I'll Become a Villainess That Will Go Down in History Chapter 133

 Disclaimer: this novel is not mine 😊. Liihat Daftar isi untuk info lebih lengkap.

🐈🐈🐈

"Kudengar dari Henry, katanya dia memberitahumu jika aku sudah membunuh 2 orang." kata Duke-sama sambil memperhatikan wajahku.

"Ah, jadi begitu. Oniisama yang memberitahumu."

"Bahasa."

"... Sebegitu tidak sukanya kah kau saat aku menggunakan bahasa sopan kepadamu?"

"Ya. Aku sangat tidak suka." jawab Duke-sama tanpa basa-basi.

... Aku benar-benar tidak paham jalan pikirannya. Satu-satunya yang aku tahu adalah dia punya sisi kejam dan sangat suka menggodaku.

Tapi hanya itu... Sekarang dia sangat terbuka padaku. Aku tidak pernah mengira jika hari di mana dia akan menjawab pertanyaanku akhirnya tiba juga.

"Apa hanya itu yang ingin kau ketahui?"

"Tidak. Aku masih punya pertanyaan lain... Tapi apa maksudmu saat berkata kalau kau tidak membunuh siapapun?"

Duke-sama tersenyum ke arahku. Rasanya sekarang aku sedang bertatapan muka dengan raja iblis.

Di saat yang sama, sinar senja menyinari anting batu sihir yang ada di telinga Duke-sama. Instingku berkata jika aku tidak bisa membuat orang ini menjadi musuhku. Seluruh sel di tubuhku berteriak agar aku segera pergi menjauh darinya.

"... Aku hanya menyebarkan rumor kalau akulah yang membunuh mereka berdua."

Kata-katanya terdengar sangat menyeramkan dan bulu kudukku meremang saat mendengarnya. Apa yang membuat Duke-sama semenyeramkan ini? Apa karena tatapan matanya? Aku merasa seperti melihat riak gelap di dalam sana.

"Apa yang kau lakukan pada mereka?"

"Tidak banyak. Aku hanya membuat mereka dikeluarkan dari akademi." jawab Duke-sama dengan wajah datar. Wajahnya memang terlihat sangat tenang, tapi aku bisa merasakan suhu ruangan yang turun dengan drastis.

... Aaahh.. Kepalaku mulai sakit sekarang. Aku harus menenangkan diri untuk mencerna semua informasi ini.

Pertama, aku tahu dari game jika latar belakang cerita Duke-sama sangatlah kelam dan berat. Dan sekarang... Daripada melewati rute heroine, dia malah jatuh cinta kepadaku... Itu artinya, sisi gelap dalam dirinya masih belum hilang, karena itulah sekarang dia bisa terlihat kejam seperti ini.

Karena itu aku bisa percaya dengan mudah jika dia memang membunuh 2 orang itu. Tapi ternyata itu adalah informasi yang salah.

Jadi... Apa yang sebenarnya terjadi di sini? Apa dia masih membawa 'beban berat' itu di pundaknya? Atau mungkin tidak? Maksudku, Duke-sama memang sudah membuat mereka berdua dikeluarkan, dan itu bukan hal yang menyenangkan. Tapi itu bukan kemungkinan terburuk yang bisa terjadi.

Uugh, aku tidak mengerti. Satu-satunya hal yang kupahami adalah, Duke-sama yang ada di depanku tidak sama dengan Duke-sama yang ada di dalam game. Sepertinya mencintai seseorang memang bisa merubah watak orang tersebut... Ternyata cinta memang bisa membawa pengaruh yang sangat besar untuk seseorang.

"Padahal aku yakin kalau kau sudah berubah menjadi psikopat karena membunuh mereka berdua gara-gara alasan sepele." kataku sambil tertawa canggung.

"Aku tidak pernah menyangka jika aku akan mendengar hal itu darimu... Bukannya kita berdua itu sama?" timpal Duke-sama sambil menyeringai. "Tentu saja aku tidak melakukannya. Aku masih punya akal sehat. Aku hanya membuat orang lain berpikir sebaliknya."

"Untuk apa? Kenapa kau melakukan semua itu?"

Mata Duke-sama terlihat berkilat saat mendengar pertanyaanku.

"Karena aku setuju dengan pendapatmu. Manusia menilai orang lain mengunakan semua detail yang bisa mereka lihat. Mereka melihat semua gerak-gerikmu, menimbang pergerakan dan kata-katamu dalam sebuah timbangan untuk mengetahui seberapa berharga dirimu. Aku hanya menggunakan fakta itu dan membuat mereka melihatku sebagai pangeran gila. Jika itu terjadi, mereka tidak akan berharap banyak dariku. Aku bisa hidup dengan bebas."

"Kebebasan apa yang sedang kau cari? Apa yang membuatmu terbelenggu?"

Wajah Duke-sama terlihat semakin kelam.

"Kau tahu, aku juga pernah pergi ke desa Roana sekali. Lama sebelum kau mulai pergi ke sana."

Dari jawaban itu aku mengerti. Selama Duke-sama terus berperan sebagai pangeran kerajaan ini, dia tidak akan bisa melakukan apa yang dia mau.

Situasinya bahkan lebih parah dari kami semua. Setiap detik, semua yang dia lakukan selalu berada di bawah pengawasan. Meski dia hanya pergi ke suatu tempat untuk bersenang-senang, orang lain tidak akan berpikir seperti itu. Dia tidak bisa muncul begitu saja di tempat umum tanpa pengawal... Apalagi di desa Roana. Kedatangannya bisa membuat guncangan politik di dalam pemerintahan kerajaan. Mungkin, jika dia adalah pangeran kedua, belenggu itu tidak akan sekuat ini. Tapi Duke-sama adalah pangeran pertama... Dia adalah putra mahkota kerajaan ini, orang yang akan menjadi raja selanjutnya.

"Tidak peduli seberapa pintar dan berbakatnya diriku, jika mereka menganggapku gila maka mereka tidak akan berharap banyak padaku."

"Kurasa bukan begitu cara kerjanya..."

"Yah... Punya image seperti itu membuatku merasa lebih bebas ketimbang saat menggunakan topeng pangeran sempurna."

"Benar juga."

Strateginya benar-benar mantap. Mungkin dia adalah orang yang paling perhitungan dibandingkan semua orang yang pernah kutemui. Duke-sama di dalam game tidak punya sifat selicik ini.

Dari sini aku bisa tahu jika Duke-sama adalah perencana yang lebih baik dariku. Dan aku tidak pernah menyangka jika orang hebat sepertinya akan menyukai orang sepertiku.

Jujur saja, aku masih tidak paham soal semua ini. Aku tidak tahu bagaimana rasanya menyukai orang lain seperti itu, dan aku juga tidak tahu emosi yang cocok dengan perasaan itu.

"Lalu aku berpikir, jika rumor tentang diriku yang membunuh mereka berdua beredar.. Kau pasti akan mendengarnya. Tapi sepertinya rencana itu hancur berantakan." kata Duke-sama dengan santai.

Ah!!! Jangan melempar kata-kata seperti itu dengan mudah... Pengalam cintaku itu nol besar, tahu...!

"... Duke-sama... Apa yang kau suka dariku?"

Sebelum aku bisa menahannya, kata-kata itu langsung meluncur dari dalam mulutku.





Komentar

Postingan Populer