ORV Chapter 249: Episode 47 – Demon King Selection (3)

 Disclaimer: Novel bukan punya sayaa~~

 

Update revisi kedua. Pesan itu datang di saat yang tidak terduga dan membuatku berpikir.

Adanya revisi lain berarti masa depan akan terus berubah karena apa yang kulakukan. Dengan kata lain, setelah menerima revisi pertama, aku berkontribusi dalam menciptakan masa depan yang baru.

Jantungku berdetak sangat keras. Apa aku berhasil di regresi ketiga? Apa dunia akan kembali dimulai dari regresi keempat? Apakah Yoo Joonghyuk berhasil mencapai akhir cerita yang sudah kuubah?

…. Author itu, kenapa dia terus mengirimkan hasil revisi novelnya padaku?

[Update ‘revisi kedua’ sedang dalam proses.]

Aku tidak begitu yakin dengan yang akan terjadi karena update belum selesai dilakukan. Masalah ini mungkin akan menjadi lebih baik… Atau mungkin menjadi lebih buruk. Akan tetapi, yang harus kupikirkan sekarang bukanlah arah cerita revisi novel yang baru, tapi perkembangan cerita yang sedang terjadi di depan mataku.

“Breaking the Sky Sword Saint! Apa kau mau kabur dari tempat ini!? Apa kau akan membuang dunia yang kau tinggali selama ini!?”

Ketika pikiranku terpecah karena update terbaru novel Cara Bertahan Hidup, para master mulai berteriak-teriak dengan keras. Yang paling mencolok adalah kepala keluarga Zhuge yang sedang bersujud di depan Breaking the Sky Sword Saint.

“…. Kabur? Kau mengatakannya padaku sekarang? Disini?”

“Kalau bukan kabur, memangnya disebut apa kelakuanmu saat ini!?”

“Lucu sekali, nak.”

Ada nada menghina dalam suaranya. Orang-orang Murim yang mendengarnya langsung memperkuat aura mereka. Semua orang itu adalah master kelas satu di Murim. Kekuatan sihir yang dimiliki oleh para kepala keluarga dan mereka sangat amat kuat hingga hampir menciptakan gempa besar yang menyebar ke seluruh area.

Breaking the Sky Sword Saint maju satu langkah ke arah para kepala keluarga yang terus memperkuat aura mereka.

“Kuheeok!”

Ini pemandangan yang sangat menakjubkan. Gelombang energi yang menyebar di sekeliling tubuh Breaking the Sky Sword Saint berhasil mengganggu gelombang energi yang memancar dari para kepala keluarga dan para kroninya hingga menyebabkan para master menderita luka karena energi yang saling bertabrakan.

Semuanya terjadi hanya karena satu langkah kecil. Ini adalah kekuatan milik Breaking the Sky Sword Saint yang dipanggil sebagai disaster. Para master berjatuhan ke tanah dengan mulut yang memuntahkan darah. Mereka menatap Breaking the Sky Sword Saint dengan mata penuh kebencian.

“B-Breaking the Sky Sword Saint!”

“Jangan tinggalkan kami! Kami mohon!”

Mereka percaya jika kekuatan milik Breaking the Sky Sword Saint bisa mencegah ‘kehancuran’ yang sedang terjadi. Lagipula manusia pasti lebih memilih bayangan harapan daripada keputus asaan yang ada di depan mata. Breaking the Sky Sword Saint menatap para master itu dan kemudian menatap Great Hall yang semakin membesar. Aku tidak bisa menunggu lebih lama.

“Biyoo.”

Biyoo muncul dan langsung membuka sebuah portas. Masalahnya adalah Lokasi portalnya. Tidak peduli berapa kali aku mengedarkan pandanganku, tidak ada portal yang terbuka did epan kami. Jang Hayoung yang sepertinya bisa mengetahui posisi portal itu dengan menggunakan Hundred Lanes yang dia pelajari dari Unidentified Wall pun berkata.

“… Kupikri portalnya ada di sana. Apa kita harus berlari ke alun-alun?”

Jang Hayoung menunjuk alun-alun tempat kami datang pertama kali di Blue Dragon Castle. Aku bertanya pada Biyoo.

“Biyoo. Apa kau tidak bisa membuka portal disini?”

{Baang.}

Biyoo menggelengkan kepalanya dengan ekspresi kalut. Dokkaebi independen mungkin mendapatkan batasan tertentu. Atau mungkin ini terjadi karena Biyoo masih muda? Pada akhirnya kami harus pergi ke tempat kami datang dengan menggunakan portal.

