Mahouka Vol. 14 Chapter 1 Part 6

 Disclaimer: Novel ini bukan punya saya >.<


Sebulan sebelum kompetisi Tesis diadakan. Meski begitu, kompetisi itu belum menjadi pembicaraan utama murid di SMA 1.

“Kuharap tidak ada kejadian gila seperti tahun lalu.”

“Yang seperti itu tidak mungkin terjadi lagi, kan. Kita bahkan tidak perlu melakukan vote untuk memilih. Meski ada kandidat kuat yang lain, kurasa Shiba-san bisa menang dengan mudah.”

“Dia memang sangat hebat…. Kuharap dia memberikan pidato saat sidang umum…. Sial. Kuharap kakaknya itu tidak selalu berada di dekatnya!”

“Kau bodoh, ya. Dia tidak bisa punya pacar karena kakaknya. Dan tidak seperti selebriti, kakaknya tidak akan pernah mengkhianati Shiba-san. Tidak ada pilihan yang sebaik dirinya.”

Itu yang sedang dibicarakan oleh murid kelas 2.

“Kira-kira siapa yang akan dipilih Shiba-san untuk menjadi anggota osis??

“Aku mau bilang kau terlalu cepat membuat kesimpulan…. Tapi kurasa ucapanmu ada benarnya. Pemilihan ketua osis adalah ajang popularitas. Tidak ada yang cukup gila untuk melawannya, terutama tahun ini.”

“Kalau adik Saegusa-san jadi wakil ketua, mungkin Mitsui-san akan menjadi bendaharanya.”

“Huh? Bukannya Shiba-oniisan juga mendapat jabatan di osis?”

“Oniisan? Dia lebih muda darimu.”

“Ya, benar sih. Tapi dia kan, terasa seperti kakak yang bisa diandalkan?”

“Kalau begitu sekalian saja panggil dia oniisama seperti Shiba-san. Ah, aku juga ingin punya ‘kakak’ sepertinya.”

“Oke, oke. Itu artinya oniisama akan menjadi bendahara? Tapi tidak ada orang lain yang bisa mengendalikannya, kan?”

“Aaah, kuharap kejadian tahun lalu tidak terulang…”

…. Itu adalah pembicaraan siswi kelas 3. Pembicaraan serupa juga terjadi di seluruh sudut kafetaria. Saat ini perhatian seluruh murid SMA 1 sedang berpusat pada pemilihan ketua osis yang akan diadakan akhir minggu ini.

Tentu tahun ini pemilihan ketua osis akan menjadi kontes popularitas, tanpa ada kompetitor berarti.

Dan lagi, tahun ini tidak ada tema besar untuk perkumpulan siswa misalnya tidak ada ada pergantian peraturan mengenai hak dipilih menjadi anggota osis. Kebanyakan siswa membicarakan tentang betapa anggunnya Miyuki ketika dia sedang memberikan pidato, dan para siswi lebih fokus pada siapa saja yang akan menjadi anggota osis periode tahun ini.

“Kau dengar itu, Tatsuya. Mereka memanggilmu oniisan.”

“Menguping bukan kebiasaan bagus, Erika.”

Percakapan itu pada akhirnya mencapai meja tempat Tatsuya duduk bersama teman-temannya. Jujur saja, tidak hanya suara yang ‘mampir’ ke meja mereka. Beberapa murid bahkan sempat mencuri pandang dan antena milik Tatsuya bisa merasakannya dengan sangat jelas.

Saat ini ada 5 orang yang duduk di meja itu: Tatsuya, Erika, Leo, Mizuki, dan Mikihiko. Jika Miyuki ikut bergabung dengan mereka, semua murid pasti akan menatap mereka secara terang-terangan dan jujur itu pasti akan sangat mengganggu. Yang menyadari hal itu pun memilih untuk makan siang di ruangan osis bersama dengan Honoka dan Shizuku. Honoka memilih menemani Miyuki bukan karena dia lebih memilih persahabatan daripada cinta, dia hanya tidak mau menjadi pusat perhatian untuk para murid lainnya.

“Tatsuya, kau tidak mau mencalonkan diri sebagai ketua osis tahun ini?”

“Tidak. Tahun lalu aku juga tidak melakukannya.”

Leo bertanya seperti itu pada Tatsuya  karena hasil voting tahun lalu, akan tetapi jawaban temannya itu menekankan jika hasil itu tidak sah. Hasil voting yang sah sudah dikumpulkan, tapi itu malah membuat Miyuki dan Tatsuya—yang mendapat berbagai macam nama panggilan ‘gila’—menjadi semakin malu.

