ORV CHAPTER 29. EPISODE 7 – LANDLORD (3)

 Disclaimer: Novel ini bukan punya saya.

๐ŸŒธ๐ŸŒธ๐ŸŒธ๐ŸŒธ๐ŸŒธ๐ŸŒธ

Yoo Joonghyuk menatap semua orang kecuali Lee Hyunsung. Ada 3 orang yang berdiri di sana dan aku tidak tahu siapa yang sedang dilihatnya.

‘…. Bagaimana mungkin?’

Apa yang sedang dia lihat? Aku ingin bertanya, tapi aku tidak mau dia mengetahui skillku. Yoo Joonghyuk masih tidak tahu mengenai kemampuanku yang bisa membaca pikiran orang lain. Tapi, kurasa dia ingin informasi mengenai Jung Heewon. Jung Heewon yang menerima tatapan Yoo Joonghyuk pun bertanya padanya. “Apa yang kau lihat?”

‘…’

Bagus, Jung Heewon-ssi.

‘Bunuh…’

“Yoo Joonghyuk.”

Aku langsung membuka mulutku. “Aku sedang memikirkan sesuatu.” Dia menoleh ke arahku dengan ekspresi bertanya. “Kenapa kau membiarkan Gong Pildu seperti itu?”

“Jika kau peramal, kau harusnya sudah tahu.”

“Aku tidak bisa mengetahui semua yang terjadi.”

[Karakter ‘Yoo Joonghyuk’ menggunakan skill ‘Lie Detection’.]

[Karakter ‘Yoo Joonghyuk’ mengkonfirmasi jika perkataanmu benar.]

Dia benar-benar tidak lengah sedikitpun.

“…. Ya, aku mengerti. Kau adalah peramal yang level ‘Future Sight’ nya rendah.”

Terserah kau mau bilang apa. Yoo Joonghyuk kemudian meneruskan perkataannya. “Aku membutuhkan Gong Pildu hidup-hidup.”

“Apa karena skenario di masa depan?”

Yoo Joonghyuk tidak menjawabnya. Rasanya dia seperti sedang menggali sebanyak apa informasi yang aku tahu.

“Aku tahu kalau kau membutuhkan Gong Pildu untuk skenario di masa depan. Tapi kau hanya membutuhkan Gong Pildu. Kau tidak butuh orang-orang yang mengikutinya.”

‘…’

“Bukannya gayamu membunuh orang yang tidak kau perlukan? Kenapa kau membiarkan mereka semua?”

‘…. Menyebalkan.’

Apa?

“Aku sedang sibuk.” Ucap Yoo Joonghyuk sambil menatapku. “Kau tidak akan mengerti.”

“Tunggu! bukan itu masalahnya! Jika kau tidak bergerak, orang-orang yang ada di Chungmuro akan…!”

Mata Yoo Joonghyuk terlihat dingin saat menjawabnya. “Tidak masalah.”

Aku bukan humanis. Aku tidak percaya jika semua orang di dunia ini harus dibiarkan hidup.  Yang membuatku marah saat ini adalah Yoo Joonghyuk.

“Yoo Joonghyuk. Boleh aku memukulmu?”

“Kalau kau percaya diri, silahkan.”

Aku mengepalkan tanganku saat mendengar sebuah pesan.

[Karakter Yoo Joonghyuk mengaktifkan ‘Strong Self-Defense Lv.5.]

Aku membuka kepalan tangaku. Dasar penakut.

“Apa kau sudah selesai?” Tanya Yoo Joonghyuk.

“…”

“Kalau begitu, ayo pergi.”

Lee Jihye berjengit saat mengdengar panggilan Yoo Joonghyuk. Lee Jihye yang mengikuti langkah protagonist itu pun menatapku dengan tatapan bingung.

[Konstelasi ‘Bald General of Justice’ terkesan dengan jiwa kesatriamu.]

[100 koin telah ditambahkan.]

XXX

[Masih ada 1 jam dan 30 menit sebelum skenario ketiga diaktifkan.]

Tidak ada banyak waktu yang kami miliki sekarang, dan isi kepalaku menjadi semakin runyam.

[Konstelasi ‘Bald General of Justice’ merasa marah karena nyawa orang-orang harus dipertaruhkan.]

[Konstelasi ‘Bald General of Justice’ menginginkan kebangkitan.]

