Mahouka Vol.13 Chapter 2 Part 4
Disclaimer: Novel bukan punya saya
Tanggal 5 Juli saat makan siang, 3
hari setelah peraturan baru kompetisi Sembilan sekolah disebarkan ke seluruh
SMA sihir.
Tatsuya sedang melihat daftar siswa
SMA 1 di ruang osis.
Bukannya dia tidak merasa jika masalah
uji coba itu tidak penting, tapi persiapan umum
untuk kompetisi Sembilan sekolah lebih mendesak. Tatsuya hanya memilih untuk
menyerahkan urusan investigasi pada
Yakumo selama hari kerja dan mendedikasikan waktunya untuk mengurus masalah
yang ada di sekolahnya.
Dokumen yang sedang dia dan Hattori
(ketua federasi klub) lihat adalah rangkuman dari nilai ujian praktik yang akan
mereka gunakan untuk memilih para atlet. Mereka menggunakan data itu dengan asumsi jika pertandingan tahun ini sama
dengan tahun lalu. Data itu berisi data ujian praktik yang komprehensif
sehingga sangat berguna untuk memilih peserta di pertandingan yang baru.
Sambil menggigit sandwichnya, Tatsuya
membaca isi dari dokumen yang sudah ditata dalam bentuk kartu. Dia menggunakan
satu tangan di keyboardnya sambil menandai kandidat mana saja yang bisa dia
pilih.
Kebetulan, sandwich yang sedang dia
makan adalah buatan Pixie, sama seperti sandwich yang dinikmati oleh anggota
osis yang lain. Miyuki dan Honoka akan berhenti bekerja sejenak agar bisa makan
dengan lebih sopan, tapi Azusa tetap memakan sandwichnya sambil terus menekan
tombol keyboardnya hingga mengundang deheman pelan dari Izumi.
Hattori adalah orang pertama yang
berbicara, “Kurasa kita bisa membiarkan peserta dari Pillars Break, Mirage Bat,
dan Monolith Code dan hanya menyesuaikan dengan peraturan baru. Bagaimana
pendapat kalian?”
“Kita mungkin bisa melakukan itu, tapi
kita harus membagi mereka menjadi peserta tunggal dan ganda di pertandingan
Pillars Break utama.” ucap Tatsuya.
“Untuk peserta perempuan, Tidak
bisakah kita mengajukan Shiba-san di pertandingan solo lalu Chiyoda-san dan
Kitayama-san di pertandingan ganda?” Hattori mengajukan idenya.
“Kalau begitu bagaimana dengan peserta
laki-laki?”
“Tidak ada banyak perbedaan kemampuan
diantara peserta laki-laki. Kita mungkin harus mencoba memasangkan mereka dan
menilai kecocokan mereka.”
“Aku setuju.”
Untuk Rower and Gunner, kurasa kita
bisa memilihnya dari daftar peserta Speed Shooting dan Battle Board, tapi…”
“Kita mungkin bisa memilih pasangan
ganda dengan mudah, tapi peserta tunggal harus memiliki kemampuan multicasting
yang cukup tinggi. Kurasa kita juga harus memikirkannya dengan hati-hati.”
“Aku mengerti. Kalau begitu mana yang
harus kita prioritaskan… kemampuan menembak atau mengendarai perahu?”
“Kita bisa menganggap jika perahu yang
akan digunakan lebih stabil daripada papan seluncur di Battle Board, jadi
kurasa sebaiknya kita lebih berkonsentrasi pada kemampuan menembak.”
“Kalau begitu, klub yang harus kita
hubungi adalah SS board, biathlon, berburu, dan…”
Seleksi ulang para peserta adalah
tujuan dari rapat kali ini, dan pembicaraan mereka berjalan lancar, terlebih
antara Hattori dan Tatsuya.
—
Sepulang sekolah, Tatsuya pergi ke
gedung olahraga kecil nomor 2. Bukan karena dia ingin membolos dari
pekerjaannya di osis, tapi ini adalah bagian dari persiapan kompetisi.
