Mahouka Vol. 14 Chapter 1 Part 7

 Disclaimer: Novel ini bukan punya sayaa


7.30 PM. Biasanya di jam ini semua orang masih duduk di meja makan untuk menikmati makan malam. Tapi hari ini, meski jam masih menunjukkan waktu 7:25, Tatsuya sudah berjalan menuju kamarnya. Dan sekarang, dia sedang menelpon seorang wanita dengan menggunakan telepon voice-only dengan keamanan yang diperkuat.

“Halo? Tatsuya? Ini Fujibayashi.”

Telepon itu melewatkan semua sumber yang biasanya digunakan untuk memproses enkripsi video call normal, dan malah melakukan proses encoding level tinggi dengan kecepatan yang tidak akan menghalangi percakapan dari kedua belah pihak.

“Dengan Shiba di sini, bu. Maaf saya menelpon malam-malam.”

Alasan Tatsuya memotong waktu santainya bersama dengan Miyuki adalah karena dia sudah membuat rencana untuk menelpon Fujibayashi malam ini.

Jarang sekali melihatmu menelponku duluan. Apa ada masalah? Apa ada sesuatu yang tiba-tiba muncul?”

“Ya, ada sesuatu yang membutuhkan respon cepat. Sesuatu yang sangat penting.”

Jawaban Tatsuya yang terdengar berputar-putar membuat Fujibayashi terdiam sejenak.

“Entah kenapa.... Aku tidak terlalu ingin mendengar apa yang ingin kau ucapkan.”

“Saya saya bisa, saya juga tidak ingin mengatakannya pada anda, bu.”

“....”

Fujibayashi tetap diam untuk membuat Tatsuya melanjutkan perkataannya. Tatsuya yang menangkap maksud Fujibayashi pun berkata.

“Saya ingin meminta bantuan dari JenderalKudou.”

Meski Tatsuya berkata jika dia tidak mau mengatakannya, dia tetap menyampaikan permintaannya dengan sangat lancar.

“.... Kau ingin minta bantuan kakekku?”

“Ya, bu. Saya tidak mengajukan permintaan ini pada Letnan kedua Fujibayashi—ajudan dari BatalyonSihir Independen, melainkan pada putri dari keluarga Fujibayashi dan cucu dari JenderalKudou. Saya ingin anda menyiapkan lokasi untuk pertemuan tertutup dengan yang mulai jendral.”

“Pribadi.... Apa ini berhubungan dengan ‘pekerjaan’mu dengan keluarga Yotsuba?”

Tatsuya tidak mengatakan apa-apa, dan Fujibayashi menganggapnya sebagai tanda persetujuan.

“Sepertinya aku tidak punya pilihan untuk menolak. Tidak setelah apa yang terjadi bulan lalu.”

“Sepertinya memang begitu.”

Fujibayashi agak kaget ketika mendengar respon dari Tatsuya. Meski dia yang mengangkat topik itu terlebih dahulu, dia tetap merasa agak kaget ketika Tatsuya mengiyakannya dengan mudah.

Fujibayashi terdiam selama beberapa detik dan merasa tidak yakin apa yang harus dia katakan kepada pemuda yang lebih muda itu.

Tatsuya kemudian berkata, “Saya tidak bermaksud membuat permintaan yang tidak mungkin, bu. Sebaliknya, saya yakin Jenderalakan memberikan bantuannya dengan senang hati.”

“Bolehkan aku bertanya ‘pekerjaan’ apa ini?”

“Saya mendapat perintah untuk menangkap immortalist yang melarikan diri dari Chinatown, Yokohama.”

“.... Ah. Kalau begitu aku mengerti kenapa keluarga Yotsuba ingin meminjam kekuatan kakek.”

Tatsuya bisa merasakan jika kekhawatiran yang dirasakan oleh Fujibayashi mulai menurun.

“Anda sepertinya tahu kesulitan yang dialami oleh Yotsuba.”

Bukan Yotsuba yang ingin meminta bantuan dari Kudou Retsu—ini adalah permintaan pribadi dari Tatsuya. Meski begitu, Tatsuya tidak ingin meluruskan kesalahpahaman itu. Percakapan sepertinya akan segera selesai dan Tatsuya tidak ingin membocorkan informasi yang mungkin bisa membuat situasi menjadi lebih rumit.

