ORV Chapter 193: Episode 36 – Story Horizon (4)
Disclaimer: Novel bukan punya saya
Selimut itu membungkus tubuh seseorang.
Jung Heewon tidak tahu sudah berapa lama sejak dia merasakan
kenyamanan seperti ini. Semuanya terasa damai. Dia tidak perlu merasa takut
diserang monster di tengah malam atau khawatir ada orang lain yang mencoba
mencuri itemnya.
Tapi, Jung Heewon tahu jika kedamaian ini tidak akan
berlangsung lama.
“Jung Heewon-ssi! Tolong buka pintunya!”
“Saya ingin meminta izin untuk melakukan wawancara!”
Seminggu belakangan ini, reporter sudah berkerumun di depan
rumahnya. Dia bisa melihat kilatan cahaya dari balik tirai. Di depan lensa
kamera tanpa perasaan itu, Jung Heewon merasakan déjà vu yang sangat kuat.
“… Ternyata tukang intip di dunia ini bukan konstelasi
saja.”
[Konstelasi ‘Abyssal Black Flame Dragon’ tertawa.]
[Konstelasi ‘Secretive Plotter’ setuju dengan
pendapatmu.]
Jung Heewon merasakan emosi baru saat dia merasakan semua
tatapan itu. Sebelum skenario dimulai, bentuk tatapan konstelasi memang
berbeda, tapi keduanya (konstelasi dan reporter) terasa sangat mirip.
Tatapan voyeuristik dan usahanya untuk bertahan hidup. Dalam
kasus ini, skenario mungkin sudah tercipta sebelum ‘skenario’ itu diciptakan.
Tidak ada yang tahu apa itu ‘skenario’.
Melalui jendela rumahnya, Jung Heewon bisa melihat kota yang
hancur dan Dome Seoul yang ditutup. Sudah seminggu sejak mereka semua keluar
dari sana, tapi Jung Heewon masih belum bisa mempercayainya.
“Heewon-unnie! Apa kau baru bangun?”
“Ah, ya. Jihye.”
Jung Heewon tersenyum saat melihat Lee Jihye masuk tanpa
permisi.
Sudah seminggu berlalu sejak mereka keluar dari Dome Seoul,
dan selama itu ada banyak hal yang terjadi pada mereka.
Jung Heewon dan yang lainnya menerima bantuan rumah dari
pemerintah provinsi di area Gyeonggi, lalu mereka diundang untuk menjawab
beberapa pertanyaan dari institusi terkait.
Apa yang terjadi di dalam Dome Seoul?
Apa rumor yang beredar di internet benar-benar terjadi?
Berapa banyak orang seperti mereka dan pemikiran macam apa
yang mereka miliki?
Apa itu skenario dan konstelasi?
Awalnya Jung Heewon menjawab semua pertanyaan itu sebagai
perwakilan kelompok mereka. Tapi lama-kelamaan semua pertanyaan itu menjadi
sangat menyebalkan.
Dia berpikir, apa gunanya melakukan semua ini?
Pemerintah Korea Selatan sudah menghilang. Pemerintah
provinsi membuat parlemen kecil yang terdiri dari anggota DPR kota tersebut,
sayangnya mereka tidak tahu apa yang sedang terjadi di dalam Dome Seoul. Mereka
percaya jika sistem ‘negara’ akan berguna untuk menghadapi skenario di masa
depan. Bagi mereka yang masih mempercayai cara lama di era baru ini, Jung
Heewon punya sesuatu untuk dikatakan pada mereka.
‘Pertama lepaskan jas dan dasi itu dulu.’
‘Huh?’
‘Itu bukan pakaian yang cocok untuk melarikan diri.’
Jung Heewon melirik Lee Jihye. Untuk saat ini, hanya
kelompoknya lah yang bisa dia percaya.
“Bagaimana dengan Yoo Sangah-ssi?”
“Dia ada di kamar bersama para bocah.”
Masalah mereka saat ini adalah mayoritas anggota kelompok
mereka sedang tidak baik-baik saja.
Lee Jihye berbicara dengan nada suram.
“…. Hilangnya paman Dokja memberikan dampak yang sangat
besar.”
Jujur saja saat Kim Dokja bersama mereka, mereka selalu
merasa tidak yakin. Tapi… saat laki-laki itu menghilang mereka malah mirip
seperti anak ayam yang kehilangan induknya. Inilah nilai keberadaan Kim Dokja
bagi mereka semua. Tujuan mereka hanyalah bertahan hidup, tapi Kim Dokja lah
yang memutuskan jalan mana yang harus mereka lewati. Tentu saja sekarang mereka
semua merasa kehilangan arah dan tidak bisa melakukan apa-apa.
“Kuharap aku punya buku panduan yang dikatakan oleh paman prajurit
itu.”
