NGNL Vol.7 Chapter 1 Part 9

 Disclaimer: Novel ini bukan punya saya, Lihat di daftar isi kalau mau lebih jelasnya. trims

>>>>><<<<<

Suara Steph tiba-tiba menghilang dan pandangannya menjadi gelap. Kereta mereka sepertinya sudah mencapai ujung kotak 59. Mereka dikelilingi oleh area aneh yang dipenuhi kabut hitam.

Salah satu alasan Sora berkata jika game ini gagal adalah waktu loading antar kotak yang terlalu lama. Hal itu mungkin sengaja dilakukan untuk mencegah pemindahan yang tiba-tiba atau pergerakan tanpa izin dengan menggunakan sihir selama permainan berlangsung. Di akhir tiap kotak, mereka akan menabrak dinding tidak terlihat seperti yang ada di video game, dan dari sana mereka akan dipindahkan ke kotak selanjutnya. Mereka tidak bisa berbalik arah. Mereka hanya bisa maju sesuai dengan angka yang ditunjukkan oleh dadu mereka. Lebih parahnya lagi, setiap kali mereka berpindah kotak, mereka membutuhkan waktu yang sangat lama untuk loading. Kemampuan berpindah tempat milik Jibril juga dibuat tidak aktif, dan tempat ini sudah menyesuaikan koordinat mereka sesuai dengan peraturan. Ya, sepertinya ada kejanggalan yang tertata rapi di balik layar, tapi...

 “... Nii... Aku akhirnya... ingat... apa ini...”

 “Ah, kebetulan sekali, adikku. Loading lama dan suara ini. Tidak salah lagi.”

Apa yang terjadi di sekeliling mereka mungkin memang tidak bisa dirasakan oleh manusia yang tidak bisa merasakan sihir dan spirit, apalagi ruang. Tapi suara dengung yang mereka dengar ini sangat mirip dengan suara disk yang sedang berputar. Jika mereka menatap ke arah ruang yang selalu bergerak itu, mereka bersumpah bisa melihat tulisan “NOW LOADING” dan monyet menari di ekor mata mereka.  Sora dan Shiro bergumam saat menyadari 2 hal itu.

Ini Neo Geo.

 

 “... Bo-boleh aku... Bertanya sesuatu?”

Saat kakak beradik itu sedang mengetukkan kaki mereka di lantai kereta, Steph tiba-tiba membuka mulut saat dia menyadari bahaya yang tersembunyi di dalam peraturan. Dengan suara bergetar dia bertanya.

 “Ba-bagaimana jika ada tugas yang menyuruh kita... untuk mati? Apa kita... akan mati?”

 “Oh, ya ampun... Kau tidak seperti biasanya, Steph... hari ini kau tajam juga.”

 

07: Pembawa dadu yang berhenti di kotak dengan TUGAS bisa dipaksa untuk mengerjakan semua perintah yang telah dituliskan.

 

 “Dipaksa untuk mengerjakan semua perintah.” Ya, bahkan jika itu adalah perintah untuk menghabisi nyawa seseorang atau bahkan nyawamu sendiri, mereka tidak bisa menolak.

 “Game ini benar=benar penuh kejutan, kaaan? Misalnya peraturan soal tugas ini.”

Sora berkata dengan nada dingin seakan dia merasa sebal dengan peraturan itu. Meski begitu tidak ada yang bisa dia lakukan kecuali menaatinya.

 “Aku sudah bilang, kan? Kita tidak setuju untuk saling bunuh. Kau tidak perlu khawatir—tidak ada yang bisa menyuruhmu untuk mati.”

 “A-apa yang kau katakan? Maksudku...”

 

12: Akan tetapi, TUGAS dianggap TIDAK SAH bila:

12 a: TUGAS yang menunjuk kelompok tertentu dan berlaku eksklusif.

 

 “Kau tidak bisa memberikan tugas untuk kelompok tertentu saja. Apa yang mereka lakukan jika mereka menuliskan Tugas yang bisa membuat seseorang mati dalam sekejap dan mereka mendapatkan tugas itu untuk diri mereka sendiri?”

“ Oh!”

Sora tersenyum saat melihat wajah Steph yang terlihat malu karena pertanyaannya sendiri.

Tidak hanya itu, lanjut Sora dalam hati. Ya, game ini memang game sugoroku—tidak peduli bagaimana kau membedahnya, hanya ada 1 orang yang bisa memenangkannya. Dan jika orang itu berhasil sampai di garis finish, yang akan selamat hanyalah player yang ada di depan. Dengan menggunakan logika konvensional—semakin sedikit lawan maka semakin bagus, kan? Membunuh semua player adalah langkah paling aman, kan?

