Mahouka Vol.13 Chapter 2 Part 5

 Disclaimer: Novel bukan punya saya.


Tidak benar rasanya jika menyebut mereka sebagai pusat dari semua konspirasi ini. Jika dilihat secara kronologis, keluarga Kudou sama sekali tidak melakukan apapun kecuali mendorong pihak militer untuk mempercepat penggunaan para penyihir dalam kegiatan militer. Meski begitu, tidak peduli seberapa parah rencana itu, keluarga Kudou adalah pihak yang membawa senjata rahasia yang akan digunakan untuk kegiatan militer ke dalam kompetisi 9 sekolah… sebuah kompetisi untuk anak SMA biasa. Tentu saja nama dan kekejaman mereka akan menyebar luas, dan mereka sama sekali tidak akan mengeluh karena itu.

Keluarga Kudou juga tidak punya alasan untuk mengkhawatirkan hal seperti itu. Mereka, dan khususnya Retsu Kudou yang mengajukan ide untuk melakukan uji coba di kompetisi 9 sekolah benar-benar sadar jika apa yang dia lakukan sangatlah tercela. Tapi alasan itu dan tekanan mental yang muncul karena keputusan tersebutlah yang membuatnya percaya jika ujicoba Parasidoll tidak boleh gagal… Apapun yang terjadi.

Retsu sudah mengambil kendali dari lab 9 lagi hari ini. Dia berada disana sejak pagi hingga matahari tenggelam. Jika dia tidak punya rencana di hari itu, mungkin dia akan tetap berada di lab hingga tengah malam. Akan tetapi, janji makan malamnya kali ini adalah undangan yang dia setujui agar bisa memperlancar hubungannya dengan para politisi yang dulunya bekerja sebagai tentara dan memiliki pengaruh besar dalam kompetisi 9 sekolah.

Jam menunjukkan pukul 6 PM. Retsu sudah berangkat ke sebuah restoran Jepang di kota Osaka dan dia menyerahkan semua urusan lab pada Makoto untuk sementara waktu. Beberapa saat kemudian, penjaga memberikan pesan jika seorang tamu ingin datang menemuinya.

“Tamu? Kami sama sekali tidak menunggu siapapun. Siapa dia?”

“Dia menyebut dirinya sebagai Gongjin Zhou dari Chinatown Yokohama. Dia meminta untuk berbicara langsung dengan master. Apa yang harus saya lakukan?”

Gongjin Zhou dari Chinatown Yokohama, Makoto pernah mendengar nama itu. Itu adalah nama yang tidak akan bisa diabaikan oleh para keluarga bernomor ‘sembilan’ yang dulu membuat lab no 9, meski 28 keluarga lainnya tidak pernah mendengar namanya.

“Aku akan segera menemuinya. Bawa dia ke ruang tamu.”

Setelah mengatakannya, Makoto langsung berdiri dan berjalan keluar.

 

Saat melihat ekspatriat China yang sekarang tinggal di Yokohama itu berada di ruang tamu, salah satu yang dirasakan oleh Makoto adalah rasa iri yang memenuhi dadanya. Di matanya, Gongjin Zhou adalah seorang pemuda yang sangat tampan. Wajahnya yang terlihat elegan itu mengeluarkan aura yang tidak mungkin bisa dimiliki laki-laki tua sepertinya.

“Selamat datang, nama saya Makoto Kudou, kepala keluarga Kudou.”

Makoto menekan perasaan gelap yang mulai membuncah di dalam dadanya dan kemudian menyapa Zhou dengan uluran tangan dan senyum ramah di wajah.

“Nama saya Gongjin Zhou. Panggil saja saya Zhou.”

Sebagai respon, Zhou menerima uluran tangan itu dengan sikap yang sangat sopan.

“Saya sangat mengenal nama anda. Bisa dibilang anda adalah seorang selebritis, pak Zhou… setidaknya di daerah sini.”

