ORV Chapter 198: Episode 37 – Landscape of the Demon World (5)
Disclaimer; novel ini bukan punya saya.
Aku berbalik dan melihat pemilik pub sedang menatapku dengan
tatapan penasaran. Aku menjawab dengan nada senetral mungkin. “Aku baru masuk
kemarin.”
“Senang bertemu denganmu. Hidup di kompleks industri memang
berat, tapi tetap terasa menyenangkan. Aku tidak tahu kau berasal darimana,
tapi ini bukan tempat yang buruk untuk tinggal. Mau minum?”
“Tidak. Aku tidak begitu suka minum-minum.”
“Huhu, pergi ke tempat seperti ini tapi tidak suka minum.
Kau ini menyedihkan, temanku.”
Saat aku mendengarnya, aku jadi ingat pertama kali aku
bergabung dengan Mino Soft. Han Myungoh mengatakan sesuatu yang mirip ketika
aku berkata padanya jika aku tidak minum alkohol.
Benar juga, dimana Han Myungoh sekarang? Dia juga menerima
kutukan Demon king Asmodeus, karena itu aku tidak bisa memastikan apakah dia
masih hidup atau sudah mati.
Belakangan ini aku selalu merasa tidak bersemangat ketika
mengingat hari-hari melelahkan itu.
“Aku tidak suka minum, tapi aku suka makan snack
pendampingnya. Apa kau tidak keberatan jika aku memesannya?”
“Tentu saja. Kami punya kuku iblis goreng, babat iblis
goreng, dan…”
Aku tersenyum dan berkata, “Berhenti menggodaku seperti
itu.”
“Hahaha. Ketahuan, ya.”
“Berikan makanan terenak yang kau miliki. Berapa harganya?”
“Hanya 5 koin.”
Harganya sangat murah. Itu adalah jumlah koin yang bisa
diberikan para konstelasi di Peace Land. Aku berpikir selama beberapa detik
sebelum bertanya balik. “Jika aku membayar 2 kali lipat, apakah kau bisa
membuatnya dengan rasa yang lebih enak?”
“Hahah, aku bisa membuatnya 3 kali lebih enak.”
Aku memberinya 50 koin tanpa pikir panjang. Pemilik bar
hanya menatapku dengan mata terbelalak.
“… 10 kali lebih enak sepertinya agak sulit, tapi aku akan
mencobanya.”
Tidak seperti yang dia katakan, si pemilik bar sepertinya
seorang chef yang hebat, apalagi aku bisa mencium bau lezat dari dapurnya.
Harapanku sedikit meningkat dan aku tidak bisa menahan rasa laparku. Aku tidak bisa
berhenti berpikir jika ini adalah waktunya menyantap makanan yang sebenarnya.
Aku mengabaikan suara perutku dan menghela nafas. Aku sudah
bekerja sekeras itu, bukankah ini waktu yang pas untuk istirahat?
“Hebat sekali. Apa itu tempat yang Bernama Bumi?”
Para inkarnasi sedang melihat layar yang menggantung di
tembok bar.
Itu adalah rekaman video dari channel dokkaebi. Disana aku
bisa melihat pemandangan dan mendengar suara yang terasa familiar.
‘Paman.’
Itu adalah scene dari skenario dome Seoul. Itu adalah
rekaman dari skenario ke-10—Demon King ke-73. Aku bisa mendengar suara Shin
Yoosung keluar dari layar itu. Hatiku terasa sakit ketika melihatnya.
Aku menaikkan bagian kerah jaketku hingga setengah wajahku
tidak kelihatan. Setelah itu aku lanjut menonton video itu.
“Skenario itu sangat keren, kan. Bukankah itu orang yang ada
dalam rumor?”
“Itu skenario paling terkenal belakangan ini, kan?”
“Inkarnasi di tempat seperti itu pasti sangat kaya!”
Hampir semua media massa di Demon World dikontrol oleh
bawahan wenny man.
Mereka tidak akan membuka channel secara langsung seperti
para dokkaebi, karenanya mereka tidak bisa mendapatkan koin melalui donasi.
Karena itu mereka mencuri rekaman video dan menyebarkannya ke seluruh dunia.
“Sial. Aku tidak berpikir jika tingkat kesulitannya setinggi
itu. Aku juga bisa melakukannya!”
“Berhenti bicara omong kosong. Memangnya kalau kau ada
disana, apa kau bisa menyelesaikan skenario ke-5?”
“Uhuh, tidak?”
Ketika mereka sedang menonton rekaman skenario Demon King
ke-73, scene yang ditampilkan tiba-tiba berubah.
