Mahouka Vol.13 Chapter 6 Part 10

 Disclaimer: Maaf ya kalau terjemahannya rada aneh  😝


Tatsuya pergi ke balkon observasi hotel setelah makan malam. Bulan belum muncul, tapi langit terlihat sangat cerah. Gunung Fuji menunjukkan bentuknya dengan jelas di ujung langit. Di depannya, terhampar kegelapan tak berujung. Sekarang Tatsuya sedang menatap tempat digelarnya event Steeplechase dan hutan buatan yang mengelilinginya. Jika keduanya digabungkan, maka itu akan menjadi tempat yang cocok untuk bertempur.

“Bagaimana?” tanyanya pada robot berbentuk wanita yang ada di sebelahnya.

“Tidak ada respon. Sepertinya mereka sedang tertidur.”

Yang menjawab pertanyaan Tatsuya adalah iblis yang ada di dalam robot itu. Makhluk itu mendapat julukan Parasite setelah diadakan konferensi di kota London. Dia adalah makhluk berbentuk informasi pushion yang dipanggil Pixie oleh Tatsuya dan yang lainnya.

“Kalau begitu kita harus menunggu hingga besok.” Ucapnya pada diri sendiri. Kata-katanya penuh dengan rasa kekecewaan.

Meski begitu, wajah Tatsuya tidak menunjukkan tanda kekecewaan sedikitpun. Tatsuya memang ingin tahu dimana para Parasidoll berada. Robot-robot humanoid itu adalah senjata sihir yang akan menjadi bintang utama dalam eksperimen besok. Meski begitu dia tidak membawa Pixie kemari dengan harapan untuk menemukan mereka. Lagipula, jika dia hanya ingin mencari para Parasidoll itu, dia tidak perlu naik ke tempat setinggi ini. Pada dasarnya Pixie adalah makhluk yang sama dengan mereka, karena itu selama Pixie dan Parasidoll sama-sama aktif mereka bisa saling mendeteksi satu sama lain.

Sejak malam dimana Miyuki menceramahinya karena bermaksud untuk mengorbankan hidupnya sebagai penyihir, Tatsuya sudah mengabaikan rencana untuk menghentikan eksperimen keluarga Kudou sebelum event dimulai, meski itu artinya dia akan membahayakan nyawa murid sekolah sihir yang lain. Mungkin ini adalah informasi yang diinginkan informan misteriusnya, tapi dia memutuskan untuk memikirkan apa yang akan dia lakukan besok—bersamaan dengan dimulainya event Steeplechase.

Jika dipikirkan lagi, sepertinya informan misterius itu tidak berharap Tatsuya menghentikan eksperimen itu sebelum dimulai, akan tetapi mereka tetap akan mengirimkan informasi tambahan jika dia tetap memilih opsi tersebut.

Tujuan Tatsuya pergi ke balkon ini adalah untuk mengamati panggung pertunjukan yang sedang tenggelam dalam gelapnya malam—bisa dibilang dia melakukan ini hanya karena ingin. Jika ditanya, dia mungkin akan memberikan jawaban bahwa dia ingin mengalihkan perhatiannya dari rasa amarahnya pada keluarga Kudou dan informan tidak dikenal yang sudah memanipulasinya. Gampangnya, dia sedang berteriak ‘Tunggu saja besok!’ dalam hati. Membuat Pixie mencari mereka hanyalah perintah sampingan.

“Tatsuya-kun.”

Balkon observasi ini masih terbuka untuk umum meski matahari sudah terbenam. Meski begitu Tatsuya masih tetap penasaran dengan siapa yang cukup iseng hingga pergi menemuinya malam-malam seperti ini.

“Master, kesini untuk menikmati angin malam?”

Tentu saja, untuk urusan ingin tahu Yakumo sudah mengalahkannya dengan telak.

Jika memikirkan orang lain yang juga penasaran sama sepertinya, tidak mungkin Tatsuya tidak memikirkan nama sang master.

“Aku? Yah, begitulah. Angin malam terasa lebih enak daripada angin AC. Tapi kupikir nona disebelah sana sedang membutuhkan sesuatu darimu, bukankah begitu? Kurasa ini saat yang tepat untuk mengatakan sesuatu padanya.”

Tuh kan... Tatsuya sebenarnya tidak mengangkat bahunya atau apa... Dia hanya menunjukkan aura yang cukup mirip dengan itu. Beberapa saat kemudian dia berbalik dan mengarahkan matanya pada orang tersebut.

