ORV CHAPTER 31. EPISODE 7 – LANDLORD (5)
Disclaimer: Novel ini punya Sing Shong
XXXXXX
Saat aku
melihat gelombang monster itu, aku langsung mengarahkan kekuatanku ke bagian
paha. Dengan Strength Lv.15 terpusat di bagian itu, aku bisa melompat dengan
mudah.
Para ground
rat berlarian ke segala arah, tiba-tiba ada beberapa tanduk groll yang melayang
ke arahku.
Kulitku yang
sudah kulapisi dengan Stamina Lv.15 sedikit tergores saat terkena tanduk itu.
[Bookmark nomor 1 diaktifkan.]
Aku
mengaktifkan Bookmark dan langsung menyelubungi tubuhku dengan Blackening milik
Kim Namwoon. Aku mendorong semua monster yang muncul di depanku.
Taring
menancap di tubuhku dan beberapa ground rat juga berhasil menggigit kakiku.
Meski begitu aku tidak berhenti. Aku terus berlari.
Di sana.
Akhirnya, aku bisa melihat tembok tidak jauh di depanku. Aku melompati beberapa
ground rat. Di sana ada sebuah green zone untuk 2 orang.
Tapi….
Sialan.
[Green Zone 1/2]
Sudah ada
orang yang menempatinya.
“…”
Aku lupa
soal monster yang sedang mengejar kami dan menatap laki-laki yang ada di dalam
sana. Dia adalah laki-laki yang seharusnya tidak ada di sana.
“Oi.”
Dia menoleh
ke arahku.
“Tidak
bisakah kau keluar? Kau kan tidak perlu diam di sana.”
“Aku tidak
mau. Hari ini aku capek.”
Aku sangat
ingin memukul wajah itu. Aku tidak mengerti. Dia bukan Yoo Joonghyuk regresi
ke-3 yang kukenal.
Di novel
Cara Bertahan Hidup, dikatakan jika Yoo Joonghyuk baru menemukan fitur ini diregresi
ke-4 nya…. Sialan, apa dia tahu tempat ini sejak regresi keduanya? Kalau begitu
kenapa dia tidak menggunakannya diregresi ke-3?
Grrrrr!!
Aku bisa
mendengar raungan monster-monster yang mengejarku dan Gilyoung. Sudah terlambat
untuk menyalahkan si penulis. Aku bisa merasakan nafas Gilyoung di leherku. Aku
menatap mata Yoo Joonghyuk dan kami berbicara di saat yang sama.
“Bawa anak
ini.”
“Berikan
anak itu padaku.”
Untunglah.
Sepertinya para konstelasi akan mendengar kata-kataku.
[Green Zone 2/2]
Aku
memberikan Lee Gilyoung pada Yoo Joonghyuk dan tulisan di atas mereka langsung
berubah. Sekarang anak itu sudah aman.
“Hyung!
Tunggu! hyung!”
Lee Gilyoung
berteriak ke arahku dan bermaksud untuk mengejarku, tapi Yoo Joonghyuk
menghentikannya. Aku mengayunkan pedangku ke arah ground rat yang
mengelilingiku.
[Konstelasi ‘Bald General of Justice’
menutup matanya.]
[Konstelasi Demon-like Judge of Fire
menatapmu dengan tatapan tidak nyaman.]
Saat itu,
tatapan Yoo Joonghyuk seakan berkata.
‘Aku sudah bilang kalau kau akan mati.’
Gelombang
para monster terus berdatangan ke arahku, dan sekarang tidak ada lagi green
zone yang tersisa.
“Aku tidak akan
mati.”
Aku
mengabaikan monster-monster itu dan memasukkan tanganku ke dalam kantong celana.
Sebenarnya aku tidak ingin menggunakan ini. Aku tidak yakin jika cara ini tidak
akan menimbukan efek buruk untukku, tapi sekarang aku hanya bisa percaya pada
Fourth Wall.
‘…. Itu?’
Mata Yoo
Joonghyuk terbelalak kaget. Bajingan itu, apa dia menyadarinya? Yah, aku juga
tidak akan tahu soal cara ini jika bukan karena dia.
Aku menatap
batu putih yang ada di tanganku.
[Specter Stone]
Ini adalah
item yang kudapatkan setelah memburu para Specter di jalan menuju Chungmuro.