‘Uriel, kau tahu? Semua ini hanya cerita.’
Rasanya aneh melihat diriku sendiri mengatakan sesuatu
seperti itu.
‘Kau pasti sudah melihat banyak orang yang mati hingga
detik ini.’
Saat itu Uriel terlihat sangat sedih….
Aku melihat ke sekitar dan melihat beberapa inkarnasi
menitikkan air mata.
Kemarahan, putus asa, helaan nafas.
“Sial… Itu situasi yang membuat siapapun merasa sangat
sedih…”
… Rasanya aneh. Skenario itu memang tidak adil, tapi kenapa
mereka bersimpati para cerita yang kualami? Kenapa mereka terlihat seperti
seseorang yang baru saja dihibur?
Mungkin yang membutuhkan cerita bukan para konstelasi saja.
Cerita adalah sesuatu yang dibutuhkan oleh semua orang.
“… Apa kita bisa melakukan yang seperti itu jika kembali ke
skenario asli kita?”
“Rampert, apa kau ingin kembali?”
“Jika bisa aku akan melakukannya. Sayangnya aku tidak bisa.”
“Kukuku, minta saja pada wenny man. Dia akan mengrimu kesana
kapan saja.”
“… Apa itu ejekan? Aku tidak mau menjadi disaster di
planetku sendiri.”
Disaster. Di titik ini, udara di dalam bar menjadi sangat
berat. Akan tetapi hal itu hanya terjadi sebentar saja. Semua orang tidak mau
membicarakan topik itu, karenanya arah pembicaraan bisa berubah dengan sangat
cepat.
“Ini dia. Hidangan pendamping yang 10 kali lebih enak.”
Aku tersenyum simpul dan menerima hidangan yang ternyata
adalah kentang goreng dan mie goreng. Aku tahu rasanya pasti enak karena
aromanya yang luar biasa menggoda.
Aku menerima kedua piring itu dan melihat ke sekitar. Aku
bisa melihat kepala kecil yang terfokus pada layar itu—sama seperti orang lain.
Dia tidak tahu aku ada di dekatnya.
Aku berdecih dan duduk di sampingnya. “Kenapa, apa kau
terlambat menonton?”
“Hiii!” Tampang kagetnya juga sangat imut. Dia persis
seperti bayanganku. Aku mencengkram bahu Jang Hayoung saat dia mencoba kabur.
“Kau tidak perlu terlalu waspada padaku. Aku hanya ingin
makan bersama.”
Jang hayoung terlihat tidak percaya, tapi dia tetap duduk
kembali di sebelahku. Dia memutuskan jika aku tidak bisa menyakitinya karena
ada banyak inkarnasi di sekitar kami. Jang Hayoung membuka mulutnya, terlihat
ragu selama beberapa detik, dan kemudian bertanya.
“Apa kau sudah selesai bicara dengan Aileen?”
“Ya.”
“Apa yang kalian bicarakan?”
“Kau tidak perlu tahu.”
“… Ngomong-ngomong, apa itu menu spesial?”
“Makan saja kalau mau.”
Jang Hayoung menggerakkan garpunya seakan dia sedang
menunggu persetujuanku, dan dalam sekejap mie yang ada di piring langsung
menghilang ke dalam mulutnya. Benar juga, dia punya skill Shameless (tidak tahu
malu).
“Yah, rasanya enak.”
Jang Hayoung menghabiskan lebih dari setengah porsi
makananku dalam sekejap.
“… Ngomong-ngomong, apa kau berasal dari Bumi?”
“Ya.”
Wajahku tidak pernah muncul dengan jelas di layar, seakan
ada seseorang yang menyamarkannya. Wajahku terlihat buram seperti baru saja
terkena pukulan seseorang.
Bihyung sialan, kenapa dia mengedit wajahku seperti itu? Yah
tapi berkat itu Jang Hayoung tidak mengenaliku.
“… Bagaimana rasanya?”
“Mengerikan.”
Jang Hayoung mengangguk, dia mengerti semua yang ingin
kusampaikan hanya dengan satu kata saja. Investigasi tragis tidak dibutuhkan
bagi mereka yang memiliki pengalaman melakukan skenario.
“Apa kau ada di layar sekarang?”
“Ya.”
“Dimana?”
“Sebentar lagi wajahku muncul.”
Layar kemudian fokus pada wajah tampan milik Yoo Joonghyuk.
Untungnya jubahku cukup kotor hingga warnanya hampir hitam. Dia mungkin akan
benar-benar mempercayai ceritaku jika aku terus memaksanya…
Tapi Jang Hayoung sudah mengerutkan alisnya terlebih dahulu.
