Mahouka Vol. 14 Chapter 1 Part 5

 Disclaimer: Novel ini bukan punya saya


‘Keluarga’ Kuroba—karena jenis ‘pekerjaan’nya—mereka sering bepergian untuk melakukan ‘perjalanan bisnis’. Karena itu, mereka memiliki banyak hotel yang sering mereka singgahi di seluruh Jepang. Di kota-kota besar, mereka sudah memiliki hotel yang disiapkan secara khusus melalui pengaruh keluarga Yotsuba, atau lebih tepatnya didanai oleh keluarga Yotsuba itu sendiri. Hotel tempat Fumiya dan Ayako bermalam sekarang juga salah satu dari hotel-hotel tersebut.

Itu artinya mereka bisa memanggil mansion utama Yotsuba dari tempat ini tanpa perlu khawatir pada penyadapan dari pihak luar.

“Kami sudah mengirimkan surat dari kepala keluarga kepada Tatsuya-san. Kami juga sudah mendapatkan balasan darinya.”

Fumiya melaporkan hasil kerjanya hari ini pada staf yang ada di mansion utama keluarga Yotsuba.

“Apa yang dikatakan Tatsuya-dono?”

Nomor yang dia hubungi adalah nomor yang biasanya digunakan untuk menghubungi Maya secara langsung, tapi sang kepala keluarga jarang menjawab panggilan dari siapapun. Karena itu sekarang Fumiya sedang berbicara dengan Hayama. Fumiya tidak keberatan melaporkan pekerjaannya pada kepala butler Hayama—dia lebih enak diajak berbicara jika dibandingkan dengan Maya.

“Tatsuya-san bilang dia mengerti dan menerimanya.”

“Apa ada yang lain? Apa dia tidak menyinggung soal apakah dia akan dikecam jika dia tidak menerima permintaan nyonya?”

“Tidak. Dia sama sekali tidak menyinggung soal itu.”

“Saya mengerti. Fumiya-sama, Ayako-sama, kerja bagus. Saya akan menghubungi Tatsuya-dono mengenai detail misi ini.”

“Baik. Terima kasih.”

Hayama memberikan salam hormat sambil membungkukkan badannya. Percakapan sudah selesai. Fumiya ikut membungkuk dan setelah itu memutus panggilan.

 

“Kurasa itu artinya misi kita sudah selesai. Kali ini kita benar-benar hanya mengirim pesan.”

Ucap Ayako—yang mendengarkan percakapan antara Fumiya dan Hayama sejak tadi—dengan nada lelah. Di sisi lain, Fumiya juga menghela nafas lelah. Jika kau hanya mendengarkan ucapannya tanpa menilik lebih dalam, kau mungkin akan beranggapan jika mereka sedang mengeluh soal misi yang diberikan pada mereka. Tapi jika kau melihat ekspresi yang ditunjukkan keduanya, kau akan tahu jika sebenarnya mereka cukup senang karena misi mereka bisa selesai cukup cepat.

“Sekarang masih jam 6 sore?” lanjut Ayako. “Kita masih punya cukup waktu untuk pulang ke rumah. Bagaimana?”

Fumiya menjawab setelah berpikir selama beberapa detik. “Tidak. Ayo menginap semalam disini. Keluarga kita sudah bekerja keras menyiapkan suite mewah dengan 3 kamar ini untuk kita.”

“Suite mewah…. Jika kau terus berbicara seperti masyarakat level menengah seperti itu, kau tidak akan bisa menggantikan ayah, apalagi menjadi wakil Maya-sama.”

Setelah memberi ceramah singkat soal pilihan kata-kata si adik, Ayako sadar jika ‘kata-kata’ adiknya mengandung unsur sarkasme yang cukup kental.

“Fumiya, apa kau tidak suka dengan pekerjaan kali ini?” tanya Ayako dengan nada serius.

“Yang tidak kusukai bukan misinya.” Jawab Fumiya dengan ekspresi yang seakan berkata jika ada sesuatu yang tidak dia sukai dari misi tersebut. “Maksudku, aku tahu menjadi pembawa pesan adalah pekerjaan yang sangat penting. Dan aku juga sadar, memilihku untuk mengirimkan pesan Maya-sama padanya adalah pilihan yang tepat. Tapi…”

“Kau tidak suka syarat yang diberikan oleh Maya-sama, begitu kan?” tanya Ayako pelan.

“Ya, tentu saja aku tidak suka!” nada sang kakak membuat Fumiya melepaskan emosi yang dia pendam sejak tadi. “Jangan katakan apapun soal detailnya? Jangan mencoba membuat mereka menolak misinya? Apa-apaan itu!?”

Itu adalah syarat—atau lebih tepatnya batasan yang diberikan Maya pada Fumiya.

Awalnya saat Maya memberikan perintah secara langsung pada Fumiya untuk mengantarkan sebuah surat pada Tatsuya, dia sama sekali tidak keberatan. Alasan pertama, Fumiya bisa bertemu dengan Tatsuya jika dia menerima misi itu. Alasan kedua dia merasa puas karena sudah dipercaya untuk mengantarkan permintaan Maya pada Tatsuya, padahal hubungan keduanya tidak bisa dibilang harmonis (setidaknya itu yang terlihat di permukaan).

