ORV Chapter 205: Episode 39 – Unidentified Wall (2)
Disclaimer: Novel bukan punya saya
Sayangnya Han Myungoh tidak bisa melanjutkan ceritanya. Dia
tidak sadarkan diri setelah menerima penalti karena mengatakan detail
kontraknya dengan Asmodeus.
Aku merasa sedikit kecewa karena dia terhenti di tengah
cerita.
< Kim Dokja berpikir: Ah, sepertinya Demon King dan
Konstelasi mulai menunjukkan ketertarikan mereka pada dunia ini. >
Tanah dimana cerita dibuang, Demon World. Dunia yang sudah
diabaikan oleh para Konstelasi, sekali lagi mendapatkan perhatian dari mereka.
‘Manusia tidak bisa mengalahkan mereka! Dibandingkan
dengan mereka, kita hanya serangga tidak berharga!’
Han Myungoh pernah mengatakannya beberapa kali. Dia sudah
berada di Demon World selama beberapa bulan, karenanya dia bisa memahami
kekuatan dari beberapa bangsawan atas dan juga para Demon King.
Rasa putus asa memang bisa dipahami. Faktanya, Yoo Joonghyuk
juga mendapat banyak kesulitan di paruh awal skenario Demon World. Tentu saja
itu cerita milik protagonis itu… Berbeda denganku.
Perutku mulai bersuara karena aku belum sempat makan
sepanjang malam. Aku pergi ke bar dan meminta Mark memasakkan beberapa makanan
untukku. Di sana aku bisa melihat Jang Hayoung yang sedang bersantai. Aku
menghampirinya dan kemudian duduk di sampingnya.
“Hiik!”
“Kau selalu berkata seperti itu setiap waktu.”
Jang Hayoung menatapku dengan tajam dan kemudian berteriak,
“Apa? Ada apa lagi sekarang!? Masalah apa lagi yang sudah kau buat!?”
“Kenapa kau tiba-tiba marah begitu?”
“… Bukan apa-apa.”
“Kenapa? Apa ada yang terjadi?”
Jang Hayoung tidak bisa menjawab pertanyaanku dan hanya
menatap piring yang ada di depannya. Aku tahu jika aku tidak bisa memaksanya
berbicara, karena itu aku hanya bisa menunggu.
Mark bergantian menatapku dan Jang Hayoung. Aku tidak tahu
apa yang dia pikirkan, yang pasti dia mengedipkan matanya. Beberapa saat
kemudian Jang Hayoung membuka mulutnya.
“Kenapa kau membiarkanku bergabung dengan Pasukan
Revolusioner?”
“Apa?”
“Aku bukan Guardian atau Revolusioner. Aku bahkan bukan
pimpinan dewan seperti Aileen.”
[Karakter ‘Jang Hayoung’ menggunakan Lethargy Lv.4.]
[Karakter ‘Jang Hayoung’ menggunakan Self-Loathing
Lv.10.]
Sial, ternyata sudah dimulai. Aku sempat lupa soal ini. Jika
Yoo Joonghyuk menderita gara-gara ‘depresi regresor’, maka anak ini menderita
karena ‘membenci diri sendiri’.
Aku tidak pernah berpikir jika para tokoh utama dalam novel
Cara Bertahan Hidup adalah orang waras.
Bahu kecil itu bergetar. Aku mungkin bisa merasa lebih baik
jika menepuk bahu itu, tapi mungkin dia tidak akan merasa terhibur meski aku
melakukannya.
[Pengertianmu pada karakter ‘Jang Hayoung’ semakin
meningkat.]
Jang Hayoung menatap keluar jendela. Sepertinya dia sedang
melihat Aileen yang sedang membereskan kericuhan yang terjadi beberapa saat
yang lalu. Jang Hayoung berkata, “… Malam akan datang lagi. Apa kau masih bisa
melindungi semua orang itu?”
“Mungkin tidak.” jawabku dengan jujur. “Aku tidak tahu
dimana keberadaan semua Eksekusioner. Aku juga tidak mungkin bisa menangkap
mereka semua sebelum Malam tiba.”
Masih ada 7 Eksekusioner yang belum tertangkap.
Jika 7 orang itu memutuskan untuk bersungguh-sungguh dan
mulai menyerang orang-orang, besok malam akan menjadi festival berdarah. Aku
melanjutkan perkataanku sebelum Jang Hayoung merasa semakin putus asa.
“Tidak ada cara lain untuk menghentikan mereka. Kita harus
menemukan Fighter.”
