I'll Become a Villainess That Will Go Down in History Chapter 123
Disclaimer: this novel isn't mine.
ππππ
"Cepat turunkan aku!"
"Kau ini benar-benar keras kepala ya." kata Duke-sama sambil menurunkanku dengan lembut ke lantai. Meski begitu, dia melakukan ini setelah kami berempat sampai di kelas Duke-sama.
Uwaaaah... Mereka semua memperhatikanku.
Semua ini gara-gara pangeran (yang terkenal hingga seluruh pelosok akademi) menggendongku (si perusak akademi) di pundaknya seperti ini. Kalau begini, mereka akan beranggapan jika aku adalah anak nakal dan bukan wanita jahat yang bermartabat.
"Kenapa Alicia ada di sini?" tanya Albert-oniisama. Dia menatapku dari bangkunya yang ada di barisan paling belakang.
Setelah aku memperhatikan kelas ini dengan seksama, ternyata ukurannya besar juga. Bangku yang ada di depan memiliki ketinggian terendah yang bangku paling belakang adalah yang paling tinggi... Mirip seperti tempat duduk yang ada di kampus modern... Yah, sepertinya sih... Karena aku sendiri belum kuliah.
Sepertinya tempat duduk mereka juga ditentukan oleh status keluarga. Semakin tinggi status keluargamu, semakin tinggi tempat duduk yang kau dapatkan.
"Mulai sekarang dia akan belajar di kelas ini juga." jawab Duke-sama dengan wajah datar.
Apa dia selalu memperlakukan Albert-oniisama seperti ini? Seakan kakakku itu adalah orang yang tidak penting sama sekali?
"Lalu, bagaimana dengan anak itu?" tanya Gayle-sama dengan nada curiga.
Gilles tidak memalingkan wajahnya dan malah menatap Gayle-sama dengan tajam.
Jujur saja, aku ingin cepat keluar dari kelas ini. Aku tidak akan bisa belajar dengan tenang jika aku ada di dalam kelas yang penuh tekanan seperti ini.
Tapi aku tidak bisa lari. Jika aku melakukannya, itu artinya aku gagal menjadi seorang wanita jahat.
Hh... Hari ini ada banyak hal yang terjadi padaku.
"Ayo, semuanya. Kembali ke tempat duduk kalian nasing-masing."
Tiba-tiba aku mendengar suara dari arah belakangku.
Bukannya suara ini...
Aku langsung berbalik dan menatap orang itu.
Tebakanku benar. Dia adalah profesor yang memberikan esai milik Liz-sama padaku 2 tahun yang lalu.
"Profesor John?" panggilku dengan wajah terkejut.
"Ah, kau ingat padaku?" ucap profesor John sambil tersenyum hangat.
Keberadaannya membuat suasana di kelas ini menjadi lebih santai. Aku baru tahu jika di akademi ini ada seseorang yang bisa tersenyum setulus ini.
"Profesor John, mulai hari ini Alicia akan bergabung dengan kelas ini." kata Duke-sama tanpa basa-basi.
Dari nada kata-katanya, Duke-sama sepertinya tidak menerima penolakan dalam bentuk apapun, dan dia sama sekali tidak terdengar seperti seseorang yang sedang meminta izin.
Bahasanya memang terdengar sopan, tapi tatapan matanya sangat mengintimidasi. Pastinya dia tidak perlu bertindak sejauh ini, kan? Pak tua... Ah bukan, kakek ini juga sepertinya mudah diajak negosiasi. Jadi jangan berlebihan, oke.
Profesor John juga hanya terlihat seperti laki-laki tua biasa. Ngomong-ngomong, profesor John sangat cocok dengan sebutan kakek, tidak seperti kakek Will yang lebih cocok disebut paman. Mungkin alasan kenapa aku memanggil kakek Will dengan sebutan 'kakek' adalah karena pertemuan pertamaku dengannya saat masih kecil.
"Tentu saja. Aku tidak keberatan." kata profesor John.
Tidak... Aku ingin kau menolaknya, profesor! Ini adalah kesempatan terakhirku untuk bisa pergi dari sini. Tapi sayang, kesempatan itu hancur dalam beberapa detik saja.
Duke-sama tidak menunggu lebih lama lagi, dia langsung menggenggam tanganku dan berjalan menaiki tangga untuk menuju ke bangku yang ada di barisan paling belakang.
Aku tahu ke mana Duke-sama akan membawaku. Tentu saja dia akan duduk di kursi paling belakang yang hanya bisa digunakan oleh anggota keluarga kerajaan dan anak dari 5 keluarga bangsawan utama. Meski begitu, ada seseorang yang tidak menyadari hal tersebut dan duduk di sana dengan santai. Yah... Sasuga Liz-san. Dia benar-benar tidak bisa menyadari hal semudah ini.
Ah... Aku tidak mau ke sana. Tapi aku tidak bisa melarikan diri dari sini. Aku yakin seseorang akan menangkapku dengan cepat jika aku melakukannya. Jadi kesimpulannya, itu bukanlah pilihan yang bijaksana.
Saat aku berjalan, aku bisa melihat para siswa yang menatapku dengan wajah penasaran. Bahkan aku masih bisa merasakan tatapan mereka meski aku sudah berada di atas.
Aku mendapatkan terlalu banyak perhatian hari ini. Sayangnya semua perhatian itu bukan disebabkan oleh reputasi wanita jahatku...
Saat aku sampai di bangku atas, aku duduk di bangku yang sudah disiapkan olehnDuke-sama untukku.
Komentar
Posting Komentar