Mahouka Vol.13 Chapter 5 Part 4

 Disclaimer: novel bukan punya saya


Diantara para atlet wanita dari SMA 1, ada 5 murid kelas 2 dan 7 murid kelas 3. Mereka menggunakan kamar dengan 2 tempat tidur, karena itu salah satu kamar pasti ditempati oleh 1 murid kelas 2 dan 1 murid kelas 3. (Ngomong-ngomong, jumlah atlet kelas 1 adalah 9 orang laki-laki dan perempuan, karena itu pihak sekolah mengirim 1 staf teknis laki-laki dan 1 staf teknis perempuan untuk tujuan edukasi di samping untuk menggenapi jumlah peserta. Karena itu jugalah mereka bisa menghindari opsi berada satu kamar dengan kakak tingkat.)

Pembagian ruangan untuk murid kelas 2 adalah: Honoka dan Shizuku akan menginap di kamar yang sama, lalu ada Amy dan Subaru. Miyuki yang tersisa akan berbagi kamar dengan Kanon—diatas kertas.

Lalu apa yang akan terjadi?

Tidak akan ada absen malam selama mereka menjalani kompetisi ini. Karena hotel yang mereka gunakan adalah fasilitas militer, maka kewajiban jaga malam akan diberikan pada para prajurit. Meski begitu mereka tidak memiliki hak untuk masuk ke kamar manapun. Miyuki dan Kanon ada di kamar yang sama. Begitu juga dengan Tatsuya dan Isori.

Pada akhirnya, ini bukan pertanyaan yang sulit. Setidaknya bagi kebanyakan atlet kelas 2 dan kelas 3 yang bisa menebak apa yang sebenarnya terjadi. Di depan Tatsuya yang sudah meninggalkan jamuan, duduklah Miyuki—bukan Isori.

“Yang mulia Kudou tidak hadir, iya kan?”

Miyuki duduk di ujung kasur sambil berbincang dengan sang kakak yang sedang mengganti baju. Ada sebuah koper di dekat kakinya. Jika dia hanya datang untuk berbicara saja, Miyuki tidak akan membawa koper miliknya.

“Dari informasi yang didengar Shizuku, sepertinya dia sedang sakit...”

“Itu bohong. Yah, mungkin ada sesuatu yang membebani fisik dan mentalnya. Tapi itu bukan alasan dia tidak datang ke jamuan makan malam.”

Terjemahan bebas dari kata-kata Tatsuya barusan mungkin adalah—Kudou Retsu sudah gila. Miyuki hanya bisa menghela nafas saat melihat Tatsuya yang terlihat yakin. Memang hanya ada mereka di dalam kamar ini, tapi kata-kata itu agak terdengar tidak sopan, apalagi mengingat yang sedang mereka bicarakan adalah tetua dari penyihir yang ada di Jepang.

Ngomong-ngomong soal menghela nafas, Tatsuya juga ingin melakukannya saat melihat keberadaan Miyuki. Dia berpikir, kenapa sang adik bisa ada di kamarnya? Mungkin Kanon lah yang meminta Miyuki untuk pindah agar dia bisa satu kamar dengan Isori. Tatsuya tahu kalau dua kakak kelasnya itu memang bertunangan, tapi kenapa Miyuki malah membantu 2 anak muda—yang bahkan belum menikah—itu menghabiskan malam di kamar hotel berdua?

Tatsuya tidak keberatan tidur sekamar dengan adiknya. Tidak ada penolakan apapun darinya. Jika ada hal yang dia khawatirkan, itu adalah reputasi sang adik yang mungkin akan tercoreng jika sampai hal ini tersebar ke pihak luar. Disisi lain, dia tahu jika situasinya akan lebih menguntungkan jika dia sekamar dengan Miyuki ketimbang dia sekamar dengan Isori. Itu juga merupakan salah satu alasan kenapa Tatsuya tidak menyuruh Miyuki kembali ke kamar aslinya.