Pesan Samyeongdang terdengar sangat keras dalam kepalaku, tapi dia tidak memberikan cara untuk mengatasinya. Skenario ketiga berlangsung selama 1 minggu. Mungkin Yoo Joonghyuk berencana untuk mendapatkan keuntungan selama skenario ini berlangsung. Tentu aku tidak bisa membiarkan hal ini begitu saja…

[Konstelasi ‘Prisoner of the Golden Headband’ memikirkan apa yang sedang kau pikirkan.]

“Yoo Joonghyuk sialan.”

[konstelasi ‘Prisoner of the Golden Headband’ merasa puas.]

[100 koin telah ditambahkan.]

Sebenarnya, masalah yang ada di depanku bukan Yoo Joonghyuk, tapi Gong Pildu. Untuk menyelesaikan skenario ketiga, bantuan Gong Pildu sangat dibutuhkan. Jika aku tidak bisa mendapatkan bantuannya…

Tiba-tiba Jung Heewon menatapku dan tersenyum. “Siapa itu?”

“…. Huh?”

“Kau tahu, orang itu. Orang yang kau bahas dengan Yoo Joonghyuk.”

Aku langsung menjelaskan soal Gong Pildu. Jung Heewon sedang tidak sadarkan diri tadi, jadi dia tidak melihat Gong Pildu. Aku tidak bermaksud untuk mengganti arah pembicaraan, tapi tiba-tiba Jung Heewon berkata, “…. Apa-apaan para bajingan itu. Mereka mengambil fasilitas publik dan menyuruh orang lain membayar jika ingin memakainya?”

“Para bajingan itu ada di atas.”

“Aku akan pergi ke sana dan memberi mereka pelajaran.” Ucap Jung Heewon sambil mengambil pedangnya yang ada di lantai. Oh, aku jadi ingat... aku harus mengganti senjata mereka. Ada banyak hal yang harus kulakukan.

“Kelakuanmu itu aneh.”

“Kita bisa menang kalau bekerja sama. Apa kau tidak ingat stasiun Gumho?” ucap Jung Heewon dengan percaya diri. Itu tidak aneh. Jung Heewon memiliki skill Judgement Time sebagai kartu as nya. Dia memiliki insting yang bagus dan bisa beradaptasi dengan cepat, jadi dia pasti sudah mengetahui apa saja skill dan atribut yang dia miliki.

“Jangan lambat! Ayo cepat bunuh mereka!”

Selama musuhnya dicap sebagai ‘orang jahat’, skill Judgement Time nya akan memberikan kekuatan yang sangat besar pada wanita itu.

[Karakter ‘Jung Heewon’ mengaktifkan skill eksklusif Judgement Time.]

[Konstelasi dari sistem kebaikan absolut diam saat menanggapi permintaan Jung Heewon.]

[Skill dinon-aktifkan.]

Wajah Jung Heewon terlihat bingung. “Tidak, ini… apa? Apa skillnya rusak?” Jung Heewon mencoba untuk mengaktifkan skill nya sekali lagi dan skill itu tetap tidak bisa diaktifkan. “Kenapa…. Kenapa skill nya tidak mau aktif? Bukannya mereka orang jahat?”

Aku tertawa saat mendengar pertanyaan Jung Heewon. “Itu yang manusia pikirkan.”

“…. Apa yang kau maksud?”

“Konstelasi mungkin memiliki pendapat yang berbeda denganmu. Tidak ada garansi jika apa yang baik dan buruk bagi kita sama dengan mereka.”

“Ah…”

“Keadilan selalu diputuskan oleh mayoritas.”

Sekarang, mayoritas konstelasi memutuskan jika Gong Pildu dan kawanannya adalah ‘orang baik’. Manusia tidak punya hak untuk memutuskan siapa yang harus diadili. Sekarang manusia hanyalah boneka para sponsor.

“Itu…”

Aku menatap para companionku. Mereka tidak mengatakan apa-apa, tapi mereka pasti berpikir sama dengan Jung Heewon. Lee Hyunsung mengelap tameng besinya yang tergores peluru, sedangkan Yoo Sangah dan Lee Gilyoung duduk bersebelahan di lantai sambil memperhatikan kecoak yang ada di dekat mereka.

Perasaan putus asa mereka juga bisa aku mengerti. Mereka berpikir mereka sudah memahami dunia ini setelah mengalahkan kelompok Cheoldoo di stasiun Gumbo, tapi ternyata ada monster yang lebih mengerikan di tempat ini. Ini adalah waktu yang tepat untuk mengajarkan mereka apa itu siksaan bernama harapan.