Sosok yang muncul dari kegelapan itu adalah seorang wanita yang lebih tua darinya, tapi masih dianggap muda oleh standar sosial. Dia terlihat berbeda dari biasanya karena dia tidak menunjukkan senyum manis di wajahnya. Ya, sekarang wajah wanita itu sekarang terlihat tegang dan serius.

“Seperti yang kuduga, pesan itu datang dari anda, benar kan Letnan?”

Tatsuya memberikan pertanyaan tanpa basa-basi seakan dia sedang melanjutkan pembicaraan yang sudah mereka mulai sebelum ini.

Fujibayashi hanya bisa tersenyum kecut. “Kenapa kau bisa tahu?”

“Ini soal kemungkinan, bu. Dari semua kenalanku, anda adalah satu-satunya orang yang bisa menggunakan teknologi secanggih itu.”

“Tapi mungkin saja kau tidak mengenal orang yang mengirimkan itu padamu.”

“Tidak ada artinya memikirkan kemungkinan itu, bu.”

“Ya, kurasa memang begitu...”

Meski suasana mereka sudah sedikit cair, wajah Fujibayashi masih terlihat pucat. Apakah itu karena tegang atau karena rasa bersalah, atau mungkin sesuatu yang lain? Tatsuya tidak memiliki kemampuan untuk mengetahuinya dengan pasti.

Lebih baik bertanya jika dia tidak mengetahuinya, dan itu bukan satu-satunya cara untuk menyelesaikan masalah ini. Karena itu, tanpa basa-basi Tatsuya bertanya pada Fujibayashi.

“Anda juga mengirimkan peringatan saat saya sedang berada di jalan depan Laboratorium 9, benar kan?”

“Hm, benarkah... Memangnya aku ingin kau melakukan apa...?”

Tatsuya menatap tajam ke arah Fujbayashi, tapi dia tidak bisa menemukan tanda jika wanita itu sedang menghindari pertanyaannya.

“Tatsuya-kun, kenapa kita tidak pindah ke tempat lain?”

Apapun situasi yang sedang terjadi sekarang, mereka pasti cukup hati-hati karena merasa jika kamera dan mikrofon tersembunyi tidak cukup untuk mengumpulkan informasi.

“Jika itu keinginan anda, bu...”

Ada beberapa hal dalam insiden ini yang membuat Tatsuya kesulitan untuk memutuskan apakah Fujibayashi dan Batalion Sihir Independen merupakan sekutunya atau bukan. Otaknya masih mencoba mencari perangkap yang mungkin bisa membuat misinya menjadi lebih sulit. Tapi sepertinya tidak ada hal yang berbahaya.

“Apa anda juga ingin ikut, master?”

“Tentu saja.”

“Aku tidak keberatan.”

“Baik, bu. Silahkan lewat sini.”

Setelah Tatsuya mendapatkan persetujuan dari keduanya, dia pun mengikuti langkah Fujibayashi.

 

Tempat yang dituju Fujibayashi, Tatsuya, dan Yakumo ada di sebuah kendaraan yang mirip dengan mobil kemping milik Tatsuya. Mobil itu diparkir agak jauh dari parkiran yang biasanya digunakan untuk kompetisi, dan tidak ada orang lain di dalam sana.

“Master, tidak ada sinyal komunikasi yang terdeteksi.”

Dengan bantuan Ushiyama dan yang lainnya, Tatsuya mengupgrade Pixie semaksimal mungkin—selama upgrade tersebut masih bisa ditolerir oleh tubuh Asli robot tipe 3H. Dan untungnya sensor yang dimiliki Pixie tidak menangkap sinyal atau hal lain yang terasa janggal.

“Tatsuya-kun, silahkan duduk. Anda juga bisa duduk dimana saja, sensei.”

Fujibayashi mempersilahkan kedua tamunya untuk duduk di kursi sofa yang tersedia. Setelah itu Fujibayashi menatap Pixie, tapi dia tidak mengatakan apa-apa dan langsung menuju dapur yang ada di dalam mobil.

Wanita itu sepertinya tidak mau membuat tamunya menunggu terlalu lama. Karenanya dia hanya mengambil tiga gelas, mengisinya dengan air dan membawanya ke area tempat duduk. Setelah meletakkan gelas di depan Tatsuya dan Yakumo, Fujibayashi duduk berhadapan dengan mereka sambil terus mengabaikan keberadaan robot tersebut.

“Kau ingin aku menjelaskan mulai awal?”