“Apa kau sudah mendengar sesuatu dari Hyunsung-ssi?”
“… Dia dipanggil pihak militer sejak hari pertama. Masih
belum ada kabar darinya.”
Lee Hyunsung awalnya memang seorang prajurit, karena itu
wajar jika dirinya dipanggil oleh pihak tentara. Lee Jihye merengek.
“Dia benar-benar bodoh… Aku tidak akan pergi kalau jadi
dirinya. Apa gunanya tentara di dunia seperti ini?”
Jung Heewon setuju dengan perkataan Lee Jihye, tapi dia juga
tidak mau menceramahi Lee Hyunsung. Mereka semua memiliki cara yang
berbeda-beda untuk mengatasi rasa kehilangan yang mereka rasakan. Para
anak-anak mengurung diri mereka di kamar dan Lee Hyunsung kembali ke pangkalan
tentara.
Hanya saja…
[Skenario selanjutnya akan dimulai 3 hari lagi.]
Jung Heewon menelan ludahnya saat dia melihat pesan yang
melayang di depannya out. 3 hari lagi… Neraka akan dimulai 3 hari lagi.
Lebih parahnya lagi, skenario-skenario di masa depan pasti
sangat berbeda dari skenario-skenario yang mereka lakukan sebelum keluar dari
dome Seoul.
[Kau bisa menjawab panggilan sponsor dan menerima ujian
pribadi yang mereka siapkan.]
[Ujian pribadi akan dimasukkan dalam kategori skenario
tersembunyi, tapi ujian pribadi bisa menggantikan skenario utama jika memang
bertumpuk dengan beberapa bagian dalam skenario utama.]
[Skenario pengganti tersedia hanya setelah skenario utama
ke-25 dimulai.]
Mereka sudah menyelesaikan skenario ke-10 dan membuka ‘ujian
pribadi’. Jung Heewon tidak punya bayangan sama sekali soal itu.
Lee Jihye mencoba menenangkan Jung Heewon. “Jangan khawatir.
Master bilang itu bukan masalah besar.”
“Bagaimana dengan Joonghyuk-ssi?”
“Aku tidak tahu kemana master pergi setelah paman Dokja
menghilang. Dia tidak seperti master yang biasanya…”
Ya. Reaksi Yoo Joonghyuk atas kematian Kim Dokja terasa
sangat aneh.
Yoo Joonghyuk tetap berada di kamarnya seperti orang yang
sudah rusak selama beberapa hari dan kemudian dia menghilang dan berkata jika
dia akan kembali 3 hari lagi.
“Han Sooyoung-ssi?”
“Dia pergi untuk berbicara dengan pejabat pemerintahan pagi
ini. Dia bilang ini waktunya memanen bibit yang sudah ditanam sebelumnya…”
“Pemerintah? Apa yang dia inginkan dari mereka?’
Setelah itu ada sesuatu yang melintas dalam kepala Jung
Heewon.
‘Jika sesuatu terjadi padaku, ikuti Han Sooyoung.’
Itu adalah kata-kata yang ditinggalkan Kim Dokja padanya.
Kenapa mereka harus bertindak di bawah perintah Han Sooyoung? Mau bagaimanapun
itu, Kim Dokja pasti punya alasan saat mengatakannya.
Jung Heewon bangun dari duduknya. Lee Jihye yang kaget pun
bertanya, “Apa unnie mau keluar?”
“Ya. Aku tidak bisa terus mengurung diri di sini. Kita juga
harus bersiap.”
“Kalau begitu aku ikut denganmu.”
Keduanya tidak punya keraguan setelah memutuskan untuk
melakukan sesuatu. Lee Jihye dan Jung Heewon langsung pergi ke luar rumah.
Mereka membuka pintu depan dan suara tombol kamera menyambut mereka dengan
meriah.
“Jung Heewon! Saya reporter dari Georyo Ilbo! Satu kata
saja, saya mohon!”
Mereka bukan satu-satunya yang selamat.
Hampir ada 1.000 orang yang berhasil keluar dari dome Seoul.
Beberapa dari mereka menghubungi keluarga mereka yang masih hidup dan
menceritakan seberapa mengerikannya kehidupan mereka di dalam dome itu.
Para reporter terus mencari orang-orang yang berhasil
selamat meski sudah mendapatkan banyak cerita. Alasannya sangat sederhana. Di antara
1.000 orang yang berhasil selamat, Jung Heewon dan kelompoknya bisa dianggap
sebagai selebriti yang selalu ada di pusat skenario.
“Jung Heewon-ssi! Apa yang terjadi di dalam sana!?”
“Kudengar Pelajaran kendo yang anda jalani sangat berguna.
Apa itu benar!?”