Fighter—petarung. Hanya orang dengan posisi itu yang bisa
melawan Eksekusioner ketika Malam datang. Jika aku bisa menemukan orang dengan
posisi itu, aku bisa meningkatkan mood yang ada di tempat ini.
Akan tetapi Mark menyela pembicaraan kami. “… Maaf saja,
tapi kurasa kami tidak punya Fighter.”
“Apa? Mark, kau tahu siapa mereka?”
“Tidak ada seorang pun dari generasi lama yang memberikan
skill ‘Fighter’ pada generasi baru.”
Tidak seperti posisi lainnya, seorang petarung hanya bisa
menerima posisi tersebut melalui ‘warisan’. Mark melanjutkan, “Setelah Fighter
sebelumnya mati karena melindungi Revolusioner saat itu, tidak ada penerus
setelahnya.”
Aku sudah mengetahui informasi ini. Ya, memang tidak ada
Fighter di kompleks industri ini. Di novel aslinya Yoo Joonghyuk merasa
kebingungan dengan situasi ini. Aku memikirkannya sambil menggigit sandwich yang
diberikan Mark.
“Jika tidak ada penerus, kita hanya perlu membuatnya
sendiri. Kita bisa membuatnya mewarisi posisi itu dari Fighter lain.”
“Sejauh yang kutahu, tidak ada Fighter yang tersisa di Demon
World ke-73 ini.”
“Aku tidak bermaksud mencari mereka di Demon World.”
“Hah?”
Aku melirik Jang Hayoung. Sekarang waktu yang tepat. Aku
berkata pada Jang Hayoung, “Hei, bicaralah pada dindingmu.”
“A-apa maksudmu?”
“Kau punya ‘dinding’. Setiap kali kau mencoba mempelajari
sesuatu yang baru, dinding itu menghalangimu.”
“Ba-bagaimana kau bisa tahu soal dinding itu!?” Jang Hayoung
mengatakannya sambil menatapku dengan tajam.
“Aku punya beberapa cara untuk mengetahuinya.” Jawabku
sambil menyeringai.
Orang lain mungkin tidak mengetahuinya, tapi Jang Hayoung
juga memiliki dinding sepertiku. Lebih tepatnya dinding Jang Hayoung Bernama Unidentified
Wall. Dinding ini lah yang sudah menghambat pertumbuhan Jang Hayoung selama
ini.
“Bukannya dinding itu yang membuatmu tidak bisa mempelajari
skill baru? Karena itu kau selalu seperti ini, selalu lesu dan membenci diri
sendiri.”
“A-apa..!?”
“Aku tahu kau berpikir jika itu adalah dinding bakat. Tapi
tidak seperti itu. Dinding itu punya tujuan lain.”
“Bukan itu masalahnya. Kenapa kau bisa…!?”
“Yah, yang penting kau harus segera berbicara dengannya.
Tenang saja kau bisa melakukannya, kok.”
Wajah Jang Hayoung memerah setelah mendengar jika dirinya
bisa berbicara dengan dinding miliknya. Aku ingin berkata agar dia tidak perlu
khawatir, apalagi kami punya kesamaan soal itu. Jang Hayoung terlihat ragu
sebelum akhirnya berkata.
“I-itu…”
“Cepat.”
Beberapa saat kemudian Jang Hayoung mengaktifkan skill nya.
[Karakter ‘Jang Hayoung’ menggunakan Unidentified Wall
Lv.1!]
Pupil Jang Hayoung memutih. Aku tidak bisa melihatnya, tapi
mungkin dalam pandangan Jang Hayoung, dia sedang dikelilingi oleh dinding
berwarna putih.
Sebuah dinding putih tanpa tulisan apapun di atasnya. Tidak
aneh jika Jang Hayoung sampai stress gara-gara dihalangi oleh dinding seperti
itu setiap kali dia ingin mempelajari skill baru.
Jang Hayoung berbicara dengan hati-hati. “Permisi… tuan
dinding?”
Hal yang tidak terduga terjadi. Aku juga bisa mendengar
percakapan Jang Hayoung dan dinding itu.
[‘Unidentified Wall’ terasa seperti sedang mengernyitkan
alisnya.]
Aku tidak tahu kenapa. Mungkin ini terjadi karena aku punya
‘dinding’ yang sama. Tapi untunglah aku bisa mendengarkan percakapan mereka.
[‘Unidentified Wall’ menatap masternya.]
[‘Unidentified Wall’ berkata: Kau belum pantas.]
