Mahouka Vol. 14 Chapter 1 Part 1
Disclaimer: Novel ini bukan punya sayaa
Kuil Kyuuchouji—tempat Yakumo mengabdi sebagai kepala pendeta—berada di puncak sebuah bukit kecil di daerah Fuchu, salah satu bagian dari kota Tokyo lama. Kuil itu banyak melakukan aktivitas sukarelawan yang berhubungan dengan pekerjaan fisik—atau ‘latihan’ bagi orang-orang kuil. Karena itu tidak aneh jika ada yang melihat mereka (orang-orang kuil) berkeliaran di area pemukiman, bahkan bisa dibilang hal itu adalah daya tarik yang unik dari daerah itu.
Karena itu, jika ada seseorang yang datang ke area ini dan
melihat peta lama yang berasal dari 100 tahun yang lalu, mereka pasti akan
kaget ketika mengetahuinya.
Mereka akan tahu jika dulu tidak ada kuil di area ini.
Mereka juga akan tahu jika tidak ada bukit di area
ini.
Di paruh akhir Global War Outbreak yang berlangsung selama
20 tahun, sebuah kota metropolitan yang juga dirancang sebagai benteng
pertahanan Jepang didirikan di Chofu, Fuchu, dan Mitaka Musashino dengan
pangkalan udara Chofu sebagai pusatnya. Itu artinya penduduk sipil di area
tersebut sudah diungsikan setidaknya 10 tahun sebelumnya—hal ini merujuk pada
peraturan tentang pemisahan tempat tinggal penduduk sipil dan tentara. Bukit tempat
Kuil Kyuuchouji berdiri sebenarnya adalah sebuah konstruksi fasilitas pertahanan
bawah tanah yang kemudian ditutupi dengan tanah.
Sayangnya, area luar metropolitan tidak bisa terhindar dari
kerusakan yang dibawa oleh api peperangan. Namun, berkat benteng anti serangan
udara di Musashino ini tidak ada korban dan kerusakan properti di area dalam
kota tua. Di sisi lain, kota yang digunakan sebagai benteng ini sudah mendapat
serangan dari beberapa pihak, tapi kau bisa berkata jika evakuasi penduduk
sipil tidaklah sia-sia.
Semua itu menyebabkan terbentuknya sebuah lembaran kosong
baik bagi kota dan penduduk aslinya. Mereka yang pulang ke ’rumah’ yang sudah
dibangun ulang oleh pemerintah. Tapi, rumah mereka tempati bukanlah replika
sempurna dari rumah lama mereka.
Setelah diadakan rapat yang membahas soal fasilitas
pertahanan di kota tersebut, pihak pemerintah memutuskan untuk tidak
membongkarnya—pilihan yang mereka ambil adalah menyegel pintu masuknya. Keputusan
itu membuat banyak orang kehilangan tempat tinggalnya, karena itu pemerintah
mulai memperkenalkan sistem transportasi umum canggih yang terlihat sangat
futuristik. Berkat semua itu, kota mereka memiliki pemandangan yang jauh
berbeda dengan kota tradisional biasa di zamannya.
Jalur tersendiri untuk cabinet—transportasi umum densitas
tinggi yang bisa membawa beberapa orang dalam kelompok kecil—bukan satu-satunya
fasilitas baru yang ditambahkan di sana. Beberapa bangunan modern, bangunan
tradisional, fasilitas umum baik besar dan kecil juga ditambahkan di kota
tersebut. Setelah kota selesai dipercantik, sebuah kuil juga didirikan di atas
bukit. Di tahun-tahun inilah kuil Kyuuchouji dibangun.
Rasanya sulit untuk menyebut jika kuil ini memiliki latar
belakang yang normal. Sebagai hadiah atas kooperasi nya dengan Institusi
Pengembangan Sihir Nomor 9, kepala pendeta yang sebelumnya—guru
Yakumo—mendapatkan kuil ini sebagai tempat tinggal dan markas untuk melatih
muridnya—lebih tepatnya dia melatih shinobi baru dan bukan pendeta
seremonial biasa.