“Jujur saja, JDF juga mengalami kesulitan.jika kau ingin menangkapnya, lenan Fujibayashi akan sangat terbantu.”

Fujibayashi sengaja menyebut pangkatnya sebagai bentuk balas dendam kecil atas sikap Tatsuya beberapa saat yang lalu, tapi hal itu sama sekali tidak mengganggu si pemuda.

Fujibayashi mungkin juga sadar jika ucapannya tidak menimbulkan efek berarti. Dia berdehem pelan dan kemudian berkata dengan nada sopan.

“Baiklah. Aku akan menanyakan jadwal kakekku terlebih dahulu.Jawabannya akan kuririm menggunakan e-mail. Apa itu sudah cukup?”

“Silahkan. Untuk enkripsinya, tolong gunakan enkripsi milik BatalyonSihir Independen saja.”

Tatsuya memilih saluran itu karena mempertimbangkan keamanan informasi. Akan tetapi Fujibayashi merasa curiga—berpikir jika Tatsuya sedang mencoba mengulik siapa yang mengirimkan e-mail tanpa nama padanya bulan lalu.

“... Baiklah.” Ucap Fujibayashi sebelum dia memutuskan sambungan. Ekspresi terakhir yang ditunjukkan wanita itu membuat Tatsuya berpikir apa dia sudah tidak sengaja membuatnya marah.

 

Tatsuya yang merasa haus setelah melakukan panggilan pun berjalan menuju dapur. Di sana, dia menemukan sang adik yang sedang minum teh sendirian.

“Oniisama, apa kau mau minum?” tanya Miyuki yang langsung berdiri ketika melihat sang kakak ada di depan meja makan.

“Ya, aku agak haus.” Jawab Tatsuya. Dia juga tidak menanyakan keberadaan Minami yang entah sedang belajar, membersihkan rumah, mandi, atau sebagainya. Lagipula Tatsuya tidak membutuhkan apa-apa dari pelayan itu.

“Aku akan segera menyiapkan sesuatu.”

Tatsuya sebenarnya tidak keberatan meski sang adik hanya memberikan air putih kepadanya, tapi dia tidak menolak tawaran Miyuki dan membuat sang adik sedih.

“Tolong tunggu sebentar di ruang keluarga.”

Tatsuya menganggukkan kepalanya dan kemudian berjalan menuju sofa yang biasa dia duduki.

 

Tidak sampai lima menit kemudian, Miyuki muncul sambil membawa dua gelas es teh susu di atas sebuah nampan. Tatsuya awalnya berpikir jika dia akan minum teh panas setelah melihat minuman sang adik di dapur, tapi sepertinya Miyuki memutuskan untuk membuat minuman baru untuk mereka berdua.

Miyuki meletakkan gelas beserta tatakannya di atas meja yang ada di depannya dengan lembut. Satu di depan Tatsuya dan satu lagi di sebelahnya. Setelah itu Miyuki duduk di samping sang kakak seakan itu adalah hal yang sudah lumrah terjadi.

Kali ini Tatsuya duduk di sofa single, karena itu mereka berdua tidak bisa duduk menempel satu dengan yang lain seperti biasanya. Meski begitu Miyuki tidak terlihat sedih. Dia tersenyum manis sambil menyeruput es teh susu yang sudah dia buat. Tatsuya yang duduk di kursi sebelah juga melakukan hal yang sama.

Miyuki berhenti minum dan meletakkan gelasnya di atas meja. Setelah itu dia menatap wajah sang kakak.

Tatsuya yang menyadari tatapan Miyuki langsung meletakkan gelasnya dan balik menatapnya.

“Telepon yang tadi... Apa itu ada hubungannya dengan apa yang kita bicarakan kemarin?”

Saat Tatsuya akan masuk ke dalam kamar, dia sudah memberitahu Miyuki jika dia akan menelpon seseorang—tapi Tatsuya tidak memberitahu tujuan dia melakukan panggilan itu. Walaupun begitu, sepertinya Miyuki sudah tahu alasannya. Setelah pembicaraan kemarin, melakukan beberapa deduksi pasti tidak terlalu sulit untuk sang adik, dan Tatsuya merasa bangga akan hal itu.