Seperti yang kuduga. Dia adalah dinding pemarah yang sama
seperti dalam novel. Aku sudah bersiap untuk menghadapinya.
“Hei, jangan begitu. Berikan saja izin padanya. Jika kau
tidak membantunya, anak ini akan mati.”
Jang Hayoung terkejut saat dia mendengar suaraku. Beberapa
saat kemudian Unidentified Wall berkata.
[‘Unidentified Wall’ berkata: Siapa kau?]
[Unidentified Wall’ berkata: Bagaimana kau bisa mendengar
suaraku?]
“Siapa aku itu tidak penting. Berikan saja izinmu untuknya.
Jika kau masih level 1, bukannya dia bisa menggunakan keistimewaan dasar?
Kenapa kau menghalanginya?”
[‘Unidentified Wall’ mengernyitkan alisnya.]
Dia marah ketika mendengar ucapanku dan percikan cahaya
mulai muncul di sekitar Jang Hayoung. Mungkin dia melakukannya untuk menekan ku
yang seorang konstelasi. Atribut mitos memang bukan isapan jempol semata.
… Seperti dugaanku, ini tidak mudah. Aku mundur beberapa
langkah dari Jang Hayoung.
Percikan cahaya yang tiba-tiba muncul membuat Mark dan para
pengunjung bar merasa kaget. Sesaat setelah aku menyuruh mereka pergi aku
berkata pada dinding itu. “Apa kau akan terus seperti ini? Bukannya ini tidak
menguntungkanmu? Bukannya kau harus mencari inang baru kalau anak ini mati?”
Percikan probabilitas itu muncul sekali lagi. Bisa dibilang
yang menciptakan percikan cahaya itu adalah potensi luar biasa yang dimiliki oleh
Jang Hayoung, dengan kata lain anak ini memiliki potensi yang menyamai
konstelasi meski dia bukan konstelasi. Karena itu aku perlu membangkitkan Jang
Hayoung di sini.
[‘Unidentified Wall’ berkata: Kau terlalu lancang.]
Percikan cahaya yang muncul dari tubuh Jang hayoung semakin pekat.
Aku sedikit tidak percaya saat tahu jika potensi anak itu bisa sebesar ini.
Saking terangnya cahaya yang keluar darinya, aku sampai berpikir jika akan ada
badai probabilitas yang muncul.
[Skill eksklusif ‘Fourth Wall’ aktif dengan sangat kuat!]
Percikan cahaya yang mengelilingiku mulai membuatku tenang.
Lebih tepatnya, cahaya yang kukeluarkan sepertinya mulai menyerap cahaya yang
keluar dari tubuh Jang Hayoung.
[Fourth Wall menyapa Unidentified Wall.]
[‘Unidentified Wall’ terkejut.]
Aku juga ikut terkejut. Para ‘dinding’ ini sepertinya bisa
berbicara satu sama lain?
[Fourth Wall menyapa Unidentified Wall dengan senang.]
Wajah Jang Hayoung yang tadinya kemerahan mulai menjadi
normal kembali. Dia sepertinya juga melihat hal yang sama denganku.
Fourth Wall membuka mulutnya < Te man. >
[‘Unidentified Wall’ bergetar keras.]
Aku tidak tahu komunikasi macam apa yang terjadi di antara
mereka. Tapi yang jelas pertukaran salam mereka membuat udara di sekitar Jang
Hayoung terdistorsi dan memunculkan sosok yang misterius.
[‘Unidentified Wall’ berkata: Kau, apa yang kau…?]
Udara di sekitarku juga mulai terdistorsi. Fourth Wall
bergerak dalam bentuk yang tidak biasa.
Aku tidak bisa menggambarkannya dengan baik. Yang pasti
dinding Jang Hayoung sepertinya sedang marah.
[‘Unidentified Wall’ mengeluhkan rasa sakit yang dia
rasakan!]
[‘Unidentified Wall’ mengeluhkan rasa sakit yang dia
rasakan!]
[‘Unidentified Wall’ mengeluhkan rasa sakit yang dia
rasakan!]
Percikan cahaya menjadi semakin terang dan Jang Hayoung
memegangi kepalanya sambil berteriak. Sudah berapa lama waktu berlalu? Tubuhku
terasa berat dan Unidentified Wall meninggalkan sebuah pesan.
[‘Unidentified Wall’ berkata: Si-siapa kau!?]
***
Jujur, aku tidak tahu kenapa Jang Hayoung bisa memiliki
dinding seperti itu.
