I'll Become a Villainess That Will Go Down in History Chapter 125
Disclaimer: novel ini bukan punya saya.
๐ถ๐ถ๐ถ๐ถ
Setelah kelas selesai, aku dan Gilles langsung pergi ke suatu taman kosong. Aku lagsung duduk di salah satu bangku dan memikirkan rencana selanjutnya.
"Pulang ke rumah sekarang bukan ide yang bagus."
"Benar. Tapi kau juga tidak bisa terus berada di sini. Aku yakin seseorang sudah memberitahukan keberadaanmu pada Arnold. Hanya menunggu waktu hingga seseorang dari mansion datang untuk membawamu kembali."
"Benar juga."
"Untuk sementara waktu, bagaimana jika kita bersembunyi di tempat Duke?"
Kami tidak bertunangan. Jadi aku tidak boleh bersama dengan Duke-sama, iya kan?
Gilles melanjutkan dengan wajah serius.
"Karena yang sedang kita bicarakan itu Duke, dia pasti sudah tahu keadaanmu saat ini. Lagipula... Cepat atau lambat kau akan bertunangan dengannya. Kau tahu itu kan?"
"Aku tidak punya niat untuk bertunangan dengan Duke-sama."
"... Kau tidak akan bisa lari selamanya, Alicia."
Aku tidak akan bisa lari?
Jika Gilles sampai berkata seperti itu, aku jadi ikut berpikir jika semua usaha pelarianku tidak akan pernah berhasil.
"Alicia!!" seseorang memanggil namaku.
Seseorang tiba-tiba mendekapku sebelum aku bisa melihat wajahnya... Tapi aku tahu siapa dia.
Nah, ini baru reuni mengharukan yang kuharapkan selama 2 tahun ini. Meski sebenarnya kami sudah bertatap muka saat di kafetaria, tapi ini adalah pertemuan pertama kami berdua yang sesungguhnya.
"... Um, Henry-oniisama, sakit." ucapku dan Henry-oniisama pun melonggarkan pelukannya.
Hm? Kenapa oniisama masih memelukku? Bukannya ini sudah cukup lama?
"Aku sangat terkejut saat melihatmu tadi." kata Henry-oniisama sambil terus memelukku. Melalui pelukan itu aku bisa tahu jika dia benar-benar mengkhawatirkan diriku.
Aku menepuk pundaknya dan dia melepaskan pelukannya untuk melihat wajahku. Akhirnya aku juga bisa melihatnya dengan seksama sekarang. Setelah 2 tahun tidak bertemu, sepertinya Henry-oniisama jadi tambah tinggi.
"Kau juga tambah tinggi." katanya seakan bisa membaca pikiranku. Dia juga mengelus rambutku dengan lembut.
"Apa kau benar-benar mengkhawatirkanku?"
"Tentu saja. Kau tinggal sendirian di gubuk selama 2 tahun! Tapi jika dibandingkan dengan Duke, kau bisa bilang jika aku sama sekali tidak khawatir."
"Duke-sama? Dia juga khawatir padaku?"
Karena aku merasa kaget, suaraku terdengar lebih melengking dari biasanya.
Di mataku, Duke-sama sama sekali tidak terlihat khawatir. Maksudku... Duke-sama bahkan tidak memberikan pelukan selamat datang padaku...
"Kurasa dialah yang paling mengkhawatirkanmu."
Ah, iya juga. Pertama kali kami bertemu di hutan belakang akademi, nafas Duke-sama terlihat ngos-ngosan dan rambutnya juga berantakan. Apa dia habis lari-lari?
Saat itu aku terlalu kaget karena kemunculannya. Setelah itu aku terlalu sibuk memikirkan perkataan Mel dan tidak memperhatikan detail kecil lainnya.
"Ngomong-nomong, Ali! Apa kau sudah dengar rumor tentangmu? Mereka semua sudah gila!"
"Ya. Aku sudah dengar."
"Dan untuk menyingkirkan mereka, Duke..."
"Menyingkirkan mereka?"
"Oi, oi. Setidaknya dengarkan dulu sampai habis, oke. Untuk menghilangkan rumor-rumor itu, kau pikir apa yang akan dilakukan oleh Duke?"
Tunggu.. Kenapa kakak bertanya padaku? Aku tidak akan tahu jawabannya. Tapi... Yah, Duke-sama itu orang yang lumayan baik kan? Kurasa hukuman yang dia berikan tidak akan terlalu berat.
"Apa dia membuat mereka di skors dari akademi?"
Henry-oniisama mendengus dan tertawa keras saat mendengar jawabanku.
"Alicia, mungkin hanya kau yang berpikir jika Duke adalah orang baik. Duke bersikap dingin pada semua orang... Bahkan pada orang yang dia percaya. Dia sama sekali tidak perduli dengan orang lain. Jadi, jika serangga-serangga itu mulai menghinamu, gadis yang dia cintai, tidak mungkin mereka berakhir hanya dengan skors dari akademi. Setidaknya mereka akan langsung dikeluarkan." jelas Gilles dengan wajah datar.
Kenapa sepertinya Gilles bisa lebih mengenal Duke-sama daripada diriku?
"Duke-sama orang yang dingin? Rasanya agak tidak terduga."
"Benarkah? Saat pertama kali aku bertemu dengan Duke, aku merasa seperti ada es yang mengalir di punggungku." kata Henry-oniisama.
"Bukannya itu karena dia terlalu tampan?" tanyaku.
Henry-oniisama tersenyum saat mendengarnya.
"Tentu dia sangat tampan... Tapi bukan itu yang kumaksud. Meski dia cuma bocah sama seperti kami... Ekspresi wajahnya terlihat seperti orang dewasa. Dia sama sekali tidak terlihat seperti anak kecil. Rasanya dia seperti orang dewasa yang terjebak dalam tubuh anak-anak. Sejak dulu tatapannya juga sedingin es, rasanya seperti menatap sebuah geiser."
Hm... Tapi saat kami pertama kali bertemu, Duke-sama tidak terasa dingin seperti itu.
"Tapi, Henry-onisama.. Kalian teman kan?"
"Ya, kurasa. Sekarang kami memang berteman. Tapi butuh waktu lama hingga dia mau berbicara pada kami."
"Sekarang dia sama sekali tidak dekat dengan Liz dan para pemujanya, iya kan? Dia bahkan terlihat tidak peduli saat mereka berbicara kepadanya."
"Ya. Mereka tidak sedekat dulu lagi. Tapi Duke sudah dewasa sekarang, jadi dia tidak akan menunjukkan kebencian yang dia rasakan pada mereka semua meski mereka menghina Alicia... Tidak ada yang bisa dia lakukan. Tapi kadang aku merasa jika dia benar-benar ingin membunuh mereka semua."
"Duke sama sekali tidak melakukan apa-apa? Dia hanya duduk diam dan membiarkan mereka menghina Alicia?"
"Tidak, dia..."
"Tunggu. Jadi apa yang terjadi pada orang yang menghinaku?" tanyaku saat menyadari jika Henry-oniisama belum menjawab pertanyaanku.
... Ah, aku sudah mengacau. Aku juga penasaran soal Duke-sama yang tidak pernah melakukan apa-apa saat semua temannya menghinaku.
"Oh, 2 dari mereka sudah mati. Setelah itu tidak ada yang berani menghinamu di depan Duke lagi." jawab Henry-oniisama dengan nada hati-hati.
Komentar
Posting Komentar