“Ada rumor jika anda kandidat dari tim nasional…”
Jung Heewon menatap para reporter yang menyodorkan mic kepadamu.
Pemerintah memberitahunya agar tidak mengatakan apa yang terjadi pada media. Hingga
beberapa saat yang lalu dia sudah menyelamatkan dunia, namun itu bukanlah topik
yang mudah untuk dibicarakan pada orang lain.
Lalu… kenapa? Hari ini Jung Heewon merasa jika dia ingin mengatakan
sesuatu.
“Kalian penasaran dengan apa yang terjadi di dalam sana?”
Jung Heewon melepaskan tangan Jihye dan menatap banner yang
berkibar di luar.
[Pahlawan Yangcheon-gu’! Merayakan kembalinya Jung Heewon—Judge
of Destruction!]
… Pahlawan? Dia?
Yangcheon-gu sudah lama menghilang. Meski begitu, banner
tersebut tetap berkibar dan hal itu membuat Jung Heewon tidak bisa menahan
emosinya lagi.
“Aku bukan pahlawan yang kalian pikirkan. Aku juga bukan kandidat
untuk tim nasional. Aku bahkan tidak terlalu bagus soal kendo.”
Jung Heewon berkata seakan dia sedang dia sedang berbicara
dengan semua orang yang ada di seluruh dunia.
“Sebelum kehancuran terjadi, aku hanya bartender yang bekerja
di sebuah bar kecil.”
Kata-katanya menyebabkan para reporter merasa bingung. Tidak
ada yang mempercayainya. Seseorang mendengus dan orang lainnya menatap Jung
Heewon dengan tatapan iri.
DI hadapan semua mata itu, Jung Heewon merasa bebas. Dia
bukan ‘Jung Heewon’ yang dulu. Jung Heewon menyadarinya saat dia merasakan
semua tatapan itu.
Para reporter terus memberikan pertanyaan.
Bagaimana bisa seorang bartender menjadi salah satu orang
yang selamat?
Bagaimana dia bisa bertahan dan bagaimana dia bisa menjadi Judge
of Destruction?
[Konstelasi ‘Bald General of Justice’ menatapmu dengan tatapan
sedih.]
[Konstelasi ‘One-Eyed Maitreya’ mengingat seseorang saat
dia mendengarkan kata-katamu.]
Pesan tidak langsung dari para konstelasi itu datang silih
berganti. Jung Heewon membuka mulutnya tanpa memahami apa yang sedang dia
rasakan.
“Apa kalian tahu soal Kim Dokja?”
[Konstelasi ‘Maritime War God’ menganggukkan kepalanya.]
[Konstelasi ‘Seo Ae Il Pil’ mengingat namanya.]
[Konstelasi ‘Last Hero of Hwangsanbeol’ mengingatnya.]
Suara para reporter muncul setelah pesan-pesan itu muncul.
“Kim Dokja?”
“Siapa dia?”
“Sepertinya aku pernah mendengar nama itu sebelumnya.
Jung Heewon berpikir jika situasi ini sangat lucu. Mereka
tidak tahu. Tentu saja… Mereka tidak akan pernah tahu.
Jung Heewon menghela nafas dan berkata, “Semua orang yang
berhasil bertahan tidak melakukannya hanya dengan kekuatan mereka sendiri.”
Jung Heewon ingin menangis, tapi dia memaksakan diri untuk
mengatakannya. Para reporter yang tidak tahu apa-apa pun terus memberikan
pertanyaan.
“Apa yang anda maksud?”
“Tidak ada nama ‘Kim Dokja’ di daftar orang yang berhasil
selamat.”
“Kenapa Kim Dokja-ssi tidak kembali bersama kalian?”
“Dimana dia sekarang?”
Dimana dia? Jung Heewon tidak tahu. Tapi saat ini hanya ada
satu hal yang dia inginkan…
“Orang itu…” Jung Heewon menatap dome Seoul. “Dia pasti akan
kembali. Pasti.”
***
< Di waktu yang sama, Kim Dokja membuka matanya.
Sekarang dia berada di Demon World. >
“Heeeeeeok!”
Sesaat setelah aku membuka mataku, aku langsung berteriak
dan muntah. Aku bahkan tidak bisa mengenali suara detak jantungku sendiri.
Aura keemasan tiba-tiba muncul di sekeliling jantungku dan
ada energi sihir yang memancar dari sana. Mungkin jantungku memang rusak, tapi
jantung ini tetap berasal dari jantung anak naga.
Jika aku bisa menggunakannya dengan benar, aku tidak akan
kekurangan energi sihir untuk pertarungan selama beberapa waktu.
[Atribut Lamarck Kirin mengizinkanmu menyerap kekuatan
dari cerita yang sudah rusak.]