Sekarang ada
ratusan ground rat yang mengelilingi tubuhku.
Semua luka
yang ada di tubuhku mengeluarkan darah dan di bahuku, ada satu tanduk groll
yang tertancap. Saat ketahanan tubuhku semakin menurun, aku memasukkan batu itu
ke dalam mulutku.
Beberapa
saat kemudian, sesuatu yang mirip dengan uap air mulai keluar dari dalam
mulutku. Uap air itu berubah menjadi kabut yang menyelimuti tubuhku.
[Welcome Prison diaktifkan.]
Di saat yang
sama, para ground rat dan groll berhenti menyerangku.
Semua yang
ada di sekitarku mulai terdistorsi. Mulai dari stasiun ini serta Yoo Joonghyuk
dan Lee Gilyoung yang sedang berteriak memanggilku.
Aku menjadi
‘hantu’.
XXX
“Dokja…”
Aku langsung
mengenali suara ibuku saat mendengarnya. Ini adalah mimpi.
Aku mencoba
untuk tidak terbuai dalam mimpi ini, tapi kali ini akan lebih sulit dari
sebelumnya. Lantai yang ada di bawahku terasa seperti rawa yang mulai menelan
tubuh dan kesadaranku.
[Karena kesadaran sudah tenggelam terlalu
dalam, efek Fourth Wall akan melemah untuk sementara waktu.]
Pemandangan
itu muncul sekali lagi dihadapanku…. Padahal aku sudah tidak ingin
mengingatnya.
Aku sekarang
berada di sebuah ruang tamu yang dikotori darah manusia. Di tengah ruangan
terdapat tubuh seorang laki-laki, di depannya seorang wanita berdiri tanpa
mengatakan apa-apa. Tidak, memori ini tidak boleh diingat. Aku tidak boleh
mengingatnya.
Aku
menggelengkan kepalaku kuat-kuat hingga pemandangan yang ada di depanku mulai
kabur. Trauma sialan ini…
Ini adalah
memori yang tidak ingin kulihat.
Inilah
alasan kenapa aku tidak mau menggunakan Specter’s Stone. Item ini membuat
pengguna menjadi ‘hantu’ untuk sementara waktu dan membuatnya tidak bisa
dilihat oleh para monster. Tapi item ini membuat penggunanya mengingat trauma
terburuk mereka.
Karena
itulah aku tidak memberikan item ini pada anggota kelompokku yang lain. Jika
item ini digunakan oleh orang selain diriku, mereka mungkin akan jadi gila.
….
Aku harus
bertahan…. Meski kepalaku terasa seperti ingin meledak.
Seperti yang
kuduga, Fourth Wall sama sekali tidak berguna. Skill itu ternyata bisa
dikalahkan oleh batu ini. Aku sama sekali tidak merasakan sensasi barrier
mental seperti saat Yoo Joonghyuk menggunakan Lie Detectornya. Dimana itu? Jika
tebakanku benar, skill ini…
‘Yoo Joonghyuk? Apa kau Yoo Joonghyuk?’
Kupikir
traumaku akan muncul sekali lagi, tapi itu bukan suaraku atau suara ibuku. Itu
bukan suara yang tercipta dari ingatanku. Aku menoleh ke belakang dan melihat
seorang wanita.
‘…. Kau bukan Yoo Joonghyuk. Aku tahu kalau
kau orang Korea, tapi siapa kau?’
Dia adalah wanita
asing dengan rambut pirang. Wanita itu tidak terlalu tinggi dan dia menatapku
dengan tatapan yang sulit untuk kupahami.
‘Ini…. Aku tidak mengerti. Aku sudah
melihat masa depan beberapa kali, tapi aku tidak pernah melihatmu…’
Di mata kiri
wanita itu, aku bisa melihat pusaran berwarna merah yang mengerikan.
Halaman-halaman novel mulai bermunculan di kepalaku. Aku tahu siapa dia. Tidak,
tidak mungkin aku tidak mengenalnya. Kalau begini…
[Skill eksklusif, Character List
diaktifkan.]
[Karakter ‘Anna Croft’ menggunakan Mental
Barrier Lv.6]
[Character List mengabaikan Mental Barrier
Lv.6]
[Ada terlalu banyak informasi mengenai
orang ini. Character List akan diubah menjadi Summary List.]