Makoto sengaja mengatakan hal seperti itu dan Zhou menjawabnya dengan sebuah senyum tipis dan ekspresi rendah hati yang tidak ada gunanya. Zhou sudah memperhitungkan jika lawan bicaranya kali ini pasti akan mengenal namanya. Di samping itu, negosiasi yang ingin dia lakukan tidak akan berhasil kecuali jika Makoto mengetahui apa yang sedang dia lakukan di ‘sisi ini’. Faktanya, di balik senyum tipis itu, Zhou berpikir jika perkataan Makoto sangat membantunya.

“Saya tersanjung karena anda mengenal saya. Hari saya datang untuk meminta tolong mengenai masalah kami, dan kami berharap jika anda bisa memberikan pertolongan.”

“Apa yang anda maksud dengan masalah kami...?”

“Ya, saya percaya jika anda sudah mengetahuinya. Saya ingin mendiskusikan masa depan dari para rekan saya yang berhasil lari dari tirani GAA.”

Selain memberikan bantuan kepada GAA dalam rencana anti Jepang mereka, Zhou juga memberikan bantuan kepada mereka-mereka yang ingin melarikan diri dari GAA dengan berbagai fasilitasnya. Pekerjaan utamanya adalah berperan sebagai perantara untuk menemukan destinasi terakhir dari para pembelot setelah mereka sampai di Jepang, menyediakan rute berlayar ke sana, dan memenuhi segala pengeluaran mereka. Tapi, di lain sisi dia juga memberikan dukungan finansial pada aktivitas politik yang mereka lakukan setelah membelot dari GAA.

GAA sebenarnya tahu mengenai aktivitas para broker pembelot itu. Informasi itu tidak menyebar dan tidak banyak anggota DPR dan petinggi militer yang mengetahuinya, tapi setidaknya hal ini sudah menjadi rahasia umum di antara para prajurit dan para politisi yang tergabung dalam koalisi anti-Jepang.

Alasan kenapa Zhou tidak masuk ke dalam daftar orang yang harus dimusnahkan oleh GAA adalah karena apa yang dilakukannya juga menguntungkan pemerintahan GAA. Semua orang yang ingin membelot dari sana adalah orang-orang yang merasa tidak puas dengan pemerintahan yang ada disana. Jika mereka pergi maka jumlah orang yang memiliki ketidakpuasan pada mereka di dalam negeri akan semakin berkurang. GAA tidak kekurangan tenaga manusia dan para pekerja mereka merasa diuntungkan karena para pembelot tidak akan bisa membawa semua aset mereka saat mereka pergi ke luar negeri.

Hal menyusahkan dari orang-orang yang terlibat dalam aktivitas politik dimanapun mereka berada pun menimbulkan efek buruk dalam bidang diplomasi, dan hal ini digunakan sebagai alasan untuk melakukan embargo.

Hal seperti itu bukan masalah masalah bagi pemerintahan GAA saat ini. Pemerintahan GAA sudah menciptakan hegemoni di seluruh daratan utama sebelah timur setelah menang dalam perang saudara di daerah Dahan. Saat ini pemerintahan GAA memiliki kontrol penuh pada semua hal, bahkan hingga ke detail paling kecil di kemiliteran. Mereka mengerti, jika mereka tidak memiliki dukungan dari militer, maka pergerakan anti pemerintah tidak akan bisa berbuat banyak. Dan tanpa dukungan dari pasukan bersenjata yang ada di perbatasan GAA, orang-orang dari luar negeri tidak akan cukup kuat untuk menghancurkan pemerintahan mereka. Pemerintahan GAA masih belum lupa saat pasukan lokal mereka kehilangan kendali hingga menyebabkan Dahan tiba-tiba menyatakan kemerdekaan semunya… semu dari sudut pandang GAA karena mereka menganggap jika itu hanyalah perang saudara biasa.

Kritik diplomatis bukan masalah besar bagi pemerintahan GAA. Negara hanya akan membutuhkan pertolongan internasional apabila mereka tidak independen secara politik dan biasanya kondisi itu tercipta karena mereka terlalu bergantung pada negara lain dalam bidang militer dan ekonomi.

