ORV Chapter 261: Episode 49 – The Best at Something (3)

 Disclaimer: Novel bukan punya saya

 

Ketika aku melihat pesan itu, pemandangan di sekitar kami mulai berubah.

Mythical Battlefield. Kelebihan Mythical Battlefield ini adalah bisa meminjam stage cerita dari cerita-cerita raksasa.

[Kau berhasil memasuki medan perang Armageddon. Game akan dimulai 3 menit lagi.]

Di salah satu sisi langit, muncul tangga menuju surga sedangkan di sisi lain muncul sebuah gerbang neraka. Jika keduanya asli, maka archangel dari surga dan demon king dari Demon World akan langsung memenuhi tempat ini.

Untungnya yang seperti itu tidak terjadi. Alasannya, ini hanyalah ‘stage hipotesis’.

[Konstelasi ‘Guardian of Youths and Travel’ mengernyitkan alis karena melihat pemandangan yang familiar.]

[Demon King of Lust and Fury menunjukkan permusuhan pada konstelasi ‘Guardian of Youths and Travel’.]

[Ada banyak konstelasi dan demon king yang saling bertukar tatapan tajam.]

…. Aku berharap tidak ada masalah besar yang terjadi.

“Kelihatannya mengerikan sekali…”

Jang hayoung memeluk bahunya sambil menatap langit. Kami semua bisa mendengar suara mengerikan dari kejauhan. Aku melihat barrier raksasa yang mengelilingi kami. Barrier itu akan melindungi kami hingga game dimulai.

“Tetap siaga. Dan jangan lupa pastikan posisi yang sudah kalian pilih.”

Semua anggota party ku langsung kembali fokus setelahnya.

“Siapa tanker nya?”

“Aku.”

Tanker party kami adalah Samyeongdang, close range damage adalah aku dan Breaking the Sky Master, long range damage adalah Jang Hayoung dan Osu. Han Myungoh berperan sebagai suporter. Yang terakhir, all-rounder kami adalah…

“Yoo Jonghyuk?”

“Dia mungkin terjatuh di suatu tempat.”

Mythical Battlefield bergantung pada dari tempat mana kau dipanggil.

[Pembantu ‘Yoo Joonghyuk’ telah merespon panggilanmu.]

Karena pesan itu muncul di depanku, itu artinya Yoo Joonghyuk pasti sudah berada di medan tempur ini.

Jang Hayoung bertanya, “Apa ini game pertempuran yang melibatkan waktu dan ruang? Aku pernah sekali melihatnya. Jika benteng musuh dihancurkan…”

“Itu benar, tapi game ini sedikit berbeda.”

Biasanya dalam game AOS (Aeon of Strife), game akan berakhir ketika kau menghancurkan benteng musuh. Tapi game ini tidak seperti itu.

“Kita harus merebut ‘Kalimat’, bukan bentengnya.”

“Kalimat?”

Aku menunjuk benda yang ada di tangan Han Myungoh. Itu adalah monumen kecil yang bersinar cukup terang.

“A-apa ini!?”

“Kita harus melindungi benda itu.”

Monumen itu memiliki sebuah kalimat berukuran kecil.

< Messengers of Heaven, Gatekeeper of Hell. >

Han Myungoh merasa ketakutan dan berusaha menyerahkan item itu padaku. Aku mendorongnya dengan telapak tangan dan kemudian berkata, “Pak kepala departemen, kau harus memegangnya erat-erat. Kita harus selalu menjaga benda itu.”

“Ju-justru karena ini benda yang sangat penting, Dokja-ssi harus…!”

“Pak kepala departemen lah yang harus menjaganya. Kalimat biasanya dipegang oleh partisipan utama. Musuh pasti berpikir seperti itu.

“A-aku tidak mau melakukannya! Aku tidak pernah main game seperti ini!”

Han Myungoh tidak pandai bermain game meski dia bekerja di perusahaan game. Benar juga, kalau tidak salah Yoo Sangah cukup ahli dalam bermain game. Dia bahkan pernah membawa kelompoknya menuju babak final di pertandingan game internal kantor.

…. Tapi, orang yang sekarang bersamaku bukan Yoo Sangah tapi Han Myungoh.

“Baiklah. Ada dua cara untuk memenangkan game ini. Satu adalah mencuri kalimat milik musuh. Cara lainnya adalah membunuh semua anggota tim musuh.

“Sepertinya mencuri lebih mudah.”

