ORV Chapter 107. Episode 21 – Things That Can’t Be Changed 6
Disclaimer: Novel bukan punya saya.
XXXXXXX
Jung Heewon berlari. Tubuhnya diperkuat oleh skill Judgment
Time dan buff dari skill Demon Slaying membuat serangannya menjadi lebih kuat.
Bersama dengan Hell Flames Ignition milik Uriel, kekuatan
tempurnya diperkuat hingga mencapai titik paling ideal.
Kobaran api dari penghakiman. Api itu tidak menghakimi Shin
yoosung. Meski begitu, Shin Yoosung tetap akan menerimanya.
[Konstelasi ‘Demon-like Judge of Fire’ menatap
pertempuran ini dengan tatapan sedih.]
Ayunan pedang Jung Heewon membuka babak baru dari
pertarungan ini.
[Karakter ‘Jung Heewon’ menggunakan Hell
Flames Ignition Lv. 1.]
Level stigma itu memang masih ada di angka 1, tapi api
neraka yang muncul berhasil membakar badai ether milik Shin Yoosung.
Kekuatan dari iblis agung, Beast King’s Breath langsung
menuju ke arah Jung Heewon, tapi wanita itu tidak mempedulikannya. Dia memegang
pedangnya dengan erat dan membuat sebuah garis yang menghubungkan langit dan
bumi. Beast King’s Breath berubah menjadi asap saat skill itu bertemu dengan Hell
Flames Ignition.
Seseorang bergumam. “Ya Tuhan, apa itu?”
Hell Flames Ignition adalah stigma yang bisa menguapkan air
laut yang ada di bumi saat mencapai level maksimal. Saat ‘Messiah’ muncul di
novel aslinya, Uriel lah yang membuka jalan agar protagonis bisa
mengalahkannya.
Archangel yang ditakuti semua iblis. Dia adalah musuh dari
iblis agung yang paling mirip dengan iblis agung.
Shin Yoosung mengangguk saat dia melihat Jung Heewon berlari
di dalam kobaran api.
「Oh. Uriel. Kau sudah menunggu saat-saat ini. 」
Bencana itu sama sekali tidak mundur meski merasakan hawa
keberadaan archangel yang sangat kuat.
「Ini akan cukup untuk bagian akhirnya. 」
Tidak. Shin Yoosung terlihat lega. Seakan dia barusaja
menyelesaikan tugas yang diberikan kepadanya.
Tangan Shin Yoosung dilapisi oleh ether bertubrukan dengan
pedang milik Jung Heewon. Pijakan kaki Shin Yoosung mulai goyah dan Jung Heewon
langsung menekan tanpa ada jeda sedikitpun. Tidak peduli seberapa kuatnya skill
itu, kekuatan buff yang diberikan pada Jung Heewon hanya aktif dalam durasi
singkat.
Jung Heewon sadar akan hal ini, karena itu dia menambah
kecepatan serangannya. Seketika, area disekitar mereka berdua berubah karena
api suci yang dia keluarkan.
Shin Yoosung tetap melawan meski dia sudah kelelahan. Saat
ini dia sangat mirip dengan aktor kawakan yang sedang memainkan peran
terakhirnya... Peran terbaik di seluruh hidupnya.
[Banyak konstelasi tertarik dengan ceritamu.]
Konstelasi yang datang dari channel Dokgak merasa sangat
bersemangat.
[15.000 koin telah diberikan.]
Donasi dari para konstelasi bajingan terus meningkat. Afeksi
dan kebencian hanyalah hiburan bagi para konstelasi itu. Sayangnya, cerita yang
sangat sebentar bagi mereka ini adalah seluruh kehidupan dari manusia.
[Konstelasi dari Semenanjung Korea menatapmu
dengan sedih.]
Di depan banyak penonton ini, aku mulai menggambar akhir
dari skenario ini.
[Konstelasi ‘Secretive Plotter’ menunggu
keputusanmu.]
Sekarang, Jung Heewon sedang mengubah Beast King’s
Sensitivity menjadi kain compang-camping dan api dari Hell Flames Ignition nya
membakar tubuh Shin Yoosung. Pertarungan hampir usai, tapi kemenangan tidak
berada di pihak Shin Yoosung yang kelelahan.
Jung Heewon mengabaikan semua pertahanannya dan langsung
melompat ke arah badai ether. Beberapa saat kemudian, pedangnya berhasil
menusuk perut Shin Yoosung.
Api yang sangat terang berkobar menyelimuti tubuh Shin
Yoosung. Api suci itu membakar energi dari iblis agung yang ada di tubuhnya.
