Mahouka Vol. 13 Chapter 6 Part 4

 Disclaimer: Sya cuma nerjemahin saya.


Untungnya Miyuki berhasil melalui babak kualifikasi tanpa kesulitan berarti. Dia bahkan tidak membiarkan lawannya menghancurkan balok es yang ada di areanya. Untuk event tunggal pria, dia juga berhasil melewati babak kualifikasi meski poin yang dia miliki hanya terpaut 1 angka dari lawannya. Seperti yang sudah diperkirakan oleh murid-murid dari SMA 1, event solo mereka baik di Pillars Break dan Rower and Gunner hanya bisa mendapatkan peringkat te empat—dan mereka tidak berhasil mendapat poin apapun.

Untuk sekolah-sekolah lainnya—SMA 7 berhasil memenangkan baik Rower and Gunner pria dan wanita dan berhasil mendapatkan total 200 poin, ini membuat mereka berada di puncak klasemen dari kemarin. Atlet SMA 3 berhasil mendapatkan 120 poin, dan mengambil posisi kedua dari SMA 1. Jika pertandingan esok hari juga ikut dipertimbangkan, SMA 3 percaya jika mereka bisa melampaui poin SMA 7 hari ini. Ini adalah awal yang bagus untuk SMA 3—atau seharusnya begitu.

Sayangnya udara di meja SMA 3 saat ini tidak didominasi oleh perasaan riang.Ada aura kelam yang menyelimuti kursi para murid kelas 2. Sumber dari aura itu adalah Kichijouji yang tidak berhasil memenangkan Rower and Gunner solo pria.

“Kichijouji, peringkat kedua juga tetap luar biasa. Jangan menyalahkan dirimu sendiri.”

“Itu benar. Aku juga dapat peringkat kedua. Tapi aku tidak begitu memikirkannya.”

Ketika mereka sedang memberaskan piring dan gelas yang mereka gunakan untuk makan, beberapa murid kelas 3 yang melintas juga ikut menyemangatinya, tapi tidak ada yang berhasil.

“Aku tidak pernah berpikir SMA 7 akan melakukan yang seperti itu…

Kichijouji yang terus memainkan sumpitnya hanya bisa bergumam penuh rasa frustasi. Jika di depannya tidak ada makanan, mungkin dia sudah merebahkan kepalanya di sana.

Kichijouji tidak frustasi hanya karena dia kalah. Masalahnya adalah bagaimana dia bisa kalah. Kichijouji menganggap dirinya sangat cerdas, karena itu ketika dia kalah dalam bidang strategi kekecewaannya tentu terasa lebih besar dari biasanya. Dia juga merasa jika yang membuat SMA 7 menang kali ini bukan hanya kemampuan mereka, tapi juga strategi permainan mereka.

“Hei, ayolah. Mau bagaimana lagi.”

Lebih mudah menghibur orang lain ketika mereka mengeluh atau meratap daripada ketika mereka diam dalam penderitaan. Para murid kelas 2 yang mengelilinginya pun bergantian memberikan semangat.

“Dia benar. Tidak menembak dalam peraturan seperti ini saja sudah gila!”

Taktik SMA 7 sangat sederhana tapi tidak terduga. Mereka bisa menembak target tanpa pandang bulu, tembakan mekanis. Sebaliknya, mereka malah membuat atlet mereka menggunakan energi sihir yang tersisa untuk mengendalikan perahu dan memendekkan waktu sedikit demi sedikit. Peraturan Rower and Gunner memperhitungkan waktu yang dibutuhkan untuk menembak satu target dengan cara membagi waktu dari tim tercepat dengan jumlah target terbanyak dari tim yang paling akurat. Mereka mengalikan waktu itu dengan jumlah target yang didapatkan setiap tim, lalu dikurangi dengan waktu yang diperoleh tiap tim. Siapapun yang memiliki sisa waktu terpendek akan menjadi pemenangnya. Dengan kata lain, meski perbedaan waktunya tidak banyak, siapapun yang mendapatkan target lebih banyak akan mendapat keuntungan—dan sebaliknya selama waktu antara tembakan tepat sasaran tidak terlalu jauh, tim manapun yang memiliki waktu terpendek akan mendapat keuntungan.

Yang berhasil mendapat target terbanyak di event solo Rower and Gunner adalah Kichijouji dari SMA 3. Itu artinya rata-rata perbedaan waktu antara tembakan tepat sasarannya lebih besar daripada tembakan daripada tembakan asal dari SMA 7.

“Ya. Semua orang lebih fokus pada target mereka.”

“Dan karena alasan yang sama SMA 1 berhasil mengalahkan SMA 7.”

“Mereka cuma beruntung karena tembakan asal mereka banyak yang kena. Kadang hal seperti itu terjadi dalam olahraga. Kau juga berpikir seperti itu kan, Masaki?”

Para siswa pria menoleh pada Masaki yang sama sekali tidak menyemangati Kichijouji. Faktanya dia tidak mengatakan apapun selama makan malam. Tangannya menyuap beberapa butir nasi, tapi hatinya masih tertuju pada hal lain.

“Masaki?”

“Hmm? benar. Seperti yang mereka katakan, kemenangan juga bergantung pada keberuntungan. Kali ini dewi fortuna tidak sedang bersama kita saja. Kita kalah dari SMA 7, tapi kita berhasil membalik situasi dengan SMA 1. Secara keseluruhan ini bukan hasil yang buruk. Kurasa apa yang kita lakukan sudah bagus.”

Masaki sepertinya tidak mendengarkan pembicaraan yang mereka lakukan, dan mereka merasa jika Masaki mengatakannya dengan terpaksa. Semua orang yang mengelilingi Kichijouji hanya bisa saling pandang tanpa mengatakan apapun.

