I'll Become a Villainess That Will Go Down in History Chapter 132
Disclaimer: novel ini bukan punya saya. Informasi lebih lengkap klik daftar isi di bagian paling bawah.
π―π―π―π―
"Hey, Gilles... Menurutmu, apa Liz-san bisa membedakan dirinya dan orang lain?" ujarku saat kami berdua sedang berjalan berdua di tengah lorong sepi.
"Entahlah." jawabnya dengan nada tidak tertarik. Matanya terus tertuju pada buku yang dia bawa.
Hei, bisakah kau berpura-pura mendengarkanku meski cuma sedikit? Apa kau tidak tahu kalau berjalan sambil membaca itu berbahaya? Jadi, tutup buku itu dan dengarkan aku, oke?
Aku baru ingin mengatakannya pada Gilles, tapi tiba-tiba aku tidak bisa merasakan tanah yang ada di bawahku kakiku.
"Huh?"
Sebuah tangan memelukku dan mengangkatku ke udara. Memangnya seberapa kuat orang ini hingga dia bisa menggendongku dengan 1 tangan saja?
"Kau ini benar-benar kecil ya." suara itu terdengar sangat merdu dan terasa sangat dekat, aku bahkan bisa merasakan hembusan nafasnya di leherku. Kuharap setelah ini dia tidak berbisik tepat di telingaku.
Meski aku tidak melihat wajahnya, aku tahu siapa dia hanya dari punggung atletis yang terpampang di depan mataku.
"Tolong turunkan aku." ucapku dengan nada jengkel.
"Kalau aku melakukannya kau akan langsung lari kan?"
Aaaahh! Jangan berbicara tepat di telingaku! Nafasmu membuatku geli!
Setelah 2 tahun tidak bertemu, daya tarik Duke-sama menjadi sangat kuat. Bisakah kau berganti tempat dengan Duke-sama dari 2 tahun yang lalu?
"Gilles, aku pinjam Alicia sebentar."
"Silahkan."
Gilles...!! Kenapa kau malah mengkhianati partnermu seperti ini!? Beneran deh, kau sama sekali tidak imut!!
Kau bahkan tidak mau menatapku?? Padahal aku sedang diculik tepat di depan matamu!?? Bukannya keselamatanku lebih penting daripada bukumu?
Atau... Apa ini karena kau mempercayai Duke-sama?
"Karena Gilles sudah setuju, ayo pergi."
"Kemana!?"
Duke-sama tidak menjawab pertanyaanku dan terus berjalan ke arah sebuah kelas kosong.
Aku mencoba mengatakan sesuatu, tapi suaraku tidak mau keluar. Aku tidak menyangka jika Duke-sama bisa selancang ini... Padahal dulu dia tidak seperti ini. Kemana perginya Duke-sama yang selalu cool dan tenang? Jika aku berada dengan Duke-sama yang sekarang aku merasakan tekanan mental, emosi, dan fisik yang sangat besar.
Setelah kami berdua ada di dalam kelas, dia menurunkanku dan mengunci pintunya. Setelah itu dia menyandarkan tubuhnya di depan pintu sambil bersedekap.
Ya ampun... Kenapa dia bertingkah sok berkuasa seperti ini?
Setelah aku mengedarkan pandanganku, aku merasa jika kelas ini terlalu kosong. Hanya ada 1 meja dan 4 kursi di sini... Memangnya apa yang dilakukan para murid di sini? Dan lagi... Kenapa Duke-sama membawaku ke sini?
Aku menatapnya dengan raut curiga, tapi Duke-sama hanya menatapku tanpa mengatakan apapun.
"Apa maumu?" tanyaku. Aku menatapnya dengan tajam untuk menunjukkan jika aku sedang serius kali ini.
"Tidak ada. Tapi bukannya kau yang ingin bertanya kepadaku?"
"Huh?"
"Sepertinya kemarin kau ingin menanyakan sesuatu kepadaku." ulang Duke-sama.
Tidak mungkin... Bagaimana dia bisa tahu? Kupikir aku sudah menyembunyikannya dengan baik!
"Lalu? Kau sudah mendapatkan perhatian penuh dariku."
"Uh... Aku punya beberapa pertanyaan untukmu."
"Oh? Kedengarannya menarik."
Aku merasa ragu untuk mengatakan pertanyaanku... Tapi Duke-sama hanya menatapku dengan senyum sadis di wajahnya.
Aaah... Laki-laki ini benar-benar bikin frustasi!
Aku hanya bisa menghela nafas panjang saat memikirkan pemuda yang ada di depanku ini.
Kalau begitu, aku harus mulai dari mana? Aku ingin bertanya soal kakek Will... Tapi mungkin aku harus mengajak Gilles agar kami bisa mendengar jawabannya bersama-sama. Dan kurasa aku tidak bisa melakukannya sekarang. Tidak baik rasanya mengganggu kencan anak itu dengan buku tercintanya.
Hmm... Kalau begitu aku akan mulai dari nasib 2 orang yang menghinaku. Pada akhirnya aku tidak tahu apa yang sudah terjadi pada mereka... Apa Henry-oniisama ada di tempat kejadian dan menyaksikan semua itu?
"Anu..."
"Aku tidak membunuh siapapun." katanya tiba-tiba sebelum aku bisa mengatakan pertanyaanku. Kali ini wajahnya terlihat serius tanpa senyuman.
... Apa Duke-sama sedang memakai kontak lensa yang bisa membuatnya membaca pikiran orang lain? Kenapa dia bisa tahu apa yang ingin kukatakan?
Tunggu... Barusan dia bilang kalau dia tidak membunuh mereka kan?
aku hanya bisa menatapnya dengan mata terbelalak.
Komentar
Posting Komentar