Novel Cara Bertahan Hidup tidak menjelaskan secara rinci apa
itu Unidentified Wall. Kupikir dinding itu sempat disinggung di akhir cerita…
Tapi sepertinya aku bisa memprediksi identitasnya.
Eksistensi dari dinding ini sepertinya berhubungan dengan
kelas Jang Hayoung sebelum dia berpindah-pindah dimensi.
“Ini pertama kalinya aku melihat ini…”
Jang Hayoung menatap udara dengan ekspresi yang sulit
dijelaskan.
[‘Unidentified Wall’ telah mengakui inkarnasi ‘Jang
Hayoung’ sebagai master.]
Prosesnya memang sangat rumit, tapi dengan bantuan Fourth
Wall, Jang Hayoung berhasil diakui oleh Unidentified Wall. Setelah itu ada layar
baru yang muncul di depan Jang Hayoung untuk yang pertama kalinya.
[Masukkan modifier atau nama dari sosok yang ingin kau
kirimi pesan.]
Berkat Fourth Wall aku juga bisa mengirim pesan pada orang di
luar dunia ini. Jang Hayoung menatapku dan bertanya, “… A-apa ini? Apa yang
harus kutulis di sini?”
Sebenarnya aku ingin membangkitkan Jang Hayoung untuk alasan
ini. Aku harus meminjam kekuatan dinding melalui Jang Hayoung agar aku bisa
mendapatkan kekuatan untuk melawan nebula-nebula sialan itu.
“Tolong tuliskan nama yang kukatakan padamu.”
“… Baiklah.”
Aku menyebutkan beberapa nama. Mereka semua adalah karakter
yang bertarung di Demon World yang ada di novel asli Cara Bertahan Hidup.
Beberapa saat kemudian ada layar baru yang muncul.
[Tolong masukkan pesan yang ingin dikirim.]
“Apa yang harus kutulis?”
“Aku ingin menjadi ‘Fighter’. Tolong bantu aku.”
“… Apa itu akan berhasil?”
“Aku tidak tahu. Tapi tidak ada salahnya mencoba.”
Jang hayoung mengirim pesan dan kami menunggu. Satu menit,
dua menit, tiga menit… Sepuluh menit.
Jang Hayoung bertanya, “Apa aku melakukannya dengan benar?”
“… Kurasa ini gagal.”
Star Stream sialan sama sekali tidak memikirkan anak baru.
Aku meminta dengan sangat tulus tapi tidak ada yang memberikan balasan. Kami
kembali mengirim beberapa pesan.
[Aku mencari seseorang yang bisa membuatku menjadi
seorang ‘Fighter’.]
[Aku membutuhkan skill ‘Fighter’.]
[Kumohon tolong aku.]
Tidak peduli berapa banyak pesan yang kami kirim, tidak ada
seorangpun yang menjawab. Mungkin mereka berpikir ini hanya pesan sampah dan
tidak menjawabnya… Sial.
Aku tidak punya bakat menulis surat dan aku tidak tahu pesan
seperti apa yang pasti mendapatkan jawaban. Kuharap Han Sooyoung ada di sini. Dia
pasti bisa memikirkan beberapa ide brilian.
Jang Hayoung mengernyitkan alisnya dan berpikir selama beberapa
saat. Kemudian dia berkata, “… Aku harus mendapatkan jawaban? Bolehkah aku menulis
apa yang kumau?”
“Kau punya ide?”
Jang Hayoung mengangguk dan mulai mengetik.
[Aku gadis berusia 15 tahun.]
“Hei, tunggu…”
Sebelum aku bisa menghentikannya, Jang Hayoung menyentuh tombol
‘Kirim’.
[Pesan dikirim pada konstelasi secara acak karena penulis
pesan tidak menuliskan siapa penerimanya.
Pesan itu tidak terkirim ke orang tertentu. Aku berteriak
frustasi pada Jang Hayoung. “Kau mencoba menghubungi Konstelasi!? Apa kau pikir
itu akan bekerja?
“… Lihat saja.”
Apa yang dipikirkan bocah ini…
Beberapa saat kemudian.
[Jawaban sudah datang!]
Kami saling tatap dengan wajah bahagia dan tidak percaya
ketika melihat pesan itu. Yang membuatku lebih kaget adalah aku mengenal
Konstelasi yang menjawab pesan Jang Hayoung.
[Pengirim - Abyssal Black Flame Dragon]
Chapter 204 Daftar Isi Chapter 206
Komentar
Posting Komentar