“Kurasa… Yah, kita memang berhasil menggulingkan SMA 1.”

“Tujuan utama kita adalah memenangkan seluruh event. Masih banyak yang harus kita lakukan untuk event yang tersisa.”

“Dengan kata lain, menyesali hal yang sudah terjadi adalah hal terburuk yang bisa kulakukan, benar kan Masaki?”

Meski begitu kata-kata Masaki sepertinya berhasil menghibur Kichijouji. Saat jam makan malam berakhir, tidak ada yang menegur Masaki soal sikapnya yang tidak biasa.

XXXXX

Tatsuya dan kawan-kawan merencanakan pesta teh lagi malam ini yang akan dimulai setelah pekerjaan semua orang sudah selesai. Besok akan diadakan event Shields Down ganda pria di pagi hari dan event Pillars Break ganda wanita di sore hari. Tatsuya sudah ditugaskan untuk Shizuku sejak pertandingan kualifikasi dan dia juga ditugaskan untuk Kirihara di event ganda Kirihara-Tomitsuka. Esoknya, dia akan menangani Miyuki—atlet Pillars Break solo wanita di pagi hari dan Sawaki di solo pria Shields Down di siang hari. Bagi Tatsuya, setidaknya di dalam kompetisi, dua hari itu adalah hari tersibuk untuknya.

“Shiba-senpai, aku sudah selesai melakukan pemeriksaan voltase pada CAD Kirihara-senpai.”

“Bisakah kau melakukan auto debugger setelahnya?”

“Baiklah.”

Kento menjadi asisten Tatsuya saat dia sedang melakukan tuning untuk CAD Shizuku dan Kirihara. Karena itu sekarang Tatsuya bisa melakukan lebih sedikit tuning dan lebih ke arah melakukan inspeksi pada hasil kerja juniornya itu. Alasan kenapa kento terus membantunya adalah untuk mengajarinya—untuk memberitahukan cara tuning CAD yang baik dan benar. Untungnya Kento sangat terampil dan memiliki banyak pengetahuan, karenanya dia berhasil menjadi asisten yang baik untuk Tatsuya.

Yang mengejutkan, ketika pekerjaan mereka hampir selesai ada tamu yang tiba-tiba datang untuk menemui Tatsuya.

“Ichijou? Ada apa?”

orang yang mengunjungi mobil kerja Tatsuya adalah Masaki.

“Maaf datang malam-malam. Apa kau ada waktu?”

“Ini belum terlalu malam, tentu aku bisa meluangkan sedikit waktu untukmu. Kento, kau boleh istirahat.”

“Baik.” jawabnya.

Tatsuya dan Masaki pindah ke bagian yang tidak bisa dicapai oleh cahaya mobil.

“Kau membiarkan anak baru membantumu?” tanya Masaki yang berjalan di sebelah Tatsuya. Sepertinya dia agak kaget ketika mengetahuinya.

“Yah, tahun kemarin aku juga masih kelas 1.”

Tapi jawaban dari Tatsuya membuat Masaki berpikir jika dia sudah melewati batas, karenanya dia hanya tersenyum kecut sebagai respon.

“Lalu, ada apa? Satu-satunya alasan kenapa kau datang menemuiku adalah karena masalah Steeplechase.” Tatsuya langsung masuk ke inti pembicaraan tanpa mempedulikan basa-basi yang dilakukan oleh Masaki.

Murid SMA 3 itu hanya bisa mendengus ketika mendapatkan pertanyaan dari Tatsuya—tapi dia tahu jika ini bukan waktunya untuk basa-basi. “Ya, itu benar. Masalah ini kelihatannya lebih menyusahkan daripada yang kita duga.”

“Apa kau berhasil menemukan sesuatu?” Tatsuya berhenti berjalan dan berbalik menghadap Masaki.

Masaki pun menjawab, “Kami belum berhasil menemukan apa-apa, tapi sepertinya para hard-liner dari JDF ada hubungannya dengan semua ini.”

“Fraksi hard-liner?” tanya Tatsuya dengan nada tidak percaya.

Masaki juga sadar jika Tatsuya mungkin tidak mengerti apa yang dia maksud. “Maaf. Maksudku kelompok anti-GAA yang ada di dalam JDF.”

“Maksudmu mereka dalang di balik semua kompetisi ini?”

Jujur saja, rencana yang mereka buat cukup meyakinkan. Kelompok yang menginginkan kemenangan melalui perang pasti akan memilih penyihir dengan kemampuan sihir hebat untuk menambah kekuatan tempur dengan cepat. Murid SMA tidak bisa langsung memenuhi kebutuhan tersebut, tapi para hard-liner mungkin tidak ingin membuat keributan untuk beberapa hari kedepan. Dan jika dilihat dari hasil Kompetisi 9 Sekolah, siapa saja bisa membayangkan jika event-event baru yang diberikan lebih mirip seperti kompetisi olahraga di tingkat universitas.

Akan tetapi Kerjasama antara keluarga Kudou—yah Kudou Retsu—dan para hard-liner adalah sesuatu yang sulit untuk dibayangkan. Tatsuya pernah dengar jika Kudou Retsu sangat membenci sikap tentara yang menggunakan penyihir sebagai senjata, tapi itu hanya informasi tidak langsung, tapi dia bisa menjamin kebenarannya. Jika dia hanya mendengarnya dari Fujibayashi, mungkin itu bisa dianggap sebagai bias keluarga. Namun Kazama yang memang menentang 10 Master Clan juga mengatakan hal yang sama.

 

Chapter 6-3     Daftar Isi     Chapter 6-5


Komentar

Postingan Populer