Breaking the Sky Master menggonggong. Aku berbalik dan melihatnya sedang menjulurkan kepala dari dalam Ferragini.

“Cepat naik!”

Han Myungoh memanggil kami dari belakang kursi pengemudi. Kami semua langsung masuk ke dalamnya.

“Cepat pergi.”

Mesin sihir Ferragini mengaum. Para master mengejar kami, tapi tidak peduli seberapa tinggi level mereka, mereka tidak bisa mengejar kecepatan mobil buatan Mass Production Maker.

[10 menit tersisa sebelum ‘kehancuran’ skenario dimulai.]

Aku bisa melihat landscape Murim lewat jendela yang ada di sebelahku. Langit terlihat sangat merah. Meteorit dan benda angkasa lain mulai berjatuhan dari dalam Great Hall. Sebuah pasar hancur karena gelombang kejut dan api yang menyebar. Menara raksasa yang dibangun oleh banyak keluarga ternama pun hancur karena sudah berani menantang langit.

“Aaaaaaack!”

Bangunan-bangunan roboh dan tanah bergetar. Beberapa orang tertimpa reruntuhan, beberapa lainnya menangis karena ada banyak orang meninggal di depan mata mereka. Beberapa orang lain berteriak ketakutan sambil melarikan diri. Aku bisa melihat anak kecil yang meninggalkan semua barang miliknya dan duduk diam di satu titik.

Aku melihat kejatuhan dunia seakan aku sedang membalik halaman sebuah buku.

Suatu hari, Asmodeus berkata,

< “Skenario adalah kehancuran kecil yang bisa mencegah kehancuran yang lebih besar.” >

Berapa banyak orang yang harus menderita kehancuran seperti ini hingga akhir cerita terjadi? Aku memalingkan wajahku dan melihat Breaking the Sky Sword Saint dan Yoo Joonghyuk yang sedang melihat pemandangan serupa.

“Cepat lari!”

“Tapi…!”

Suara dari beberapa anak muda terdengar dari balik jendela. Laki-laki dan wanita dengan tubuh penuh luka sibuk mencari perlindungan. Han Myungoh langsung menginjak pedal gas sedangkan Jang Hayoung tiba-tiba bertanya, “…. Apa kita tidak bisa memberi mereka tumpangan?”

Aku tahu dia akan bertanya seperti itu. Tapi aku hanya bisa menggelengkan kepala dan menjawab, “Tidak.”

Han Myungoh semakin mempercepat laju mobil. Jang Hayoung berkata dengan suara pelan.

“… Masih ada banyak ruang kosong disini.”

“Kita ‘terpisah’ dari skenario ini, karena itu kita bisa pergi. Orang-orang itu berbeda dari kita.”

“Tapi master juga lahir disini, tapi dia bisa pergi bersama kita.”

“Dia spesial.”

Aku melirik Breaking the Sky Sword Saint. Breaking the Sky Sword Saint adalah eksistensi dengan darah ‘giant god’. Dia tidak lahir di skenario Murim dan bisa menerima skenario lain ketika pergi meninggalkan tempat ini. Di luar jendela mobil, aku bisa melihat para murid martial art.

“Orang-orang yang ada disini cepat atau lambat akan mati.”

Mereka yang lahir disini dan hanya menerima skenario disini tidak akan bisa kabur dari Murim pertama.

Meski mereka bisa pergi dari Murim pertama, mereka pasti akan mati karena ‘penalti pengasingan’. Wajah Jang Hayoung langsung pucat ketika mendengar jawabanku.

“Kalau begitu…”

Aku tahu perasaan Jang Hayoung. Aku juga hidup dengan emosi seperti itu untuk waktu lama. Di depan krisis yang terjadi di dunia ini, yang bisa kami lakukan hanya membalik halaman dari dunia itu sendiri.

[8 menit tersisa hingga akhir kehancuran skenario dimulai.]

[Cerita kehancuran semakin mendekat.]

Langit yang mulai menggelap tiba-tiba bersinar terang. Di waktu yang sama, jumlah tentakel yang muncul dari balik Great Hall sudah lebih dari 4. Jang Hayoung menunjukkan ekspresi kaget dan takut ketika melihatnya sedangkan Yoo Joonghyuk tetap memasang ekspresi datar. Bulu kudukku mulai berdiri.