 

Salah. Sora tertawa. Jika kau membunuh mereka, kau tidak bisa mendapatkan dadu mereka. Dan karena mereka tidak bisa menyelesaikan game ini tanpa dadu...

“Meski kau menggunakan tugas untuk membuat seseorang mati... jika orang yang mendapatkan tugas itu benar-benar mati maka si pemberi tugas akan kehilangan 1 dadu. Terlebih lagi, dadu milik player yang mati tidak bisa diambil... Itu adalah langkah terburuk untuk mencapai garis finish.”

Peraturan yang mengatur tugas ini memperbolehkanmu untuk memaksakan semua macam absurditas kepada player lain, tapi jika kau benar-benar ingin menang, perintah yang bisa kau tuliskan sebenarnya hanya sedikit.

“Perintah dimana hanya kau yang bisa melakukannya dianggap tidak sah. Jika kau menulis tugas yang memiliki kemungkinan untuk diselesaikan, ada resiko seseorang akan mencuri dadumu. Jadi jika kau ingin memberikan perintah yang membuatmu bisa mencuri tanpa kehilangan dadu...”

Akhirnya, waktu loading yang lamanya bisa membuat mie mengembang itu pun berakhir.

 

“Kira-kira kau harus membuat tugas yang seperti itu.”

Saat penglihatan mereka kembali, Sora menunjukkan seringai kecil. Di awal kotak ke 60, tetap di samping abyss yang terbuka lebar, ada sebuah tanda. Steph memicingkan mata karena berusaha membacanya.

 “... Apa itu?”

……

 “Hei, kita sudah melewati banyak kotak. Masa kau tidak pernah menyadarinya?”

 

10: Setiap TUGAS akan diletakkan pada sebuah tanda dan  tanda itu akan diletakkan secara acak.

 

“Apa kau tidak pernah melihatnya!? Setiap kali kita sampai di kotak baru, pasti ada tanda dengan tugas disana!!”

“Apa menurutmu sebelum ini aku punya waktu istirahat untuk melihat-lihat kalau ada tanda setiap kali kita sampai di kotak baru!?”

Ya, itu benar. Sora dan Shiro menerima perkataan Steph tanpa membantah sedikitpun. Bahkan Sora dan Shiro hanya bisa membaca sedikit tugas saat mereka sedang melarikan diri dari bahaya yang mengancam. Sora mulai membaca tugas yang ada di tanda itu.

 

Hitung semua rambut yang ada di tubuhmu—termasuk ekor—dan jawab pertanyaan ini dengan benar, desu.

Izuna bahkan menulis tugas yang seperti ini. Sora merasa sangat senang.

“Semua orang bisa melakukannya, tapi hanya ada beberapa orang yang bisa melakukannya dalam 72 jam.”

Yang memiliki ekor di kelompok mereka hanya Ino, Izuna, dan Plum. Mungkin para Werebeast gila itu bisa menghitung jumlah rambut mereka dalam sekejap. Tapi bagi player yang tidak memiliki indera seperti mereka atau tidak memiliki ekor—terutama Sora dan Shiro—terpaksa menghitung rambut mereka satu per satu, termasuk rambut dari kuda yang mereka gunakan untuk menarik kereta. Mereka harus menghabiskan waktu 72 jam untuk melakukannya... Dan jujur saja, yang ada rambut mereka pasti akan bertambah. Jadi ini adalah tugas yang cukup mustahil.

... Tugas yang sangat menyebalkan, Izuna-tan.

“Tugas seperti ini dibuat untuk menghentikanmu selama 72 jam dan mengambil 1 dadumu.”

Sebuah tugas bisa digunakan menahan seseorang selama 72 jam dengan cara memberikan pertanyaan yang hanya diketahui sedikit orang saja, misalnya tugas yang dibuat Sora dan Shiro. Atau tugas itu bisa berisi perintah yang bisa diselesaikan sedikit orang dalam waktu 72 jam, contohnya seperti tugas milik Izuna ini.

Jika kau mencoba menang, itu adalah 2 cara yang bisa kau gunakan.

“... Tugas... yang ada... hingga sekarang.... kebanyakan seperti... itu...”

Ucap Shiro sambil mendaftar pertanyaan yang bisa dia ingat.

 

Pergi ke dari ujung kotak ke ujung lainnya dan ulangi sebanyak 100 kali dengan menggunakan kakimu sendiri, desu.

