Mahouka Vol. 13 Chapter 4 Part 3
Disclaimer: Not mine
Di titik dalam laboratorium nomor 9 yang dipenuhi oleh psion,
berdiri beberapa sosok yang mirip dengan Pixie—parasit yang mendiami gynoid di
SMA 1. Saat Tatsuya menatap mereka dan berpikir kenapa mereka dibuat secara spesifik
berbentuk wanita, dia menyadari adanya conditional-activation spell yang sudah
ditanamkan pada mereka.
‘Apa ini?
Mantra itu terlihat seperti mantra tipe interferensi mental, tapi...’
Sebuah mantra yang mirip dengan Luna Strike sudah ditanamkan pada
semua gynoid itu dan sepertinya itu bukan bagian dari mesin yang membangun
tubuh gynoid-gynoid itu. Tatsuya merasakan suatu ketidakstabilan dalam program
sihir itu, seakan mantra itu ditambahkan setelah produksi gynoid selesai.
Luna
Strike menggunakan dampak ilusi untuk melumpuhkan kesadaran seseorang, membuat
target melemahkan perlawanan mental mereka dan membuat mereka menggila. Apa
ini... mantra untuk membuat parasite lepas kendali?
Tatsuya merasa sangat terkejut—membuat senjata yang bisa
kehilangan kontrol dengan sengaja adalah hal yang sia-sia. Beberapa saat
setelahnya, alarm yang dia pasang di terminalnya berbunyi. Dia menarik kembali
kesadarannya dari dunia dimensi informasi ke dunia nyata—dunia ini.
Sepertinya ada pesan penting yang baru saja masuk. Tatsuya
langsung membukanya. Tidak ada nama di bagian pengirim. Tatsuya tahu siapa yang
mengirimkan itu kepadanya. Beberapa saat kemudian ‘mata’nya menangkap tanda
adanya serangan sihir.
Sihir tipe emisi—sihir serangan tipe listrik—sihir tipe
interferensi mental—dan tipe ilusi melesat ke arahnya. Tatsuya yang terlalu
fokus pada terminalnya pun tidak sempat untuk menarik CAD nya.
Tatsuya langsung membuat keputusan dengan cepat dan menepukkan
kedua tangannya yang telah dipenuhi oleh psion.
Bersamaan dengan suara tepukan itu, psion yang mengarah kepadanya
langsung meledak dan menyebar ke semua arah.
Program Demolition. Mantra anti sihir yang menggunakan tekanan
psion untuk menghancurkan program sihir.
Karena Tatsuya tidak sempat memasukkan arah yang harus dituju, dia
terpaksa menggunakan energi yang lebih besar daripada biasanya dan membuat
gelombang psion yang jauh lebih tebal menyebar ke sekelilingnya.
Setelah itu Tatsuya naik ke atas motornya dan langsung pergi dari
sana dengan kecepatan penuh.
Kabut psion yang tebal terlihat seperti kabut asap di mata orang
lain dan kamera. Berkat itu, Tatsuya bisa menghindari kejaran dari para
peneliti laboratorium nomor 9.
XXXX
Di pagi berikutnya, dalam kereta yang menuju ke Tokyo—Miyuki
terlihat tidak bersemangat, berbeda dari hari sebelumnya. Gadis itu memang
bersikap seperti biasanya, tapi di mata Tatsuya senyum di wajah sang adik
terlihat sedikit berkabut.
Ruangan yang mereka diami sekarang tidak memiliki ruangan pribadi
seperti kemarin—dan hal itu sedikit mengecewakan. Kemarin malam, Tatsuya
kembali ke hotel saat tengah malam. Dan di saat yang sama, Miyuki terlihat
sangat kelelahan. Lalu, saat Tatsuya melihat sang adik di pagi hari, yang
terpantul di matanya adalah sang adik sedang tidak enak badan hari ini.
Dan saat mereka berkumpul dalam ruangan kereta setelah bertemu
dengan Yakumo—entah karena alasan apa, Miyuki tidak duduk di samping Tatsuya
seperti biasanya. Awan mendung menutupi senyum Miyuki, dan beberapa saat
kemudian senyum sang gadis terlihat dipaksakan.
Itu bukan wajah seseorang yang sedang baik-baik saja. Mereka akan
mencapai Tokyo dalam 15 menit, tapi Tatsuya tidak bisa membiarkan mood Miyuki
tetap seperti ini hingga mereka sampai di rumah. Tatsuya juga penasaran dengan
apa yang ditemukan oleh Yakumo yang memutuskan untuk bergerak sendiri. Tapi
sekarang, dia harus memprioritaskan adiknya.
“Miyuki, apa ada sesuatu yang terjadi? Atau ada sesuatu yang
membuatmu khawatir...?”
“Tatsuya-oniisama...”
“Tidak apa-apa, Minami.”