Untuk alasan itu, bagian luar kuil Kyuuchouji didesain untuk
terlihat seperti kuil tua sebagai bentuk kamuflase. Bagian atas kuil yang
dikelilingi oleh tembok juga dibangun dengan style tradisional Jepang di awal
abad 20 an.
Sebaliknya, basement kuil ini mencakup fasilitas latihan
yang sangat-sangat amat dalam dengan luas melebihi luas kuil yang ada di
atasnya. Tempat latihan ini dibangun dengan teknologi konstruksi terbaru dan
dipenuhi alat dengan teknologi paling canggih—dengan kata lain tempat latihan
ini tidak terlihat seperti tempat latihan sihir tradisional pada umumnya. Bisa
dibilang, kuil Kyuuchouji adalah tempat yang memiliki fasilitas latihan paling
modern di Jepang.
Saat Kazama mengenalkan Tatsuya pada Yakumo, dia
melakukannya sambil memikirkan fasilitas latihan tersebut. Kemampuan Yakumo
sebagai seorang guru beladiri membuatnya menjadi pilihan terbaik dalam
bidangnya. Meski begitu, niat Kazama membawa Tatsuya kesana bukan hanya untuk
meningkatkan kemampuan bertarungnya saja. Dia tidak mengajak Tatsuya menjadi
tentara karena dia ingin pemuda itu menjadi prajurit petarung jarak dekat biasa.
Kazama ingin mengembangkan kemampuan penyihir super kuat yang bisa
bertarung di garis depan tidak peduli apapun kondisinya.
Guru untuk beladiri dan fasilitas dimana latihan sihir bisa
digunakan. Saat Kazama tahu rumah Tatsuya ada di dejat kuil Kyuuchouji, dia
tidak ragu untuk mengambil kesempatan itu.
Saat ini, Tatsuya ada di lantai terendah dari tempat latihan
bawah tanah yang ada di kuil Kyuuchouji. Dinding, lantai, dan atapnya dibangun
sebanyak 3 lapis. Mulai dari lapisan yang ada di dalam—lapisan semen dan beton
setebal 10 cm, lalu lapisan timah setebal 30 cm, dan lapisan semen-beton untuk
insulasi neuron setebal 60 cm.
Tempat ini bukan tempat perlindungan untuk serangan nuklir.
Ini adalah tempat untuk latihan sihir, dari atas hingga bawah. Lalu, kenapa
lapisan isolasi neuron diperlukan di tempat seperti ini? Alasannya adalah sihir
modern yang dikembangkan di awal abad ke-21.
Awal mula penelitian sihir dan pengembangannya bisa dilacak
hingga insiden di tahun 1999 ketikan seorang polisi Amerika menghentikan
serangan teroris nuklir dengan menggunakan kemampuan yang aneh. Pada saat itu,
orang-orang menyebut kemampuan itu sebagai kekuatan sihir/cenayang.
Setelahnya, tujuan awal dari penelitian dan pengembangan sihir modern adalah
untuk mencari cara melawan serangan nuklir—lebih khususnya menghentikan dan
mengendalikan fisi nuklir dan juga menghalau dan menetralkan radiasi.
Penelitian tersebut akhirnya membuahkan hasil. Mereka
membuat kemajuan pesat dan mengklaim bahwa mereka berhasil membuat barrier
neutron dan filter sinar gamma. Namun demikian, pengembangan dan perbaikan
teknik untuk melawan konsep nuklir terus dilanjutkan dan dikatakan sebagai
aspek krusial dalam pengembangan kemampuan sihir.
Itulah yang sedang Tatsuya lakukan di ruangan ini, tapi yang
dia lakukan bukanlah latihan menghalau radiasi atau meningkatkan teknik sihir
untuk mengontrol fisi nuklir dengan lebih baik. Bisa dibilang, yang dia lakukan
malah berbanding terbalik dengan semua itu.
Tempat latihan bawah tanah ini sekarang digunakan sebagai
kolam, akan tetapi mereka tidak menuangkan air hingga Tatsuya bisa berenang di
dalamnya. Saat ini Tatsuya sedang berdiri di dalam air dengan tinggi sebahu.
