ORV CHAPTER 27 EPISODE 7 - LANDLORD (1)
Disclaimer: Sudah lama nggak update. maaf yak!
Guys, ingat. Novel ini bukan punya Sa Ya.
XXXXX
Kami
mengikuti Lee Jihye ke stasiun Chungmuro. Yoo Sangah melihat kaca pintu yang
pecah dan berkata:
“…. Suasanya
terlihat kacau.”
Saat kami
menaiki tangga ke platform nomor 3, mereka melihat beberapa orang yang duduk di
lantai.
[Kau sudah memasuki Chungmuro.]
[Skenario ketiga sedang berjalan.]
[Channel #GIR-8761 sedang aktif.]
{Channel #BIR-3642 sedang aktif.]
Mulai dari
Chungmuro, skala skenarionya akan menadi lebih besar dan jumlah channel
dokkaebi akan semakin meningkat. Mulai sekarang, Bihyung yang naïf itu akan
mengalami saat-saat yang berat.
“Oh, samurai
kecil, kau bawa orang baru?”
“Ya.”
Samurai.
Kurasa Lee Jihye bisa dipanggil seperti itu selama sponsornya tidak
mengetahuinya… cepat atau lambat mereka akan dihukum. Lee Jihye mengernyitkan
alisnya ke arah para paman itu.
“Apa kalian
mabuk lagi?”
“Hahahaha!
Memangnya selain minum apa lagi yang bisa dilakukan saat dunia ini jadi seperti
ini?”
Para paman
itu terlihat santai, tidak seperti orang-orang yang baru saja mengalami bencana
luar biasa. Sepertinya hal itu bisa dimaklumi karena mereka menggunakan seragam
tentara. Situasi di sini sangat berbeda dengan situasi yang ada di stasiun
Gumho.
Sekarang,
inilah awal cerita yang sebenarnya.
“Tapi apa
temanmu itu datang dari terowongan? Hebat sekali…. Kalau begitu. bukannya
mereka punya banyak koin?”
Salah satu
laki-laki itu menatap Yoo Sangah.
“Nona yang
ada di sana, siapa namamu? Apa kau mau menyewa ruangan dengan harga murah?”
“….
Ruangan?”
“Haha, kau
tidak tau sistem yang ada di sini? Tempat ini…”
Lee Jihye
memotong perkataan laki-laki itu.
“Paman.
Jangan menipu orang baru.”
“Uh-uh,
mereka harus tahu ini cepat atau lambat. Ini yang dilakukan semua orang untuk
bertahan hidup…”
“Jika kau
tidak mau terluka, cepat pergi.”
Wajah
laki-laki itu langsung terlihat pucat pasi saat mendengar kata-kata Lee Jihye.
“Kau…. Anak
muda sekarang memang tidak tahu sopan santun.”
“Hei,
Kang-ssi, hentikan itu.”
Para
laki-laki itu pun berbalik dan berjalan menjauh. Mereka menghilang di jalur
transit nomor 4 dan Lee Jihye kembali menyimpan pedangnya.
“Aku hanya
membawa kalian sampai kesini, jadi kalian harus menjaga diri sendiri. Aku bukan
pengasuh kalian.”
Ucap gadis
itu dengan nada cuek.
Aku melihat
ke sekitar. Chungmuro. Ini adalah tempat skenario ketiga terjadi, dan
peraturannya sangat berbeda dari skenario-skenario sebelumnya.
“Si-sial!
Aku akan membunuhmu kalau mendekat…!”
Laki-laki yang
ada di tengah platform nomor 3 sedang mengayunkan pisaunya dan mengancam
orang-orang yang ada di sekitarnya.
Di bawah
kakinya, ada sebuah kotak berukuran 1 pyeong (3,306 m2) yang mengeluarkan
cahaya hijau yang mencapai langit-langit. Yoo Sangah bertanya, “…. Kenapa dia
melakukan itu?”
“Aku tidak
tahu.”