Minami mencoba membantu Miyuki, tapi Miyuki menghentikannya dan
meraih sesuatu yang ada di dalam tasnya. Beberapa saat kemudian, Miyuki
menyerahkan sesuatu pada Tatsuya—sebuah kartu data kecil yang bisa dipasangkan
ke terminal portabel.
“Apa ini?” tanya Tatsuya sambil memperhatikan kartu data yang dia
terima.
“Kemarin malam di hotel, paman Kuroba dan Ayako memberikan ini
padaku.”
“Mereka mengunjungimu di hotel?”
Alis Tatsuya mengerut dan dia menatap Yakumo. Bagaimana bisa
Kuroba tahu tempat mereka menginap semalam? Mereka memang tidak
menyembunyikannya, tapi bahkan Yotsuba sekalipun tidak mengawasi Miyuki secara
konstan. Dan Miyuki sendiri bukan seseorang yang bisa dengan mudah mereka temui
saat mereka membutuhkan sesuatu.
“Ah, benar juga. Hotel itu milik Yotsuba. Haruskah aku memilih
hotel lain kemarin?”
Tatapan Tatsuya pada Yakumo menjadi semakin tajam, tapi ninja yang
sedang duduk di sebelahnya terlihat tidak terganggu sama sekali. Dia bahkan
mengaku dengan cepat. Ah, kata mengaku mungkin
tidak terlalu tepat, apalagi Yakumo tidak merasa bersalah saat melakukannya....
Tatsuya tidak punya alasan untuk mengkritiknya.
“Mereka bilang kartu itu berisi data dari P-Weapon—parasidoll—dan
hasil investigasi mereka terhadap eksperimen yang sedang dilakukan.” Ucap
Miyuki dengan suara pelan.
“Parasidoll... Apa itu wujud asli dari P-Weapon?” ulang Tatsuya
sambil mengingat gyniod wanita yang dia temukan kemarin malam.
Parasidoll—boneka dengan parasit di dalamnya.
Nama yang sangat jujur, begitu pikirnya. Namanya memang tidak
elegan, tapi sangat mudah untuk dimengerti. Gynoid yang tertidur dalam
laboratorium 9 adalah mereka. Boneka dengan parasit di dalamnya—boneka parasit.
“Itu yang Ayako katakan.”
Bukan Mitsugu, tapi Ayako. Saat Tatsuya mendengarnya, dia bisa
menebak kenapa Miyuki terlihat depresi.
Sudah jelas jika Ayako memiliki rasa kompetitif yang kuat terhadap Miyuki sejak
mereka kecil, tapi Tatsuya tahu jika Miyuki juga memperlakukan Ayako sebagai rival. Bidang keahlian
mereka mungkin memang berbeda, tapi Miyuki masih terlalu muda untuk menerima
pemahaman seperti itu dengan logis.
Tatsuya meletakkan kartu itu ke dalam sakunya. Dia tertarik dengan
data yang ada di dalam kartu itu, tapi sebentar lagi mereka akan sampai di
Tokyo. Karena itu lebih baik tidak membuka informasi sepenting itu di sini,
apalagi mereka tidak tahu siapa yang bisa mendengarkan percakapan mereka....
Atau lebih tepatnya itu alasan yang Tatsuya berikan pada dirinya sendiri.
Tatsuya tidak mau memuji kerja keras Ayako di depan Miyuki.
.... Dan semua informasi yang didapatkan Ayako dan Mitsugu tidak mungkin tidak layak untuk dipuji.
“Tatsuya, apa aku boleh melihat data yang ada di sana?”
Meski begitu Yakumo sepertinya tidak peduli dengan apa yang sedang
Tatsuya pikirkan.
“Master, sebentar lagi kita sampai di Tokyo.”
Jika dia menolak terlalu keras, hal itu hanya akan membuat Miyuki
merasa khawatir. Karena itu Tatsuya sangat berhati-hati dengan nada suaranya
saat mencoba menolak permintaan sang guru.
“Kita masih punya 10 menit, kan?”
“Kita hanya punya 10
menit.”
“Tidak apa-apa, oniisama.”
Meski Tatsuya terus mencoba untuk menolak, Miyuki malah
mencondongkan tubuhnya ke arah Tatsuya, menatapnya dan berkata sambil
menggelengkan kepalanya.
Tatsuya ingin menolak tapi dia menahan dirinya dan menganggukkan
kepala pada permintaan Miyuki. Tatsuya memang khawatir, tapi dia paham jika dia
terus menolak itu bukan untuk Miyuki tapi untuk dirinya sendiri.
“Master, apa anda membawa terminal?”
“Ya, aku bawa satu.”
