Mahouka Vol.13 Chapter 6 Part 11

 Disclaimer: Novel bukan punya saya


“Saya bisa menjawab pertanyaan itu—kami tidak menyukai kerjasama di antara mereka. Ayah saya berulang kali memperingatkan paman Makoto agar memikirkan kembali keputusannya mengundang para immortalis itu untuk bekerja sama di Laboratorium Sembilan.”

Kali ini, meski Fujibayashi berjengit di bawah tatapan Yakumo, dia tetap memberikan jawaban yang jelas. Tentu, pernikahan tersebut adalah alasan kenapa keluarga Fujibayashi menganggap keluarga Kudou sebagai sekutu. Akan tetapi, alasan mereka memilih untuk berseberangan dengan para tradisionalis daripada memediasi hubungan antara mereka dan para klan Sembilan adalah karena mereka mengetahui seberapa besar bahaya yang bisa dibawa oleh para penyihir asing itu.

“Teknologi para pengkhianat itu memang berguna. Jika kita menggunakan mantra yang mereka berikan, konsumsi psionik Parasidoll bisa dikurangi hingga 30%. Tapi ayah dan saya percaya jika bekerja sama dengan mereka adalah sebuah kesalahan.”

“Master, aku minta maaf. Tapi mungkin kita harus mulai dari awal.”

Setelah mendengar ucapan Tatsuya, tensi antara Yakumo dan Fujibayashi menghilang. Wajah Yakumo kembali normal dan senyum tipisnya kembali muncul.

“Letnan Fujibayashi.” Sebagai gantinya, Tatsuya menunjukkan senyum penuh perhitungan yang terlihat mengerikan. Senyum itu memaksa Fujibayashi merasakan tekanan lain yang sama berbahayanya.

“Saya sudah mengalami banyak masalah dalam insiden ini, bu. Saya juga sudah tahu garis besarnya—uji senjata sihir akan dilakukan dengan membuat Parasidoll berhadapan dengan murid-murid SMA sihir selama kompetisi berlangsung—tapi saya tidak punya gambaran apapun mengenai apa yang sedang terjadi di balik layar. Dan jujur saja, hingga sekarang saya masih belum mengetahuinya. Informan saya cukup pelit dalam memberikan informasi.”

“Ummm... Tatsuya-kun, itu...”

Fujibayashi berjengit saat melihat senyum Tatsuya.

Tatsuya yang lega dengan reaksi atasannya itu pun menghapus senyum sadisnya.

“Tetap saja, masalah ini tidak terlalu sulit jika anda mengabaikan apapun yang diinginkan sang dalang.”

Miyuki sudah membuat Tatsuya menyadarinya. Tapi karena masalah itu tidak ada hubungannya dengan pembicaraan mereka, Tatsuya memutuskan untuk tidak mengatakannya disini.

“Pertama, para petinggi anti-GAA yang ada di JGDF merubah event yang ada di Kompetisi Sembilan Sekolah menjadi lebih mirip dengan medan pertempuran.”

Tidak ada yang membantah poin ini.

“Selanjutnya, keluarga Kudou mengambil keuntungan dan membuat rencana untuk melakukan uji performa terhadap Parasidoll.”

“Meski ide ini datang dari kakek, awalnya paman tidak menyetujuinya.”

“Kalau begitu yang memutuskan untuk menerima para immortalis itu adalah Yang Mulia Kudou?”

“.... Bukan. Yang memberikan persetujuan adalah paman Makoto.”

“Saaya mengerti. Kita panggil saja orang yang sedang mendekati dan memanfaatkan keluarga Kudou yang sekarang sebagai ‘X’. X ingin membuat Parasidoll kehilangan kontrol sehingga memberikan luka fatal pada para peserta. Mungkin mereka tidak akan membunuh mereka, tapi X ingin memberikan luka parah yang bisa mempengaruhi kehidupan mereka sebagai penyihir. Kemungkinan besar Tujuan utama X adalah memutus rantai suplai penyihir yang terhubung dengan kekuatan tempur negara ini. Dengan melakukan itu dia bisa membuat halangan yang besar untuk pertumbuhan kekuatan nasional Jepang.”

“Ya, kami juga berpikir seperti itu. Karena itu sekarang aku ada disini.”

“... Untuk melakukan apa, bu?”