Dia mengenakan kaos pendek dan memegang CAD berbentuk pistol. Jujur, baju yang
dia kenakan tidak terlalu cocok untuk berenang, tapi wajah dan rambutnya sudah
basah kuyup karena percikan air.
Tatsuya memegang sebuah benda yang tidak mirip dengan CAD
custom favoritnya—Silver Horn di tangan kanannya. Dari permukaan CAD yang tidak
terpoles itu, siapapun bisa tahu jika itu hanyalah CAD prototipe. Perbedaan
yang mencolok dari Silver Horn yang biasa dipakai Tatsuya adalah benda mirip
bayonet yang terpasang di bagian bawah barel CAD. Mirip bayonet, karena
bagian itu hanya terlihat seperti batangan besi yang tebal tanpa pisau ataupun
sisi yang tajam dan karena bagian itu ditempatkan seperti bayonet pada umumnya.
Setelah merendam tangan kanannya dalam air, Tatsuya menarik
pelatuk CAD nya. Dua sekuen aktivasi mulai terbentuk di dalam air dan
kemudian diserap oleh tangan kanannya. Satu dari dua sekuen itu adalah output
dari CAD nya dan yang satunya berasal dari bagian tambahan mirip bayonet.
Dua program sihir itu bereaksi pada bayonet tambahan itu dan
air yang ada di dekat ujung CAD Tatsuya mulai membentuk gelembung. Tatsuya
menggeram sambil menggeratakkan giginya, lalu dia jatuh ke lututnya dan
menjatuhkan CAD nya. Tangan kanannya menderita luka bakar yang cukup serius.
Tatsuya merendam seluruh badannya dalam air selama beberapa
saat dan kemudian kembali berdiri di dua kakinya. Rambutnya basah karena dia
sudah berkali-kali mengulang proses yang sama. Setelah menarik nafas panjang
sebanyak beberapa kali, Tatsuya mengangkat tangan kanannya ke depan mukanya
sambil membuka dan menutup telapak tangannya. Luka bakarnya sudah hilang karena
dia menggunakan Regenerate, tapi memeriksa kinerja tangannya adalah sebuah
kebiasaan. Damage yang dia terima sangat parah hingga dia tidak bisa
menghilangkan sensasi yang dia rasakan beberapa saat yang lalu.
Ketika dia berhasil merasakan tangan kanannya kembali, dia
menjulurkan tangannya dan meraih CAD yang mengambang di permukaan air. Bagian
mirip bayonetnya sudah terlepas dan saat ini sedang tergeletak di atas lantai.
Bayonet itu juga sudah kembali normal berkat Regenerate.
Tatsuya mempersiapkan CAD nya sekali lagi. Tapi, sebelum dia
bisa mengaktifkan sihirnya, ada suara pelan yang menyapa telinganya.
“Tatsuya, ini sudah tengah malam.”
Itu adalah efek teknik vibrasi udara. Caranya mirip seperti
yang digunakan Silvia Mercury First, penyihir kelas planet dari Stars—pasukan
penyihir elit dari USNA; hanya saja proses aktivasinya yang berbeda. Yakumo
menggunakannya untuk berbisik pada Tatsuya dari luar ruangan.
“…. Baik, sensei.”
Tatsuya menjawab seperti biasa, tapi dia tahu Yakumo pasti
bisa mendengar jawabannya dengan menggunakan teknik tersebut.
Sesaat kemudian—seperti dugaan Tatsuya—volume air yang
memenuhi ruang latihan langsung menyusut. Setelah menunggu air habis selama
beberapa detik, Tatsuya menggunakan mantra tipe dispersi untuk menarik semua
kelembaban berlebih dari kulit, rambut, dan pakaiannya.
Tapi Tatsuya tahu, dengan level kekuatannya saat ini dia
tidak bisa mengeringkannya dengan sempurna. Meski begitu dia tetap berusaha
menghilangkan sebanyak mungkin air agar tidak menimbulkan masalah yang lebih
banyak—misalnya dirinya yang harus mengepel lantai tengah malam karena air
menetes dari tubuhnya. Setelah selesai, Tatsuya menggerakkan tombol pintu yang
ada di balik dinding dengan mantra tipe berat. Alat elektronik tidak bisa dipasang
di dinding karena sifat yang dimiliki oleh ruangan tersebut.