Aku bisa
menebaknya, tapi aku tidak perlu membuatnya takut. Ada banyak orang yang duduk
sambil membawa pisau di platform nomor 3. Tidak seperti paman-paman tadi, wajah
mereka terlihat putus asa. Aku melirik mereka dan bertanya pada Lee Jihye.
“Apa Yoo
Joonghyuk ada di sini?”
Lee Jihye
yang sedang berjalan pergi pun langsung berhenti dan menoleh ke arahku. Matanya
terlihat awas.
“…. Siapa
kau?”
Yoo
Joonghyuk benar-benar sudah merusak gadis ini.
Yah, aku
bisa mengerti. Mencari inkarnasi dari konstelasi sekelas Maritime War God di
Korea Selatan sangatlah susah. Jika aku jadi Yoo Joonghyuk, aku juga akan
langsung mencarinya setelah sampai di Chungmuro.
“Aku companion
Yoo Joonghyuk yang baru kembali dari kematian.”
“…. Companion?
apa itu mungkin?”
Lee Jihye
menatapku dengan mata curiga. Aku mengendikkan bahu dengan masa bodoh.
“Orang itu
akan paham kalau kau memberitahunya. Dimana Yoo Joonghyuk sekarang?”
“…. Master
tidak ada di sini sekarang.”
“Benarkah?
Ini akan susah. Ada sesuatu yang harus kukatakan padanya.”
Wajah Lee
Jihye semakin tertekuk saat dia menatapku dengan mata yang dipenuhi perasaan
dikhianati.
Ah, aku tahu
benar bagaimana pendapatnya soal Yoo Joonghyuk. Terlebih lagi dia memanggilnya
master…. Sepertinya, mempengaruhi pikiran gadis ini akan jadi pekerjaan sulit.
Lee Jihye
memanggil seorang anak yang sedang duduk di pojokan.
“Hei kau
yang disana!”
“Eh? Ya,
ya!”
“Jaga
orang-orang ini. Aku akan pergi menemui master.”
Anak itu
menatap kami dengan wajah bingung.
“…. Siapa
mereka?”
“Aku tidak
tahu. Temannya master?”
Saat dia
mendengar kata-kata Lee Jihye, matanya semakin melebar dan wajahnya mulai
dipenuhi ekspresi kagum.
“…. Teman Yoo
Joonghyuk-ssi?”
Anak itu
berlari ke arah kami. Jika dilihat, usia anak ini sepertinya sama dengan usia
Lee Jihye.
“Apa kalian
benar-benar teman Yoo Joonghyuk-ssi?”
Aku tidak
melihat kebohongan di mata anak itu. Setidaknya itu yang akan kurasakan jika
aku orang biasa.
“Dia teman
yang baik.”
Belakangan
ini, aku merasa jika aku bukan orang ‘biasa’. Setidaknya itu yang kurasakan
saat ini.
+++
Saat sedang
merawat Jung Heewon yang tidak sadarkan diri, aku mendengar situasi Chungmuro
dari anak itu. Dia adalah orang yang mengikuti Yoo Joonghyuk bersama dengan Lee
Jihye.
“…. Karena
itu kami mengikuti Yoo Joonghyuk-ssi. Apa kau masih mendengarkanku, paman?”
“Ya.”
Tentu aku
tidak mendengarkannya dengan serius. Cerita psikopat Yoo Joonghyuk sang
pahlawan sama sekali tidak menarik.
Inti cerita
itu kira-kira seperti ini.
“3 hari yang
lalu Yoo Joonghyuk muncul dan menyelamatkan beberapa dari kalian, termasuk Lee
Jihye dari monster, iya kan?”
Anak itu
mengernyitkan alisnya saat mendengar cerita versi singkat dariku.
“Uh,
ceritanya tidak sesimpel itu…”
Dia
sepertinya sudah tergila-gila pada Yoo Jonnghyuk.
Tiba-tiba,
seseorang dengan kekuatan luar biasa menyelamatkannya dari kematian. Akan aneh
jika dia tidak mengagumi dan mengikuti penyelamatnya itu.