< Kim Dokja berpikir: ‘Aku tidak bisa menang melawan itu.’ >

Siapa yang harus kulawan? Kekuatan seperti apa yang harus kudapatkan di masa depan untuk melawannya? Sekali lagi aku dibuat sadar dengan kenyataan.

Mungkin itu adalah satu dari cerita para raksasa. itu adalah cerita yang belum bisa kudapatkan. ‘Cerita’ yang turun untuk menghancurkan dunia ini, benar-benar berbeda dengan cerita yang selama ini kugunakan.

“Ti dak ad ate mp at u ntu k la ri. Bu da k bo do h da r I ske nar I o.”

Jendela Blue Dragon Castle hancur karena suara asli milik outer god itu.

“Ke han cu r an a ka n men gik uti mu.”

Bahkan badan mobil buatan Mass production Maker tidak bisa menahannya.

[5 menit tersisa hingga kehancuran skenario dimulai.]

“Itu portalnya!”

Untungnya kami sampai di portal di waktu yang tepat. Sekarang yang kami perlukan hanya kabur dari sini.

“Ayo pergi.”

Aku mendapatkan dukungan dari Breaking the Sky Sword Saint dan berhasil melakukan debut di Gourmet Association. Aku juga berhasil mendapatkan banyak koin. Aku berhasil melalui semua itu setelah mendapat banyak kesulitan, tapi kali ini aku sama sekali tidak memiliki solusi apapun. Murim pertama adalah dunia yang suatu hari akan hancur dan sekarang aku tidak punya cara untuk menghentikan kehancurannya.

Di saat itu, Breaking the Sky Sword Saint tiba-tiba keluar dari dalam mobil.

“Breaking the Sky Sword Saint?”

Aku masih belum bisa membaca ekspresi wajahnya. Tapi aku bisa sedikit membaca apa yang sedang dia pikirkan meski tidak melakukan itu.

“Semua warga Murim, berkumpul di alun-alun.”

Suara yang penuh dengan divinitas itu menggelegar Bagai auman singa. Suara itu sangat amat kuat hingga bisa disamakan dengan suara asli milik konstelasi. Para master martial art yang tadinya berlarian kesana kemari langsung berhenti ketika mendengarnya.

“B-Breaking the Sky Sword Saint!”

“Breaking the Sky Sword Saint!”

Untuk sesaat, mereka semua terlihat bahagia ketika melihat Breaking the Sky Sword Saint. Ketika aku melihatnya, aku langsung keluar dari mobil dan berteriak, “Tunggu sebentar!”

Aku bingung. Kenapa Breaking the Sky Sword Saint membuat pilihan seperti itu? Apa itu karena sesuatu yang sudah kulakukan?

Beberapa pikiran muncul dalam kepalaku. Mungkin revisi kedua muncul karena Breaking the Sky Sword Saint meninggal di tempat ini?

[Update ‘revisi kedua’ sedang dalam proses.]

Aku menggeratakkan gigiku. Revisi kedua belum selesai.

Breaking the Sky Sword Saint! Kita harus pergi bersama-sama!”

Breaking the Sky Sword Saint akan mati jika dia tetap tinggal disini. Breaking the Sky Sword Saint menjawab, “Konstelasi muda, satu pohon tidak akan bisa menggantikan sebuah hutan.”

Di tengah-tengah situasi mengertikan ini, Breaking the Sky Sword Saint meneruskan perkataannya padaku. “Kalau begitu berapa banyak pohon yang harus dikumpulkan untuk menciptakan sebuah hutan?”

Tentu, aku tidak pernah memikirkannya. Sebaliknya, yang kulihat sekarang hanyalah pohon-pohon kecil yang rusak karena terkena meteorit yang jatuh dari langit. Selama ini pohon-pohon kecil itu ditutupi oleh satu pohon yang sangat besar hingga mereka tidak tahu keberadaan pohon besar itu. Sekarang, pohon-pohon kecil itu sedang berteriak kepada Breaking the Sky Sword Saint. “Se-selamatkan aku. Kumohon selamatkan aku!”

Aku lupa. Seperti apakah sosok Breaking the Sky Sword Saint itu?

< Jiwa kesatria nya sangat tinggi hingga terkadang dia membuat jiwa keadilan milik orang lain terasa tidak ada harganya.>

Semua transenden memiliki sesuatu yang tidak bisa mereka akui, dan bagi Breaking the Sky Sword Saint inilah hal itu. Akan tetapi, rasa keadilannya tidak bisa kubiarkan begitu saja. Beberapa pohon yang berkumpul tidak bisa disebut sebuah hutan. Satu pohon tidak akan bisa menghentikan longsoran tanah.