Jika kau tidak bisa menggunakan sihir, kau tidak akan
bisa keluar dari sini sendirian.
Begitu pikir Tatsuya saat dia mulai menaiki tangga menuju
permukaan. Dia melakukannya karena Yakumo sudah memutus semua peralatan listrik
yang ada di sini.
XXXXX
Minggu, 23 September 2096.
Meski Tatsuya pulang ke rumah tepat 1 detik sebelum tanggal
berganti, paginya dia kembali ke kuil untuk berlatih. Saat Miyuki melihat pesan
yang ditinggalkan sang kakak di server rumah, dia mulai merasa khawatir. Apa
sang kakak tidak kekurangan waktu istirahat?
Kakaknya bukan tipe orang yang akan berhenti ketika Miyuki menasihatinya
agar tidak terlalu memaksakan diri. Yah, mungkin Tatsuya akan mendengarkan jika
Miyuki mengatakannya sambil menitikkan air mata, tapi itu hanya Solusi sementara.
Miyuki baru saja menggunakan cara seperti itu bulan lalu. Dengan raut wajah
setengah menyerah, Miyuki pun memutuskan untuk menyimpan air matanya sebagai
cara terakhir, ketika ada masalah yang lebih penting daripada ini.
Di dapur, Minami sudah mulai mempersiapkan sarapan untuk
mereka bertiga. Belakangan ini, interaksi Miyuki dan Minami sudah menjadi jauh
lebih baik. Mereka bahkan bergantian untuk menyiapkan makan sehari-hari di
rumah mereka. Di zaman ketikan automaton bisa melakukan banyak hal, tidak
banyak orang yang mau menghabiskan waktu untuk memasak, kecuali pada
acara-acara tertentu. Karenanya, keduanya merasa jika keributan kecil yang
mereka lakukan ketika berebut memasak adalah hal kekanakan di mata orang lain.
Karena itu, Miyuki membiarkan Minami memasak di dapur dan
kemudian pergi ke kamar mandi.
Di ruang ganti, Miyuki menggunakan HAR (Home Automation
Robot) untuk menyiapkan seragam milik Tatsuya. Tentu pakaian dalam sang kakak
juga termasuk di dalamnya, tapi hal itu sama sekali tidak membuat Miyuki merasa
malu.
Sebenarnya, saat mereka masih kelas 3 SMP, Miyuki pernah
berpikir apakah merasa malu saat melihat dan menyentuh pakaian dalam seorang
laki-laki akan membuatnya terlihat lebih feminism—meski sebenarnya pakaian
dalam itu milik kakaknya sendiri. Akan tetapi, ketika Miyuki membayangkan
pipinya memerah saat melihat pakaian dalam sang kakak, dia langsung merubah
pikirannya. Sikap seperti itu hanya akan membuatnya terlihat seperti orang aneh.
Tapi, ketika orang lain melihat senyum bahagianya saat menyiapkan keperluan
mandi sang kakak, mereka mungkin berpikir ‘ah, gadis ini sudah tidak tertolong
lagi.’
Tentu mereka tidak akan pernah mengatakan hal itu di
depannya.
Ketika Miyuki sudah selesai mempersiapkan semua kebutuhan
Tatsuya, tiba-tiba dia berjalan cepat ke arah pintu rumah sambil membawa handuk
milik sang kakak. Miyuki tidak berlari karena hal itu terlihat tidak sopan
untuk seorang nona muda sepertinya. (Miyuki membuat peraturan untuk dirinya
sendiri. Dia tidak akan melakukan sesuatu yang bisa membuat kakaknya merasa
malu, bahkan jika tidak ada seorangpun yang melihatnya).
Suara otentikasi gerbang biometric rumah mereka berbunyi dan
gerbang pun terbuka secara otomatis. Saat Minami menoleh ke arah pintu, dia
bisa melihat Miyuki yang sudah siap menunggu kepulangan sang kakak.
“Selamat datang, oniisama.”
Komentar
Posting Komentar