“Kalian tidak mirip…”
“Itu aku.”
“Tidak. Wajahmu itu mirip adonan yang bisa dibuat oleh semua
orang, tapi dia… Wajahnya sudah pasti hasil ciptaan Tuhan yang paling
sempurna…”
“Aku kan diasingkan. Cerita soal wajahku sudah hancur.”
“Tidak peduli seberapa banyak ceritamu yang sudah hilang…
Seharusnya kau membuat kebohongan yang lebih masuk akal.”
…. Sial. Aku merasa tidak enak melakukan ini, tapi aku harus
mencapai tujuanku. “Ya, aku memang bukan dia. Tapi… Dia terlihat keren, kan?”
“Ya.”
“Dia juga sangat ahli dalam pertarungan.”
“Benarkah?”
“Aku akan mempertemukanmu dengannya jika kita pergi ke Bumi.
Aku kenal baik dengannya.”
Ucapanku menyebabkan Jang hayoung membelalakkan matanya.
Mungkin dia tidak punya pilihan lain kecuali pergi. Dalam novel Cara Bertahan
Hidup, Jang Hayoung adalah orang yang sangat mengagumi Yoo Joonghyuk. Jika aku
meyakinkan dia secara terus menerus dan terus mendorongnya untuk kembali…
“Memangnya apa untungnya aku bertemu dengannya?”
“Eh? Tidak, tunggu…”
“Lagipula aku lebih tertarik padanya.”
“Siapa?”
“Yang disana.”
Di layar, aku melihat sosok yang diselimuti oleh energi
iblis. Seorang laki-laki sedang menatap companionnya dengan tatapan sedih.
Wajahnya tidak terlihat dengan jelas, tapi aku tahu siapa dia. Itu aku.”
Aku menatap mata Jang Hayoung yang berkilauan dan berpikir
kenapa dia bisa tertarik padaku.
“Kau kan tidak bisa melihat mukanya?”
“Memang itu ada hubungannya?”
Aku merasa heran saat mendengar ucapannya. Tiba-tiba seluruh
bar menjadi ramai dengan teriakan.
“Waaahhhh!”
“Tidak! Buka matamu, Demon King of Salvation!”
“Sial! Air mataku tidak mau berhenti!”
[Reputasimu di Demon Realm ke-73 semakin menguat.]
[1.500 koin berhasil didapatkan.]
Tidak mungkin, apa aku sepopuler itu? Aku tiba-tiba menyesal
sudah berpura-pura menjadi Yoo Joonghyuk. Sekarang aku tidak bisa bilang jika
orang yang ada di layar adalah diriku.
‘Kita akan bertemu lagi di masa depan, Yoo Joonghyuk.’
Akhirnya, skenario mencapai akhir dan semua orang mulai
menangis. Beberapa orang merasa sangat terharu dan mulai menitikkan air mata.
Jang Hayoung bergumam dengan wajah berbinar. “Ah, sayang
sekali. Dia sudah punya pacar.”
Hatiku serasa berhenti berdetak. “Apa? Siapa?”
“Demon King of Salvation. Apa kau kenal dia?”
“Aku memang mengenalnya, tapi…” Aku mengernyitkan alisku dan
menatap wajah Jang Hayoung. Mata polos dengan kulit putih mulus. Wajahnya
terlihat sangat cantik, tapi…
“Kau kan laki-laki?”
Kalau aku tidak salah ingat, Jang Hayoung adalah laki-laki.
Penulis sialan dari novel Cara Bertahan Hidup menerima semua komentarku dan
hanya merubah satu hal. Itu adalah jenis kelamin pemuda ini.
Jang Hayoung mengangkat alisnya dan kemudian mendengus.
“Bumi itu tempat yang menilai semuanya dari sampulnya kan?”
Aku ingin menjawab pertahanannya, tapi pemilik bar tiba-tiba
mematikan lampu. Setelah itu dia berbicara dengan nada pelan, “Sudah malam.”
Ketika dia mengatakannya semua orang yang ada di bar
langsung terdiam. Kalimat itu menyebabkan keheningan yang lebih mencekam
daripada ketika seseorang mengucapkan kata ‘disaster’. Jang Hayoung menatapku
dan menempelkan telunjuknya di bibir.
“Shhh.”
Ketika aku memperhatikannya dengan lebih seksama, semua bar
dan bangunan yang ada di jalan ini menutup pintu dan mematikan lampu mereka.
Tiba-tiba semua keriuhan itu menghilang.