Aura hitam yang keluar dari tubuh bencana itu pun berubah menjadi asap yang
pekat.
Darah mengucur dari luka tusukan saat Jung Heewon mencabut
pedangnya. Shin Yoosung menatap darah yang keluar dari tubuhnya seakan itu
hanyalah properti panggung semata. Akhirnya selesai.
Tiba-tiba aku melihat King Maasswood dan Heavy Metal Kong
terkapar di tempat mereka masing-masing. Monster Gate juga sudah tertutup dan
pertarungan dengan para monster berakhir. Aku berjalan mendekati Shin Yoosung.
Shin Yoosung berhasil mendapatkan kontrol tubuhnya kembali,
tapi tubuhnya sudah tidak bisa bergerak. Dia hanya menatap tubuhnya dan
berkata.
「 …Aku sekarat. 」
Dalam kasus normal, Beast Lord tidak akan mati hanya karena luka
seperti ini. Beast King’s Vitality memiliki kemampuan yang setara dengan
Recovery milik Yoo Joonghyuk. Sayangnya, dia terkena serangan dari skill Hell
Flames Ignition.
Api neraka itu tertanam jauh di dalam tubuhnya, membakar
seluruh vitalitasnya demi memusnahkan iblis yang bersemayam di sana. Stigma
milik Uriel adalah api yang tidak akan padam hingga semua kejahatan menghilang.
[Skill eksklusif Fourth Wall bergetar!]
[Karena penghayatan yang terlalu berlebih,
Omniscient Reader’s Viewpoint stage 2 akan selalu diaktifkan.]
Api terus membakar tubuh Shin Yoosung, dia tidak akan bisa
diselamatkan. Shin Yoosung menatapku dan tersenyum lemah. “Aku lega karena bisa
berada di sini, di regresi ke-3 ini. Aku senang mendengar kapten mengatakan
kata-kata itu sekali lagi.”
「 Sakit. Aku akan menghilang sebentar lagi. 」
“Sekarang aku bisa
mati dengan tenang. Mungkin sesuatu benar-benar berubah.”
「Aku tidak mau mati. 」
Bisa mengetahui segalanya adalah kutukan. Mengetahui isi
hati seseorang artinya selalu menipu orang tersebut.
Shin Yoosung tersenyum dan menatap langit. Di sana dokkaebi
tingkat menengah itu menunggu dengan wajah kaku. “Aku akan mati sekarang.
Bukankah ini drama yang cukup bagus? Ini adalah skenario yang hebat.”
[Beberapa konstelasi menganggukkan kepala
mereka.]
[Beberapa konstelasi mengajukan komplain.]
Dokkaebi tingkat menengah itu terdiam. Ya, dia tidak
menyangka hal seperti ini akan terjadi. Skenario ini berhasil diselesaikan,
tapi ini bukan akhir yang dia mau. Sekarang dia akan membayar apa yang sudah
dia perbuat.
Aku menoleh dan melihat Yoo Joonghyuk yang berjalan
mendekat. Dia bertanya, “Apa dia akan mati?”
“... Mungkin.”
“Kau terlalu baik.”
Bajingan satu ini...
Yoo Joonghyuk menarik pedangnya. Aku berniat untuk
mencegahnya membunuh Shin Yoosung, tapi tiba-tiba Heaven Shaking Sword nya
berhenti bergerak. Ujung pedang itu menyentuh dahi Shin Yoosung. Bencana itu
berkata, “Tunggu hingga akhir. Aku akan segera mati, kapten.”
Pikiran Shin Yoosung mengalir ke dalam kepalaku.
「Ada sesuatu yang ingin kudengar darimu. 」
「 Sekali saja. 」
「 Kuharap aku bisa mendengarnya sekali saja. 」
Itu adalah kata-kata yang tidak akan bisa dia katakan. Yoo
Joonghyuk tidak bisa mendengar kata-kata itu dan hanya berkata dengan nada
datar. “Aku ingin bertanya padamu.”
“Apa?”
Aku merasa tidak enak saat melihat antisipasi di wajah Shin
Yoosung. Alasannya, aku tahu jika ekspektasinya tidak akan pernah bisa
terwujud.
“Siapa iblis agung
yang membantumu melintasi dunia hingga sampai ke sini?”
Shin Yoosung menatap Yoo Joonghyuk dengan tatapan kosong dan
kemudian tertawa pelan. “... Pada akhirnya, kapten masih tetap kapten yang
kukenal.”