Tapi dalam kondisi geopolitik saat ini, tidak ada aliansi militer yang bisa menjadi ancaman serius bagi GAA. Semua 4 negara superpower (USNA, New Soviet Federation, Indo-Persia, dan GAA itu sendiri), semua memiliki kebijakan militer independen. USNA dan Indo-Persia memiliki beberapa sekutu, tapi hubungan mereka sangat dangkal. Aliansi dengan hubungan erat seperti sebelum perang dunia terjadi sudah tidak lagi ada. Jika salah satu dari 4 negara superpower berniat untuk memperluas teritorinya, maka 3 negara lainnya tidak akan tinggal diam, akan tetapi mereka tidak pernah ikut campur dalam politik internal masing-masing negara.

GAA juga bisa memenuhi kebutuhan ekonominya sendiri, jadi embargo tidak memiliki pengaruh apa-apa pada mereka. Masalah energi memang menjadi sumber kegelisahan mereka, tapi negara lain juga mengalami hal yang sama. Kebanyakan orang yang membelot adalah orang kaya, dan selama jumlah para pembelot tidak terlalu banyak, maka hal itu lebih menguntungkan bagi kantong milik pemerintahan.

Karena alasan-alasan ini, GAA membayar Zhou karena telah membantu para pembelot keluar dari GAA.

Kebetulan, saat ini Jepang memiliki peraturan yang ketat dalam membatasi jumlah para pembelot (pengungsi politik) yang masuk ke dalam negeri. Hal ini tidak hanya dibatasi oleh Jepang saja karena dasar dari Perjanjian Pengungsi yang sudah hancur karena perang 20 tahun yang terjadi sebelumnya. Tapi mereka hanya membatasi jumlah pembelot dan tidak melarang keberadaan mereka. Dan jika orang yang meminta suaka itu memberikan keuntungan bagi negara, maka itu akan menjadi cerita lain. Contohnya para peneliti berbakat, artis yang terkenal, atau mungkin penyihir yang kuat.

“Sejujurnya, kami berniat untuk menerima 3 ahli Taoist Immortalis yang datang dari daratan utama minggu depan. Tapi sepertinya ada sedikit kesalahan… tujuan mereka sepertinya belum diputuskan.”

“Kesalahan?”

“Ya, saya malu mengatakannya. Sepertinya penyelidikan kami mengenai permusuhan antara berbagai sekte masih tidak cukup.”

“Begitu ya.. Saya bisa mengerti kenapa para praktisioner dari seni kuno merasa khawatir soal itu.”

Makoto secara tidak langsung berkata jika penyihir modern tidak peduli dengan masalah sekte dan sebagainya. Tapi, tetap saja, perkataan Zhou yang terdengar defensif sudah membuatnya berpikir dan Makoto mengerti apa yang diinginkan oleh lawan bicaranya itu.

“Tapi, kami juga tidak bisa membiarkan mereka terus berada di tempat kami.”

“Apa ada masalah dengan hal itu? Ah, maaf… saya ingin mendengar alasannya jika anda tidak keberatan.”

“Tidak. Tidak sama sekali. Ini bukan sesuatu yang saya rahasiakan. Para pembelot yang datang ke negara ini memiliki kekuatan sihir yang lumayan kuat, lalu… Pemerintah di daratan utama tidak akan tinggal diam saat melihat mereka pergi begitu saja. Mungkin pihak pemerintahan akan kembali menangkap mereka demi kehormatan mereka sendiri.”

Makoto menatap Zhou dengan tajam. Sinar ketertarikan terpancar dengan jelas setelah dia mendengar penjelasan Zhou, dan sepertinya dia tertarik untuk terlibat dalam masalah ini. Akan tetapi, Makoto ingin jika Zhou lah yang mengatakannya terlebih dahulu.

“Saya tidak akan bisa melindungi mereka sendirian.  Karena itu saya ingin meminta bantuan anda, Kudou-sama.”

Zhou juga memiliki kebijaksanaan besar dalam masalah ini.

“Bisakah anda menerima para Taoist itu sebagai tamu kehormatan anda?”

Seperti yang Makoto harapkan, Zhou meneruskan pembicaraan dengan kepala yang sedikit tertunduk. Mulut Makoto terangkat karena merasa puas, tapi wajahnya berubah curiga dalam sekejap.

“Apa bijaksana melakukan hal seperti itu? Bukannya anda memiliki hubungan seperti itu dengan para Tradisionalis?”