Faktanya, menyerap cerita yang sudah rusak adalah ide yang
sangat berbahaya. Itu tidak akan bisa dilakukan jika kau tidak punya atribut Lamarck
Kirin.
< Lamarck Kirin tidak diakui sebagai atribut
evolusi karena kurang efektif. Akan tetapi itu adalah atribut dengan efek
samping paling kecil. Atribut ini juga tidak menyerap kelemahan dari cerita
yang diserap.
Jika aku mendapatkan Darwin’s Demon—atribut evolusi lainnya,
aku pasti akan langsung terbunuh saat aku memakan cerita naga emas.
Efek penyerapan ini sangat bagus karena keselamatanku lebih
terjamin. Apalagi sekarang aku tidak punya banyak nyawa seperti dulu.
[Fragmen cerita ‘Broken Heart of a Young Gold Dragon’
berhasil didapatkan.]
*) Jantung Naga Muda yang Hancur
Nama asli dari cerita ini adalah ‘Heart of A Young Dragon
Who Was Torn To Death By An Outer God’. Akan tetapi aku tidak menyerap bagian
dimana naga itu dicabik hingga mati oleh sang outer god.
*) Jantung Naga Muda yang Dicabik Hingga Mati Oleh Outer God
Ini adalah keuntungan dari Lamarck Kirin. Kecepatan
penyerapannya memang rendah tapi kelemahan cerita yang kudapatkan tidak ikut
terserap.
[Tubuhmu sedang dibangun ulang.]
[Penciptaan tubuh baru akan menunda kehancuran tubuhmu.]
[Efek ini hanya sementara. Direkomendasikan untuk segera
kembali ke dalam skenario.]
Energi sihir mulai mengalir dari jantung baruku dan aku bisa
kembali bernafas. Setidaknya tragedi dimana aku kehilangan cerita kelahiranku
tidak akan terjadi.
Rekonstruksi tubuhku akan dimulai dari sekarang.
Aku mulai memakan cerita ‘Right Arm of The Poor Sword Master
Who Was Stabbed In The Back By A Colleague’. Daripada disebut memakan, yang
kulakukan lebih kepada mengintip isi cerita yang rusak sesaat setelah dilihat.
*) Tangan Kanan Dari Ahli Pedang Malang Yang Dikhianati Oleh Kawannya
[Fragmen cerita ‘Right Arm of the Poor Sword Master’
berhasil didapatkan.]
*) Tangan Kanan Dari Ahli Pedang Yang Malang
Aku tidak tahu apakah itu hanya imajinasiku saja, tapi aku
merasa jika kemampuan berpedangku menjadi sedikit lebih baik.
[Atribut ‘Lamarck Kirin’ telah mencapai batas saturasi.]
[Turunkan saturasinya untuk menyerap fragmen cerita yang
baru.]
Aku merasa sedikit lebih baik setelah memakan 2 fragmen
cerita. Setelah itu aku duduk di atas tumpukan sampah.
“… Rasanya sedikit dingin.”
Rasa sakit yang kurasakan memang berkurang, tapi rasa dingin
ini tetap menusuk kulit dan tulangku.
Durabilitas tubuh ini sudah meningkat tapi ‘penalti
pengasingan’ masih belum menghilang. Aku bisa merasakan kekosongan dan kesepian
yang besar dari hilangnya beberapa cerita yang kumiliki. Entah kenapa aku bisa
mengetahui apa yang ingin didengar, dilihat, dan dibaca orang lain lagi dan
lagi.
Beberapa saat kemudian rasa hangat mulai mengalir ke seluruh
tubuhku.
[Seseorang sedang membicarakanmu.]
… Membicarakanku?
[Ceritamu tercipta di planet Bumi.]
Aku tahu apa yang sedang terjadi. Seseorang sedang
membicarakanku di Bumi.
Siapa? Yang pasti bukan Yoo Joonghyuk. Apa itu Lee Hyunsung?
Jung Heewon? Atau mungkin Shin Yoosung?
… Aku tidak tahu, tapi rasanya ini sangat lucu. Seseorang
sedang menceritakan kisahku. Seseorang masih mengingatnya…
[Cerita baru ‘Kim Dojega’s Legend’ telah diciptakan di
planet Peace Land.]
… Aku berharap mereka bisa menyebutkan namaku dengan benar.
Aku menatap langit malam dimana tidak ada bintang yang muncul di sana.
Ini adalah ufuk cerita. Aku tidak bisa melihat bintang dan bintang
juga tidak bisa melihatku. Karena para bintang yang arogan itu tidak akan
mengetahuinya.
Di tempat yang tidak bisa dilihat itu, cerita yang hampir dihancurkan
oleh mereka baru saja dimulai.
Chapter 192 Daftar Isi Chapter 194
Komentar
Posting Komentar