Yoo Joonghyuk diregresi ke-18 dibunuh oleh Breaking the Sky Sword Saint.

Itu adalah akhir dari laki-laki yang selalu berkata jika dia berhasil melampaui gurunya dengan cara menjadi transenden lebih cepat dari seharusnya.

Aku memutuskan untuk mengakhiri semua bentuk basa-basi ini. “Breaking the Sky Sword Saint, kami sedang mengumpulkan transenden untuk menghadapi nebula.”

“…. Hm, begitukah?”

“Aku butuh bantuanmu.”

Breaking the Sky Sword Saint menatapku seakan aku adalah mainan yang tidak biasa. Setelah itu dia mencari-cari sesuatu dan mengambil sebuah pipa rokok yang cukup besar. Asap tembakau mulai memenuhi pondok. Breaking the Sky Sword Saint menatapku dan langsung menghembuskan asap tembakau ke mukaku.

“Sepertinya kau salah paham. Aku bukan sukarelawan. Cepat pergi kalau kau tidak berniat menjadi muridku.”

Partikel-partikel asap yang dihembuskan oleh Breaking the Sky Sword Saint memiliki kekuatan sihir yang misterius.

Asap itu menyelubungi tubuhku. Tidak diragukan lagi, asap itu akan langsung menyerangku saat aku berkata omong kosong. Tentu saja, itu yang akan kulakukan.

“Apa kau benar-benar butuh murid?”

“… Apa?”

“Sebenarnya, kau tidak berharap banyak kan.”

Asap itu bergerak seperti ular. Aku terus berbicara seakan ingin memprovokasinya lebih jauh. “Mungkin kau akan menjadi master terakhir dari aliran Breaking the Sky Sword. Lagipula dalam waktu dekat Murim akan musnah.”

Di detik ini tatapan Breaking the Sky Sword Saint dipenuhi oleh rasa ingin tahu. Dia menatapku dengan alis tertekuk. Yoo Joonghyuk masih tetap berada di atas pundaknya.

“Itu cerita yang sangat menarik.”

“Apa kau ingin mendengarnya?”

“Yang kau katakan memang menarik, tapi aku akan mendengarnya nanti. Pertama, aku harus memeriksa laki-laki yang sedang kubopong ini.”

Breaking the Sky Sword Saint mengeratkan cengkramannya pada Yoo Joonghyuk dan berjalan ke dalam rumah sambil memukul pantatnya dengan pipa rokok yang dia bawa. Aku bisa mendengar teriakan protagonis itu dengan jelas.

< “Kim Dokja!!” >

“Shingun, perlakukan mereka sebagai teman.”

Guk guk!

Asap tembakau yang tadinya mengelilingiku langsung memenuhi pondok saat Breaking the Sky Sword Saint masuk ke dalam rumah bersama Yoo Joonghyuk. Asap itu adalah disappearance spell yang hanya mengelilingi pondok. Aku akan tersesat di dalamnya jika mengejar mereka berdua.

Jang Hayoung terlihat khawatir. “A-apa tidak apa-apa membiarkannya sendirian? Bagaimana kau dia mati?”

“Dia akan baik-baik saja…. Mungkin.”

Sayang sekali Breaking the Sky Sword Saint tidak mau mendengar ceritaku terlebih dahulu, tapi itu bukan situasi terburuknya. Memberi waktu untuk saint itu bukan masalah besar. Aku juga berharap dia mengerjai Yoo Joonghyuk dengan benar.

“Apa kita akan duduk dan menunggu disini?”

Jang Hayoung dan aku duduk setelah membantu Han Myungoh. Beberapa saat kemudian ada yang menyentuh kakiku.

Aku menoleh dan melihat Breaking the Sky Master sedang membawa semangkuk dumpling.

…. Kupikir itu dumpling yang tadi dibeli oleh Yoo Joonghyuk. Bagus, aku memang sedang lapar. Breaking the Sky Master menatapku dengan mata berbinar dan kemudian menggonggong.

Guk guk!

< “Makan.” >

Ucapannya cukup sopan hingga bisa membuatku terkesan. Aku mengambil satu dumpling dengan wajah malu-malu. Tatapan mata Breaking the Sky Master yang sedang menjulurkan lidah juga terus mengikuti gerakan dumpling itu. Dia benar-benar anjing yang sangat sabar.

“Apa kau juga mau?” tanyaku sambil membagi dumpling itu menjadi dua.

Guk guk!

< “Kau orang baik.” >

Breaking the Sky Master tersenyum dan duduk di sampingku. Dia menjulurkan kaki depannya seperti manusia dan mulai meniup dumpling itu. Aku berkata padanya, “Tempat ini sangat sepi.”

Guk guk!

< “Sudah lama sejak ada murid yang datang kemari.” >

Tidak jauh dari tempatku duduk, Jang Hayoung menatapku seakan aku adalah orang gila. Aku tersenyum padanya dan menaruh jari telunjuk ku di bibir untuk menyuruhnya tetap diam. Breaking the Sky Master menggonggong sekali lagi.