Tapi anak
itu tidak tahu. Dia selamat bukan karena Yoo Joonghyuk adalah orang baik. Semua
karena dia sedang bersama Lee Jihye di saat yang tepat.
“Hay,
bisakah aku menanyakan sesuatu padamu?”
Lee Hyunsung
memulai pembicaraan dengannya saat aku sedang tenggelam dalam pikiranku.
“Ya,
silahkan.”
“Bagaimana
masalah suplai makanan di sini?”
“Itu, aku
agak malu untuk mengatakannya…. Beberapa orang, termasuk aku bergantung pada
Jihye. Dia akan memburu para monster dan meminta Yoo Joonghyuk-ssi untuk
memasaknya…”
Aku tidak
tahu kapan, tapi tiba-tiba saja Lee Hyunsung sudah membawa buku kecil di
tangannya, dan sekarang dia sedang sibuk menuliskan informasi yang baru dia
dengar. dia benar-benar seorang prajurit tulen.
“Kalau
begitu, bagaimana dengan air minummu?”
“Kami
memberikan makanan atau koin pada ‘Aliansi Tuan Tanah’ yang ada di atas untuk
mendapatkannya.
“…. Aliansi
Tuan Tanah?”
Aku langsung
duduk tegak saat mendengar nama itu. Sekarang ceritanya jadi lebih menarik.
Anak itu membuka mulutnya dengan ragu.
“Mereka
adalah para tuan tanah yang mengatur daerah Chungmuro. Mereka tinggal di lantai
atas dan kami memanggil mereka ‘Aliansi Tuan Tanah’.”
‘Aliansi
Tuan Tanah’ stasiun Chungmuro. Itu adalah nama yang muncul di novel Cara
Bertahan Hidup.
“Mereka
orang yang seperti apa?”
“Yah, kalau
itu…”
Sebenarnya
aku tidak perlu menanyakannya. Mungkin, menurut pengetahuanku, salah satu dari
’10 Iblis’ ada di Chungmuro sekarang.
“Mereka
hanya tuan tanah.”
Jawaban ini
bisa dibilang benar. Mereka adalah tuan tanah. Pemilik kontrakan/ruangan yang
menerima bayaran tertentu. Di saat kami sedang berbicara, Lee Gilyoung yang
selalu diam memanggilku.
“Hyung,
maaf.”
“Ada apa?”
“Aku ingin
ke toilet.”
“Oke.”
Timingnya
memang tidak terduga. Aku juga merasa agak aneh, biasanya Lee Gilyoung tidak
pernah meminta hal seperti ini. Kemudian aku menatap Lee Gilyoung yang sedang
berdiri di sebelah Yoo Sangah yang sedang tersipu.
“…. Maaf,
apa aku bisa pergi dengan kalian?”
Saat itu,
gambaran Yoo Sangah dan Jung Heewon yang sedang mencari barang rahasia di
stasiun Yaksu muncul dalam ingatanku. Kurasa aku tahu apa yang sedang terjadi
dan sepertinya Lee Gilyoung lah yang pertama menyadarinya.
Anak
laki-laki yang mendengar pembicaraan kami pun berkata:
“Kau harus
naik ke lantai atas untuk pergi ke toilet. Tapi masuk ke dalam sana mungkin
akan susah.”
“…. Apa ada
sesuatu yang terjadi?”
“Ya. Kurasa
lebih baik kalian melihatnya langsung…. Aku juga akan ke atas, apa kalian mau
ikut?”
“Ayo.”
Meski aku
berkata seperti itu, aku tidak ada niat untuk pergi ke kamar mandi. Aku harus
pergi ke atas untuk memeriksa sesuatu.
Belakangan
ini, pergerakan Yoo Joonghyuk selalu berbeda dari ‘regresi ketiga’ yang kuketahui.
Jika begitu, aku harus mengetahu seberapa besar perbedaan itu.