“Ya. Biasanya memang seperti itu.”

“Bagus! Serahkan semuanya padaku!” Jang hayoung berteriak antusias dengan suara yang cukup keras.

Sayangnya ini bukan game solo. “Aku tahu motivasimu sedang ada di puncaknya, tapi kau tidak bermain sendirian disini. Mulai sekarang kita akan membuat strategi agar bisa menang.

Bark bark!

Woof woof!

…. Aku lupa dengan dua anjing itu. Dog Who Threw Himself into the Flames sedang mengendus area sekitar sedangkan Breaking the Sky Master hanya berbaring di lantai dan terlihat tidak peduli dengan game nya. Aku menoleh dan melihat harapan terakhirku.

“Samyeongdang.”

Sepertinya dia sudah mendengarkan nasihat dari konstelasi lain. Karena itu aku memiliki harapan yang cukup besar padanya.

“Aku tidak mengerti karena kalian menggunakan bahasa yang sulit. Uuuh…. Game… apa itu?”

Samyeongdang terlihat sangat kesal.

[Beberapa konstelasi dari semenanjung Korea merasa frustasi pada Bald General of Justice.]

I never considered that he was an elder. Samyeongdang didn’t know the modern game terminology.

Aku tidak pernah berpikir jika dia konstelasi yang berjiwa kakek-kakek. Samyeongdang tidak tau terminologi game modern.

“Yang pasti, aku hanya perlu membunuh mereka semua, kan?”

“Ya, kira-kira seperti itu…”

“Jika begitu, kita pasti menang! Apalagi aku yang membantumu!”

Samyeongdang mulai berlari sambil mengacungkan tongkat bambunya.

[Game sudah dimulai!]

Barrier yang mengelilingi kami akhirnya menghilang.

[Statistik pemain akan disesuaikan secara otomatis berdasarkan tingkat kesulitan dari game.]

[Di ronde pertama, semua partisipan hanya bisa menggunakan 10% kekuatan mereka.]

[Penalti ini akan berkurang seiring dengan bertambahnya babak game yang dijalankan.]

Setelah itu, dari sisi ‘tangga surga’ kami, turunlah malaikat-malaikat kecil yang terlihat mirip peri.

[Kelompok support tim telah terbentuk!]

[Malaikat grade rendah akan membantumu!]

Osu yang kaget langsung menggonggong ke arah malaikat-malaikat itu.

“Hei, jangan gigit mereka. Mereka akan membantu kita. Samyeongdang tunggu! Ayo pergi bersama!”

Situasi kami sudah seperti roller cosater dari awal. Samyeongdang ada di barisan paling depan dan Breaking the Sky Master serta Osu berlari mengejarnya. Jang Hayoung dan aku mengejar mereka bertiga sedangkan Han Myungoh berada di barisan paling belakang.

“Pak kepala departemen, sebisa mungkin tetaplah berada di belakang. Jangan maju ke depan.”

“…. Aku akan melakukan yang terbaik!”

Han Myungoh sangat ahli dalam melarikan diri. Dia pasti bisa menemukan jalannya sendiri.

“Ah, map nya berubah?”

Kami meninggalkan area utama dan padang rumput muncul di depan kami. Kedua sisi padang rumput dikelilingi oleh hutan. Jika aku tidak salah ingat, ada Apocalypse Imoogi di sisi Lembah dan Fallen Seraphim di hutan. Sebagai tambahan, ada cukup banyak monster yang memberikan efek buff jika mereka berhasil ditangkap di awal map…

“Tunggu sebentar! Samyeongdang! Jangan pergi terlalu cepat!”

“Percaya padaku! Aku sangat kuat dalam pertempuran!” Samyeongdang berucap penuh percaya diri.

“Jiwa-jiwa dari semenanjung Korea! Berikan aku kekuatan untuk menang!”

Memangnya siapa yang akan memberikan kekuatan pada Samyeongdang? Tapi yang tidak kusangka, ada konstelasi yang membaca pesan absurd itu.

[Konstelasi ‘Lady of the Brocade Sleep’ mendukung konstelasi ‘Bald General of Justice’!]

[Konstelasi ‘Last Hero of Hwangsanbeol’ menyoraki ‘Bald General of Justice’!]

[Konstelasi ‘King Heungmu the Great’ memberikan 100 koin pada konstelasi ‘Bald General of Justice’!]

Ya. Mereka hanya menyemangatinya saja.