「 Kau tidak pernah
berubah. 」
“Beritahu aku.”
“Apa kau pernah
dengar ‘Great Demon of the Horizon’?”
「 Karena inilah aku mengagumimu. 」
“Aku tahu nama itu.”
“Jika keberuntunganmu
sedang tidak ada, kau pasti akan bertemu dengannya. Tapi, jangan pernah
melawannya. Kapten hampir tidak mungkin bisa membunuhnya...”
「Untuk waktu yang lama, sangat, sangat lama....」
Ketulusannya sama sekali tidak bisa meraih targetnya dan aku
merasa tidak enak. Aku ingin mengatakan sesuatu. Dasar yoo Joonghyuk bodoh.
Kenapa dia tidak bisa mendengar isi pikiran Shin Yoosung? Saat aku ingin
membuka mulutku, Shin Yoosung mencengkram tanganku.
Yoo Joonghyuk berkata. “Aku akan mengingatnya.”
Yoo Joonghyuk berbalik setelah mengatakannya. Beberapa saat
kemudian aku bisa mendengar apa yang sedang dipikirkan oleh protagonis itu.
「Aku akan membalaskan dendammu 」
Aku merasakan kesedihan dalam kata-kata itu. Aku melihat
Shin Yoosung dewasa yang ada di depanku. Aku mengerti. Dia sudah mengetahuinya.
Dia sudah tidak perlu mendengarnya lagi.
Sesuatu menetes dari mata Shin Yoosung. Untuk pertama
kalinya aku berpikir jika Omniscient Reader’s Viewpoint tidak se maha tahu itu.
「 Selamat tinggal kapten. 」
「 Kerja bagus. 」
「 Kuserahkan sisanya padamu. 」
「 Beristirahatlah. 」
Hanya ada sedikit kata-kata yang tersisa diantara mereka berdua.
Aku merasa jika pikiran mereka pasti berhasil mencapai satu sama lain. Aku
sudah membaca cerita ini. Setelah itu Tubuh Shin Yoosung mulai berubah menjadi
abu yang terbang ditiup angin.
「 Indahnya. 」
Shin Yoosung muda berjalan mendekatiku dan memegang
tanganku. Apa yang dia rasakan saat melihat dirinya dari masa depan menghilang
seperti ini? Tidak peduli seberapa banyak buku yang sudah kubaca, pasti ada
sebuah emosi yang tidak bisa kuraih. Shin Yoosung dewasa tersenyum ke arahku
dan menatap Shin Yoosung muda.
「... Aku iri. 」
Tubuh bagian bawah dari Shin Yoosung dewasa hampir
sepenuhnya menghilang. Perubahan tubuhnya menjadi abu sepertinya semakin cepat
dari waktu ke waktu.
[Konstelasi ‘Demon-like Judge of Fire’ menutup
matanya.]
[Konstelasi ‘Demon-like Judge of Fire’
menghela nafas.]
Saat semua konstelasi sedang melihatnya, aku berlutut dan
mencengkram tangan Shin Yoosung dewasa. Dia terkejut dengan sikapku dan hanya
menatapku tanpa mengatakan apa-apa.
Aku mengaktifkan Beast King’s Sensitivity dengan sisa sihir
yang kumiliki. Dengan begitu aku bisa memberikan hadiah terakhirku untuknya.
Skill Beast King’s Sensitivity milik kami berdua bersentuhan
dan jiwa Shin Yoosung berhasil terhubung dengan jiwaku. Ini adalah sensitivitas
yang hanya bisa dimiliki oleh para beast.
Angin yang berhembus membisikkan sesuatu ke telinga Shin
Yoosung dewasa. Itu adalah sebuah cerita yang tidak bisa didengar oleh
konstelasi dan dokkaebi. Mata Shin Yoosung dewasa membelalak saat mendengarnya.
Dia tidak bisa mempercayainya.
「 …Apa kau serius? Benarkah? 」
Untungnya, pesanku bisa tersampaikan dengan baik. Dada Shin
Yoosung sudah berubah menjadi abu, dia tidak bisa berkata apa-apa lagi.
「Kenapa?」
Air mata mulai menetes dari matanya. Dia berusaha mengatakan
sesuatu padaku, tapi angin menghentikannya. Sambungan film dari 2 dunia yang
berbeda mulai hancur.
Perlahan tubuhnya berubah menjadi abu yang terbang ditiup
angin. Matanya, hidungnya, mulutnya. Suaranya. Orang yang hidup 1.000 tahun ini
hanya meninggalkan abu putih yang sangat mirip dengan salju.