Fujibayashi tidak memalingkan wajahnya dari tatapan Tatsuya yang dipenuhi rasa tidak percaya.

“Tatsuya-kun, kami ingin meminta bantuanmu untuk mencegah Parasidoll lepas kendali di event besok.”

Saat mengatakan permintaan/perintah itu Fujibayashi tidak berdiri dan tetap duduk di kursinya sambil menundukkan kepala dalam-dalam. Wanita itu juga memanggilnya Tatsuya, bukan prajurit spesialis Ooguro.

“Bantuan saya, bu?”

“Ya. Ini bukan perintah. Yang kami minta darimu bukanlah perintah untuk melakukan misi. Ini adalah permintaan dari kami.”

Fujibayashi kemudian mengangkat kepalanya dan berdiri dari sofa. Tatsuya juga ikut berdiri, dia melihat gestur Fujibayashi sebagai permintaan agar dia ikut dengannya. Fujibayashi pun berjalan menuju ke sebuah benda—yang tergantung dari perspektif orang yang melihat—terlihat seperti peti mati yang cukup besar untuk orang dewasa. Wanita itu membuka peti itu dan Tatsuya berdiri di sebelahnya.

Sepertinya engsel ‘peti’ itu diisi dengan spirit, karena tutup peti itu bisa membuka secara otomatis setelah disentuh sedikit oleh Fujibayashi. Di dalamnya terdapat sesuatu yang berwarna ultramarine, sesuatu yang mirip dengan coverall tebal—MOVAL suit.

“Meski ini tidak resmi, Keluarga Kudou dari 10 Master Clans akan melakukan uji performa Parasidoll di wilayah JDF. Jika kami melakukan interferensi, kami bisa menyulut api permusuhan dalam tubuh JDF itu sendiri... Dan mungkin itu bisa memicu pertarungan pribadi antara militer dan 10 Master Clans.”

“Apa anda meminta saya untuk melakukan sabotase ilegal, bu?”

Suara Tatsuya terdengar dingin tanpa maaf. Secara tidak langsung Tatsuya berkata jika identitasnya sampai terbongkar, pihak Batalyon Sihir Independen tidak akan membantunya. Tiga orang yang ada di dalam mobil itu mengerti seberapa serius masalah ini.

“Aku tidak bisa mengatakan apa-apa untuk membuatmu tidak berpikir seperti itu.”

Tatapan Tatsuya menjadi semakin tajam, tapi Fujibayashi tetap tidak memalingkan wajahnya. Dia mungkin memang berpura-pura percaya diri, tapi dia tidak terlihat ketakutan dengan tatapan Tatsuya.

“... Baiklah.”

Di akhir perang tatap mata itu, Tatsuya lah orang yang pertama memalingkan wajahnya. Dia memang sudah berencana untuk mengatasi Parasidoll dengan caranya sendiri. Dan sekarang dia berterima kasih karena bisa menggunakan MOVAL suit terbaru yang memiliki spesifikasi kamuflase.

“Terima kasih. Kau bisa menggunakan mobil ini sesukamu. Ini kuncinya.”

Tatsuya mengambil wireless controller dari tangan Fujibayashi.

“Tekan tombol ini jika kau sudah selesai. Mobil ini akan langsung meledak setelah lima menit. Tentu yang meledak hanya bagian dalamnya saja.

Fujibayashi menunjuk satu bagian pada dinding mobil yang terlihat seperti sebuah rangkaian mekanis—sebuah kotak dengan garis kuning dan hitam dengan tombol merah mencolok di bagian tengah.

“Bagaimana dengan MOVAL suit nya, bu? Saya yakin anda tidak mau benda ini rusak.”

“Jika kau meletakkannya kembali ke dalam kotak, kotak itu akan melindunginya. Kami sudah mencobanya.”

“Dimengerti, bu.”

Tatsuya menganggukkan kepalanya sambil menatap tombol merah itu. Setelah itu dia berkata, “Saya akan menerima bantuan anda karena kita memiliki tujuan yang sama. Tapi suatu hari nanti saya akan menagih hutang ini, bu.”