+
[Character Summary]
[Nama: Anna Croft
Atribut: Prophet (Legend), Savior (Legend)
Skill Eksklusif: Future Sight Lv.5, Past
Sight Lv.4, Insight Lv.8, Clairvoyance Lv.4, Advanced Magic Training Lv.4,
Mental Barrier Lv.6, Lie Detection Lv.7, Great Demon’s Eyes Lv.1…]
+
Dia adalah
wanita yang bisa mengabaikan batas ruang waktu dan bebas memasuki kesadaran
orang lain. Dia adalah wanita yang melihat masa depan dan mencoba untuk
mendesain masa depan dunia ini. Dia adalah satu-satunya ‘wanita’ dengan cara
berpikir seperti itu dalam novel Cara Bertahan Hidup.
“Anna
Croft.”
‘…. Kenapa kau bisa tahu namaku?’
Matanya
membelalak dan kemudian dia menatapku dengan tajam.
Aku menjawab
dengan nada datar, “Aku adalah peramal (Prophet).”
[Karakter Anna Croft mengaktifkan Lie
Detection Lv.7]
[Lie Detector menyatakan jika ucapanmu
tidak benar.]
Ya.
Sepertinya aku tidak bisa berbohong para peramal yang sebenarnya.
‘…. Katakan identitasmu yang sebenarnya.
Siapa kau?’
Bibir
tipisnya membentuk sebuah garis tipis. Wajahnya terlihat seakan sedang memprotes
sesuatu.
Aku sudah
melakukan antisipasi jika seandainya hal ini terjadi kepadaku. Alasan kenapa
wanita itu bisa menyadari keberadaanku mungkin karena Fourth Wall yang sedang
melemah. Jika Fourth Wall benar-benar skill yang kupikirkan…
Ngomong-ngomong….
Ini mengecewakan.
“Apa kau
benar-benar tidak tahu siapa aku?”
‘…. Huh?’
“Bukannya
aku mengirimimu inti Ichtyosaur?”
Mulut Anna
Croft sedikit terbuka.
“Kau pasti
sudah mengimplan Great Demon’s Eyes dengan kekuatan inti itu, iya kan?”
‘Ka-kau? Kau yang meminta Broken Faith…?’
‘Great
Demon’s Eyes’. Item seharga sejuta koin itu sudah dibeli oleh wanita dengan
sponsor diamond ini. Aku merasa iri padanya.
‘Kau! Siapa namamu? Kenapa…’
[Efek skill Fourth Wall kembali berfungsi
sedikit demi sedikit.]
‘…. Kenapa…. Kenapa aku tidak bisa melihat
apa-apa?’
Matanya
terlihat semakin kabur. Efek Great Demon’s Eyes yang bisa memasuki kesadaran
seseorang mulai melemah dan menghilang. Aku pun melambaikan tanganku kepadanya.
“Suatu hari
nanti kita akan bertemu. Tunggu aku di sebrang benua sana.”
[Skill eksklusif Fourth Wall kembali
berfungsi.]
Anna Croft
menghilang sepenuhnya.
Aku menghela
nafas lega. Jujur saja, jantungku naik turun saat sedang berbicara dengan Anna
Croft. Rasanya benar-benar tidak nyaman.
[Karena efek skill Fourth Wall, imunitas
terhadap Welcome Prison kembali aktif.]
Sialan, efek
ini kerjanya lambat sekali.
Aku bisa
merasakan kesadaranku yang mulai pulih secara perlahan.
Rasa tidak
nyaman itu masih terssa, tapi ini lebih baik dari yang sebelumnya. Aku
mengambil nafas panjang dan menghembuskannya perlahan. Aku menata fakta yang
ada di dalam pikiranku satu per satu.
Namaku Kim
Dokja. Dunia ini sudah hancur. Novel Cara Bertahan Hidup menjadi kenyataan. Ini
adalah…. Welcome Prison. Aku memakan Specter’s Stone dan menjadi hantu untuk
sementara. Jika aku menjadi hantu, aku tidak akan diserang oleh spesies monster
bawah tanah.
Ya, itu
benar. Jadi…. Dunia terlihat seperti ini.