Gedung olahraga kecil ini dipenuhi
dengan matras bersih di depan pintu yang akan membersihkan sol sepatu secara
otomatis, jadi sebenarnya tidak masalah meski Tatsuya tidak melepas sepatunya
saat masuk ke dalam sana. Meski begitu Tatsuya tetap melepas sepatunya sebelum
masuk ke tempat yang disebut sebagai arena, dimana lantainya terbuat dari papan
kayu.
Meski ujian sekolah sudah di depan
mata, suara dari para anggota klub yang saling beradu shinai masih terdengar
sangat jelas. Karena mereka semua menggunakan penutup kepala, Tatsuya hanya
bisa mengamati pergerakan mereka untuk menemukan orang yang sedang dia cari.
Orang yang sedang dia cari sedang
duduk bersandar di dinding. Dia melepaskan pelindung kepalanya karena sedang
beristirahat. Akan tetapi, dia tetap menjaga postur tubuhnya meski sedang
beristirahat dan hal itu cukup menarik untuk Tatsuya.
“Erika.”
“Oh, Tatsuya, ya? Kau hampir tidak
pernah datang untuk melihat-lihat.”
Saat Tatsuya mengangkat tangannya
untuk memberi tanda pada Erika dan kemudian berjalan ke arah dinding, gadis
berambut merah itu terlihat sedikit terkejut. Seperti yang dia katakan, ini
adalah kali pertama Tatsuya datang ke tempat untuk melihat latihan klub kendo
setelah menjadi wakil ketua osis.
Erika sebenarnya bukan anggota klub
kendo, dia adalah anggota dari klub tenis. Bisa dibilang, gadis itu adalah
anggota bebas dari klub kendo. Klub tenis tidak terlalu aktif, jadi mereka
tidak akan memarahi Erika saat dia tidak datang untuk kegiatan klub.
Erika merasa jika hal itu sangat
menguntungkan baginya, karena itu kadang-kadang dia akan mengunjungi klub kendo
untuk membantu… bukan karena dia harus melakukannya, semua ini dia lakukan
karena Sayaka selalu memintanya untuk datang.
Tatsuya juga mengetahui soal itu. Tapi
dia tidak tahu jika hari ini adalah hari dimana Erika akan berkunjung ke sini.
Tatsuya sudah pergi ke klub tenis sebelum datang ke gedung olahraga ini. Bisa
dibilang, Tatsuya sudah membuang waktunya, tapi itu bukan tanggung jawab Erika,
karena itu dia tidak mengatakan apa-apa.
“Apa kau butuh sesuatu?” tanya Erika
basa-basi. Dia tidak tahu jika Tatsuya memang sedang mencarinya.
“Ya. Aku datang untuk minta tolong
padamu.”
Saat Tatsuya duduk dan mengatakan hal
itu kepadanya, Erika pun menunjukkan muka kosong tanpa pertahanan. Itu adalah
tipe wajah yang bisa disebut wajah bodoh.
Untungnya, karena Erika memiliki wajah yang cantik, ekspresi bodoh itu sama
sekali tidak berpengaruh besar pada pesonanya.
“Huh? Mendadak sekali, ada apa? Kau
tidak pernah minta tolong kepadaku…”
Erika tidak bisa menyembunyikan
tatapan waspadanya. Dia merasa agak ragu karena sudah mengetahui sebagian kecil
dari sifat asli Tatsuya.
“Sebenarnya bukan aku yang minta
tolong, tapi osis.”
Kali ini sepertinya Erika terlalu jauh
memikirkannya.
“Apa yang mereka mau?”
Tatapan Erika kembali seperti biasa
setelah mendengarkan penjelasan Tatsuya. Rasa curiga yang dia rasakan memang
normal, memangnya apa yang mereka inginkan darinya?
Tentu Tatsuya tidak punya alasan untuk
merahasiakannya, jadi dia memberikan jawaban jujur. “Kami ingin minta tolong
padamu untuk menjadi lawan tanding bagi peserta Shields Down di kompetisi
mendatang.”
