Mahouka Vol. 13 Chapter 6 Part 3
Disclaimer: Saya cuma nerjemahin aja ya/
6 Agustus, pagi hari sebelum kompetisi dimulai.
Meski matahari muncul lebih cepat di musim panas, langit
yang ada di atas markas masih terlihat kelabu dan semburat warna biru masih
baru bermunculan. Ini adalah waktu yang agak aneh, bukan malam ataupun pagi.
Miyuki sudah terjaga dan sekarang sedang duduk di ujung tempat tidur dalam
balutan kegelapan. Dia duduk dengan tenang sambil menatap wajah sang kakak yang
sedang tertidur pulas.
Mungkin tidak ada yang percaya ini, tapi Tatsuya adalah tipe
orang yang bisa tidur dengan lelap. Miyuki tidak menyalakan lampu kamar, tapi
dia tahu jika lampu saja tidak akan bisa membangunkan sang kakak. Bahkan meski
Miyuki membuat keributan, dia yakin Tatsuya tidak akan terbangun dari tidurnya.
Tapi ada satu hal yang mungkin disetujui oleh semua orang.
Meski Tatsuya susah dibangunkan, dia adalah orang yang selalu bangun pagi.
Pertama, dia akan bangun kapanpun dia mau. Dia tidak perlu alarm. Jam
biologisnya sudah cukup untuk membuatnya terbangun, terlebih lagi dia sangat
sensitif pada niat jahat yang ditujukan padanya dan adiknya. Karenanya, meski
kau bisa menyelinap ke dalam kamarnya seperti hantu, selama kau memiliki niat
buruk padanya atau Miyuki, dia akan langsung terbangun. Dan meski kau mendekati
mereka berdua dalam jarak tertentu tanpa niat buruk, pikirannya akan terbangun
dan matanya akan terbuka.
Jarak itu selalu berubah tergantung pada waktu dan situasi.
Terkadang Tatsuya tidak akan membuka matanya meski jarak mu sangat dekat hingga
dia bisa merasakan nafasmu, dan di waktu lain dia akan langsung terbangun saat
kau baru menginjakkan kaki di kamarnya. Miyuki berasumsi jika Tatsuya
memutuskan seberapa besar jarak itu sesaat sebelum dia tidur.
Dalam situasi seperti ini di mana mereka tidur dalam ruangan
yang sama, Tatsuya akan memastikan jika Miyuki bisa melakukan semua yang dia
inginkan tanpa melewati batasan itu. Karena itu sekarang Miyuki bisa duduk di
sebelah kasur Tatsuya dan kakaknya itu sama sekali tidak bergeming.
Akan tetapi Miyuki tidak yakin jika dia melakukan lebih dari
ini. Mungkin saja jika Miyuki mendekat 10 cm lagi kakaknya ini akan bangun…
Atau mungkin saja dia tidak akan bangun meski Miyuki tidur tepat di sampingnya.
Miyuki ingin mengetahuinya.
Seberapa dekat jarak yang diizinkan kakaknya? Di jarak
seberapa Miyuki diperbolehkan berada di sampingnya?
Seberapa dekat oniisama memperbolehkan keberadaanku…?
Bulu kuduk Miyuki tiba-tiba berdiri. Hati dan tubuhnya nya
langsung beku saat memikirkan hal itu. Karena sekarang masih pertengahan musim
panas, Miyuki hanya menggunakan piyama tipis yang sesuai dengan musim ini. Mungkin
karena itu dia tiba-tiba merasa dingin di seluruh tubuhnya.
Setelah itu pikiran Miyuki mulai mengarah pada hal yang
lebih aneh lagi.
‘Apa oniisama tidak kedinginan?’
Ini adalah pertama kalinya Miyuki tidur di kamar yang sama
dengan Tatsuya. Kemarin malam—atau lebih tepatnya 2 malam yang lalu, dia
terlalu bersemangat dan terlelap dengan sangat cepat dan tidak bangun hingga
pagi berikutnya. Namun malam kemarin hingga pagi ini, dia terus memikirkan
Tatsuya yang tidur di kasur Seberang dan terbangun beberapa kali. Pada akhirnya,
meski hari berganti, Miyuki yang terus memikirkan Tatsuya pun beralih profesi
menjadi penguntit dan memutuskan untuk tidur tepat di samping Tatsuya. Kekurangan
waktu tidur sudah membuat akal sehatnya menghilang.
Untungnya Tatsuya tidak membuka matanya. Dahi sang kakak
terasa dingin di telapak tangannya.
Tubuhnya dingin…
Selama Tatsuya tertidur, suhu tubuhnya menurun karena tidak
ada proses metabolisme yang terjadi. Tentu hal ini juga mempengaruhi
persepsi Miyuki yang sedang kelelahan, dimana menurutnya suhu tubuhnya menjadi
lebih hangat. Miyuki berpikir…
Ah, bagaimana ini…. Aku harus menghangatkan badannya.