Di tengah
pemandangan yang mungkin akan muncul setelah aku menelan narkoba ini, aku tidak
bisa merasakan aliran waktu dengan benar, karena itu aku merasa tidak nyaman.
Apa yang
terjadi pada Yoo Sangah, Lee Hyunsung, dan Jung Heewon? Joonghyuk sialan, apa
dia membunuh Gilyoung? Apa skenario ketiga masih berjalan? Bagaimana jika masih
ada ground rat yang tersisa? Apa para groll sedang antri untuk memakan tubuhku?
Jika
begitu….
…. Hyung.
…. Kumohon.
….
Dokja-ssi!
Ada berbagai
macam suara yang terngiang di dalam kepalaku.
[Skill eksklusif Destroy Evil Lv.1
diaktifkan.]
Ya. Ini waktunya
untuk kembali.
XXX
Nafasku
terasa sangat berat, dan ada sesuatu yang lembut menyentuh pipiku.
“Doka-ssi!”
Kabut itu
mulai menghilang dan pandanganku mulai jelas. Hal pertama yang kulihat adalah
wajah Yoo Sangah. Wajah khawatir Lee Hyunsung dan Jung Heewon muncul kemudian.
“….
Skenarionya?”
“Sudah
berakhir Dokja-ssi. Kita semua berhasil!”
…. Begitu
ya. Kami berhasil selamat.
Aku melihat
wajah anggota kelompokku yang gelisah, kemudian aku mencoba menggerakkan
tubuhku. Sepertinya aku tidak sadar untuk waktu yang cukup lama, rasanya ototku
tidak mau mendengarkan perintah dariku.
“Jangan….
Senang dulu.”
“Huh?”
“Ini hanya
hari pertama. Kemarin hari ketiga, jadi…”
Lee Hyunsung
menahan beban tubuhku saat aku mencoba untuk berdiri.
“Dokja-ssi!
Kau tidak boleh bergerak! Kau tidak tidur semalaman.”
“Jam berapa
sekarang?”
“Sekarang
jam 8:30 pagi. Skenario berakhir 30 menit yang lalu.”
8:30….
Untungnya masih ada banyak waktu yang tersisa. Ngomong-ngomong, ada satu wajah
yang belum kulihat.
“Dimana
Gilyoung?”
“Ah, Gilyoung…”
Sebelum Jung
Heewon memberikan jawabannya, aku menyadari dimana Lee Gilyoung berada. Lee
Jihye dan Yoo Joonghyuk sedang menatap Lee Gilyoung yang berada tidak jauh dari
kami.
…. Hei, apa
yang dilakukan Yoo Joonghyuk sialan itu sekarang?
Tiba-tiba
aku teringat bagaimana kagetnya Yoo Joonghyuk saat dia melihat anggota
kelompokku. Hei, memangnya kapan dia menggunakan Sage’s Eyes…?
“Kapan…. Kau
dipilih? dulu tidak ada…. Jelas.”
Karena efek batu
itu, aku tidak bisa mendengar suara Yoo Joonghyuk dengan jelas. Sesaat kemudian
Lee Gilyoung mengatakan sesuatu.
“Tidak
apa-apa.”
“…. Kau
tidak mau pergi denganku?”
“Ya.”
“Kau bisa
menjadi jauh lebih kuat daripada pergi dengannya. Kau tetap tidak mau pergi?”
“Ya. Aku
tidak mau.”
“…. Bocah
bodoh.”
Yoo
Joonghyuk menoleh ke arahku dengan alis mengernyit.
[Skill eksklusif Omniscient Reader’s
Viewpoint fase 2 diaktifkan!]
‘…. Laki-laki beruntung. Mungkin dia masih
bisa berguna, jadi aku akan membiarkannya hidup sedikit lebih lama lagi.]
Aku ingin
mengatakan sesuatu, tapi aku tidak punya tenaga lagi.
“Dokja
hyung!”
Saat Lee
Gilyoung tahu aku sudah bangun, dia langsung berlari ke arahku dengan mata
bengkak. Pikiran Yoo Joonghyuk menggema di dalam kepalaku.
‘Tidak ada waktu untuk bersantai. Aku harus
menyelesaikan serangan itu hari ini. Jika tidak…’
Serangan?
Apa yang sedang dia pikirkan?
