I'll Become a Villainess That Will Go Down in History Chapter 219
Disclaimer: not mine
ππππ
…. Aku ingin pergi. Ya, aku. Sangat. Ingin. Pergi. Ke sana.
Kenapa dia berkata seperti itu? Kalau begini, meski aku
pergi ke sana diam-diam…. Aku pasti akan ketahuan. Ah, mungkin saja menara itu
adalah tempat rahasia Victor.
Apa ada sesuatu di menara itu…. Apa ada orang yang disekap
di sana, atau… jebakan?
XXX
“Hei, kau dengar tidak!?”
Seruan keras itu berhasil menarikku kembali ke dunia nyata.
Di depanku muncul wajah laki-laki yang terlihat sangat
garang…. Wajahnya juga terlihat kesal, seakan semua kebahagian yang ada di
dunia akan langsung menghilang jika dia mengernyitkan alisnya.
“Kau sudah diam cukup lama. Kalau kau memang tidak punya
motivasi, sebaiknya kau pulang saja ke pelukan ibumu.”
Benar. Dia tidak butuh orang yang tidak punya motivasi. Kemalasan
satu orang bisa mempengaruhi disiplin semua orang yang terlibat.
“Aku minta maaf!” ucapku sambil membungkukkan kepalaku. Ya,
aku harus melakukan yang terbaik di sini. Aku pasti berhasil.
Mata laki-laki itu membelalak, seakan dia tidak pernah
menyangka jika aku akan meminta maaf padanya. Para prajurit yang ada di sekeliling
juga menatap kami tanpa mengatakan apa-apa.
“…. Siapa namamu, anak baru?” Tanyanya.
“Ria.” Jawabku.
“Namaku Marius, Reid Marius. Aku kapten dari unit ini.”
“…. Unit ini?”
“Apa kau tidak tahu apa-apa mengenai unit yang akan kau
masuki?” Tanya kapten Marius dengan wajah tercengang.
Victor tiba-tiba membawaku ke tempat ini, dia bahkan tidak
mengatakan apa-apa kepadaku.
“Oke, dengarkan aku baik-baik. Ini adalah unit spesial milik
pangeran Victor. Semua prajurit yang ada di kerajaan ini berusaha keras untuk
bergabung ke dalam unit ini…. Tapi untuk beberapa alasan, pangeran malah
menempatkan anak yang tidak berpengalaman sepertimu di sini. Memangnya apa yang
sedang dia pikirkan?” lanjut Marius.
“Kalau begitu aku hanya harus menunjukkan jika aku memang
layak berada di sini, iya kan?”
Semua prajurit terdiam saat mendengar perkataanku.
Wajah kapten Marius terlihat kaku… Ah, kurasa aku sudah
membuatnya marah. Sebenarnya aku juga tidak bermaksud mendapatkan poin wanita
jahat karena sudah membuat orang lain marah dengan penampilan yang tidak elegan
ini.
“Kau benar, anak baru.”
Ah, iya juga. Ini pertama kalinya aku berbicara pada kapten
dari unit prajurit. Di Duelkiss aku tidak punya banyak waktu untuk
berkomunikasi dengan para prajurit.
“Mulai hari ini kau harus push-up 200 kali.”
“Huh?”
Hanya itu? aku hanya perlu push-up 200 kali tiap hari? Bukannya
dia mau menghukumku?
Apakah aku harus memberitahunya kalau 1.000 kali push-up
akan menjadi hukuman yang lebih cocok untukku?
“Whoa, kapten membuatku takut.”
“Kapten jahat juga. Dia menyuruh anak baru sepertinya
push-up 200 kali.”
“Aku bertaruh, dia pasti hanya akan bertahan seminggu.”
“Tidak mungkin. Aku bertaruh 3 hari.”
“Aku 1 hari.”
Para prajurit mulai membuat taruhan. Waktu taruhan mereka
juga semakin memendek. Memangnya mereka pikir aku ini gadis yang mudah
terintimidasi? Ah, tentu aku tidak bermaksud buruk pada mereka.
“Jika aku melakukan kesalahan, apa aku harus mengulang dari
awal?”
“Hei, jangan
keterlaluan.” Ucap seorang prajurit.
“Kurasa 200 kali sudah cukup?” ucap seorang prajurit
berambut krem yang berusaha menghentikan kapten Marius.
Mungkin dia adalah wakil kapten unit ini, karena itu dia bisa
mengatakan hal seperti itu pada kapten. Dia memang kelihatan lebih ramping dari
kapten Marius, tapi dia punya otot yang bagus.
Yang lucu adalah, aku merasa iri padanya karena aku tidak
pernah memiliki otot sebagus itu meski aku sudah lama melatih tubuhku.
“Kau juga. Jangan memanasinya.” Ucap si wakil kapten
(mungkin).
Jika aku tidak memanasinya, jumlah push-up ku tidak akan
bertambah. Push-up 200 kali sama sekali bukan hukuman untukku.
“Masih tidak cukup? Kalau begitu lakukan push-up 500 kali.”
“Aku mengerti.” Ucapku sambil mengambil ancang-ancang untuk
memulai push-up.
“Dan kau harus memanggilku dengan sopan.” Tambah kapten
Marcus.
“Baik. Saya mengerti, kapten.” Jawabku sambil mengambil
ancang-ancang untuk push-up di tempat.
Chapter 218 Daftar Isi Chapter 220
Komentar
Posting Komentar