Aku naik ke
lantai 3 bawah tanah dengan semua companionku sambil menggendong Jung Heewon
yang masih tidak sadarkan diri.
“oh,
kudengar ada wajah baru di sini. Apa kalian mau menyewa ruangan?”
Seorang
laki-laki sedang berdiri di dekat eskalator bersiul ke arah kami. Anak
laki-laki teman Lee Jihye menggelengkan kepalanya.
“Ah, maaf.
Kami ingin pergi ke atas…”
“Eh, sayang
sekali. Hati-hati ya.”
Laki-laki
itu melambaikan tangannya tanpa ragu. Yoo Sangah yang melihat gerak-gerik
laki-laki itu pun bertanya.
“Ngomong-ngomong….
‘ruangan’ itu apa? Kurasa itu berbeda dengan ruangan yang selama ini
kuketahui.”
“Ah, itu.”
Anak
laki-laki itu menunjuk kotak yang ada di lantai.
Kotak-kotak hijau
berukuran 1 pyeong itu juga bertebaran di platform nomor 3. Saat melihatnya
dengan teliti, aku melihat sesuatu yang tertulis di atasnya.
[Green Zone 0/1]
“Nama skenario
di sini adalah ‘green zone’ dan kotak-kotak ini disebut ‘ruangan’.”
Di dekat
kotak itu, ada 2 laki-laki yang sedang berkelahi. Mereka sedang memperebutkan
kotak itu. Kali ini Lee Hyunsung yang bertanya.
“Apa yang
terjadi? Kenapa orang-orang memperebutkannya?”
Anak itu
terlihat tidak mau menjawabnya, seakan dia merasa jika memberitahu kami akan
mengancam keselamatannya.
“Kalian akan
tahu saat kita sampai di lantai 2 nanti.”
Saat kami
naik ke lantai berikutnya, jumlah orang yang berkelahi menjadi semakin banyak.
Kapasitas tiap ruangan juga berbeda-beda. Ada ruangan kecil dengan tulisan 0/1,
dan ruangan besar bertuliskan 0/7. Angka kedua adalah jumlah kapasitas ruangan
itu.
Aku melihat
ke sekeliling dan bertanya, “Apa lantai 3 hingga lantai pertama adalah wilayah
yang dikuasai Aliansi Tuan Tanah?”
“…. Ya.
Jumlahnya tidak terlalu banyak, tapi Aliansi Tuan Tanah hampir menguasai
semuanya.”
Semua
infrastruktur stasiun Chungmuro ada di lantai pertama dan kedua, dan yang
menguasai semua itu adalah Aliansi Tuan Tanah.
“Yoo
Joonghyuk tidak melakukan apa-apa? Bukannya dia sudah menyelamatkanmu?”
“Itu…”
Wajah anak
laki-laki itu menjadi agak suram saat mendengar pertanyaanku. Dia terlihat
kesusahan saat menjawabnya,
“Dia
menyuruh kami untuk berusaha sendiri….”
Aku tahu.
Tentu Yoo Joonghyuk akan mengatakan hal seperti itu. Mungkin Yoo Joonghyuk tidak
pernah meminta mereka untuk mengikutinya dan mereka lah yang merasa takjub
dengan kekuatan luar biasa yang ditunjukkan Yoo Joonghyuk, karena itulah mereka
seakan mendapat sebuah harapan darinya. Kasihan sekali.
Tidak lama
kemudian, kami sampai di lantai 2 bawah tanah. Wajah anak laki-laki itu
terlihat tegang.
“Mulai dari
sini kita harus hati-hati.”
Ada lebih
banyak ruangan di lantai ini daripada di lantai bawah. Kami tidak melihat
orang-orang yang berkelahi di sini, sebagai gantinya orang-orang menjaga
ruangan mereka dengan tatapan menyeramkan.
[Green Zone 7/7]
Kami
melewati orang-orang itu dan berjalan menuju kamar mandi.
“Uh, kenapa
berhenti di sini?”