“Ohhhhhh!”

Beberapa saat kemudian, musuh mulai bermunculan di depannya. Semua konstelasi dalam tubuh inkarnasi membawa senjata mereka masing-masing.

[General of Vanara.]

[Poked Out His Eyes.]

[Thunder Eating Bird.]

Ada monyet raksasa yang menggunakan baju armor dengan hiasan bulu. Lalu ada raja Oedipus yang pernah kutemui…. Konstelasi yang ada di depan kami sepertinya bekerja sama dengan kompleks industri Melledon.

Dalam kelompok itu ada beberapa konstelasi grade narasi. Akan tetapi, kami masih memiliki peluang besar untuk menang karena mereka tidak memiliki elemen kejutan untuk serangan mereka.

“Maju kalian barbarian!”

Samyeongdang yang melihat para musuh langsung menyerang tanpa pikir panjang. Suaranya sangat keras hingga aku sempat berharap padanya.

Ya, aku tidak akan tahu hingga menyaksikannya sendiri. Dalam pertempuran dimana hanya 10% statistik yang bisa digunakan, aku tidak memiliki data apapun soal kekuatan Samyeongdang. Aku tidak juga tidak boleh meremehkan konstelasi grade sejarah tinggi. Ada beberapa orang kuat yang memiliki grade itu, misalnya Cheok Jungyeong.

[Konstelasi ‘Guardian God of Victory’ akan menghancurkan formasi pertempuranmu!]

Samyeongdang mengayunkan tongkat bambunya. Para konstelasi yang kebingungan langsung berteriak. Di saat yang bersamaan sebuah ledakan menyebar ke seluruh area pertempuran. Daging berterbangan kemana-mana, ada banyak senjata yang hancur, serta darah yang mengucur deras dari luka-luka yang terbuka lebar.

[Kematian pertama baru saja terjadi!]

Samyeongdang bertarung dengan sangat baik. Aku melihat ke arah anggota party ku dan berteriak, “Semuanya lari!”

[Pembantu ‘Bald General of Justice’ telah dikalahkan oleh ‘General of Vanara’.]

[Tim kompleks industri Melledon berhasil mendapatkan satu poin.]

***

“Sial, apa-apaan pertapa itu? Percaya padaku, katanya?”

Han Myungoh adalah orang tercepat untuk masalah melarikan diri. Aku juga sempat berpikir seperti itu, tapi sepertinya Samyeongdang tidak sedang mempermaikan kami semua.

[Jiwa konstelasi ‘Samyeongdang’ sedang berkelana di area pertempuran.]

“Oooooh!!”

Jiwa Samyeongdang yang baru saja mati sedang berterbangan di area pertempuran dan menyerang konstelasi-konstelasi yang mengincar kami. Berkat jasanya itu kami mendapatkan waktu untuk kabur. Sayangnya, musuh-musuh kami tidak menghentikan pengejaran mereka pada kami.

Konstelasi pertama yang mengejar kami adalah burung raksasa yang terbang di atas kami. Dia adalah Thunder Eating Bird. Jika aku tidak salah ingat, nama asli burung itu adalah Garuda. Dia adalah tunggangan dari dewa Wisnu, salah satu dewa utama dari Vedas. Paruhnya berubah arah dan dia langsung melesat ke arahku.

[Konstelasi ‘Dog Who Threw Himself into the Flames’ melompat untuk melindungimu!]

Di waktu bersama, Osu berlari dengan cepat dan menyeruduk tubuh Garuda dari samping.

Grrrr!

Untungnya Osu bisa mencengkram bulu-bulu Garuda. Osu mengeluarkan serangan apinya dan kemudian menggonggong untuk menyuruh kami pergi dari sana.

Bark bark! Bark! Yiiiip!

Osu terus bergelantungan di tubuh Garuda. Sudah terlalu terlambat untuk menyelamatkannya.

[Pembantu ‘Dog Who Threw Himself into the Flames’ telah mati!]

…. Sialan. situasi kami menjadi semakin buruk. Aku tidak bisa melihat Breaking the Sky Master dimanapun. Jadi orang yang masih tersisa hanya aku, Jang Hayoung, dan Han Myungoh.

“Ma-maafkan aku!”

Tiba-tiba Han Myungoh melakukan sesuatu yang membuatku terkejut. Dia memotong salah satu kakinya.

[Karakter ‘Han Myungoh’ mengaktifkan Legged Swift Runner Lv. 10’.]