“Kurasa kejadian tahun lalu tidak akan terulang lagi.” ucap Erika yang merasa kalau Tatsuya sudah terlalu overthinking.

“Tidak ada orang yang cukup gila sampai dia berani memotong pidato Miyuki.” Ucap Mikihiko dengan nada yakin.

“Ngomong-ngomong, Tatsuya, siapa saja yang akan dipilih Miyuki sebagai anggota osis tahun ini?”

“Aku belum mendengar apa-apa darinya. Kami tidak pernah membicarakan masalah seperti itu di rumah.”

Setelah berkata seperti itu, Tatsuya bisa merasakan gelombang kekecewaan dari berbagai arah.

 

“Seperti yang kukatakan tadi, belum ada keputusan pasti. Tolong jangan memaksa seperti itu jika pemilihannya belum selesai.”

Di waktu yang sama, Miyuki yang sedang makan siang di ruangan osis juga mendapatkan pertanyaan serupa, dan dia menjawabnya dengan nada frustasi.

“Honoka, Miyuki tidak akan merubah keputusannya. Menyerahlah.”

“Ya…. Maaf, Miyuki. Aku terlalu keras kepala.”

Shizuku yang bisa merasakan aura tidak senang dari arah Miyuki langsung memberikan nasihat pada Honoka agar tidak meneruskan pertanyaannya. Honoka yang sadar akhirnya menurut dan meminta maaf pada Miyuki.

“…. Jawabanku juga terlalu kasar, aku minta maaf Honoka. Aku paham kenapa kau sangat penasaran dengan posisi oniisama di osis tahun ini.” Ucap Miyuki sambil melirik ke arah belakang Honoka.

Honoka mengikuti arah tatapan Miyuki dan membalikkan badannya.

Tepat di belakang Honoka, ada Pixie yang sedang beristirahat setelah menyiapkan teh dan kue untuk semua orang yang ada di ruang osis.

“Ugh.”

Honoka langsung menundukkan kepalanya, sedangkan Shizuku mulai menepuk bahunya dengan pelan.

Ketika Honoka mengangkat wajahnya, Shizuku yang ada di sebelahnya langsung menggelengkan kepala. “Sudah terlambat, Honoka.”

Honoka menundukkan kepalanya sekali lagi dengan ekspresi kecewa.

Azusa, Isori, dan Kanon yang melihat kejadian itu hanya bisa tersenyum, sedangkan Izumi dan Kasumi hanya bertukar pandang dengan raut bingung.

 

“Hm? Bukannya itu Minami?”

“Ah, kau benar.”

Ketika Tatsuya mendengar percakapan singkat antara Mizuki dan Erika, dia hanya bisa menghela nafas dan berkata dengan nada santai, “Minami juga sering datang ke kafetaria bersama teman-teman sekelasnya.”

Sepertinya Minami juga menyadari tatapan mereka, karena itu dia berbalik menatap mereka dan dan menundukkan kepalanya. Tatsuya membalas sapaan itu kemudian berbalik melihat dua temannya dan berkata, “Ya, begitulah.”

“Ya, kau benar.”

Mizuki dan Erika tertawa selama beberapa saat. Setelah itu Erika mencoba mengubah arah pembicaraan dan bertanya pada Tatsuya, “Ngomong-ngomong Tatsuya, kenapa kau tidak ikut kompetisi tesis tahun ini?”

Tatsuya mengerti ‘ekspektasi’ teman-temannya terhadap dirinya, tapi dia juga tidak ingin terlalu banyak membicarakan Minami. Karenanya dia dengan senang hati menjawab pertanyaan Erika.

“Tidak ada alasan khusus. Aku hanya tidak punya waktu.”

“Tunggu, apa maksudnya itu?”

Mikihiko mungkin satu-satunya orang yang sangat tertarik dengan topik ini, karena itu dia langsung meragukan jawaban Tatsuya. Dan itu artinya, dia mungkin sudah mendengar informasi tentang kompetisi tesis dari beberapa tempat.

“Ya seperti apa kataku tadi. Memangnya kenapa…?”

Tatsuya berusaha menutup topik kompetisi tesis dengan pertanyaan itu, tapi keempat temannya terlihat ingin mendapatkan penjelasan lebih lanjut mengenai alasan ketidak ikut sertaannya dalam kompetisi bergengsi itu. Tatsuya pun berusaha mengelak.

“Setelah eksperimen stellar reactor, aku memiliki beberapa tema penelitian yang sedang ku kerjakan sendiri. tapi belum ada hasil yang bisa ku presentasikan.”