Tanpa menunggu tamunya meminum minuman yang dia sajikan, Fujibayashi langsung bertanya pada Tatsuya. Mungkin kata-katanya yang terdengar santai mengindikasikan jika Fujibayashi sedang berbicara secara khusus pada si pemuda.

“Tentu, bu. Tapi, sebelum kita membahas masalah ini, saya ingin memastikan beberapa hal. Tentu jika ibu tidak keberatan.”

Tatsuya mengangkat gelas yang diberikan padanya dan meminum isinya tanpa rasa ragu sedikitpun.

“Tentu saja.”

Fujibayashi tidak merasa kaget saat melihat tamunya itu meminum es kopi pemberiannya tanpa ragu. Dia sudah tahu jika Tatsuya bisa mengidentifikasi komponen benda fisik dengan lebih akurat daripada dirinya sendiri. Dan lagi, racun hanya akan memberikan efek sementara padanya.

“Pertama, saya ingin bertanya kenapa anda tidak pernah mengirim informasi lanjutan setelah informasi pertama, bu. Apa anda sedang berada di bawah pengawasan?”

‘Dia memulai dengan hal yang paling ingin aku hindari.’ Begitu pikir Fujibayashi. Tapi itu bukan alasan untuk tidak menjawabnya.

“Ya.”

“Lalu kedua, apakah Mayor Kazama atau mungkin Jendral Saeki yang menyuruh agar anda menghubungiku, bu? Atau ini adalah sesuatu yang diinginkan Yang Mulia Kudou?”

“... Ini adalah perintah Mayor Kazama. Aku tidak berada di bawah pengawasan kakekku.”

Jika dia tidak sedang berada di bawah pengawasan, apa itu artinya dia sama sekali tidak berhubungan dengan eksperimen yang dilakukan oleh keluarga Kudou? Atau mungkin dia sangat dipercaya hingga tidak butuh diawasi?

“Apa aku juga boleh bertanya, nona?”

Sebelum Tatsuya bisa bertanya, Yakumo memotong pembicaraan mereka. Tatsuya merasa jika panggilan ‘nona’ tidak sopan untuk memanggil Fujibayashi, tapi wanita itu hanya menganggukkan kepala dengan senyum ramah.

“Silahkan, sensei.”

“Posisi seperti apa yang sudah diambil oleh keluarga Fujibayashi?”

Fujibayashi tidak bisa mempertahankan poker face nya saat mendengar pertanyaan Yakumo. Dia mengerutkan alisnya—bukan karena dia berharap tidak mendapat pertanyaan seperti itu, tapi lebih karena dia mengkhawatirkan posisi keluarga Fujibayashi.

“Posisi keluarga kami netral.”

“Apa itu artinya keluargamu memilih menjadi oposisi tapi tidak bisa menunjukkan perlawanan secara publik pada keluarga Kudou?”

“...”

“Nyonya besar dari keluarga Fujibayashi adalah adik perempuan dari patriarki Kudou. Dalam konflik antara penyihir dari klan Sembilan dan para Tradisionalis, keluarga Fujibayashi lebih condong pada klan Sembilan meski mereka datang dari garis tradisionalis kuno dan hal itu disebabkan oleh hubungan tersebut. Jika keluarga Fujibayashi berpisah dari keluarga Kudou, kalian pasti akan terisolasi dari masyarakat sihir yang ada di Jepang... Bukankah begitu?”

Wajah Fujibayashi kembali datar, mungkin itu adalah cara agar Tatsuya dan Yakumo tidak bisa membaca isi pikirannya. Akan tetapi, senyum yang biasanya terpasang di wajahnya pun menghilang—meski begitu tidak ada yang berkata jika usaha sang Letnan menyembunyikan pikiran dan perasaannya sudah gagal sejak awal.

“Tapi bukan itu jawaban yang ingin kudapatkan darimu. Apa pendapat keluarga Fujibayashi tentang keluarga Kudou yang menggunakan kemampuan para immortalis dari benua utama?”

Mata Yakumo sedikit berkilat, tapi tatapannya selalu terasa jauh. Wajahnya juga tidak pernah menunjukkan emosi apapun... Mau itu bahagia, marah, sedih, atau kesenangan.

“Saya bisa menjawab pertanyaan itu—kami tidak menyukai kerjasama di antara mereka. Ayah saya berulang kali memperingatkan paman Makoto agar memikirkan kembali keputusannya soal mengundang para immortalis itu untuk bekerja sama di Laboratorium Sembilan.”

 

Chapter 6-9     Daftar Isi     Chapter 6-11


Komentar

Postingan Populer