“Meski begitu, bukannya kita tidak punya cara lain.”

“Huh?”

“Mungkin agak sulit, tapi ada cara untuk mengalahkan mereka.”

Mereka semua menatapku. Lee Hyunsung bertanya, “…. Apa kau punya cara?”

“Apa itu?”

Aku melihat ke sekeliling dan merendahkan suaraku. “Tarik Gong Pildu keluar dari Armed Zone nya.”

“Armed Zone itu apa?”

“Stigmanya. Sangat optimal untuk melindungi area tertentu.”

Armed Zone. Alasan dari sulitnya mengalahkan Gong Pildu adalah karena stigma ini. Itu adalah kemampuan curang karena bisa memunculkan ‘turret’ di area tertentu. Sekarang, stigmanya hanya Armed Zone. Saat stigma itu berevolusi di masa depan, itu akan berubah menjadi ‘Armed Fortress’ dan kami harus melakukan pengepungan untuk bisa menangkapnya. Akan tetapi, Gong Pildu punya kelemahan yang sangat jelas.

“Armed Zone nya akan hilang setelah dia meninggalkan areanya. Mini turret miliknya tidak akan bisa digunakan saat itu. Biasanya ada banyak pembatasan untuk skill pertahanan skala luas.”

Di saat yang sama, Lee Hyunsung dan Jung Heewon menatapku dengan mata berkilauan.

“Ah…. Aku mengerti.”

“Kau bisa mengetahui semua itu hanya dengan sekali lihat? Apa ini atributmu Dokja-ssi?”

Kami mengulang hal yang sama, tapi sepertinya mereka bisa beradaptasi dengan lebih baik sekarang. Yoo Sangah bertanya, “Kalau begitu, bagaimana caranya kau membuatnya bergerak?”

“Kita harus memikirkannya sekarang.”

“Aku tidak suka berpikir.” komplain Jung Heewon.

Kami semua terdiam selama beberapa saat. Lee Hyunsung lah orang pertama yang memberikan ide, “Serang dia saat dia pergi ke kamar mandi…”

“Bukannya itu ada di sebelah tempat duduknya?”

Gong Pildu tidak pernah keluar dari Armed Zone nya. Tempat duduk adalah semua hal yang dia butuhkan. Di sana dia bisa melakukan semua hal mulai makan hingga tidur. Sleeping bag, selimut, air, makanan, bahkan tempat untuk buang air kecil. Tentu para penyewanyalah yang menyediakan semua itu untuknya.

“Gila. Dia benar-benar tidak pernah keluar. Tidak, apa dia tidak pernah keluar karena menyembunyikan sesuatu di dalam areanya?”

“Itu adalah ‘ruangan’ terbesar di Chungmuro.”

“…. Ruangan?”

Ah, iya juga. Jung Heewon masih tidak tahu soal ruangan. Aku tidak punya waktu untuk menjelaskannya.

[Masih ada 1 jam sebelum skenario ketiga diaktifkan.]

Dia akan segera mengetahuinya.

“Kita juga harus segera menemukan ruangan.”

Saat kelompok kami berdiri, orang-orang yang ada di sekitar kami langsung panic.

“Ja-ja-jangan mendekat!”

Di sana, ada seorang laki-laki yang melindungi ruangan untuk satu orang di platform no.3. akan tetapi ada orang lain berlari ke arahnya sebelum kami bisa mencapainya.

“Cepat keluar dasar sialan!”

Mereka saling serang. Dan setelah orang pertama ditendang keluar, tanda di atas kotak hijau itu berubah. Pemilik kotak itu telah berubah.

[Green Zone 1/1 >> Green Zone 0/1]

Orang-orang mulai bertarung demi bisa mendapatkan kotak hijau itu. Seseorang menusuk paha orang lain dan orang lain mematahkan hidung lawannya. Jung Heewon mengernyitkan alisnya, “Bukannya kita harus menghentikan mereka?”

“Meski kita menghentikan mereka, hasilnya tetap sama. Pada akhirnya, ada orang yang mati.”

“Kenapa harus ada orang yang mati?”

“Itu tidak bisa dihindari di skenario ini.”

Aku baru saja selesai mengatakannya saat Bihyung muncul di udara.