Abu itu terbang seperti asap dan menghilang di langit luas.
Mirip seperti perjalanan jauh, atau bahkan mungkin sebuah tarian.
Aku melihat sisa-sisa tubuhnya yang melayang di udara. Aku
tidak bisa mempercayainya. Di saat yang sama Shin Yoosung muda memegang
tanganku dengan erat.
“Apa dia benar-benar
mati?”
Aku menguatkan hatiku.
“Kau tidak bisa
merubahnya? Benarkah?”
Gadis itu menganggukkan kepalanya.
“Ahhh. Ah…”
Lee Gilyoung memegang mantel yang kugunakan dan mengusap
matanya dengan itu. Yoo Sangah sedang menangis dan aku tidak tahu kenapa, tapi
Lee Hyunsung juga menitikkan air matanya. Yoo Joonghyuk tidak menangis, dan
hanya Lee Jihye yang tidak tahu apa yang sebenarnya sedang terjadi. “... Kenapa
semua orang menangis? Aku kan jadi ikut sedih.”
Dahiku terasa dingin, dan saat aku menatap langit, aku bisa
melihat kabut tipis di sana. Tidak ada salju atau hujan yang turun, tapi
sensasi dingin yang menyertai kabut itu membuat semua orang merasa lega. Lucu
rasanya. Manusia merasa lebih hidup saat mereka memastikan kematian orang lain.
“Ah…”
Orang-orang dari dome Seoul mulai menjatuhkan diri ke tanah,
kekhawatiran mereka mulai menghilang. Ada beberapa orang yang tertawa,
menangis, dan merasa marah.
Donasi dari para konstelasi terlihat di banyak tempat.
Respon yang mereka berikan memang berbeda, tapi ada satu hal yang sama-sama
mereka setujui.
‘Disaster of Floods’
Shin Yoosung sudah mati.
Dokkaebi tingkat menengah yang selalu mencampuri skenario
ini hanya diam termenung. Bihyung yang terus diam pun membuka mulutnya.
{Dokkaebi tingkat
menengah. Skenarionya sudah selesai.}
{Kenapa? Ini...}
{Jika kau tidak mau
mengumumkannya, aku akan melakukannya.}
Sesaat kemudian, sebuah pesan muncul di depan kami semua.
[Skenario utama ke-5 sudah selesai!]
[Pemberian kompensasi akan segera dilakukan
setelah persiapan selesai.]
Akhirnya skenario mendeklarasikan kematian Shin Yoosung
dewasa. Dia sudah mati dan bencana bisa dihentikan. Ini adalah akhir dari
skenario ke-5. Semua orang merasa dan berpikir seperti itu.
.
.
.
Lebih tepatnya, semua orang kecuali aku berpikir seperti itu.
Sejak awal hingga akhir, semuanya harus menjadi drama yang sempurna. Ini adalah
drama yang mengatakan jika sesuatu tidak akan bisa dirubah.
Tragedi yang mengikuti para konstelasi dan skenario. Ini
adalah satu-satunya cara agar Shin Yoosung bisa kabur dari skenario jahanam
ini.
Shin Yoosung muda yang ada di sebelahku mulai terbakar api
amarah.
“Aku akan
membunuh...” Mata gadis itu tertuju pada dokkaebi tingkat menengah yang
melayang di udara. “Dokkaebi itu. Aku pasti akan membunuhnya.”
Aku mencoba menahannya saat percikan energi sihir mulai
muncul di udara. Langit mulai bergemuruh dan sebuah portal tiba-tiba muncul
begitu saja.
2 dokkaebi putih muncul dari dalam portal itu. Para dokkaebi
tingkat rendah yang melihat 2 dokkaebi putih itu langsung terbang menjauh
dengan wajah was-was.
Itu hal yang wajar.
Para dokkaebi selalu berharap agar tidak berurusan dengan
mereka. Bureau. Mereka berdua adalah dokkaebi dari Cabang Eksekutif yang
bertanggung jawab atas penyelidikan ‘probabilitas’ dalam setiap skenario. Mereka
yang memancarkan aura mengerikan itu pun mendekati dokkaebi tingkat menengah
dan menahannya.
{... Eksekutif. Apa
yang kalian lakukan?}
Salah satu eksekutif itu mengatakan sesuatu yang membuat
dokkaebi tingkat menengah kaget.
{Dokkaebi tingkat
menengah ‘Paul’. Kau akan ditahan karena melanggar regulasi Star Stream.}
Chapter 106 Daftar Isi Chapter 108
Komentar
Posting Komentar