Mahouka Vol. 13 Chapter 3 Part 1

 Disclaimer: Saya cuma nerjemahin aja


Saat akhir pekan datang, SMA 1 akhirnya berhasil membebaskan dirinya dari rasa kaget karena ‘operasi kejutan’ yang dilakukan oleh komite kompetisi. Setelah selesai memilih peserta baru karena pemberitahuan yang datang tanggal 2 Juli itu, latihan kembali dilakukan di hari Sabtu tanggal 7. Ujian akan dimulai hari Selasa, tapi para peserta setidaknya sudah harus berlatih satu kali sebelum hari itu tiba. Terutama bagi para perwakilan dalam pertandingan baru seperti Rower and Gunner dan Shields Down. Latih tanding sudah direncanakan dengan baik agar para peserta bisa beradaptasi dengan pertandingan tersebut. Perencanaan untuk Cross-Country Steeplechase juga sedang berjalan, tapi latihannya tidak akan dimulai di hari yang sama.

Untuk praktik Rower and Gunner, mereka menggunakan lintasan Battle Board dan meminjam target dari klub Biathlon dan klub Berburu. Untuk Shields Down, mereka membuat arena buatan di lapangan olahraga untuk tiap gender. Kegiatan latih tanding ini dilakukan setelah jam sekolah berakhir.

Saat ini di arena perempuan yang memiliki ukuran standar yang sama dengan arena laki-laki, peserta tunggal, Tomoko Chikura—atlet solo putri—sedang menghadapi Erika.

Selain perbedaan ukuran, arena Shields Down sama seperti arena tinju tanpa tali dan pos. akan tetapi, lantai arena ini terbuat dari material anti selip dan bisa meminimalisir getaran vibrasi vertikal. Di atas arena itu, Erika berlarian ke sana kemari sesuka hatinya.

“Ugh, dia cepat sekali…!”

Selama beberapa saat, Tomoko mencoba untuk mendorong Erika keluar arena dengan menggunakan Deviation Release. Mantra ini awalnya digunakan untuk mengkompresi udara di salah satu sisi kemudian mengembangkannya dengan cepat di sisi lainnya di mana target berada.

Sayangnya mantra ini tidak bisa menyaingi kecepatan Erika yang sedang menggunakan Self-Accelerating Magic. Tubuh Erika bergerak dengan pola zig-zag, dan saat Tomoko kehilangan jejak gadis itu, tamengnya menerima serangan yang kuat.

Erika menggunakan mantra Landslide untuk menyerang tameng Tomoko. Teknik ini juga bisa disebut juga Landslide versi shield-bash. Saat tamengnya mengenai target, Erika memaksimalkan inersianya. Sebagai hasilnya, serangan itu berhasil mendorong Tomoko keluar dari arena.

 

Setelah Tomoko Chikura jatuh di atas karpet tebal yang digelar di sekeliling arena, Erika melompat turun dari sana, mengulurkan tangannya, dan menarik gadis itu berdiri. Hattori terus memperhatikan dari sebelah Tatsuya dan menghela nafas panjang. Pemuda itu menyadari tatapan Tatsuya kepadanya dan lalu menatap ke arah arena laki-laki dimana Sawaki dan Leo sedang beradu pedang… atau lebih tepatnya beradu tameng dengan pasangan Kirihara dan Tomitsuka.

Tameng yang digunakan dalam pertandingan Shields Down terbuat dari kayu. Luas tameng untuk laki-laki adalah 0,5 meter persegi, sedangkan untuk perempuan adalah 0,3 meter persegi. Bentuk tamengnya disesuaikan sehingga hanya bisa memiliki satu pegangan dan tidak lebih 2 permukaan yang melengkung. Peraturan berkata jika tameng tidak boleh memiliki permukaan bergelombang, tepi yang terlipat di atasnya, atau apapun yang mirip dengan itu. Meski begitu, para atlit bisa memilih bentuk yang mereka sukai, misalnya lingkaran, kotak, bahkan bintang.

Sebagai hasil dari simulasi pola serangan pada para atletnya, SMA 1 memilih tameng berbentuk oval dengan ujung lancip. Kirihara mengarahkan ujung lancip dari tameng itu pada Leo dan melesat ke arah pemuda itu.