Setelah Maya pergi, butler Hanabishi—butler yang memiliki level hierarki kedua setelah Hayama dan biasanya menangani berbagai macam hal yang berhubungan dengan pekerjaan di luar mansion—mendatangi Fumiya dan memberitahukan syarat-syarat yang harus dia lakukan selama misi berlangsung. Ketika Fumiya mendengarnya, dia merasa ada seseorang yang menyiramkan air dingin ke tubuhnya. Fumiya masih tetap bersemangat karena dia bisa bertemu dengan Tatsuya, tapi dia tetap merasa kecewa dengan syarat yang diberikan oleh Maya.

“Kita tahu kita sedang dibuntuti, tapi kita tidak boleh melakukan apa-apa soall itu!? dan karena itu kita hanya bisa mengantarkan entah siapa itu tepat ke tempat dimana Tatsuya-niisan dan Miyuki-san tinggal!”

“Tidak apa-apa, Fumiya. Tidak ada yang bisa mengetahui hubungan antara Tatsuya dan Yotsuba, tidak peduli siapa mereka. Tatsuya-san mungkin tidak tahu soal itu, tapi semakin kau mencari informasi pribadinya, maka kau akan semakin yakin jika Tatsuya-san tidak memiliki hubungan apapun dengan keluarga Yotsuba. Mereka sudah melakukan manipulasi yang sangat menyeluruh.”

Sayangnya, kalimat penghiburan dari Ayako tidak memberikan pengaruh yang besar pada Fumiya.

“Aku tidak khawatir soal itu. di titik ini, siapapun yang membuntuti kita pasti berasal dari kelompok yang ingin melindungi Zhou Gongjin.”

Ayako tidak menyangkal fakta yang dikatakan oleh Fumiya. Saat Zhou Gongjin melarikan diri dari Yokohama, dia sudah tahu jika pihak yang mengejarnya berasal dari keluarga Kuroba. Dan di Kompetisi Sembilan Sekolah bulan lalu mereka—Ayako dan Fumiya—sudah memperkenalkan diri mereka sebagai anggota keluarga Kuroba untuk memenuhi perintah dari keluarga utama.

“Kita sudah pernah menyusahkan Tatsuya-niisan dengan kegagalan keluarga Kuroba—tapi sekarang, kita mengizinkan seseorang membuntuti kita…. Tatsuya-niisan pasti akan bertarung dengan mereka. Bagaimana bisa aku menatap wajahnya setelah ini!?” Fumiya berkata dengan nada sedih.

Ayako akhirnya berdiri di depan adiknya dan memanggilnya, “Fumiya.”

“Apa—aargh!

Fumiya mengangkat wajahnya dan Ayako tiba-tiba mencubit pipinya.

“Apa yang kau lakukan, kan!?”

Fumiya langsung menepis tangan kakaknya dan Ayako sadar jika dia sudah terlalu keras mencubit pipi adiknya. Ketika Ayako melihat Fumiya yang meneteskan air mata, dia menunjukkan senyum sadis tapi dia mengembalikan ekspresi wajahnya dengan cepat.

“Ayako?” Fumiya memanggil nama sang kakak.

“Kau harus bisa melepaskan ketegangan yang kau rasakan, Fumiya.” Ucap Ayako. “Apa yang kita lakukan berbeda dengan membiarkan mereka mengikuti karena kau membuat kesalahan. Yang kita lakukan adalah menjalankan perintah keluarga. Kau tidak bisa melakukan apapun soal itu, kan? Karena itu kau tidak perlu merasa bertanggung jawab karenanya. Meski Tatsuya-san diserang oleh para penguntit itu, dia akan baik-baik saja. Jika seseorang mulai mengorek informasinya, maka Tatsuya-san lah yang akan mendapatkan identitas mereka, bukan sebaliknya.”

“Ayako…”

Fumiya yang duduk di kursi hanya bisa menatap sang kakak dengan tajam. Orang luar mungkin berpikir jika Fumiya merasa kesal pada sang kakak dan Fumiya sendiri mungkin tidak mau mengakuinya. Tapi di mata Ayako, ekspresi adiknya itu terlihat imut.

“Kurasa ucapanmu masuk akal. Tapi aku juga tahu kalau kau merasa terhibur dengan sikapku barusan.”

“Hei…. Ayolah, Fumiya. Senang? Tidak mungkin. Oh! Kalau kita tidak pulang malam ini, sebaiknya kita tata barang bawaan kita di kamar masing-masing.”

“Kita tidak punya barang bawaan yang bisa ‘ditata’. Kita hanya menginap semalam!”

“Baiklah. Sampai nanti, Fumiya!”

“Huh? Hei! Kembali kesini!”

Teriakan Fumiya malah membuat kecepatan lari Ayako bertambah.

Sesaat kemudian Ayako masuk ke dalam kamarnya dan mengunci pintunya sebelum Fumiya bisa mengejarnya.

 

Chapter 1-4     Daftar Isi     Chapter 1-6

 

Komentar

Postingan Populer