I'll Become a Villainess That Will Go Down in History Chapter 218
Disclaimer: Novel ini bukan punya saya.
☕☕☕☕
Aku menutupi mataku dengan kain baru yang diberikan oleh
Victor.
…. Ah, kain ini bisa membuatku melihat dengan lebih jelas
jika dibandingkan dengan kain yang sebelumnya. Kain ini juga terlihat bersih
dan sepertinya, kualitasnya juga tinggi. Yang paling penting, penutup mataku
tidak bau.
“Kau akan dilatih seperti prajurit normal. Selain itu…. kau
juga harus menemaniku jika ada ekspedisi keluar istana.
Aku terdiam saat mendengarnya.
Semua ini terlalu bagus untuk menjadi kenyataan, karenanya
aku sangat berterima kasih pada Victor. Dengan begini aku bisa melakukan
latihan fisik, belajar, bahkan mengikuti ekspedisi untuk mengetahui kondisi
Negara ini dari berbagai sisi.
Oh, Tuhan…. Terima kasih karena Engkau sudah memberikan kesempatan
ini kepadaku. Aku tidak tahu lagi harus berterima kasih dengan cara apa.
Sungguh situasi yang sangat membahagiakan.
“Para prajurit di sini bukan orang jahat, tapi kau mungkin
harus bersiap. Ada kemungkinan jika mereka akan merundungmu karena ukuran
tubuhmu yang kecil, atau mungkin mereka menganggap kau sama sekali tidak punya
motivasi.”
Ini adalah pertama kalinya aku akan dirundung orang lain,
lagipula tugas wanita jahat adalah merundung orang lain.
Victor menatapku dengan tatapan jengkel dan berkata, “Apa
kau mendengarkan perkataanku!?”
“Ya. Aku mengerti kalau kau merasa khawatir kepadaku.”
“Rasanya jengkel saat aku melihatmu sesantai itu.”
Aku tidak pernah merasa santai seperti yang kau katakan.
Sejak aku sampai di Ravaal, yang terus kupikirkan hanya misi dan cara bertahan
hidup.
Aku tidak kenal siapa-siapa, tidak tahu medan dan kondisi Negara
ini, dan aku juga tidak tahu mengenai adat yang benar karena aku hanya membaca
semua itu dari buku-buku yang bisa kudapatkan.
“Ngomong-ngomong, apa yang terjadi pada singa itu? apa dia
masih hidup?”
“Dia baik-baik saja.”
Aku tidak bisa bilang kalau singa itu langsung sembuh berkat
sihirku, bahkan sekarang Rai terlihat lebih kuat dari sebelumnya.
“Apa kau sudah menamainya?”
“Rai.”
Saat aku mengatakannya, Victor tertawa dengan keras.
Aku ingin tahu hal apa yang bisa membuatnya tertawa sekeras
itu. Apa kata-kataku terdengar sangat lucu?
Saat aku melihat senyumnya untuk yang pertama kali, aku
merasa sedikit kalut.
“Kenapa kau tertawa?”
“Karena namanya Rai? Kalau kau punya singa lagi, apa kau
akan menamainya On? Kau sama sekali tidak kreatif.” Ucap Victor sambil
menyeringai ke arahku.*
*) oki doki. Versi google bilang kalau nama singanya Rye, tapi versi Jepangnya
memang Rai. And Lion in Japanesse is Raion. Karena itu Victor ketawa sampai
kayak gitu.
Kau… Kau mengejekku?
Kupikir Rai itu nama yang keren. Salinger pasti senang
Karena aku menggunakan nama itu untuk singaku!*
*)Yang dimaksud Alicia ini, nama ‘Rai’ itu dia ambil dari dari Catcher in the Rye
(Rai) karyanya Salinger.
“Jangan cemberut begitu. Kau harusnya bagga karena bisa membuatku
tertawa seperti ini.”
Aku barusaja diperdaya olehnya, kan? Aku sangat kaget hingga merasa sedikit ragu
pada diriku sendiri.
Aku sangat kesal saat mengingat kalau para pangeran memiliki
kemampuan yang lebih tinggi dariku. Suatu saat nanti, aku akan mengalahkan
Victor dan Duke-sama.
“Oh, yang terpenting
jangan dekati menara paling tinggi yang ada di istana.” Ucapnya.
“Kalau kau berkata seperti itu, aku malah ingin pergi ke
sana.”
Saat aku sedang bergumam seperti itu, aku melirik wajah
Victor. Kemudian aku pun berkata, “Aku tidak akan pernah pergi ke sana!”
“Aku bisa memegang kata-katamu kan?”
Victor menanyakannya sambil mengangkat salah satu sudut
bibirnya.
Sepertinya Victor tahu jika aku pasti akan pergi ke menara
itu jika dia melarangku untuk pergi ke sana.
Jujur saja, aku ingin sekali pergi ke sana jika ada
kesempatan. Aku ingin menggila di sana.
Tapi jika aku pergi ke sana seenaknya, itu bukan sesuatu
yang Victor inginkan.
Oh ya ampun…. Aku benci laki-laki ini!
Chapter 217 Daftar Isi Chapter 219
Komentar
Posting Komentar