{Baiklah, baiklah~. Bisakah kita memulai hari ketiga dari skenario utama sekarang? Ada beberapa wajah baru yang datang hari ini, bukankah ini menyenangkan? Hahahaha!}

Bihyung melirikku. Ada beberapa dokkaebi yang bertugas di skenario Chungmuro. Sepertinya Bihyung ditunjuk menjadi perwakilan sementara. Itu hal yang wajar karena dia adalah channel terkecil diantara tiga channel lainnya. Skenario ketiga sudah datang di depan kami.

+

[Skenario utama #3 – Green Zone (Hari ke-3)]

[Kategori: Utama

Kesulitan: C

Kondisi selesai: Tempati ‘Green Zone’ di stasiun dan bertahan dari serangan monster yang muncul setiap hari di tengah malam. Skenario ini akan berlangsung selama 7 hari.

Durasi: 8 jam

Kompensasi: 1.000 koin

Gagal: - ]

+

Mata Lee Hyunsung melebar.

“I-ini…!”

{Skenario ini sangat simpel. Tempati Green Zone sebelum orang lain bisa menempatinya. Tentu kau juga bisa merebut Green Zone milik orang lain. Ngomong-ngomong, kalian harus bergegas. Jika kalian tidak berhasil mendapatkan Green Zone setelah skenario berjalan, kalian akan mendapatkan pengalaman yang buruk. Hahaha, kalian semua harus mencobanya!}

Ekspresi semua orang menjadi semakin mengeras saat mereka mendengar kata-kata Bihyung. Di saat yang sama, teriakan orang-orang menjadi semakin kencang.

“Mati! Mati!”

“Aku-aku tidak melakukan ini karena dendam! Aku harus bertahan…”

Mungkin mereka berempat mulai menyadari hal ini sekarang. Pertarungan yang terjadi di depan kami sekarang bukan lagi sekedar cerita. Yoo Sangah bertanya dengan suara bergetar, “Kita tidak perlu bertarung seperti orang-orang itu kan?”

“Kita tidak perlu melakukannya. Kita hanya perlu menemukan ruangan yang bisa menampung banyak orang.”

“Ukuran Green Zone sangat berbeda-beda. Ada yang hanya bisa menampung 1 orang dan ada yang bisa menampung 70 orang seperti area milik Gong Pildu.”

“Tentu, itu juga jika ada ruangan yang tersisa.”

Jung Heewon membuka mulutnya saat mendengar kata-kataku. “Dokja-ssi benar-benar ahli membuat orang tidak nyaman…. Kalau begitu ayo segera bergerak. Mungkin masih ada ruangan yang tersisa.”

“Mungkin lebih baik kita berpencar menjadi 3 kelompok. Hyunsung-ssi dengan Sangah-ssi, Heewon-ssi dengan Gilyoung.”

“Dokja-ssi?”

“Aku sendirian saja.”

Aku tidak punya waktu untuk mengatakan hal lainnya. Mereka semua percaya padaku. Lee Gilyoung tiba-tiba berkata, “Hyung itu, bagaimana jika kita tidak bisa menemukan ruangan kosong?”

“Jika kita tidak bisa menemukan ruangan, saat 20 menit sebelum skenario berlangsung, kita akan berkumpul lagi di tempat ini.”

“Aku mengerti. Kalau begitu aku pergi dulu.”

Kami mulai berpencar. Jung Heewon dan Lee Gilyoung pergi ke lantai B2 sedangkan Yoo Sangah dan Lee Hyunsung pergi ke lantai B3. Aku melihat para companionku pergi dan kemudian melihat smartphoneku. Saat aku membaca novel Cara Bertahan Hidup, ada satu kalimat yang muncul.

[Tidak ada ruangan kosong lagi di Chungmuro.]

Kalimat itu tercetak dengan sangat jelas, dan sepertinya mereka tidak akan bisa mendapatkan ruangan kosong. Jika begitu mereka tidak akan bisa mendapatkannya. Untuk bertahan hidup, bunuh orang lain dan ambil ruangan mereka. Tapi bisakah Lee Hyunsung dan Jung Heewon melakukannya? Tidak semua orang disini ‘jahat’. Memang ada orang yang memanfaatkan orang lain, seperti Gong Pildu misalnya. Tapi, faktanya, kebanyakan dari semua orang yang ada di sini menunjukkan taring mereka untuk melindungi diri mereka sendiri.

Bisakah Yoo Sangah dan Lee GIlyoung menunjukkan gigi mereka pada orang lain seperti itu? Aku akan mengetahui jawabannya tidak lama lagi.


Chapter 28     Daftar Isi     Chapter 30


Komentar

Postingan Populer