“Apa kau sudah lupa dengan janjimu? Bukannya kau akan membantuku jika aku bisa membuatmu bertemu dengan orang-orangmu?”

“Aku mengingatnya dan aku akan menjaga janjiku.” Breaking the Sky Sword Saint berkata seperti itu sambil menatap langit. Karena ‘kehancuran besar’ belum dimulai, ‘oldest one’ juga belum muncul. Yang pasti, sosok yang ada di balik Great Hall adalah ancient god. Dan setidaknya, kekuatannya setara dengan Eater of Dreams yang pernah kulawan bersama Yoo Joonghyuk.

“Aku akan pergi setelah menghentikan mereka disini.”

…. Apakah Breaking the Sky Sword Saint bisa mengalahkan eksistensi yang bahkan tidak bisa dilawan dengan Three Swords Style milik Cheok Jungyeong?

“Master!” Yoo Joonghyuk ikut keluar dari mobil.

Sayangnya, Cheok Jungyeong’s tetap keras kepala. “Pergilah. Pelajaran hari ini sudah selesai.”

“Aku membutuhkanmu.” Mata Breaking the Sky Sword Saint berkedut ketika mendengar kata-kata itu. “Ini sangat menarik. Jika saja hal ini tidak terjadi dalam situasi seperti ini.”

“Aku tidak bisa menyelesaikan skenario ke-46 sendirian. Kau harus…!”

Dari kata-kata itu aku sadar betapa besarnya peran Breaking the Sky Sword Saint untuk Yoo Joonghyuk. Breaking the Sky Sword Saint tersenyum tipis ke arah Yoo Joonghyuk, seakan muridnya itu adalah sosok yang spesial untuknya.

Tangan raksasa milik Breaking the Sky Sword Saint menutupi kepala Yoo Joonghyuk. Dia berkata, “Kau tidak sendirian.”

Breaking the Sky Sword Saint menatapku selama  beberapa detik dan kemudian dia melanjutkan. “Aku akan menghentikan kehancuran tempat ini.”

Sama seperti Yoo Joonghyuk yang sangat memahami Breaking the Sky Sword Saint, Breaking the Sky Sword Saint juga sangat memahami Yoo Joonghyuk. Karena itu dia tahu apa yang harus dia katakan pada protagonis itu agar dia luluh. “Aku akan menghentikan kehancuran dunia ini.”

“Breaking the Sky Sword Saint…!”

“Hentikan dan pergilah.”

Yoo Joonghyuk tidak bergerak. Semua emosi yang dia rasakan saat ini mengalir ke arahku.

[1 menit tersisa sebelum kehancuran skenario dimulai.]

Pada akhirnya aku menarik Yoo Joonghyuk masuk ke dalam mobil. Aku tidak mau pergi dengan cara seperti ini…. Tapi jika aku tidak membuat pilihan, regresi ketiga akan berhenti disini.

“…. Kita harus pergi, Yoo Joonghyuk.”

Protagonis itu tetap diam seperti batu hingga akhirnya Jang Hayoung dan Han Myungoh ikut keluar dari dalam mobil. Yoo Joonghyuk diseret masuk ke dalam mobil. Breaking the Sky Sword Saint menatapku dan berkata, “Tolong jaga muridku.”

Breaking the Sky Master menggonggong dari dalam mobil. Yoo Joonghyuk menatap sang master ekspresi yang suram.

“Kau juga harus pergi.”

Sosok yang selama ini menatap rendah manusia sekarang menatap ke tempat yang lebih tinggi darinya. Langit itu pun menatapnya balik dan berkata.

“Cip ta an ya ng mena ri k…. Si ap a k au?”

Dewa asing itu sedang menanyakan nama dari sesama dewa. Dalam situasi yang bisa membuat para konstelasi merasa tidak percaya seperti ini, Breaking the Sky Sword Saint berbicara tanpa rasa takut sedikitpun.

“Aku dewa di Murim ini.”

Ketika pohon raksasa yang kesepian itu tahu jika muridnya sudah pergi, dia memperkenalkan dirinya para dewa yang ada di balik langit.

“Aku Breaking the Sky Sword Saint.”

 

Chapter 248     Daftar Isi     Chapter 250


Komentar

Postingan Populer