“Huh…. Sepertinya topik penelitian mu cukup sulit.” Ucap Leo sambil menganggukkan kepalanya.

“Kurang lebih seperti itu.” balas Tatsuya. “Kalau kalian ingin bertanya apa topik yang sedang ku teliti…. Itu rahasia.”

Tatsuya tidak mungkin memberitahu mereka jika dirinya sedang meneliti combat magic yang menggunakan teori FAE.

“Apaaa??” Erika mulai mengeluh.

“Erika, jangan memaksanya seperti itu.” ucap Mizuki.

“Jika dia terus menyembunyikannya, dia pasti punya alasan yang bagus.” Tambah Mikihiko. “Selain itu, meski Tatsuya berkata jika teori sihir penelitiannya ada di level yang sama atau bahkan lebih sulit dari stellar reactor, itu masih tidak cukup untuk menuntaskan rasa penasaran kita.”

Dengan kata lain, Mikihiko ingin mengatakan pada Erika dan Leo jika walaupun Tatsuya menjelaskan teorinya hingga detail, mereka tidak akan bisa memahaminya. Dalam urusan pengetahuan, Erika dan Leo tidak bisa dianggap kaleng-kaleng, tapi mereka berdua tidak menyanggah nasihat Mikihiko. Mereka tidak sebodoh itu, dan mereka paham bahwa bertingkat aneh dan memaksa Tatsuya hanya akan membuat mereka rugi.

“Tapi, apa mereka tidak memintamu untuk membantu?”

“Tidak. Setidaknya mereka belum meminta bantuan apa-apa dariku.”

“Kei menjadi ketua untuk tahun ini, kan? Kupikir kalian berdua teman dekat.”

“Aku akan membantu dengan senang hati jika dia memintanya. Tapi kurasa tahun ini mereka tidak membutuhkannya.”

Daripada menjawab sambil tersenyum dan menganggukkan kepala (dan juga berbohong), Tatsuya memilih untuk menjawab pertanyaan Erika dengan jujur.

“Benarkah? Kenapa?” tanya Mizuki dengan raut bingung.

“Karena tahun ini kompetisi tesis diadakan di Kyoto.”

“Tempat kompetisi tesis selalu bergantian antara Yokohama dan Kyoto.” Tambah Mikihiko. “Para juri di kedua tempat biasanya memiliki kecenderungan yang berbeda dalam menilai penelitian yang dipresentasikan. Saat kompetisi dilakukan di Yokohama, para juri lebih suka dengan tema yang lebih praktikal. Tapi dari yang yang kudengar, juri di Kyoto lebih suka dengan tema teoritis.”

Tatsuya menganggukkan kepalanya dan menambahkan, “Saat kompetisi tesis diadakan di Kyoto, presentasi penelitian mengenai isu dasar sihir lebih ditekankan. Misalnya hipotesis Cardinal Code bisa mendapatkan nilai lebih tinggi daripada presentasi mengeai sistem penggunaan sihir, pengembangan program sihir, dan peningkatan sekuen aktivasi.”

Leo yang paham menganggukkan kepalanya dan berkata, “Jadi dari sudut pandangmu, kau tidak akan bisa menunjukkan kelebihanmu di kompetisi tesis tahun ini.”

“Tapi, kurasa level Tatsuya dalam bidang teori sihir juga jauh lebih tinggi dari anak SMA biasa…” ucap Mizuki dengan nada ragu seakan dia sedikit tidak mempercayai alasan yang diberikan Tatsuya.

“Hmmm, mungkin tema seperti itu memang agak sulit untuk Tatsuya.”

Daripada membantah pernyataan Mizuki, Erika lebih memilih untuk mengatakan isi kepalanya dengan gamblang.

“?”

“Aku ragu Kei akan merasa tidak senang atau iri. Tapi karena metode milik Kei dan Tatsuya sangat berbeda, kurasa mereka memang tidak bisa disatukan.”

“Metode milik mereka berbeda?”

“Hmmm—yang menuliskan segel di CAD ku adalah Kei, iya kan? Aku bisa tahu karena kadang-kadang Tatsuya yang melakukan perawatan untuk CAD ku. Meski mereka mengerjakan mantra yang sama, tapi cara pendekatan mereka sangat berbeda.”

“Oh… benar juga. Seal-based assistance lebih mirip dengan ancient-style talisman arts.”

Percakapan mereka terus bergulir hingga bel kelas siang berbunyi nyaring.

 

Chapter 1-5     Daftar Isi     Chapter 1-7

 


Komentar

Postingan Populer