Ini adalah alasan utama kenapa nama Gongjin Zhou adalah nama yang tidak biasa diabaikan oleh keluarga dengan nomor 9. Tradisionalis adalah nama kelompok penyihir yang dibentuk dari berbagai macam aliran kepercayaan oleh para penyihir kuno yang berpusat di Kyoto. Rasa bangga atau mungkin juga arogansi bisa dilihat dari nama yang mereka pilih, ‘Tradisionalis’ tanpa menyiapkan markas atau metodologi.

Tujuan dari kelompok Tradisionalis adalah untuk melindungi individualitas sihir kuno dari sihir modern. Orang mungkin akan menganggap jika apa yang mereka lakukan adalah untuk mempertahankan identitas mereka. Bisa dibilang, menggunakan nama seperti itu memiliki arti jika mereka tidak memiliki hubungan yang baik dengan laboratorium 9. Tradisionalis adalah sebuah gabungan dari banyak penyihir kuno dari berbagai macam aliran yang memiliki rasa tidak suka dan permusuhan pada laboratorium 9 yang sudah mengkhianati mereka. Hal ini tentu membuat semua rasa benci mereka terarah pada semua keluarga bernomor 9, terutama pimpinan mereka.

Hal yang selalu dilakukan oleh Zhou pada semua penyihir kuno yang datang dari daratan utama adalah memasukkan mereka secara sementara ke berbagai keluarga dalam kelompok Tradisionalis. Dan lagi, dikalangan keluarga bernomor 9, Zhou dikenal sebagai seseorang yang memperkuat rasa kebencian para Tradisionalis terhadap mereka.

“Tujuan saya di sini hanyalah untuk menyediakan tempat bagi kawan-kawan saya yang ingin melarikan diri karena penindasan yang tidak kunjung selesai. Saya ingin mereka hidup dengan tenang. Saya juga memiliki tanggung jawab pada kelompok Tradisionalis yang sudah banyak membantu saya. Tapi, meski begitu, hal itu tidak akan mengubah tujuan utama saya.”

“Anda berkata tempat untuk hidup tenang, tapi jika kau tidak punya alasan khusus yang kuat pemerintah tidak akan mengizinkan para pemberontak itu untuk menetap di negara ini.”

“Anda bisa memberikan izin tinggal untuk sementara. Untuk seseorang yang sudah menderita di bawah kelaliman. Bisa tinggal di tempat yang tenang selama beberapa waktu adalah sebuah pengalaman yang sangat berharga bagi mereka.”

Zhou kelihatan sangat bersungguh-sungguh mengenai dirinya yang hanya memikirkan kebaikan kawan-kawannya. Ucapannya memang tidak bisa dipercaya 100%, tapi Makoto tidak peduli meski semua itu hanya akting belaka. Setidaknya, dia memutuskan jika dia percaya jika Zhou tidak mungkin bekerjasama hanya dengan para Tradisionalis dan sekarang dia sedang berusaha keras untuk membangun koneksi dengan keluarga Kudou. Hal ini juga mengkonfirmasi jika apa yang dilakukan Zhou tidak ada hubungannya dengan konspirasi yang dilakukan para Tradisionalis.

“Baiklah. Salah satu prinsip dari 10 Master Clan adalah mengusahakan para penyihir agar bisa mendapatkan hidup yang layak. Bisa dibilang membantu para penyihir yang sedang mencari kebebasan dari negara kejam yang sudah menyiksa mereka adalah sebuah kewajiban bagi 10 Master Clan. Tapi, ini juga bukan permintaan yang bisa kuterima tanpa memikirkannya terlebih dahulu, jadi tolong mengerti jika saya tidak bisa memberikan jawaban saat ini juga.”

Makoto tidak bisa menyetujui semuanya begitu saja. Sebagai kepala keluarga Kudou, diperlakukan tidak hormat oleh orang yang baru saja dia temui adalah sesuatu yang harus dia hindari… meski sebenarnya itu hanya perkiraan liarnya saja.

“Ya, tentu saja.” Zhou tidak menunjukkan kekecewaannya pada Makoto yang memilih untuk tidak menyetujui permintaannya saat ini juga. Mungkin dia menyadari jika hati dari lawan bicaranya mulai tergerak setelah mendengarkan permintaannya. Zhou pun mengambil amplop kecil dari dalam sakunya dan menyerahkannya.