…. Oh, ternyata Han Myungoh punya stigma itu. Dia mengaktifkannya dan mulai berlari seperti burung unta. Ya, kami semua akan kalah jika dia sampai tertangkap. Karena itu sebaiknya dia melarikan diri. Ngomong-ngomong, level stigma itu sudah mencapai level 10??

“Kim Dokja, apa yang harus kita lakukan…?”

Aku mendekap tubuh Jang Hayoung dan langsung melompat ke area berumput tinggi di sekeliling kami.

[Kau sudah menyembunyikan dirimu di medan terdekat.]

[Efek ‘semak-semak’ membuat musuh tidak bisa mengetahui posisimu.]

Grrrrrrr…

Aku menatap Garuda dan berbisik pada Jang Hayoung.

‘Kita tidak bisa melawannya dengan kekuatan kita yang sekarang. Kita harus mengincar win by default karena player lain berjatuhan. Mengulur waktu akan menjadi sangat penting dalam game ini.’

‘…. Kau berencana menghabiskan waktu disini?’

‘Setidaknya untuk sekarang.’

Ada sesuatu yang kupercaya meski party yang kubentuk hanya terdiri dari orang-orang seperti ini. Karena itu, setidaknya aku harus bisa mengulur waktu sedikit lebih lama lagi. Setidaknya hingga dia datang.

“Demon King of Salvation! Dimana kau?”

Suara konstelasi bergema dari depan Semak-semak.

“Sudah cukup lama sejak kita memiliki hubungan tidak baik ini. Kabur dari takdir dan hidup di dunia seperti ini…. Sepertinya peramal buta ini tidak bisa melihatnya.”

Kalimat rendah hati tapi penuh arogansi itu membuatku mengetahui identitasnya. Beberapa saat kemudian aku bisa merasakan aura milik King Oedipus—sang raja licik yang muncul di area hutan. Aku tahu dia ikut berpartisipasi dalam seleksi ini, tapi aku tidak menyangka kami akan bertemu secepat ini.

“Kau tahu, tidak ada gunanya bersembunyi. Peramal buta ini sudah tahu dimana posisimu.”

Ketika aku melihat bahu Jang Hayoung yang berjengit, aku langsung meletakkan jariku di mulutnya.

‘Jangan khawatir. Dia tidak bisa membaca masa depanku dengan kemampuannya.’

Ya, itu adalah jebakan yang sangat jelas. Ketika kami menunjukkan diri kami, semua konstelasi yang ada di dekat sini akan langsung menyerang.

“Ini masih belum terlambat. Olympus masih membukakan pintu mereka untukmu.”

[Konstelasi ‘Demon King of Salvation’ berkata pergi dan jangan bicara omong kosong.]

“Lucu sekali…” King Oedipus tertawa, tapi ekspresi wajahnya terlihat kaku.

“Mari kita lihat apakah kau masih bisa tetap diam seperti itu atau tidak.”

Konstelasi-konstelasi di sekitar mulai menghancurkan semak-semak. Serangan mereka sangat destruktif karena mereka menggunakan berbagai macam ledakan, asam, dan api untuk menghancurkan semua Semak-semak di dekat mereka. Cairan asam membakar kaki, leher, dan lenganku. Akan tetapi aku terus memegang lengan Jang Hayoung dengan erat dan berusaha untuk tidak bergerak sedikitpun.

Sedikit lagi. sebentar lagi…

Serangan-serangan itu terus menyisir area Semak-semak. Untungnya mereka tidak menemukan kami berdua dan mulai berjalan menjauh.

…. Sedikit lagi. Aku mendengarkan suara-suara dan memperhitungkan jarak mereka dan kami. 10 langkah, 20 langkah, 30 langkah… Tiba-tiba semua ledakan menghilang.

“Lari.”

Jang Hayoung dan aku langsung berlari. Kami tidak melihat satu konstelasi pun di dekat kami, akan tetapi beberapa saat kemudian kami bisa mendengar teriakan entah darimana. Teriakan itu terdengar sangat lama dan menyakitkan. Tidak lama kemudian di langit yang cukup jauh dari kami, kami bisa melihat seekor burung yang jatuh bebas ke tanah dengan sebuah pedang raksasa menancap di lehernya.

[Pembantu ‘Thunder Eating Bird’ telah dibunuh!]

…. Dia datang.

 

Chapter 260     Daftar Isi     Chapter 262


Komentar

Postingan Populer