Itu adalah salah satu tugas yang dibuat Izuna—kau harus berjalan ribuan km dalam 72 jam. Kedengarannya sangat berat, bahkan bagi para Werebeast sekalipun. Tapi, Izuna tidak perlu melakukan tugasnya sendiri, Jibril bisa melakukannya dengan mudah, Ino pasti akan melakukannya meski nyawanya menjadi taruhan, dan sisanya akan terperangkap selama 72 jam sebagai penalti.

 

Segera terima game atas nama 10 Sumpah yang diberikan oleh kelompok yang beranggotakan kurang lebih 2 orang—selain pemberi tugas, dan menangkan game tersebut.

Ini pasti tugas dari Jibril. Dalam keadaan normal, tugas ini bisa dianggap tidak sah karena jika tidak ada pihak ketiga maka perintahnya tidak bisa dilakukan, dan tidak akan ada seorangpun yang bisa menyelesaikan tugas ini. Tapi, jika premis perintah itu benar-benar terpenuhi, maka mungkin ini adalah tugas dengan level kesulitan paling tinggi.

 

“Nah, pertanyaan lain. Kau tidak boleh menulis tugas yang hanya bisa diselesaikan olehmu sendiri—kenapa begitu?”

“... Apa? Karena kalau begitu tidak akan ada permainan, kan...?”

Ah, ya, itu jawaban yang masuk akal. Sora tertawa. Bagaimana kalau ada sebuah acara quiz dimana semua orang memberikan pertanyaan yang hanya bisa dijawab oleh diri mereka sendiri? Acara itu pasti batal tayang setelah episode pertama dan siapapun yang bertanggung jawab disana pasti akan dipecat. Akan tetapi Sora merespon pertanyaan Steph dengan senyum manis—dan sebaskom nalar:

“Jadi? Kenapa ini harus menjadi game yang sebenarnya?”

“...... Maaf...?”

“Jika game ini disponsori oleh Old Deus dan karena itu kita saling membunuh, bukankah peraturan seperti itu hanya akan mengganggu? Kalau memang itu niatnya, harusnya dia memberikan misi yang mustahil untuk diselesaikan sejak awal dan berkata ‘Kalian akan mati jika tidak menyelesaikannya’. Benar kan?”

Jadi kenapa dia tidak melakukan itu?

Saat Sora sedang menjelaskan, tiba-tiba 1 dadu muncul di dada Sora dan Shiro. 1 dadu dari Izuna yang gagal menyelesaikan tugas milik Sora akhirnya muncul setelah 72 jam berlalu. Dan sepertinya ada seseorang yang mendapatkan tugas milik Shiro dan tidak bisa menyelesaikannya hingga waktu habis. Kebetulan ini membuat jumlah dadu mereka menjadi 9 buah, dan usia mereka pun mengikuti perubahan itu. Sekarang Sora berusia 16,2 tahun sedangkankan Shiro 9,9 tahun. Sora berkata:

“Ini yang bisa kukatakan padamu. Yang memberi ide jika memberikan Tugas yang hanya bisa diselesaikan olehmmu itu tidak sah adalah akuuu~~.”

 “........... Apaaa?”

Sora mengatakannya dengan nada normal dan tanpa rasa bersalah sedikitpun—sama seperti iblis yang sedang bersenang-senang. Peraturan Tugas ini terlalu bias pada Sora dan Shiro. Seperti yang sudah dikatakan oleh Izuna, Sora dan Shiro yang bepergian bersama-sama bisa membuat Tugas yang hanya bisa diselesaikan oleh mereka berdua.

O-ok...

Jika mengingat perjalanan bertahan hidup yang sedang mereka jalani, kemudahan seperti itu bisa dianggap tidak terlalu ekstrim. Tapi...

“Sekarang, bayangkan, kalian berduaaaaa!”

Sora berdiri dengan gagah di dalam kereta.

“Dalam ingatan kita yang sudah terhapus, sebelum game dimulai! Ayo bayangkan rajamu ini memeriksa peraturan itu dan kemudian berteriak. “Sialan. Apa yang harus kami lakukan kalau Jibril memberi Tugas untuk melakukan Shift? Itu sangat curaaaang!”

Saat Sora berteriak seperti itu, mereka membayangkannya....

Kenapa begitu? Bahkan Sora juga memikirkannya.

“Kemudian aku akan berkata ‘Tugas yang hanya bisa dilakukan oleh pemberi tugas tidak boleh dimasukkan! Tidak boleh! Ditolaaaak!!’ Apa kalian bisa membayangkannya?”

Harusnya itu merupakan bagian dari ingatan mereka yang sudah menghilang, tapi... mereka bisa membayangkannya dengan sangat jelas. Shiro mengangguk serius dengan wajah yang berkata ‘Itu baru kakakku’ sedangkan Steph hanya bisa memutar matanya.