Leo menurunkan beban tubuhnya ke arah tengah arena dan menerima serangan Kirihara. Leo berhasil bertahan dari serangan itu tanpa bergerak sedikitpun dari tempatnya berdiri dan para penonton berpikir jika hal itu luar biasa, akan tetapi Kirihara yang juga berhasil mempertahankan keseimbangannya bahkan setelah terpental juga sama hebatnya.

Mereka berdua berhenti. Tomitsuka yang mengincar celah itu pun mulai menyerang Leo.

Tomitsuka menghindari Sawaki yang selalu dia kawal dan langsung meluncur ke sebelah Kirihara. berbeda dengan tameng Kirihara yang memiliki 1 pegangan dan dipasang di tangan kanannya, tameng Tomitsuka memiliki 2 pegangan agar dia bisa menggunakannya dengan kedua tangannya. Tomitsuka mempersiapkan tamengnya dan menusukkan ujung lancip tameng itu ke arah Leo.

“Ahh!?”

Tapi, saat Tomitsuka hampir mengenai Leo, angin tiba-tiba berhembus ke arahnya. Ternyata saat Tomitsuka sedang bersiap di sebelah Kirihara, Sawaki juga sudah bersiap di sebelah kiri Leo. Sawaki—dengan tameng yang terpasang di tangan kirinya—pun melayangkan pukulan tangan kanannya ke arah Tomitsuka.

Tekanan udara dalam paru-paru yang disebabkan oleh kecepatan pukulan tangan adalah kemampuan spesial milik Sawaki. Mantra ini bekerja dengan cara melapisi tangannya dengan lapisan udara yang tebal. memang tidak ada penambahan berat apapun di sana, tapi area di sekitar tangannya mulai mengembang. Kemudian Sawaki akan menggunakan pukulan yang sudah dipercepat dengan sihir untuk menjatuhkan lawan dengan lapisan udara yang dia hempaskan. Peraturan dalam Shields Down memang melarang serangan langsung pada lawan selain menggunakan tameng. Beberapa serangan yang dilarang itu adalah serangan yang melibatkan mantra tipe air atau tanah dan benda padat lainnya—tapi tidak ada peraturan yang melarang gas digunakan sebagai senjata.

Tubuh kecil Tomitsuka pun terhuyung. Dia berhasil bertahan dan tidak terjatuh keluar ring. Tapi karena dia tidak punya cara untuk melakukan pertarungan jarak jauh, dia bisa diatasi dengan lebih efektif. Kirihara yang sedang beradu tameng dengan Leo melihat keadaan partnernya. Dia langsung menggerakkan tangan kirinya yang kosong ke arah CAD yang terpasang di tangan kanannya.

Ada sebuah trik yang bisa dia lakukan untuk keluar dari situasi 2 vs 1 ini. Mantra yang dia persiapkan untuk menghancurkan tameng Leo adalah mantra High-frequency Blade yang menggunakan tamengnya sebagai medium. Dia mengaktifkan High-Speed Vibration dan Self-Destruction Prevention di tamengnya.

Getaran itu menyebar ke tameng Leo melalui kontak yang terjadi diantara tameng keduanya, dan kemudian…

“Guh!?”

Tameng Kirihara hancur sebagian. Dia tidak sengaja mengerang kaget, tapi tidak ada yang menyalahkannya. Jika tamengnya rusak karena efek getaran yang dia keluarkan, itu artinya Hardening Spell milik Leo sudah mengalahkan Self-Destruction Prevention Spell miliknya.

Kirihara berdiri diam, dan kali ini Leo lah yang menyerang Kirihara. tameng yang sudah dia perkuat dengan mantra pengeras berhasil membelah tameng Kirihara menjadi 2 bagian.

 

Hattori menghela nafas sekali lagi saat melihat hasil latih tanding di depannya. Dia menggelengkan kepalanya beberapa kali dan kemudian berkata pada Tatsuya dengan nada segan.

“Shiba… apa Keputusan untuk tidak menunjuk Chiba dan Saijo sebagai perwakilan kita sudah benar?”

Mereka sudah membicarakan hal ini selama proses pemilihan peserta berlangsung, tapi Tatsuya lah yang menyatakan ketidaksetujuannya pada pemilihan mereka berdua.

