I'll Become a Villainess That Will Go Down in History Chapter452

 Disclaimer: Novel bukan punya saya.


“Apa maksudmu?”

Aku kembali memperhatikan Finn-sama. Senyumnya sama sekali tidak berubah.

Aku benar-benar tidak bisa membaca apa yang sedang dia pikirkan.

“Henry menyayangi Alicia. Bahkan hingga saat ini, jika ada berbagai macam pertemuan, maka itu pasti untuk membicarakan Liz atau Alicia.”

“Tapi semuanya berubah sejak saat itu.”

Aku menunjukkan senyum yang tidak kalah lebarnya dengan senyum Finn-sama.

“… Yah, jika Henry memanggil kami kemari pagi-pagi begini, kurasa dia memang tidak ingin Alicia tahu soal pertemuan kami.”  Curtis-sama tiba-tiba memotong pembicaraan kami.

Aku juga setuju dengan ucapan Curtis-sama. Tapi, kemungkinan Henry-oniisama bisa menyembunyikan tamunya dari ku sangat amat kecil, apalagi kami tinggal satu rumah.

“Semua ini salah Henry karena tidak memperhitungkan seberapa pagi Alicia bangun tidur untuk berlatih di halaman.”

“Ya. Ini salahnya. Kami tidak menyangka Alicia akan berada di sini, mengayunkan pedang dengan tubuh penuh keringat.”

“Tapi kalau itu Alicia, dia pasti akan melakukan itu.”

… Bukannya kalian terlalu tidak sopan padaku?

Dan cara kalian menggambarkan bagaimana aku mengayunkan pedang dengan tubuh penuh keringat! Bilang saja aku sedang latihan!

Aku mengerutkan alis pada mereka berdua dan Finn-sama terlihat senang ketika melihat ekspresi sebal di wajahku.

Apa dia tidak punya rasa takut sama sekali? Jujur aku tidak pernah melihat Finn-sama ketakutan.

“Ini menakjubkan!”

Aku memiringkan kepalaku ketika mendengar ucapan Finn-sama. Dia menatapku dengan mata yang berbinar.

“Karena Albert tidak benar-benar menang!” lanjut Finn-sama.

“Meski dia yang paling kuat di antara kami.” Tambah Curtis-sama.

Perkataan Curtis-sama sepertinya berhasil menusuk hati Albert-oniisama.

Tapi, Finn-sama juga sama parahnya. Kau harusnya menghibur hati sahabatmu, meskipun hanya sedikit. Aku tidak bisa mengatakan apa-apa dari sudut pandangku.

Kalah dari seorang gadis pasti sangat memalukan. Apalagi yang mengalahkannya adalah adik perempuan yang 5 tahun lebih muda darinya. Damage yang diterima oniisama pasti terasa lebih buruk.

Aku ingin menjadi cukup kuat hingga tidak ada seorangpun yang meremehkanku. Aku ingin mendapatkan kekuatan sebanyak mungkin yang kubisa, bahkan jika mungkin aku ingin melampaui kekuatan laki-laki itu.

Karena itu aku berlatih belasan bahkan puluhan kali lebih keras dari orang lain.

Aku punya harga diri yang harus kujaga. Aku bekerja keras dan mengasah semua kemampuan yang kumiliki.

Setelah semua yang kulakukan itu, aku tidak mau diremehkan oleh mereka.

Ketika aku memikirkannya lagi, aku sadar jika kekuatan Kushana mungkin setara dengan kekuatan monster.

Dia sangat terlatih dan gerakannya sangat efisien. Di samping itu, kekuatannya juga sangat luar biasa. Aku memang tidak bisa menang ketika melawannya, tapi aku cukup bangga karena bisa mendapatkan kesempatan untuk melawannya.

 “Albert, apa kau terluka?”

Heiii, Fin-sama!

Beraninya kau bertanya seperti itu pada oniisama dengan wajah bak malaikat! Huuh!? Kau bisa membuatnya menangis!

Curtis-sama juga kesal dengan perkataan Finn-sama, karenanya dia mengingatkan dengan berkata, “Jangan tanyakan itu padanya.”

Tapi, dari sudut pandang oniisama, rasa khawatir itu pasti punya efek yang sangat berbeda.

“… Aku tahu Alicia sangat kuat, jadi aku tidak begitu kecewa. Hanya saja, aku berpikir jika aku tidak layak disebut sebagai anak tertua keluarga ini.”

Suasana menjadi canggung karena tidak ada yang mengatakan apa-apa untuk membantah perkataan oniisama.

Finn-sama sepertinya tidak merasa bersalah atas ucapannya pada oniisama. Dia menatapku dan berkata, “Katakan sesuatu.”

Mungkin ini adalah cara Finn-sama menunjukkan perhatiannya.

Aku menghela nafas dan berkata,

“Oniisama masih bisa menjadi lebih kuat dari ini. Seni berpedang hanyalah kemampuan. Untungnya, kemampuan bisa diasah sebanyak yang oniisama mau dengan berlatih keras.”

Aku bukan tipe orang yang akan memberikan kata-kata manis untuk menyenangkan hati seseorang.

Aku tidak akan pernah bisa menjadi adik perempuan yang manis untuk para kakakku, tapi kurasa itu bukan masalah besar.

 

Chapter 451     Daftar Isi     Chapter 453


Komentar

Postingan Populer