I'll Become a Villainess That Will Go Down in History Chapter 130
Disclaimer: Novel ini bukan punya saya.
🦊🦊🦊🦊
"Kau tahu, aku ada di sana tadi pagi~~." kata Mel sambil melambaikan tangan ke arah para penonton.
"Cepat lakukan." perintah Duke-sama dengan nada dingin.
"Ciih... Oke, oke." timpal Mel sambil mengerutkan bibirnya.
Memangnya perintah apa yang diberikan Duke-sama pada Mel?
{ Ya, ada apa?
Uum... Aku ingin kau ikut denganku...
Apa?
Makanya...! Ah, anu...
Kenapa?
Eh!?
Kenapa kau ingin aku ikut denganmu?
Anu... Itu...
Apa kau tidak bisa bicara dengan lancar? Kau harus bisa bicara dengan lancar agar lawan bicaramu mengerti apa yang kau inginkan.}
Rekaman seluruh percakapanku tadi pagi diputar dan didengarkan oleh semua orang yang ada di kafetaria ini.
Apa yang sebenarnya terjadi... Semua ini jadi makin gila...
"Ini adalah mantra spesialisasi sihir elemen tanah." kata Gilles kepadaku.
Apa!? Ternyata ada sihir sekeren ini di elemen tanah? Dan sihir ini sama sekali tidak ada hubungannya dengan tanah!?
Para admin game itu pasti tidak pernah memikirkan sistem sihir dunia ini dengan sungguh-sungguh, huuh? Meski mereka membuat dunia fantasi ini untuk setting cerita romantis, mereka hanya melakukan semua yang mereka mau. Mereka menempatkan mantra apapun yang mereka ingat seenaknya tanpa memikirkan karakteristiknya!
"Apa-apaan itu...!" teriak gadis yang ada di sebelah Liz-san, tubuhnya terlihat gemetaran.
"Kenapa kau terlihat panik? Fufufufu~."
Dalam sedetik, Mel berubah menjadi iblis kejam. Meski penampilan luarnya masih sama seperti malaikat, tapi sinar matanya terlihat sangat berbahaya seperti iblis.
"Kalau kau ingin menggunakan sihir seperti ini dalam rencanamu, pastikan jika disekitarmu tidak ada orang lain yang bisa menggunakannya. Ah, tapi... Kurasa kau tidak bisa melihatku saat itu~~! Oops~." Mel sedikit menjulurkan lidahnya di ujung bibir dan berbicara dengan nada yang sangat imut. Meski begitu, dia masih terlihat menyeramkan.
Dari semua tatapan yang mengarah pada Mel, aku tahu jika tidak ada orang yang sanggup mengikuti ritmenya.
"Cukup, Mel." kata Duke-sama dengan tenang.
Duke-sama mungkin satu-satunya orang yang bisa mengontrol Mel di sini. Aku yakin jika semua orang yang ada di sini masih mencerna kejadian yang baru saja terjadi di sini.
"Aww... Duke! Kau benar-benar majikan yang kejam! Kau selalu memanggilku untuk melakukan ini dan itu, lalu menyuruhku lergi tanpa membiarkanku bersenang-senang!" kata Mel sambil menggembungkan pipinya. Sesaat setelahnya gadis itu menghilang tanpa jejak, seakan dia tidak pernah berada di sampingku.
... Seakan dia adalah hantu gentayangan.
"Dia mirip hantu, ya." kata Gilles dengan wajah terpana.
Aku juga berpikir seperti itu. Sepertinya frekuensi pikiranku dan Gilles benar-benar tersambung dengan baik.
"Apa yang sebenarnya terjadi di sini!? Tolong beri aku penjelasan yang sebenarnya!"kata Liz-san dengan nada kesal pada gadis yang ada di sampingnya.
Gadis itu terlihat bingung saat mendengar nada kesal dari Liz-san. Matanya mulai beredar ke seluruh ruangan dengan cepat.
Saat gadis itu mulai kehilangan rasa tenangnya, aku haya bisa tertawa. 'terlalu cepat bagimu untuk bisa menjatuhkanku dalam perangkap seperti ini.' gumamku dalam hati.
"Anu... Tapi Liz-sama...!"
"Apa!?"
"Dia juga bilang jika penampilanku sama sekali tidak punya daya tarik!" teriak gadis itu histeris. Dia juga mengacungkan jarinya ke arahku.
... Hei mob, apa kau tidak tahu kalau yang kau lakukan barusan itu terlihat sangat tidak sopan?
"Aku tidak mengerti apa maksudmu." kata Liz-san dengan wajah bingung.
Tentu saja. Bagi Liz-san yang tidak tahi masalahnya, dia pasti tidak paham kenapa gadis itu menjadi sangat marah. Aku yakin jika beberapa orang di sini juga berpikiran seperti itu.
"Aku bilang, dia sama sekali tidak punya daya tarik." kataku sambil menghela nafas lelah.
Biasanya aku akan bicara dengan nada sopan pada mereka... Tapi untuk sekarang aku tidak akan melakukannya.
"Kenapa?"
"Karena itu yang kulihat dan yang kurasakan."
"Bukan itu maksudku! Kenap kau berkata seperti itu!? Dia cukup menarik untukku!" jawabnya dengan suara keras. Semakin marah dia, mata emerald itu akan terlihat semakin bersinar.
"Orang yang suka menjebak orang lain seperti dia terlihat menarik?" tanyaku sambil tertawa mengejek.
"Itu... yang dia lakukan memang tidak bisa dibenarkan! Tapi dia adalah gadis yang menarik." balasnya dengan nada yang lebih tenang dan terkontrol.
Ah... Itu adalah sesuatu yang pasti keluar dari mulut heroine.
"Kurasa orang yang melakukan hal buruk juga punya 1,2 hal yang membuat orang lain tertarik padanya." kataku setuju.
"... Apa." Liz-san tidak bisa membalas perkataanku.
"Katakan kepadaku, bagian mana dari gadis ini yang menarik perhatianmu." lanjutku.
"... Emma* adalah gadis baik dan penuh perhatian. Dia gadis lembut dan penyayang!"
"Bagaimana dengan penampilannya?"
"Eh!?"
"Kita tidak sedang membicarakan sifat Emma, setidaknya bukan itu maksudku. Kita sedang membicarakan penampilannya! Wajahnya! Penampilan fisiknya! Jadi? Bagian mana yang membuatmu tertarik padanya?" aku mengeluarkan semuanya sambil mengunci tatapan Liz-san dengan mataku.
Komentar
Posting Komentar