“Saya sudah menyiapkan identitas dari para pendeta Taoist dalam amplop ini. Saya akan menantikan kabar baik dari anda.”

“Saya akan segera merapatkan hal ini dengan keluarga lainnya, tapi saya optimis bisa memenuhi permintaan anda. Mungkin anda akan mendapat jawaban dari saya di akhir minggu ini.” Jawab Makoto sambil menerima amplop yang berisi kartu data itu.

“Saya merasa sangat lega. Apa saya boleh berkunjung lagi di hari senin?”

Makoto mengambil notebook terminalnya dari saku dan menatapnya selama beberapa saat, kemudian dia berkata, “Jika anda bisa datang jam 4 sore, saya akan sangat terbantu.”

“Saya akan datang di jam tersebut. Terimakasih banyak karena bersedia bertemu dengan saya hari ini.” Ucap Zhou sambil membungkukkan kepalanya dengan anggun.

 

Setelah menscan data yang diberikan oleh Zhou, Makoto memanggil kepala penjaga yang ada di laboratorium dan menyuruh mereka untuk merahasiakan kedatangan Gongjin Zhou.

“Ayahku tidak boleh tahu soal ini, mengerti?”

Makoto bersikeras mengenai Retsu Kudou yang dia masukkan dalam daftar orang-orang yang tidak boleh mengetahui pertemuan hari ini. Setelah melihat kepergian kepala penjaga itu dengan wajah ragu, Makoto memanggil seorang informan yang dia pekerjakan secara pribadi. Seorang agennya datang kurang dari satu jam setelah dia menelponnya, dan Makoto langsung meminta background check mengenai permintaan Gongjin Zhou.

Setelah melakukan semua itu, Makoto menyandarkan punggungnya ke kursi dan menghela nafas panjang.

“Yellow Turban Strongman…”

Gumamnya saat membaca deskripsi profil dan bidang keahlian dari para immortalis tersebut. Menurut isi dokumen itu, tiga orang yang ingin melarikan diri ke Jepang sedang meneliti Yellow Turban Strongman, sebuah Art of Divine Immortalism yang sudah lama menghilang.

“Ini terlalu kebetulan.”

Jika diandaikan, dia baru saja menerima seorang sales berpengalaman yang memberinya para orang-orang ahli yang mungkin bisa membantunya dalam pengembangan boneka parasit. Itulah penilaian Makoto terhadap permintaan Zhou, padahal pengembangan boneka parasit adalah sesuatu yang sangat dirahasiakan. Zhou pasti mendapatkan informasi ini dari seseorang.

“Jika aku menganggap ada kebocoran informasi, itu akan membuat semua orang merasa khawatir, tapi…”

Tapi karena ini berhubungan dengan teknik yang bisa mengontrol boneka tidak berjiwa dari jauh (misalnya Puppet Magic, Soldier-Creation Arts, atau Golem Magic), sihir kuno berada satu atau dua langkah di depan sihir modern. Teknologi yang dibutuhkan Parasidoll bukan sihir yang bisa memanipulasi boneka mati, tapi teknik untuk mengontrol Evil Spirit yang berada di dalam boneka itu. Akan tetapi dalam sihir kuno sendiri, cara untuk merubah Spiritual Beings menjadi pesuruh mereka sangatlah banyak.

Jika semua informasi ini disatukan, para penyihir yang sedang meneliti mantra yang telah hilang dari daratan utama, Yellow Turban Strongman, adalah orang-orang yang dibutuhkan Kudou untuk meneruskan pengembangan Parasidoll.

“Tidak masalah. Jika mereka menjadi gangguan bagiku, aku hanya perlu menghancurkan mereka dengan jariku.” Ujar Makoto. Dia mengakhiri monolognya dengan berkata pada dirinya sendiri ‘Aku tidak peduli meski para pengganggu itu ternyata ular di balik semak atau malah 3 ulat yang hanya bisa menggeliat.’

 

Chapter2-4     Daftar isi     Chapter 3-1


Komentar

Postingan Populer