ORV Chapter 208: Episode 39 – Unidentified Wall (5)
Dislcaimer: Saya cuma nerjemahin saja
Suara tusukan pedang di dada itu dibarengi dengan tumbangnya
orang terakhir yang ada di sana.
“Kuu..ugh… A-anying…”
Dia mencoba mengumpat lawannya, tapi sayang mulutnya keburu
diinjak oleh Sepatu milik seorang perempuan. Dia adalah musuh terakhir yang
tersisa.
Han Sooyoung menatap ke arah kantor yang sudah dipenuhi oleh
darah. “… Padahal aku tidak memberikan serangan yang kuat. Jika begini, orang
Korea bisa dikenal sebagai orang kotor yang cepat mati.”
*) Jujur terjemah Inggrisnya agak gimana, jadi saya
bikin gini >.<
Ini adalah rumah dari ‘Law of the Jungle’, kelompok
inkarnasi dari provinsi Gyeonggi. Sesaat setelah skenario dimulai, mereka
memilih sponsor yang berguna dan mengubah diri mereka menjadi kelompok
kriminal. Beberapa dari mereka menolak perintah dari pemerintah. Jika Han
Sooyoung tidak membunuh mereka sekarang, mereka akan menjadi kanker untuk
semenanjung Korea. Menurut novel asli, mereka akan menjadi orang seperti itu.
“Sialan kau Kim Dokja.” Han Sooyoung mulai mengumpat, tapi
dia tetap tidak merasa puas, karena itu dia menambah korbannya, “Bajingan kau
Yoo Joonghyuk.”
Dia memikirkan 2 orang yang pergi begitu saja hingga membuat
wanita seperti Han Sooyoung merasa jika dirinya adalah pengolah makanan yang
dibuang begitu saja.
“Sial! Kim Dokja memang punya alasan, tapi bagaimana dengan
Yoo Joonghyuk!?”
Ketika Yoo Joonghyuk meninggalkan Dome Seoul, dia mulai
melakukan hal-hal yang tidak dituliskan dalam regresi ke-3 dalam novel. Dia
terus mengurung diri dalam kamar, berbicara pada dirinya sendiri, dan kemudian
membuang skenario Semenanjung Korea untuk menyelesaikan skenario personal…
Berkat laki-laki itu, Han Sooyoung terpaksa membereskan
semua yang terjadi di sini.
“Apa yang dia pikirkan… Sialan…”
Mau bagaimanapun, dia adalah orang terakhir yang membaca
novel Cara Bertahan Hidup. Kim Dokja dan Yoo Joonghyuk tidak ada di sini, dan
hal itu membuatnya menjadi satu-satunya orang yang bertanggung jawab untuk
skenario yang ada di semenanjung Korea.
Han Sooyoung menghela nafas kemudian meninggalkan area
pembantaian itu. Beberapa langkah kemudian dia menjerit kaget. “Ah, mengejutkan
sekali. Apa yang kau lakukan di sini?”
Ada seorang wanita yang sedang menunggunya di depan kantor.
Wanita itu menggunakan baju tempur yang membentuk lekuk tubuhnya, rambut
panjangnya terurai dan membuat sosoknya menjadi lebih keren. Sayangnya wanita
itu memilih untuk menggunakan jubah lebar untuk menutupi lekuk tubuh yang dia
miliki, akan anehnya hal itu malah membuatnya menjadi lebih terlihat
menyegarkan.
Yah, itu yang dikatakan oleh media setempat.
Han Sooyoung bergumam, “Kupikir kau sedang sibuk di stasiun
TV, bukan begitu?”
Han Sooyoung menatap Yoo Sangah dengan tatapan tidak
bersahabat. Yoo Sangah berjalan ke arah dinding, menyenderkan tubuhnya, dan
menatap Han Sooyoung.
Keduanya terdiam dan udara di antara keduanya terasa berat.
Beberapa saat kemudian Yoo Sangah menghela nafas dan berkata, “… Bagaimana kau
akan menyelesaikan masalah ini?”
“Apa?”
“Kau tidak bisa membunuh mereka begitu saja hanya karena
hukum dan peraturan sudah menghilang.”
Han Sooyoung terlalu malas untuk menjelaskan dan dia hanya
melambaikan tangannya. Yoo Sangah tidak tahu seperti apa orang-orang yang ada
di dalam kelompok Law of the Jungle. Sebagai tambahannya, Wanita itu juga tidak
tahu kengerian apa saja yang bisa mereka munculkan.