 

Wajah Fujibayashi terlihat pucat pasi saat Tatsuya berkata seperti itu. Dia langsung mengucapkan sampai jumpa seakan dia ingin segera pergi dari sana. Setelah itu dia memberikan kunci mobil dan MOVAL suit pada Tatsuya dan berjalan kembali ke hotel. Kali ini Yakumo menemaninya. Ketika mereka berdua sudah tidak bisa melihat mobil itu, Yakumo bertanya.

“Nona, apa itu benar-benar perintah dari Kazama?”

“... Apa yang anda maksud? Dan lagi, bisakan anda berhenti memanggilku nona?” Fujibayashi bertanya balik dengan wajah tegang.

“Oh, maafkan aku. Ini cuma pendapatku, Fujibayashi-san. Mungkin kau tidak perlu membuat Tatsuya melakukan sesuatu seperti itu. Ah, jangan salah paham dulu. Yang kumaksud adalah mungkin... Mungkin saja Parasidoll tidak akan lepas kendali.”

“Anda ingin berkata jika saya sedang berbohong?”

“Yah, itu juga bagian dari pekerjaanmu...” jawab Yakumo yang terlihat pura-pura tidak paham. Orang yang mendengar ucapannya mungkin akan berpikir jika laki-laki itu sedang mengkritik atau mungkin sedang menghibur. “Semua senjata memiliki sistem keamanan. Retsu Kudou tidak terlihat seperti seseorang yang akan melupakan hal penting seperti itu... Ngomong-ngomong Fujibayashi-san, mungkin ini adalah sesuatu yang tidak kau ketahui. Dalam ilmu esoterik Buddhisme ada sebuah teknik yang digunakan untuk menggerakkan boneka seperti makhluk hidup. Meski teknik itu hanya imitasi doktrin anak-anak yang digunakan sebagai pengganti para akolit yang tidak bisa memberikan doktrin khusus untuk anak-anak karena kurangnya nilai kebaikan.”

“Tidak.... Saya tidak tahu soal itu, tapi saya bisa membayangkannya.”

Fujibayashi menjawab dengan hati-hati saat mendapat pertanyaan diluar topik seperti ini. Meski dia sudah memperhatikan ekspresi Yakumo, dia tetap tidak bisa membacanya. Dia juga tahu jika kegelapan bukan satu-satunya alasan.

“Baru-baru ini aku mengunjungi kuil utama setelah sekian lama tidak pergi kesana. Aku bertanya pada seorang ahli soal ini. Dia berkata jika dia sudah sampai pada titik dimana dia menyebutnya doktrin anak-anak dan dia berkata jika dia tidak menggunakan imitasi apapun.”

Yakumo mengatakannya sambil menunjukkan senyum sakan dia sudah menghadapi masalah saat itu.

“Tapi sepertinya tidak ada caster yang lupa membedakan target untuk dilindungi dan target untuk diserang. Dan saat para boneka menghancurkan definisi itu, mereka akan menghukumnya. Dia berkata mereka sudah mencegah makhluk yang menggerakkan para boneka agar tidak melakukan perbuatan buruk—dan dia juga berkata jika teknik penyegelan sudah dimasukkan dalam mantra pengendalinya.”

Yakumo berbalik. Tatapan matanya terlihat kosong dan senyumnya terlihat seperti bulan sabit. Wajah yang mirip seperti boneka yang dirasuki oleh iblis itu membuat Fujibayashi hampir berteriak—bukan, dia mencoba untuk tidak berteriak tapi gagal.

Di satu titik, dia sudah jatuh kedalam mantra Yakumo.

“Parasidoll memiliki mantra yang mirip di tubuh mereka, bukan begitu? Misalnya satu mantra untuk mencegah mereka menyerang murid-murid non-petarung. Jika itu tidak dilakukan, nilai Parasidoll sebagai senjata akan merosot tajam.”

“... Itu benar.”

Fujibayashi tidak kehilangan kesadaran atau kehendaknya.

“Meski para immortalis mencoba membuat Parasidoll menyerang anak-anak SMA, mantra aslinya tidak akan mengizinkan hal tersebut. Sesaat sebelum mereka bisa mengamuk, mantra kontrolnya akan aktif dan segel yang sudah tertanam akan menghentikan para parasite.”

“Saya juga sudah mendengar soal itu.”

Fujibayashi tidak bisa menyembunyikannya. Dia tidak bisa berbohong.

 

Chapter 6-10     Daftar Isi     Chapter 6-12


Komentar

Postingan Populer