“Itu benar.”

“Boleh aku bertanya siapa yang ditelepon oniisama?”

Tatsuya merasa sedikit ragu, tapi dia akhirnya menjawab dengan jujur. “Letnan kedua Fujibayashi.”

“.... Oniisama, apakah kau  meminta bantuan dari BatalyonSihir Independen?” tanya Miyuki dengan nada lembut. Tatsuya bisa merasakan kekhawatiran sang adik mengenai intervensi pihak militer dalam masalah Yotsuba. Tapi, itulah alasan kenapa dia menelpon Fujibayashi dan bukan mayor Kazama.

“Tidak begitu. Aku minta tolong pada Fujibayashi-san untuk berperan sebagai perantara antara aku dan JenderalKudou.”

“Tapi, bukankah itu berbahaya? Bukannya semua komunikasi oniisama dengan semua anggota Batalyonsudah disadap?”

Di zaman ini semua prajurit diberikan kebebasan dalam hal komunikasi pribadi. Namun demikian, teknologi untuk bertukar data gelombang ultrasonik terkompresi tinggi dengan menggunakan perangkat telepon suara dan video baru ditemukan 50 tahun yang lalu. Agar sebuah perangkat dapat melakukan proses tersebut, perangkat harus tersambung pada fasilitas yang memiliki sistem sensor yang bisa mencegah kebocoran informasi. Pihak berwenang berkata jika sensor dilakukan untuk menghilangkan semua gelombang suara yang tidak termasuk ke dalam jangkauan pendengaran, meski begitu pihak pengirim dan penerima harus tetap memasang hardware yang bisa menerima dan memeriksa gelombang suara yang dikirimkan secara dua arah. Tidak ada orang yang bisa menyangkal jika tidak ada fungsi lain yang mungkin sudah ditambahkan ke dalam sistem tersebut. Tatsuya juga begitu, dia sudah sangat berhati-hati dalam melakukan panggilan setelah memperhitungkan semua kemungkinan yang ada.

“Kurasa tidak apa-apa. Aku menelepon letnan dengan nomor pribadi. Aku tidak yakin Echelon III akan menguping pembicaraan pribadi dari Electron Sorceress. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan.” Jelas Tatsuya.

Sayangnya, ada satu poin yang menunjukkan fakta bahwa Tatsuya tidak mempelajari kesalahan yang sudah dia buat di masa lalu.

“... Oh, nomor pribadi Fujibayashi-san. Aku mengerti.”

Saat Tatsuya sadar akan kesalahannya, semuanya sudah terlambat. Padahal dia baru saja bersusah payah mengembalikan mood sang adik setelah kejadian serupa di bulan April kemarin.

“Ngomong-ngomong, oniisama, darimana kau mendapatkan nomor itu?”

Ekspresi wajah dan nada suara Miyuki saat ini mengingatkan Tatsuya pada insiden pembajakan ruang klub penyiaran yang terjadi sebelum penyerangan Blanche. Saat itu kemarahan Miyuki hampir mencapai puncak, tapi untung Tatsuya bisa meredamnya. Kalau sekarang...

‘Bagaimana aku bisa menjelaskan ini padanya?’

Jujur saja, Tatsuya sama sekali tidak perlu merasa bersalah. Alasannya mudah, nomor pribadi yang dia miliki bukan milik Fujibayashi saja. Tatsuya juga punya nomor pribadi mayor Kazama, Sanada, dan bahkan Yamanaka. Meski begitu Tatsuya tidak yakin Miyuki akan menerima alasan seperti itu. Adiknya itu mungkin akan berpura-pura menerima, tapi dia pasti akan terus memikirkannya selama beberapa hari kedepan.

Karena itulah Tatsuya membuat kesimpulan.

Kali ini, membujuk Miyuki tidak akan semudah biasanya.

 

Chapter 1-6     Daftar Isi     Chapter 1-8


Komentar

Postingan Populer