“Oh, kelihatannya itu pertandingan
yang menyenangkan. Tunggu, apa tidak apa-apa jika aku aku menjadi lawan tanding
mereka?”
Erika menyadari jika kemampuan
sihirnya tidak terlalu tinggi. Dia tidak yakin jika dia akan menjadi lawan yang
layak, begitu juga dengan lawan tanding.
“Ya, aku sangat menghargai bantuanmu.”
Tapi Tatsuya tidak pernah meragukan
kemampuan Erika. Gadis itu pun memalingkan wajahnya dari Tatsuya karena merasa
malu.
“... Jika kau memaksa, kurasa aku akan
menerimanya.”
Erika sengaja mengatakannya dengan
nada sengak untuk menutupi rasa malunya.
“Terima kasih.”
Tatsuya tidak pernah tidak terlihat
serius dan Erika merasa jika pemuda itu sengaja melakukannya. ‘Apa dia mempermainkanku?’ gumamnya pada
dirinya sendiri… Tapi Erika sadar jika pertanyaannya sama sekali tidak benar.
—
Setelah mengganti baju, Erika
melakukan permintaan Tatsuya dan langsung pergi ke ruang rapat di lantai satu
gedung persiapan.
“Apa yang kau lakukan di sini?”
Di sana Erika melihat wajah seorang teman sekelas—dan bertanya tanpa
pikir panjang. Jika yang ada di tempat ini hanya ada dia dan pemuda itu,
mungkin pertanyaan itu akan terdengar biasa saja, tapi sayang ada banyak orang
yang berkumpul di tempat ini, bahkan beberapa dari mereka adalah kakak kelas
yang tidak Erika kenal.
‘Sial…
aku tidak sengaja mengatakannya. Apa yang harus kulakukan?’
Erika melihat ke sekeliling dan dia
melihat jika para kakak kelas itu juga menunjukkan wajah terkejut.
“Oh, diamlah. Tatsuya juga memanggilku
kemari.”
Tapi untungnya suasana aneh yang
disebabkan Erika tidak menyebar ke seluruh ruangan dan langsung menghilang
berkat jawaban dari Leo. Meski begitu tidak ada yang tahu apakah Leo sengaja
tidak memperhatikan suasana canggung itu atau mungkin dia memang tidak bisa
merasakannya.
“Erika, Leo.”
Tatsuya menegur mereka berdua karena
sudah membuat suasana menjadi sedikit canggung. Saat mereka berdua menutup
mulutnya, Tatsuya pun mengenalkan Erika pada para peserta Shields Down.
“Shiba, kau ingin aku berpasangan
dengan Saijou untuk latihan, kan?”
Sawaki, peserta Shields Down tunggal
pria bertanya pada Tatsuya. Respon setelah itu datang dari seorang senior
dengan nama Tomoko Chikura yang terpilih menjadi peserta tunggal wanita.
“Benar.”
Shields Down adalah pertarungan jarak
dekat, tapi mereka hanya punya 3 siswa dan 3 siswi. 2 orang untuk pertandingan
solo, dan 4 lainnya dalam pertandingan ganda. Masing-masing dari mereka bisa
berlatih bersama-sama, tapi jika begitu mereka kekurangan 2 orang untuk
berlatih 2 lawan 2. Karena itu Erika dan Leo dipilih sebagai lawan tanding
mereka.
“Kalian akan menjadi lawan tanding
peserta solo juga.”
Sebagai tambahan, osis juga
merencanakan rotasi 3 orang dengan keduanya.
“Mm. Yah, karena rekomendasi ini
langsung datang dari Shiba… Saijou, mohon kerjasamanya!”
“... Baiklah.”
“Chiba-san, tolong jangan terlalu
keras padaku.”
“Kau juga.”
Tatsuya sudah menjelaskan hal ini pada
keduanya, tapi Leo… yang harus melawan Sawaki berharap jika murid terkuat SMA 1
itu tidak terlalu keras saat melawannya.
Komentar
Posting Komentar