Dia tidak tahu, karena itu dia bisa berargumentasi untuk
membela keadilan yang kekanakan seperti itu.
“Mereka adalah orang-orang yang akan membuat kesalahan besar
di masa depan.”
“Dan kau tidak memberi mereka kesempatan untuk berubah.”
“Nasib mereka sudah ditentukan. Kau tidak tahu apa-apa.”
Jawab Han Sooyoung sambil berjalan melewati Yoo Sangah.
Han Sooyoung tidak bisa membagi masa depan yang dia ketahui.
Informasi yang diketahui banyak orang akan kehilangan harganya dan akan merubah
masa depan. Kim Dokja mungkin juga akan melakukan hal yang sama dengannya.
“3 Cara Bertahan Hidup di Dunia yang Hancur.”
Han Sooyoung langsung berhenti melangkah saat dia mendengar
ucapan Yoo Sangah.
“Bukannya itu buku yang disebut sebagai Revelasi oleh para
Prophet?”
“… Kau pasti salah dengar.”
“Apa kau pernah membacanya?”
Han Sooyoung menggigit bibirnya dan menjawab, “Kau tidak
perlu tahu.”
“Konstelasi sepertinya tidak tahu soal buku itu.”
Cerita itu memang perlahan menyebar, karena itu pertanyaan
Yoo Sangah tidak aneh sama sekali. Beberapa pembaca novel itu ada di luar Dome
Seoul, karena itu rumor mengenai Prophet dan wahyu juga mulai menyebar di luar.
Yoo Sangah juga tahu jika Han Sooyoung adalah Apostle pertama.
“Apa Kim Dokja juga membacanya? Apa karena itu dia tahu
informasi tentang masa depan?”
“Entahlah…”
Logikanya sungguh tajam. Han Sooyoung memutuskan untuk
menarik pelatuk yang dia miliki. Informasi mengenai novel Cara Bertahan Hidup
masih disensor, tapi dia tidak tahu sampai kapan fitur itu akan tetap berlaku.
Karena itu dia harus mengurangi jumlah mulut yang menyebarkan rumor-rumor
tersebut.
“Kenapa dia harus melakukan itu?”
Han Sooyoung berbalik ketika dia mendengar nada sedih dalam
pertanyaan Yoo Sangah.
“Kenapa Dokja-ssi membuat pilihan seperti itu meski dia
sudah tahu apa yang akan terjadi di masa depan?”
Han Sooyoung menatap wajah Yoo Sangah dan akhirnya tahu
kenapa dia datang menemuinya. Han Sooyoung mengamati wajah wanita yang ada di
depannya itu dalam diam. Sebelum semua skenario ini terjadi dia hanyalah wanita
kantoran biasa.
‘Dia ada di perusahaan yang sama dengan Kim Dokja.’
Kenapa? han Sooyoung tiba-tiba merasa panas. “Semua orang
berbicara soal Kim Dokja dimanapun dan kapanpun itu. Padahal mereka sama sekali
tidak mengetahui apapun soal Kim Dokja.”
Han Sooyoung menarik nafas pendek seakan ingin menahan
perasaannya agar tidak meluap keluar. Tanpa mengetahui apa alasannya, dia
merasa sangat marah, karenanya dia berteriak, “Dia bajingan yang sangat egois.
Dia hanya memikirkan dirinya sendiri dari awal hingga akhir.”
“…”
“Orang yang selalu menipu orang lain hingga akhir. Dia
berbohong dan menghilang sebagai seorang hipokrit, apa yang kau ketahui
tentangnya? Kau bahkan tidak tahu apakah dia masih hidup atau sudah mati.”
Sebuah pemandangan melintas dalam kepalanya. Itu adalah
ketika Kim Dokja menatapnya di skenario ke-10. Ekspresi itulah yang membuatnya
menghunus pisau yang dia bawa.
“Tidak, dia belum mati. Aku yakin dia masih hidup dan sedang
melakukan yang terbaik di cerita lain.”
“Kau benar-benar berpikir seperti itu?”
“Kau lah yang tidak mengenal Kim Dokja.”
Ada nada menyalahkan diri sendiri dalam kata-kata Yoo
Sangah. Tidak ada yang mengenal Kim Dokja, termasuk Han Sooyoung sendiri. Akan
tetapi Yoo Sangah memberi jawaban yang berbeda, “Tidak. Aku mengenalnya.”
“Apa?”