“Dengan begini, kita bisa menyimpulkan jika aku berhasil membuat peraturan yang hanya menguntungkanku dan Shiro—tapi!”

Sora melanjutkan dengan nada percaya diri.

“Ayo kita memikirkannya sekali lagi. Game ini dimulai dengan persetujuan semua orang. Dan di dalamnya...”

Itu adalah peraturan yang tidak semua orang bisa menerimanya. Karena itu, ada beberapa kesalahan yang tersembunyi di dalam peraturan itu.

“Mau bagaimanapun kau melihatnya, pasti ada sesuatu yang kusisipkan disana... Bukankah itu menarik?”

Jika ini bukan game dimana Old Deus membuat mereka saling bunuh...

“Memangnya kau pikir game ini ide milik siapa? Siapa yang memulainya? Apa yang mereka rencanakan?... Menurutmu, siapa yang memiliki inisiatif di sini?”

Sora memainkan dadunya dan kemudian mendengus.

 

Steph bergumam dengan nada suram:

“... Tapi kau tetap akan mati jika kehabisan dadu, kan? Bukannya itu sama saja...?”

Jika mereka mengambil dadu milik orang lain, cepat atau lambat, seseorang akan kehabisan dadu mereka. Jadi pada akhirnya mereka hanya akan dibunuh oleh Tugas yang mereka buat sendiri, kan? Tatapan Steph terlihat sangat muram.

“Benar. Jika kita kalah, kita akan mati. Dan lagi, jika kita kelaparan kita juga mati. Jika teman-teman kita memakan kita, kita akan mati. Kalau kita memakan mereka dan keracunan, kita juga akan mati. Apapun yang kita lakukan, semua itu adalah jalan menuju surga~. Bener, kan?”

“... Nii... Kurasa... kita akan.... ke neraka...”

Steph berjengit saat mendengar respon peduli amat dari kakak adik itu.

“.... Meski begitu, bukan artinya kami saling membunuh satu sama lain.”

Steph terkejut saat mendengar nada serius keluar dari mulut Sora, karena itu dia hanya bisa berkata, “Kenapa begitu?” Sejauh ini semua peraturan bersifat memaksa dan memiliki kekuatan yang sangat luar biasa besar. Jika mereka meletakkan semua yang mereka miliki di atas meja, itu artinya mereka setuju. Mereka bisa mati dengan mudah meski itu bukan karena Tugas dan dadu. Meski begitu...

“... Mau apapun itu, Shiro dan aku akan tetap menang!”

……

“.... Heh heh.... ya. Kata-katamu sangat jelas, pak!”

Semua ini adalah skenario buatan kami. Tentu saja kami akan menang. Kami sudah merencakanannya dengan matang. Perkataan Sora terasa sangat segar, dan Steph sudah tidak peduli lagi. Bagi penipu ulung seperti Sora—dan Shiro yang selalu mempercayainya—hanya ada satu variabel diantara mereka. Mereka paham jika itulah alasan Steph bisa mempercayai mereka. Karena itulah Steph memberikan dadunya pada Sora di awal game.

 

    “ (Kuuhaku) tidak akan kalah. Dan jika mereka ingin menang, mereka akan melakukannya dengan serius—menghalalkan segala cara yang bisa mereka gunakan. Mereka tidak akan pernah menerima kemenangan berdasar pada kematian atau pengorbanan orang lain. Hasil seperti itu lebih buruk dari kalah dalam sebuah permainan.

“... Kita hampir sampai di kotak 61, satu kotak sebelum tujuan kita. Tetap waspada dan cari tandanya.”

Sora memalingkan wajahnya dari Steph dan menunjuk ke arah kuda yang masih berlari. Dia pura=pura tidak menyadari tatapan menggoda dari Shiro dan Steph.

“Tahu tidak? Aku akan memberitahumu siapa yang menulis Tugas setelah aku melihatnya.”

Sora membuat sebuah pose. Di saat yang sama, kereta mereka mulai diselubungi kabut hitam yang sangat mereka kenal. Dari kotak 60 ke kotak 61, mereka mengabaikan noise yang ada di sekitar mereka dan menunggu sampai penglihatan mereka kembali. Setelah waktu loading yang lama, di sisi kotak 61, mereka melihat sebuah tulisan: Di sebuah tanda kuno ada Tugas yang tertempel di depannya. Ya, tugas yang ada di tanda itu berbunyi...

 

Tersenyumlah saat kau memotong pen*smu dan nikmati kematianmu.

 

Chapter 1-8     Daftar Isi     Chapter 1-10


Komentar

Postingan Populer