Langkah kami
terhenti saat kami sampai di depan kamar mandi. Di depan kami ada banyak orang
yang sedang berkumpul.
“Ayo terus
maju.” Ucapku sambil mendorong beberapa orang yang ada di depanku.
“Pildu-ssi!
Tolong terima ini! Aku tidak akan melakukannya lagi!”
“Kumohon,
kumohon! Kumohon biarkan aku tinggal sehari lagi. Aku akan mengutang koin pada
orang lain!”
Pemimpin
aliansi yang ada di depan sedang menghadapi gerombolan orang-orang ini.
“Hei,
mundur! Mundur!”
Di lain
sisi, orang-orang yang sepertinya tergabung dalam Aliansi Tuan Tanah sedang
berkumpul. Aku bisa merasakannya.
Salah satu
dari 10 Iblis ada di sini. Aku mencoba mencari anggota ’10 Iblis’ dari
deskripsi novel, tapi aku agak kesulitan karena deskripsi itu tidak cocok
dengan orang-orang yang ada di sini.
Apa sikap
mereka jadi sama sejak mereka menjadi tuan tanah?
Aku
menggelengkan kepalaku saat seseorang memegang celanaku. Ah, ternyata Cuma Lee
Gilyoung. Aku merasakan sesuatu yang berbahaya dan akan menarik bahunya, tapi
seseorang lebih dulu mendorong tubuh anak itu.
“Ah.”
Lee Gilyoung
kehilangan keseimbangan dan jatuh ke lantai.
[Karakter ‘Lee Gilyoung’ telah menginvasi
property pribadi!]
Tiba-tiba
atmosfer di tempat itu menjadi dingin. Seseorang dari ‘Aliansi Tuan Tanah’
langsung maju dan menatap Lee Gilyoung.
“Siapa anak
ini?”
Di saat yang
sama, kerumunan orang-orang itu mulai berteriak-teriak dan mundur dengan cepat.
“Gila!”
“Ce-cepat!
Cepat pergi dari situ!”
Orang-orang
itu segera menjauh dengan raut wajah ketakutan. Setelah semua orang itu pergi,
sebuah garis merah bersinar di bekas tempat mereka berdiri. Salah satu orang
menatap Lee Gilyoung dan garis itu bergantian.
“Hmm.
Sepertinya kau tersesat. Kau tahu di mana ini?”
“Jalan ke
kamar mandi?”
“Kamar
mandi? Haha, tentu. Ngomong-ngomong, nak…. Di mana orang tuamu?”
“…. Huh?”
“Bukannya
kau sudah belajar kalau kau tidak boleh sembarangan masuk ke rumah orang lain?”
Rumah orang
lain. Oh, jadi itu benar.
Laki-laki
itu mengusap kepala Lee Gilyoung dengan tatapan yang sulit diartikan.
“Kalau kau
tidak tahu, aku akan mengajarimu.”
[Karakter ‘Gong Pildu’ mengaktifkan Armed
Zone Lv.3]
Tiba-tiba
kami mendengar suara mesin dan beberapa detik setelahnya beberapa mini turret
yang mirip seperti gatling gun muncul dari tanah.
[Karakter ‘Gong Pildu’ meminta 500 koin
karena kau telah memasuki wilayahnya.]
[Jika kau tidak mengikuti perintahnya,
semua turret yang ada disini akan menembakmu secara otomatis.]
Laki-laki
itu berkata.
“Beri aku
uang.”
Turret-turret
itu mengarah ke satu titik yang sama. Lee Gilyoung yang kebingungan pun berdiri
dan menyembunyikan dirinya di balik badanku. Laki-laki itu melihatnya dan
tertawa.
“Ah, kau
walinya. Kalau begitu bukannya kau harus membayar 500 koin padaku?”
Aku
tersenyum ke arah tangan yang terjulur di depanku.
…. Lucunya. Yoo
Joonghyuk. Kau membiarkan orang seperti ini begitu saja?
Chapter 26 Daftar Isi Chapter 28
Komentar
Posting Komentar