Aku harus
berpikir…. Sial, aku sangat capek. Saat aku merilekskan tubuhku, aku bisa
merasakan paha seseorang menyentuh pipiku.
“Yoo
Sangah-ssi…”
“Y-ya!”
“Maaf, aku
ingin tidur sebentar.”
Setelah itu
aku langsung tertidur. Kali ini tidak ada mimpi buruk yang menyapaku.
XXX
Aku bangun 2
jam kemudian.
{Hei, sampai kapan kau mau tidur?}
Aku membuka
mataku saat mendengar suara menyebalkan itu. Kali ini paha yang ada di bawah
kepalaku terasa sedikit keras dari yang pertama.
“…. Ah,
Dokja-ssi, kau sudah bangun?”
Jung Heewon
menatapku sambil tersenyum.
“Yoo
Sangah-ssi sedang istirahat. Kami juga tidak bisa tidur tadi malam.”
Aku menoleh
dan melihat Yoo Sangah yang tidur menghadap tembok. Jung Heewon tersenyum
padaku.
“Ngomong-ngomong,
apa paha Lee Hyunsung nyaman?”
Aku menoleh ke
arah berlawaan dan melihat Lee Hyunsung yang sedang tidur nyenyak.
“Absen pagi
ini…. Perwira yang bertugas akan melaksanakannya…”
Pantas saja
rasanya bantalku terasa sedikit lebih tinggi. Ternyata ini paha Lee Hyunsung.
Ini adalah bantal tentara dengan bau anyir darah.
“Dokja
hyung…”
Perutku
terasa berat saat melihat Lee Gilyoung yang tidur di sebelahku.
Saat aku mencoba
mendudukkan tubuhku, aku bisa mendengar suara Bihyung.
{Kau sudah bangun. Haha, lihat ini.}
Ad banyak
pesan yang muncul di depanku.
[Konstelasi ‘Demon-like Judge of Fire’
merasa sedih karena trauma mu.]
[Konstelasi ‘Abyssal Black Flame Dragon’
tertarik dengan masa lalumu.]
[Konstelasi ‘Secretive Plotter’ memikirkan
ibumu.]
[Para konstelasi memberimu 1.800 koin.]
…. Sialan.
Mereka mencoba mengintip masa laluku.
Pesan itu
masih belum selesai.
[Kau berhasil melewati malam di Chungmuro
tanpa Green Zone.]
[Kau berhasil mendapatkan pencapaian
‘Never-ending Dawn’ di stasiun Chungmuro.]
[Kau mendapatkan 1.000 koin sebagai
hadiah.]
[Koin yang kau miliki: 22.650 C]
Jumlah
koinku sudah mencapai target. Apa yang kualami tadi malam ternyata tidak
sia-sia.
Jung Heewon
kemudian bertanya, “Apa yang harus kita lakukan hari ini? Apa seperti kemarin…”
“Tidak,
tidak untuk hari ini. Rencana itu hanya bisa digunakan satu kali.”
Ya. Jika
kita beruntung kita mungkin bisa menemukan green zone random yang muncul saat skenario
dimulai. Sayangnya, novel Cara Bertahan Hidup tidak menyebutkan letak green
zone di hari keempat secara detail.
“Kalau
begitu…”
Wajah Jung
Heewon menjadi suram, tapi bagiku dia tidak perlu berekspresi seperti itu.
“Hari ini
kita akan mengakhiri skenario ketiga.”
“Huh?”
Aku
memindahkan kepala Lee Gilyoung dan kemudian berdiri.
Sebenarnya
aku belum memikirkan rencana ini sampai matang, tapi aku tidak bisa menunggu
lebih lama setelah mendengar isi pikiran Yoo Joonghyuk. Kemarin dia tidak punya
pilihan lain kecuali mengulur waktu. Tapi ceritanya berbeda untuk hari ini.
“Aku akan menyeret
para pemilik ruangan itu keluar.”
“….
Bagaimana caranya?”
Jung Heewon
bertanya dan aku hanya menatap Lee Hyunsung yang sedang tertidur.
“Aku punya
senjata rahasia yang masih kusimpan.”
Dan sekarang
adalah waktu yang tepat untuk mengubah pemilik Chungmuro.
Chapter 30 Daftar Isi Chapter 32
Komentar
Posting Komentar