Tatsuya mengambil kabel penghubung dari dalam terminalnya. Salah
satu alasannya adalah karena ini hanya perjalanan satu malam, dia hanya membawa
terminal portabel bersamanya. Setelah itu Tatsuya memutuskan jika berdempetan
dengan sang master hanya untuk melihat sesuatu di layar terminal yang kecil
bukanlah keputusan yang bagus.
Setelah melihat Yakumo menyambungkan kabel ke terminalnya, Tatsuya
membuka data dalam kartu yang dia dapatkan dari Miyuki. Isinya hanya tulisan
dan diagram sederhana, karena itu dia bisa membacanya dengan cepat seperti
biasa. Yakumo mengikuti kecepatan bacanya tanpa kesulitan.
Setelah melihat kuantitas informasi yang biasanya membutuhkan
waktu 15 sampai 30 menit untuk dibaca, Yakumo terlihat sangat puas.
“Sepertinya perjalanan kali ini tidak sia-sia.”
Mungkin cara Yakumo mengatakannya mencerminkan kepedulian yang dia
rasakan. Jika Miyuki bersikap seperti biasa, Yakumo akan menunjukkan seringai
jahatnya. Tapi, sebelum Tatsuya bisa bertanya apa yang membuat sang master
tertarik, Yakumo mengirimkan data dari terminalnya ke terminal milik Tatsuya.
Informasi yang masuk dari kabel penghubung itu adalah sebuah
laporan karir biasa dari 3 orang, termasuk foto mereka masing-masing. Nama
mereka dan karakteristik fisiknya menunjukkan jika mereka adalah orang China.
“Apa ini.... Data dari para immortalist yang membelot dari GAA?”
tanya Tatsuya.
“Ya, mereka adalah pengguna fangshu
dari daratan utama yang masuk ke negara ini secara ilegal minggu lalu.”
Setelah memberikan data tambahan itu, Yakumo menganggukkan
kepalanya. Tatsuya langsung menyadari apa alasan Yakumo memberinya informasi
ini.
“Waktunya terasa sangat pas.”
Laporan itu juga berisikan sihir yang dikuasai oleh ketiga orang
itu: teknik China yang bisa mengontrol boneka kayu, tanah, atau metal. Mantra
yang bisa mempengaruhi badan informasi dan memberikan boneka kebebasan
sementara. Catatan tambahan berkata jika mereka ahli dalam teknik mencuri
kontrol dari badan informasi independen dari caster lain dan bisa memutus badan
informasi itu dari kendali caster tersebut dan membuat mereka lepas kendali.
Catatan tambahan ini mirip dengan sihir yang Tatsuya temukan di gynoid—Parasidoll
yang dia temukan di laboratorium nomor 9 yang lama.
“Aku ragu ini hanya kebetulan. Seseorang yang sedang mencoba
mengambil keuntungan dari eksperimen ini sepertinya sengaja mengundang mereka
kemari.”
“Mengambil keuntungan? Maksud master, kedatangan mereka kemari
bukan keinginan keluarga Kudou.... Tunggu, aku mengerti apa yang sedang
terjadi.”
Saat Tatsuya bertanya pada Yakumo, dia berhasil mendapatkan
jawabannya sendiri. Dia sudah memikirkan hal ini sejak tadi malam. Membuat
senjatamu lepas kendali sama sekali
tidak menguntungkan. Normalnya, yang
mendapatkan keuntungan dari senjata yang lepas kendali adalah musuh.
“Sepertinya insiden ini akan menjadi insiden lain yang sulit untuk
ditangani. Meski pada akhirnya ini semua hanya sesuatu yang sederhana saat kau
mengerti bagaimana cara kerjanya.”
Perkataan Yakumo ada benarnya, begitu pikir Tatsuya. Kau
menyiapkan satu rencana dan seseorang menyusup ke dalam dengan rencana mereka
sendiri. Dan saat kau menjalankan rencanamu, kau akan tahu berbagai macam
ambisi yang saling terkait di dalamnya. Pada akhirnya, mereka tidak akan
mengetahuinya hingga semuanya berakhir dan kebenarannya...
Pesan yang menunjukkan jika mereka sudah sampai di Tokyo muncul di
layar panel yang ada di dalam ruangan mereka. Tidak ada suara pengumuman yang
terdengar.
“Minami, terimakasih. Ini sudah cukup.”
Mereka kehabisan waktu, jadi mereka harus menunda pembicaraan
mereka. Dengan pikiran seperti itu, Tatsuya menyuruh Minami untuk berhenti.
Minami menganggukkan kepalanya dan merilekskan badannya. Sebuah
pengumuman yang tiba-tiba muncul sampai ke telinga mereka. Minami baru saja
menonaktifkan barrier psionik dan sound-blocking field.
Di tempat duduknya, Minami menundukkan kepala ke arah Tatsuya
sebagai tanda jika dia menghargai perhatian yang dia berikan kepadanya.
Chapter4-2 Daftar Isi Chapter 5-1
Komentar
Posting Komentar