I'll Become a Villainess That Will Go Down in History Chapter 127

 Disclaimer: this novel is not mine, for now and ever.

🐨🐨🐨🐨🐨🐨

Timing kakakku ini benar-benar sangat jelek! Hatiku menangis saat mendengar pertanyaan itu, tahu!

Aku tidak tahu harus bagaimana!!

"Apa tadi, Henry-oniisama?"

"Makanya... Level 90...? Apa kau..."

"Ah, jadi Rebel-san baru saja berulang tahun yang ke 90? Menakjubkan sekali~~."

Gilles menatapku skeptis dan berpikir apakah aku memang bisa mengalihkan pertanyaan Henry-oniisama. Tentu tidak, Gilles. Aku sama sekali tidak berhasil. Aku tahu kalau sekarang kata-kataku terdengar menggelikan. Tapi apa yang bisa kulakukan? Aku tidak bisa memikirkan cara lain!

"Oi, Ali. Kau melakukannya dengan sengaja, ya?" tanya kakakku dengan mata tajam.

Tentu saja dia tidak akan tertipu. Henry-oniisama tidak bisa ditipu dengan mudah.

"Ohoho... Aku sangat ingin bertemu dengan Rebel-san untuk mengucapkan selamat...~." kataku dengan tawa dan senyum palsu.

"Jadi memang tidak bisa ya?" tanya Henry-oniisama.

"Oh, itu Duke."

"Gilles! Memangnya dia bisa tertipu hanya dengan itu!?"

"Aku tidak bohong. Duke sedang berjalan ke sini." kata Gilles dengan nada serius. Dia bahkan menunjuk ke sebuah arah agar terlihat lebih meyakinkan.

Henry-oniisama melirik ke arah yang ditunjuk Gilles sambil memegang tanganku dengan erat.

"Ah, dia benar-benar ke sini." gumam Henry-oniisama pelan.

Aku langsung menoleh... Dan benar, Duke-sama memang ada di sana. Sepertinya Gilles tidak bohong kali ini.

Saat ini aku punya segunung pertanyaan untuk Duke-sama, tapi aku tidak bisa menanyakannya karena Henry-oniisama masih ada di sini.

Ah, sial! Ini menyebalkan!

Kalau sudah begini... Aku hanya bisa menggunakan kartu AS ku.

Tanpa ragu sedikitpun, aku langsung menginjak kaki Henry-oniisama sekeras mungkin. 'Anak baik tidak boleh menirunya di rumah, oke!'

Sepertinya rencanaku berhasil. Henry-oniisama melepaskan tanganku untuk memeriksa kakinya.

Karena aku menginjaknya dengan bagian tumit sepatuku, pasti rasanya lumayan sakit.

"Ayo, Gilles! Kita harus segera pergi dari sini! Teriakku sambil berlari.

Gilles kebingungan dan kaget saat melihat tingkahku. Tapi pada akhirnya dia mengikutiku berlari menjauhi Henry-oniisama. Aku bisa mendengar langkah kakinya tepat di belakangku, tapi suaranya semakin menjauh. Saat aku menoleh ke belakang, aku melihat Gilles yang tidak bisa menyamai keceepatanku.

"Ayo, Gilles! Lebih cepat lagi!"

Buku-buku yang dia bawa menghambat larinya. Jika dibandingkan dengan diriku yang melatih tubuh setiap hari, fisik Gilles memang berbeda jauh dariku.

"Ali! Kembali!!" teriak Henry-oniisama. Pada saat yang sama aku bisa mendengar tawa pelan dari Duke-sama. Aku langsung berbalik dan menghampiri Gilles tanpa menatap mereka berdua. Setelah itu aku membopong anak itu di bahuku dan berlari menjauh dari sana. Kurasa ini lebih cepat daripada membiarkan Gilles berlari sendirian.

Ini bukan waktu yang tepat untuk memikirkan tatapan aneh yang kami terima. Yang penting kami harus segera pergi dari sini!

"Hei, Ali... Tunggu! Turunkan aku!"

"Berhenti bergerak! Jika kita tertangkap sekarang, kita bisa tamat!"

"Kau ini masih bangsawan, tahu! Sadar diri sedikit, dong!"

"Aku tidak apa-apa!"

"... Tidak bisa dipercaya." gumamnya pasrah. Gilles mendengarkan permintaanku dan berhenti meronta. Setelah itu, aku langsung berlari keluar akademi dengan Gilles di pundakku.

Mungkin orang lain akan menganggapku seorang penculik jika melihat semua ini.

Yah, menculik memang perbuatan jahat, tapi rasanya itu tidak pantas dilakukan oleh seorang wanita jahat. Pemandangan aneh ini pasti membuatku kehilangan banyak poin... Rasanya semua kerja kerasku hari ini sia-sia.

Setelah aku memastikan jika tidak ada yang mengejar kami, aku menurunkan Gilles ke tanah.

"... Jadi, apa kita akan jalan kaki sampai mansion?" tanya Gilles.

"Sepertinya pilihan kita hanya itu."

"Alicia... Apa sebenarnya kau ini idiot?"

Gilles sepertinya sudah menyerah dalam menghadapi sifatku yang semaunya sendiri.

"Apa? Kenapa? Aku sudah membuat rencana ini agar kita bisa kabur dari sana! Harusnya kau memujiku, bukan memarahiku. Iya kan?"

"Apa hikmahnya lari dari Henry tapi kita akan tetap bertemu Arnold saat sampai nanti? Siapa yang peduli jika pertemuan kalian berdua mundur beberapa jam hingga hari!?"

"Karena itu kita tidak akan pulang ke mansion. Tidakkah semua akan baik-baik saja selama kita tinggal di kabin selama seminggu?"

"Sepertinya itu... mustahil? Apa itu benar-benar bisa menyelesaikan semua masalah ini?"

"Yah... Aku bisa mengunci pintunya, jadi kita akan baik-baik saja! Hm... Kita harus menamai rencana ini... Ah, aku tahu! Sejak saat ini yang akan kita lakukan adalah 'rencana hidup diam-diam'!"

"Apa itu...? Jelek sekali! Sepertinya sendirian selama 2 tahun juga memiliki efek samping. Sepertinya ada lebih banyak baut yang lepas dari otakmu jika dibandingkan dengan 2 tahun lalu."

Ya ampun, kasarnya. Nama buatanku memang masih bisa disempurnakan, tapi kurasa namanya masuk akal. Lagipula kabin itu sudah dilengkapi dengan ksmar mandi dan keperluan lainnya. Tidak masalah jika kami tinggal di sana selama seminggu...

Rencana sederhana adalah rencana yang paling aman untuk sekarang. Apalagi saat ini aku tidak bisa memikirkan ide lain.

Simpel is the best!

"Aku capek." kata Gilles.

"Aku juga."

"Berapa lama lagi kita sampai di sana?"

"Lebih baik kita tidak memikirkannya."

Hari itu, aku berjalan menuju kabin bersama Gilles sambil bertukar kata sesekali.





Komentar

Postingan Populer