Semua area di kompleks industri langsung tenggelam ke dalam
lautan kesunyian. Semua orang yang ada di jalan langsung menghilang dan suara
terompet yang mengerikan mulai berbunyi. Beberapa penduduk menutupi telinga
mereka agar tidak mendengarnya.
Di saat itulah aku teringat dengan sesuatu.
< Ada ‘malam’ spesial di Demon World. >
Aku mendengarkan Fourth Wall dan mengingat setting yang ada
di novel Cara Bertahan Hidup.
< Semua penduduk di kompleks industri merasa takut
pada para bangsawan. Rasa takut mereka bukan hanya dikarenakan kuatnya para
bangsawan, tapi karena ‘malam’ yang muncul setiap 3 hari sekali. >
“Kumohon cepatlah berlalu. Kumohon…”
Seseorang bergumam seperti itu. Berapa lama sudah hal ini
berlangsung? Aku bisa mendengar jendela berderak seakan ada sesuatu yang
melintasinya.
Semua orang menahan nafas mereka dan berharap jika diri
mereka tidak terlihat. Ada yang merendahkan tubuhnya hingga menyatu dengan
lantai, ada yang menatap meja dengan wajah pucat pasi, dan lain-lain. Ketika
aku kembali melihat ke arah jendela, aku bisa melihat bayangan sabit raksasa
melintas tanpa suara.
< Saat ‘malam’, eksekusioner muncul dan mulai
berkeliling di area kompleks industri. >
< Jika warga memiliki revolusioner, maka para
bangsawan memiliki eksekusioner. >
Mereka adalah sumber dari rasa takut warga dan
ketidakmampuan mereka melawan para bangsawan. Sosok itu juga menjadi alasan
kenapa para duke bisa mempertahankan posisi mereka di kompleks industri.
Semua karena keberadaan eksekusioner itu. Ketika pintu bar
dibuka, semua orang langsung menutup mata mereka. Suara gesekan yang keras bisa
terdengar dari dalam kegelapan.
“Siapa re vol usio ner nya?”
Penampilan itu mengingatkanku pada malaikat pencabut nyawa
dan tingginya kurang lebih 2 kali laki-laki dewasa. Aku tidak bisa melihat
wajahnya karena jubah hitam yang dia kenakan, tapi aku bisa merasakan kekuatan
yang mengerikan dari tubuhnya.
[Target ada di bawah perlindungan skenario saat ini.]
[Saat ini target tidak terlihat.]
Tidak ada eksistensi yang bisa menolak eksekusi saat ‘malam’
muncul di kompleks industri.
Pemilik bar yang memberiku makanan dan mereka yang menonton
skenario sedang menatap lantai dengan ekspresi lelah.
Hari ini Eksekusioner memilih bar ini sebagai tempat
eksekusinya. Di tempat ini akan ada seseorang yang meregang nyawa.
“Siapa revo lu sio ner nya?”
Setiap kali sabit miliknya menyentuh lantai, semua orang
langsung bergelung ketakutan. Aku menatap mereka dengan hati-hati dan kaget
saat jang Hayoung tiba-tiba mencengkram kerahku.
“Jangan tatap dia.”
Saat eksekusioner mendengar ucapan jang hayoung, dia
langsung menoleh ke arah kami.
“Sial….”
Lebih tepatnya dia sedang menatap Jang Hayoung yang baru saja
mengumpat. Pemuda itu langsung bergetar hebat saat eksekusioner berjalan mendekat.
Intuisinya berkata jika dia akan mati hari ini.
Aku mengusap kepala Jang Hayoung yang sedang ketakutan dan
kemudian berdiri. Mulut Jang Hayoung menganga lebar dan dia menatapku dengan
mata terbelalak. Di sisi lain eksekusioner itu menatapku dengan tatapan
mengerikan.
< Kim Dokja berpikir: Apa yang akan dilakukan Yoo
Joonghyuk? >
Jika dia ada di sini, dia tidak akan mengekspos dirinya
sendiri. Yoo Joonghyuk akan bersembunyi hingga dia menemukan situasi dimana dia
bisa mendapatkan keuntungan yang paling besar.
Dia akan melakukan semua jenis investigasi untuk
berpartisipasi di skenario kompleks industri dan menemukan siapa
revolusionernya.
< Kim Dokja berpikir: Karena itu dia melakukan
regresi ratusan kali. >
Eksekusioner mengarahkan sabitnya padaku dan berbicara
dengan suara parau.
“Siapa kau?”
Ketika semua mata di bar itu tertuju padaku, aku membuka
mulut dan mengatakan sesuatu dengan cukup keras.
“Aku adalah revolusioner.”
Chapter 197 Daftar Isi Chapter 199
Komentar
Posting Komentar