“Orang tidak bisa berubah semudah itu.” suara Yoo Sangah
terdengar tenang. “Saat skenario dimulai dan untuk beberapa saat setelahnya,
Dokja-ssi terlihat seperti orang yang berbeda. Dia adalah laki-laki yang bisa
bersikap tenang di depan situasi berbahaya dan bisa membunuh monster tanpa rasa
ragu sedikitpun. Dia berbeda dari Kim Dokja yang kukenal.”
“Kau mungkin tidak mengenal Kim Dokja dengan baik.”
“Meski begitu Dokja-ssi tetaplah Dokja-ssi.”
Han Sooyoung menutup mulutnya.
“Orang yang lebih suka membaca buku daripada mengembangkan
kemampuannya. Kemampuan presentasinya tidak bagus, tapi dia selalu mendengarkan
presentasi orang lain…”
Kim Dokja yang itu berbeda dari Kim Dokja yang diketahui Han
Sooyoung. Sekarang, orang yang mengenal Kim Dokja sedang menceritakan masa lalu
laki-laki itu padanya.
“Karena itu, dia adalah laki-laki yang sangat kesepian.”
Di suatu tempat di depannya, Kim Dokja sedang menatapnya
dengan ekspresi aneh. Di dunia tanpa orang lain… Kim Dokja mungkin sedang
menatap langit di dunia yang tidak diketahui orang lain.
“Han Sooyoung-ssi. Aku harus pergi dan menyelamatkan
Dokja-ssi.”
Han Sooyoung melihat kesungguhan Yoo Sangah dan entah kenapa
dia merasa kalah.
‘Kau benar-benar beruntung, Kim Dokja. Ada banyak orang
yang mengkhawatirkanmu.’
Saat Han Sooyoung ingin menanggapi perkataan Yoo Sangah,
sebuah pesan baru muncul di depannya.
[Skenario utama baru telah dimulai!]
“Sialan.”
Great Hall terbuka luar di langit. Teriakan para monster
bisa terdengar entah dari mana. Yoo Sangah dan Han Sooyoung yang terkejut
langsung saling membelakangi satu sama lain. Satu monster raksasa sedang
berusaha turun melalui Great Hall. Setelah itu dokkaebi yang ada di sana mulai
berbicara.
{Pola gelombangnya sangat jelas dan lambat, tapi aku melakukannya
karena kalian semua terlihat sangat santai belakangan ini!}
Yoo Sangah mengernyitkan alisnya ketika mendengar ucapan
dokkaebi itu. “… Apa ini ada di novel aslinya?”
“Aku tidak tahu. Aku tidak bisa mengingat semua isinya.”
Karena masalah inilah dia tidak bisa melakukan semua ini
sendirian. Dia memang tahu apa yang akan terjadi di masa depan, tapi informasi
yang dia miliki tidak mencakup masalah-masalah seperti ini. Kim Dokja tahu
banyak skenario dan Yoo Joonghyuk yang dulu berhasil melaluinya mungkin bisa
melakukannya untuk yang entah keberapa kalinya… Tapi semua ini tidak berlaku
untuk Han Sooyoung.
Ular raksasa itu terbang di antara awan hitam dan akhirnya
mendarat di tanah. Setiap kali ekor panjangnya menyapu daratan, bangunan yang
ada di sekitarnya akan langsung hancur.
Monster itu adalah monster naga aneh grade 3, Kragagon. Iti
adalah nama monster yang menjadi disaster di skenario ke-12.
‘Bagaimana caranya kami bisa mengalahkan dia?’
Han Sooyoung mencoba mengingat konten novel aslinya, tapi
tidak peduli seberapa besar dia berusaha tidak ada strategi yang muncul di
dalam kepalanya. Satu-satunya yang tersisa adalah pertarungan skala penuh.
Untungnya ada Yoo Sangah di sebelahnya. Mereka bukan teman, tapi ini masih
lebih baik daripada sendirian.
[Stigma Black Flames Lv. 6 telah diaktifkan!]
Han Sooyoung memfokuskan kekuatan sihirnya pada dagger yang
dia bawa dan kemudian mengaktifkan skill miliknya.
[Monster spesies naga aneh grade 3 ‘Kragagon’ melindungi
dirinya dengan menggunakan Fire Resistance.]
[Monster spesies naga aneh grade 3 ‘Kragagon’ melindungi
dirinya dengan menggunakan Shadow Resistance.]
“Aaah, kau sama sekali tidak membantu dalam mengalahkan naga
sialan itu!”
Musuh mereka menggunakan skill resistensi pada skill api dan
kegelapan Han Sooyoung, karenanya serangan wanita tersebut sama sekali tidak
berpengaruh pada naga itu. Serangan itu sepertinya hanya menggelitik si naga
dan membuatnya menjadi lebih kesal.