… Kepalanya pun mulai konslet.
Apa yang dilakukan Miyuki selanjutnya adalah sesuatu yang
dia pelajari saat dia sedang terdampar atau ketika mendapat kecelakaan. Jika
otaknya berjalan dengan baik, mungkin dia akan merasa sangat malu sekarang.
Tapi karena sekarang—di titik tertentu—Miyuki berpikir jika dia sedang
merawat sang kakak, dia berpikir jika ini adalah hal yang lumrah.
Aku tidak bisa melepas bajunya, tapi…
Meski begitu Miyuki masih memiliki rasa malu dan memutuskan
untuk membiarkan baju sang kakak. Karenanya hanya ada satu pilihan yang bisa
dia ambil. Tidur di samping Tatsuya dan menghangatkannya—lupa jika besok pagi
sang kakak akan bangun lebih dulu darinya.
Oniisama, Miyuki akan menghangatkan badanmu.
Miyuki yang setengah tertidur pun akhirnya tumbang sambil memeluk
tangan Tatsuya.
XXXXX
Setelah memastikan nafas sang adik terdengar normal, Tatsuya
membuka matanya.
Akhirnya dia tidur juga…
Tatsuya melepaskan pelukan Miyuki dengan hai-hati kemudian
dia turun dari ranjangnya. Sebenarnya Tatsuya sudah bangun sejak Miyuki
menyentuh dahinya, tapi karena dia merasakan ada yang aneh (Tatsuya bisa
merasakannya tanpa perlu melihat Miyuki), dia memutuskan untuk pura-pura tidur
dan memastikan Miyuki bisa beristirahat dengan tenang.
Meski dia tidur dengan wanita secantik Miyuki, sayangnya libidonya
tidak akan mengalami perubahan. Bukannya Tatsuya tidak memiliki keinginan
seksual seperti itu, tapi dia hanya merasa aneh tidur berdua di satu ranjang
dengan adiknya sendiri. Sensasi lembut dari kulit Miyuki terasa sangat nyaman,
dan itu malah membuatnya menjadi semakin malu. Sudah pasti dia tidak akan bisa
tidur malam ini.
Akan tetapi, karena besok adiknya juga ikut bertanding, Tatsuya
tidak boleh membiarkan Miyuki terbangun. Dia tidak tahu sudah berapa lama sang
adik memejamkan matanya, namun setidaknya Tatsuya berharap Miyuki bisa tidur
lebih lama lagi.
Tatsuya mulai bergerak dengan hati-hati agar Miyuki tidak
terbangun, setelah itu dia mengganti bajunya dengan baju yang lebih santai.
Setelah mengusap rambut Miyuki beberapa kali dan berharap jika adiknya itu
tidur dengan lelap, Tatsuya pun keluar dari kamar untuk mencari udara segar.
XXXXX
“Selamat pagi.”
“Oh, Selamat… pagi…?”
Azusa membalas sapaan Tatsuya dan Miyuki yang baru saja
masuk ke tenda SMA 1 sambil membawa sarapan mereka. Azusa memiringkan kepalanya
karena heran. Itulah alasan kenapa balasannya terdengar sedikit agak canggung.
Miyuki yang berjalan di belakang Tatsuya entah kenapa
terlihat malu-malu dengan wajah yang merah. Sejauh yang dia tahu, jarak antara
Tatsuya dan Miyuki terlihat lebih lebar dari biasanya—sekitar 30 cm, lalu ujung
mata Miyuki terlihat memerah dan keseluruhan wajahnya terlihat sendu.
Pillars Break event tunggal diadakan hari ini, dan Miyuki
menjadi salah satu atlet yang mengikutinya. Strategi SMA 1 adalah mendapatkan
semua kemenangan, mereka juga sudah memprediksi jika sekolah mereka akan
mendapat tempat pertama untuk kategori tunggal putri. Mereka sudah melakukan
perhitungan jika Pillars Break adalah event dimana mereka pasti mendapatkan
banyak poin.Bahkan Azusa yang selalu terlihat was-was ingin menghidari skenario
terburuk dimana mereka kalah di babak kualifikasi. Di sisi lain, dia juga tidak
bisa membayangkan jika Miyuki akan kalah, tapi jika melihat kondisinya sekarang…
Jantungnya berdetak sedikit lebih cepat dari biasanya.
“… Apa yang terjadi?”
Azusa ingin menanyakan apa yang terjadi karena dia ingin menenangkan
perasaannya, tapi…
“Apa maksudmu, senpai?”
Ketika Tatsuya balik bertanya seperti itu, Azusa
mengurungkan niatnya. Dia merasa tidak bisa menanyakan hal yang sedang menghantui
kepalanya.
Chapter 6-2 Daftar isi Chapter 6-4
Komentar
Posting Komentar