Guk guk!

< “Dulu suasananya tidak seperti ini.” >

Breaking the Sky Master menjilati kulit dumpling dengan wajah lucu, setelah itu dia memalingkan wajahnya ke arah pagar. Aku mengikuti arah tatapannya dan melihat pemandangan yang ada di luar pagar itu.

Itu adalah jalan yang kami lalui untuk sampai di padepokan ini. Aku bisa melihat sarang laba-laba dan debu disana, tapi Breaking the Sky Master yang sudah menghabiskan 100 tahun di tempat ini mungkin melihat pemandangan lain. Aku bisa menebak pemandangan apa yang dia lihat.

Guk guk!

< “Ada banyak aula martial art.” >

Guk guk!

< “Ada banyak murid.” >

Dulunya, jalan itu dipenuhi oleh aula-aula martial art. Itu adalah jalan yang dipenuhi oleh pemuda dan pemudi yang mempraktekkan martial art dari berbagai macam aliran. Mereka sangat bersemangat dan bersedia mendedikasikan diri mereka selama bertahun-tahun untuk meraih gelar master.

< “Mereka semua berkeringat, berusaha keras, dan berhasil mendapatkan penghargaan.” >

Tapi, sekarang tidak ada siapapun disini. Aku tidak perlu bertanya apa alasannya. Pemandangan-pemandangan yang kulihat dalam perjalanan menuju tempat ini sudah menceritakan alasan hilangnya orang-orang dari jalanan ini. Rasanya sangat sepi.

< “Tidak ada yang ingin mempelajari martial art dengan cara lama.” >

“Ya, kau benar.”

Aku tahu kenapa hal seperti ini bisa terjadi di Murim, tapi ini adalah konsekuensi yang terjadi secara alami. Mereka yang di masa remajanya tinggal di Murim dikalahkan oleh konstelasi yang menggunakan sistem. Mereka yang mendedikasikan hidup mereka untuk mempelajari martial art selama puluhan tahun dikalahkan oleh inkarnasi yang memiliki banyak koin dan bisa membayar untuk mempelajari skill baru hanya dalam waktu 5 menit saja.

< “Karena itu aku sangat senang saat kau datang.” >

…. Sepertinya dia sudah salah paham. Aku sama sekali tidak punya keinginan untuk belajar martial art di sini. Aku memutuskan untuk memberitahunya. “Um…. Cara lama tidak selalu bagus. Bukankah mempelajari skill baru dengan cepat itu lebih bagus?”

< “Apa maksudmu!? Jalan yang mudah hanya menghasilkan hasil yang buruk! Semua yang dibawa oleh konstelasi dan dokkaebi itu sangat buruk!” >

Mungkin anjing yang mempelajari martial art selama 100 tahun bisa mengembangkan filosofi anjing penjaga miliknya sendiri.

“Aku tahu kau tidak menyukai dokkaebi dan konstelasi. Tapi cara lama tidak selalu benar. Murim lama juga tidak terlalu adil, bukan begitu.”

< “Dulu, siapapun bisa menjadi master jika mereka berusaha dengan serius!” >

Aku tertawa. “Apa kau benar-benar berpikir seperti itu?”

Aku tahu apa yang ingin dikatakan oleh Breaking the Sky Master. Aku juga tahu jika perkataannya tidak salah. Tapi aku tidak bisa setuju dengan pemikirannya. Jika aku membiarkan hal ini begitu saja, Breaking the Sky Master dan Breaking the Sky Sword Saint akan dilahap waktu yang terus berjalan dan akan menemui ending yang sama seperti dalam novel. Aku tidak ingin membiarkan hal itu terjadi diregresi ke-3.

Di detik inilah ekspresi Breaking the Sky Sword Saint berubah. Kupikir dia marah padaku, tapi ternyata bukan aku yang dia tatap. Dia mengalihkan pandangannya karena merasakan aura berbahaya dari luar pagar. Seseorang sedang berjalan ke arah kami.

{ Breaking the Sky Sword Saint. Serahkan teknik milikmu.}

Gerbang pagar terbuka lebar dan beberapa dokkaebi muncul dari sana. Kupikir mereka akan datang beberapa saat lagi, tapi ternyata mereka sudah ada disini. Breaking the Sky Master meningkatkan output sihirnya dan menggonggong dengan keras.

Dokkaebi itu berkata, {Aula martial art di dekat sini sudah menyerahkan semua teknik yang mereka miliki! Berapa lama lagi kau bisa melindungi teknikmu!? Aku sudah berkata jika kau akan kehilangan waktu jika terus bersikap keras kepala seperti ini! Berapa lama lagi kami harus menunggu kau menjual teknikmu pada kami…}

Ngomong-ngomong, sepertinya aku kenal dengan dokkaebi satu itu. Mata dokkaebi itu langsung membelalak saat menatapku.

{Kau….?}

 

Chapter 231     Daftar Isi     Chapter 233


Komentar

Postingan Populer