[Konstelasi ‘Abyssal Black Flame Dragon’ merasa geram.]
Han Sooyoung melihat ke sekitar, sepertinya situasi Yoo
Sangah tidak begitu jauh berbeda dengannya. Dia berpikir, seandainya saja dia
mewarisi cerita dari Abyssal Black Flame Dragon…
‘Sialan, bagaimana caranya agar aku bisa mewarisinya?’
Ekspresi Han Sooyoung semakin kelam ketika dia melihat
sekelompok naga terbang menghampiri mereka. Jika Kim Dokja sialan itu ada di
sini, dia pasti akan mengatakan apa yang harus dia lakukan saat ini.
Di saat yang sama.
[Konstelasi ‘Abyssal Black Flame Dragon berkata, jika kau
ingin dia bisa memberitahu kelemahan mereka.]
“… Kau tahu kelemahan mereka?”
[Konstelasi ‘Abyssal Black Flame Dragon’ menganggukkan
kepalanya.]
“Jangan bercanda.. Kau tidak tahu banyak soal skenario di
sini.”
[Konstelasi ‘Abyssal Black Flame Dragon’ melompat-lompat
karena marah.]
Han Sooyoung membaca pesan kekanakan dari naga sponsornya
dan kemudian menghela nafas. ‘Kim Dokja sialan. Dia pasti menertawakanku
saat aku memilih naga hitam ini.’
Abyssal Black Flame Dragon memang konstelasi yang kuat. Akan
tetapi tingkat kecerdasannya jauh di bawah konstelasi lain. Kenapa? Dia sudah
terlalu kuat sejak lahir sehingga dia tidak memerlukan strategi tertentu untuk
menyerang skenario. Itu memang terdengar keren, tapi itu bukan hal yang bagus
jika dilihat dari sudut pandang inkarnasi.
Tapi kali ini berbeda.
[Konstelasi ‘Abyssal Black Flame Dragon’ berkata jika
kelemahan Kragagon adalah sisik perak yang ada di atas kepalanya.]
“Benarkah? Terakhir kali kau memberitahuku, informasi itu
ternyata salah besar.”
[Konstelasi ‘Abyssal Black Flame Dragon’ bersumpah atas
api hitamnya jika informasi yang dia katakan itu benar.]
“Kau juga bilang begitu dulu.”
[Konstelasi ‘Abyssal Black Flame Dragon’ berkata jika
cerita ini dia dapat dari sumber yang bisa dipercaya.]
“Sumber yang bisa dipercaya?”
Karena dia tidak memiliki cara lain, Han Sooyoung memutuskan
untuk mengikuti kata-kata naga hitam sponsornya. Han Sooyoung melompat ke atas
ekor monster itu dan menggunakan skill footwork untuk berlari ke atas. Dia
berlari melewati tubuh naga itu dan akhirnya dia melihat sisik perak yang ada
di atas kepalanya.
“Haaap!”
Dagger yang dia bawa berhasil menusuk sisik itu dan Kragagon
langsung ambruk setelah berteriak keras. Nafas naga itu langsung berhenti. Han
Sooyoung kaget dan terdiam. “… Bener, nih? Oh, ternyata kau berguna juga.”
[Konstelasi ‘Abyssal Black Flame Dragon’ menggembungkan
dadanya dengan ekspresi menang.]
Yoo Sangah terbang di udara dan bertanya.
“Kau tahu kelemahannya?”
“Tidak. Bukan aku…. Yang pasti sisik itu titik lemahnya.
Yang harus kau lakukan adalah menyerang titik itu.”
Berkat informasi yang diberikan oleh naga hitam, mereka
berdua berhasil mengalahkan para Kragagon dengan mudah.
[Konstelasi ‘Bald General of Justice’ mengagumi performa mu.]
Han Sooyoung yang mendapat pesan dari beberapa konstelasi
lain pun langsung mengernyitkan alisnya. Biasanya momen seperti ini akan
membuat inkarnasi lain merasa senang, tapi entah kenapa Han Sooyoung merasa
seakan dia sedang digoda oleh Kim Dokja. Saat itulah ada sesuatu yang melintas
dalam kepalanya.
“Hei, naga hitam.”
[Konstelasi ‘Abyssal Black Flame Dragon’ terkejut dan
menatap inkarnasinya.
“… Jujur padaku. Darimana kau mendapat informasi itu?”
***
[Malam ketiga telah datang.]