“Jika bukan karena pembatasan area serangan, perwakilan kita juga cukup kuat.”

“Menurutmu mereka tidak bisa menang dengan peraturan Shields Down yang sekarang? Kau sudah mengatakannya saat proses seleksi, tapi karena sekarang kita sudah melihat aksi mereka di arena…”

“Chikura-senpai dan Kirihara-senpai hanya tidak terbiasa bertarung dengan peraturan yang berlaku dalam Shields Down ini. Minami?”

Setelah mementahkan kata-kata Hattori, Tatsuya memanggil Minami yang sedang melihat pertandingan di arena perempuan.

“Ya, Tatsuya-oniisama?”

Minami hampir berlari ke arahnya, tapi Tatsuya menghentikannya dengan satu tangan dan berjalan ke arah arena perempuan. Di sebelah Minami berdiri partner gandanya yang sekarang memasang wajah serius.

“Erika?”

“Apa?”

“Erika, bisakah kau menjadi lawan tanding Minami?”

“Untuk pertandingan tunggal?”

“Ya.”

“Hmmm… baiklah.”

Setelah Erika selesai memperhatikan Minami, dia mengangguk dan langsung berjalan ke arah arena.

“Minami?”

Tatsuya kembali memanggil Minami yang sedang berjalan menuju ring. Minami merasa bingung, tapi dia tetap memenuhi panggilan Tatsuya, setelah itu pemuda itu membisikkan sesuatu di telinga Minami.

Saat Erika melihatnya, ujung mulutnya pun terangkat dan membentuk sebuah seringaian.

“Maaf sudah membuatmu menunggu, Chiba-senpai. Aku siap kapanpun kau siap.”

“Aku tidak sabar melihat strategi apa yang dibisikkan Tatsuya-kun padamu.” Timpal Erika dengan senyuman mengerikan.

“Berisap!”

Kompetisi 9 sekolah biasanya tidak menyediakan juri di dalam arena. Shields and Down juga bukan pengecualian, karena itu Tatsuya meniup peluit sebagai ganti bel tanda pertandingan dimulai.

Erika langsung menyerang Minami. Dia tidak melakukan gerakan tipuan apapun dan itu bukan karena dia meremehkan Minami. Erika tidak bisa menahan rasa ingin tahunya pada rencana yang mungkin sudah diberikan Tatsuya kepada gadis itu.

Saat Erika berlari ke arahnya, Minami langsung menggunakan CAD nya dengan wajah tenang. Seketika, tubuh Erika berhenti bergerak selama beberapa saat. Hal itu bisa terjadi hanya saat inersia yang dia aplikasikan pada tubuhnya berhasil dinetralkan, tapi berhenti tiba-tiba bukanlah sesuatu yang bisa dilakukan Erika secara sengaja.

Minami mengaktifkan sebuah barrier anti objek dan menyerang tameng Erika dengan menggunakannya. Erika sama sekali tidak merasakan gaya tolak balik karena inersia target telah diminimalisir. Tapi hal yang sama juga terjadi pada Minami. Meski dia tidak menerima efek apapun dari serangan lawan, Minami langsung mempersiapkan mantra selanjutnya.

Tubuh Erika melayang di udara. Dia tidak melompat, dia hanya terjebak di barrier diagonal yang dibuat oleh Minami. Gravitasi masih bekerja dengan baik meski inersia tubuhnya sudah dihentikan, itu artinya Erika masih bisa menempelkan kakinya di lantai arena. Tapi sekarang, karena dia tidak bisa menyentuh lantai, dia tidak memiliki cara apapun untuk melawan.

“Hei…!”

Erika mencoba menonaktifkan mantra penetral itu, tapi dengan kemampuannya saat ini dia tidak bisa merubah kondisi mantra Minami saat ini juga. Kemudian, jika Erika ingin memaksimalkan inersianya sekarang, dia hanya akan bisa melakukan gerakan yang sama berulang kali. Sebagai hasilnya, barrier milik Minami yang terus meluas pun membawa tubuh Erika keluar arena seperti sebuah bulu yang ringan.

Chapter 2-5     Daftar Isi     Chapter 3-2


Komentar

Postingan Populer