“... Tetap saja, jika sakit dijadikan alasan, dia pasti akan tetap berada di rumah. Setidaknya dia tidak akan datang kemari. Aku tidak tahu apa yang sedang dia rencanakan, tapi lebih baik dia tidak berada di dekat kita.”

Kudou Retsu berusia cukup uzur—hampir mendekati 90 tahun. Output sihir dan staminanya mungkin memang tidak sebagus dulu, tapi kemampuan dari seseorang yang dulunya mendapat julukan trickster terhebat di dunia masih menjadi ancaman untuk mereka. Tatsuya dan Miyuki sudah menyaksikan sedikit kemampuannya setahun yang lalu—Pengambilan keputusan yang membuatnya bisa langsung mengaktifkan mantra mental interference ke seluruh aula pesta atau dia yang bisa mengenali Electron Goldworm yang disusupkan ke CAD peserta... Semua fakta itu memberi tahu Tatsuya jika panggilan trickster terhebat di dunia bukan isapan jempol semata. Jika Tatsuya berhadapan satu lawan satu sebagai musuh, dia tidak boleh menyerang secara langsung dan harus berhati-hati dan mencari cara lain untuk mengatasinya. Tidak—bahkan meski Tatsuya sudah sangat berhati-hati, laki-laki itu masih memiliki cukup kemampuan untuk memojokkannya. Tatsuya tidak bermaksud meremehkan penyihir dari keluarga Kudou, tapi dia akan merasa lebih nyaman jika Retsu tidak ada di sini sekarang.

“Miyuki, aku keluar dulu.”

Tatsuya izin pamit setelah mengganti baju dengan setelan serba hitam. Sebenarnya Tatsuya ingin menggunakan stealth suit atau MOVAL suit yang sudah dimodifikasi untuk tindakan spionase. Tapi cukup sulit mendapatkan 2 item itu di sini.

“Hati-hati, oniisama.” Jawab Miyuki sambil berdiri dari duduknya.

Gadis itu tidak meminta ikut kali ini karena dia tahu dia tidak cocok dengan tugas kali ini. Karena itu yang bisa dilakukan Miyuki sekarang hanya menunggu. Ekspresi wajah Miyuki berkata jika dia sangat ingin mengikuti Tatsuya, tapi pemuda itu pura-pura tidak melihatnya.

“Kau juga harus hati-hati. Jangan sampai ada orang yang tahu kau tidur di sini. Jika terpaksa bilang saja jika Chiyoda-senpai memaksamu dan kau tidak bisa menolaknya.”

Kata-kata Tatsuya bukan kebohongan atau mengalihkan tanggung jawab yang dia miliki—semuanya hanya fakta. Tapi pada dasarnya Tatsuya memang menyuruh Miyuki untuk menyalahkan kakak kelas mereka. Miyuki hanya tertawa pelan saat melihat sikap sang kakak yang tidak tahu malu.

 

Target investigasi Tatsuya adalah rute cross-country. Dia tidak berpikir jika P-Weapons—Parasidoll akan diletakkan di hari pertama. Meski begitu, jika dia mempelajari rute dan kondisi lapangan, dia mungkin bisa memprediksi dimana mereka akan memasang perangkap dan pasukan yang akan digunakan untuk menyerang.

Tapi masalahnya, Tatsuya tidak bisa masuk ke dalam sana.

Jika keamanannya seketat ini, bagaimana bisa mereka membiarkan No-Head Dragon menyusup tahun lalu?

Tatsuya mendecih saat melihat sistem keamanan yang saking ketatnya mungkin tidak akan ada semut yang bisa masuk itu. Beberapa saat kemudian dia menyadari kesalah pahamannya.

Kurasa ini karena kejadian tahun lalu.

