I'll Become a Villainess That Will Go Down in History Chapter 128
Disclaimer: novel ini milik Ookido Izumi dkk.
🦊🦊🦊
"Kita tidak mengunjungi kakek Will kemarin."
"Yah... Kita baru sampai di kabin saat malam. Lagipula kita berdua sudah kelelahan." kata Gilles dengan nada sebal.
Akhirnya kami berdua bisa pergi ke akademi tanpa diketahui oleh ayahanda, tapi ini masih hari ke 2. Jalan kami masih panjang. Jika Henry-oniisama sudah melapor soal kejadian kemarin, maka cepat atau lambat...
Dan lagi, kusir yang kami bayar untuk mengantarkan kami pagi ini tidak mungkin tinggal diam. Dia pasti akan melaporkan hal ini pada ayahanda. Ini adalah salah satu resiko yang terpaksa kami ambil karena... jalan kaki dari kabin ke akademi itu terlalu jauh.
Aku tidak yakin jika kami bisa bertahan selama 6 hari tanpa ketahuan.
Stop, Alicia. Masih terlalu cepat bagimu untuk berpikir pesimis. Wanita jahat tidak boleh kehilangan rasa percaya dirinya. Tidak peduli apa yang terjadi, kau harus tetap teguh dan kuat!
"Alicia-sama."
Tiba-tiba seseorang memanggil namaku.
Aku berbalik dan melihat seorang gadis yang tidak kukenal. Dia punya aura 'mob' di seluruh wajahnya. Dia terasa tidak berbahaya... dan juga tidak punya ciri khas yang mudah diingat.
Gadis itu punya rambut berwarna coklat tua yang dikuncir 2 dan mata coklat tua. Bisa dibilang penampilannya sangat biasa.
"Ya? Ada apa?" tanyaku.
"Um... Aku ingin kau ikut denganku." katanya dengan suara lirih.
"Apa?"
"Makanya, dengarkan...! Anu.. Itu..."
"Kenapa?"
"Eh?"
"Kenapa kau memintaku untuk ikut denganmu?" tanyaku saat dia tidak mengatakan apa-apa. Gadis itu hanya memainkan tangannya dengan gugup dan badannya terlihat gemetaran.
Tidak peduli berapa kali aku melihat tingkah gadis ini... Dia terlihat sangat mencurigakan. Aku memang penasaran, tapi aku bukan heroine yang akan mengikuti orang tidak dikenal dengan senyum lebar di wajah.
"Katakan apa alasanmu." perintahku.
"Um... Anu..."
"Apa kau tidak bisa bicara dengan lancar? Kau harus bicara dengan benar jika ingin membuat orang lain mengerti."
"... Maaf."
"Aku tidak menginginkan kata maafmu. Aku hanya ingin kau mengatakan alasannya."
"Ti-tidak... Anu... Itu..."
Setelah itu, si gadis 'mob' langsung berlari pergi dan meninggalkanku begitu saja.
Apa yang barusan terjadi? Apa ada yang mengancamnya?
"Apa yang terjadi padanya...?" tanya Gilles heran.
"Aku juga tidak tahu."
"Sikap gugupnya terlihat terlalu mencurigakan."
"Apa kau tidak terlalu curiga? Mungkin dia cuma gadis pemalu biasa..."
Setelah itu kami tidak membahas kejadian itu lagi. Yang kami tahu, gadis itu langsung berlari ke arah gedung akademi setelah berbicara denganku.
XXX
Entah bagaimana caranya, kami berhasil menghindari Duke-sama dan yang lainnya. Kami juga berhasil kabur dari kelas pagi bersama dengan mereka.
Saat kami berdua masuk ke kelas asliku tadi pagi, tatapan semua orang terasa menjadi lebih sengit dari kemarin, tapi semua itu tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan tatapan Duke-sama.
Lagipula ini lebih aman. Hingga sihirku kembali, aku tidak boleh bertemu dengan Liz-san dan para pengikutnya... Apapun yang terjadi.
"Gilles, bukannya kau bisa masuk kelas seniornya Duke-sama? Kau kan tidak perlu menghindarinya."
"Tidak. Aku akan terus bersamamu." jawab Gilles sambil tersenyum kecil. Aku mengangguk dan tersenyum balik padanya. Setelah itu kami melanjutkan perjalanan menuju kafetaria.
Kenapa ada lebih banyak orang yang menatapku seperti ini? Aneh sekali.
Biasanya memang ada banyak orang yang menatapku dan kebanyakan dari mereka adalah tatapan penasaran. Tapi hari ini, mereka semua menatapku dengan penuh kebencian.
Saat aku dan Gilles masuk ke dalam kafetaria, semua orang yang ada di sana langsung menghujamkan tatapan mereka ke arah kami.
... Woah.
Permusuhan, kemarahan, rasa benci... Semua emosi negatif itu menusukku bagai bilah belati yang sangat tajam. Tatapan mereka seakan berkata jika aku sudah melakukan sebuah dosa yang sangat besar.
Karena aku bisa mendapatkan respon negatif dengan mudah seperti ini... Bukankah itu artinya aku sudah berhasil menjadi wanita jahat yang mumpuni!? Kalau ada uji sertifikasi untuk para wanita jahat, aku pasti bisa lulus dengan nilai sempurna.
"Dia di sana!" gumam seseorang dengan nada benci.
Aku menoleh ke arah datangnya suara dan melihat seorang gadis yang sedang menatapku dengan tatapan membunuh dari tengah keramaian. Matanya seakan berkata jika riwayatku akan berakhir hari ini.
Komentar
Posting Komentar