Aku melihat pesan itu dan mengingat apa yang terjadi
beberapa saat yang lalu. Dia benar-benar melakukan apa yang kukatakan. Mungkin
sama seperti kim Namwoon… Mungkin Abyssal Black Flame Dragon tidak sejahat
perkiraanku. Atau mungkin ini semua karena dia adalah sponsor Han Sooyoung.
Karena itu, kurasa tidak masalah jika aku memberitahukan itu
padanya.
‘Aku baik-baik saja. jangan khawatir.’ Katakan agar
dia mengatakan ini pada orang yang menanyainya.
“Revolusioner!”
Aku harus bertahan. Aku harus bisa bertahan agar aku bisa
tersenyum dan bertemu kembali dengan mereka. Aku mulai berjalan melewati Malam
di Kompleks Industri Syswitz.
“Kuaaack!”
Teriakan mulai terdengar di mana-mana. Suara-suara itu
menjadi sinyal jika para Eksekusioner mulai bermunculan.
Malam hari ini sangat berdarah. Mungkin ini akan menjadi
Malam terburuk yang tidak bisa dibandingkan dengan 2 Malam sebelumnya. Aku
berhasil membunuh 3 Eksekusioner, jadi mungkin mereka akan datang dengan
kekuatan penuh.
Meski begitu aku tidak takut. Mulai malam ini aku akan
melancarkan serangan balik.
“Jang Hayoung.”
Jang Hayoung berjalan mendekat setelah mendengar panggilanku.
Dia terlihat tegang tapi ekspresi itu tidak sama dengan ekspresi tegang nya
yang sebelumnya. Dia berkata, “Apakah aku bisa melakukannya dengan baik?”
“Tidak ada orang yang lebih baik dari dirimu.”
“… Kau benar0benar berpikir seperti itu? Aku baru
mempelajari skill ini 2 jam yang lalu.”
“2 jam sudah cukup.”
Aku menjawab dengan penuh percaya diri. Aku mengatakan ini
bukan untuk menenangkan Jang Hayoung.
< “Siapa inkarnasi paling sempurna?” >
Suatu hari, salah satu komentator Star Stream memulai topik
diskusi ini.
< “Inkarnasi terkuat di pertarungan 1 lawan 1 sudah
pasti Yoo Joonghyuk. Tidak ada inkarnasi yang lebih kuat darinya.” >
< “Tidak ada yang bisa mengalahkan Anna Croft jika
itu masalah informasi.” >
< “Bagaimana dengan Lee Hyunsung? Dia tanker
terhebat saat ini.” >
< “Bukannya Ranveer Khan lebih ahli soal perang?”
>
Nama Jang Hayoung sama sekali tidak disebut. Dia tidak bisa
mengalahkan Yoo Joonghuk dalam pertarungan 1 lawan 1. Dia memiliki lebih
sedikit informasi jika dibandingkan dengan Anna Croft. Pertahanannya juga tidak
lebih baik daripada Lee Hyunsung. Dia juga tidak seefektif Ranveer Khan soal
strategi perang. Akan tetapi…
< “Inkarnasi paling sempurna adalah seseorang yang melakukan
semuanya dengan baik.” >
< “Kalau begitu sudah diputuskan.” >
Dia punya pertahanan yang lebih bagus jika dibandingkan
dengan Yoo Joonghyuk. Dia lebih kuat dalam pertandingan 1 lawan 1 jika
dibandingkan dengan Anna Croft. Dia memimpin lebih banyak perang besar jika
dibandingkan dengan Lee Hyunsung. Dia juga memiliki kharisma tinggi dan informasi
yang lebih banyak jika dibandingkan dengan Ranveer Khan.
[Karakter ‘Jang Hayoung’ menggunakan Fighter
Transformation Lv. 9.]
< “Jang Hayoung adalah inkarnasi paling sempurna.”
>
Tubuh Jang hayoung bergerak dan langit diwarnai dengan warna
merah api. Dia bukan orang yang paling ahli dalam satu bidang tapi dia memiliki
atribut skill terbanyak jika dibandingkan dengan semua orang yang ada dalam
novel Cara Bertahan Hidup.
Ketika dia berhasil mendapatkan skill, dia bisa mencapai tingkat
paling tinggi lebih cepat daripada siapapun.
Master dari Unidentified Wall, ‘King of Transcendents’ Jang
Hayoung. Bagian kedua novel Cara Bertahan Hidup dimulai dari gadis ini.
Chapter 207 Daftar Isi Chapter 209
Komentar
Posting Komentar