Di zaman dulu, jika markas militer membiarkan organisasi kriminal menyusup ke dalamnya, maka semua staf dan prajurit yang ada di dalamnya harus melakukan seppuku. Mereka pasti akan terbakar oleh rasa malu yang amat sangat hingga merasa lebih baik mati daripada harus terus hidup. Tingkat keamanan yang sangat ketat—bahkan hampir menyentuh titik paranoid ini pasti disebabkan oleh insiden tahun lalu.

Tatsuya memperluas bidang pandangnya dengan hati-hati untuk mencegah penyihir di pihak JDF mengetahui aktivitasnya. Kekuatan penglihatannya bukan sesuatu yang bisa ditangkap oleh radar psionik, tapi mungkin saja pihak JDF memiliki seseorang dengan kemampuan ESP yang bisa mendeteksi kemampuan abnormal. Tatsuya melakukannya dengan sangat hati-hati dan sembunyi-sembunyi agar dia bisa memotong akses kapanpun dia mau, kemudian dia mulai melakukan penelusuran.

Dalam bidang pandangnya yang semakin meluas, dia mengenali keberadaan seseorang yang dia kenal. Yang dilihat Tatsuya sebenarnya bukan sosok orang tersebut, tapi informasi yang mereka miliki. Di bagian alam tak sadarnya, informasi mengenai struktur fisik akan diubah menjadi sinyal yang bisa dipahami dengan lebih mudah oleh otaknya. Koordinat badan informasi itu di dimensi fisik juga tidak terlalu jauh darinya. Fakta meski jarak fisik mereka tidak terlalu jauh tapi jarak informasi mereka yang cukup besar menandakan jika kemampuan gadis itu dalam menyembunyikan keberadaannya cukup tinggi. Tatsuya memuji gadis itu dalam hati dan kemudian berjalan menghampiri dua orang itu. Setelah berjalan selama 5 menit, dia berbicara pada bayangan yang tersembunyi di dalam kegelapan itu.

“Ayako, Fumiya.”

Tatsuya bisa merasakan jika 2 orang yang dia ajak bicara merasa kaget. Sesaat kemudian, bayangan itu mulai memadat. Tatsuya yang bisa melihat dalam gelap pun menyadari jika sosok itu adalah Ayako yang sedang melihatnya dengan mata terbelalak dan Fumiya yang terlihat sangat bersemangat.

“Tatsuya-san… Tolong jangan takuti kami seperti itu.”

“Aku tidak bermaksud seperti itu.”

“Kalau begitu kuharap kau tidak memanggil nama kami dengan suara mengerikan seperti itu.”

Keluhan Ayako terdengar sangat serius. Tarikan nafasnya yang pendek sepertinya adalah tanda jika dia merasa lega, lalu air mata yang tersisa di ujung matanya mungkin keluar karena dia merasa kaget.

Tatsuya tidak membantah ucapan Ayako. Mereka tidak berada dalam kondisi yang mengharuskan mereka untuk bertarung, tapi mungkin mereka memang berada dalam situasi yang cukup mirip. Tatsuya akhirnya menyadari jika nada ucapannya tidak terdengar ramah untuk kedua sepupunya itu.

“Apa kalian berdua datang karena ingin memeriksa lintasannya juga?”

Meski begitu Tatsuya tidak berniat untuk minta maaf kepada mereka.

“… Ya. Keamanannya sangat ketat, dan…”

“…. Kami tidak bisa masuk ke dalam.”

Fumiya melanjutkan jawaban mereka saat Ayako sedang memikirkan harus berkata apa.

“Bahkan kalian tidak bisa masuk bahkan dengan sihirmu, Ayako?” tanya Tatsuya yang terlihat kaget. “Ah, maaf. Aku tidak bermaksud mengkritik kemampuanmu.”

Saat Tatsuya melihat Ayako merasa sedih, dia langsung meminta maaf pada gadis itu. Tatsuya sangat paham jika saat ini Ayako lah yang merasa paling frustasi dengan ketidakberdayaannya sendiri.

 

Chapter 5-3     Daftar Isi     Chapter 5-5


Komentar

Postingan Populer