ORV Chapter 277: Episode 52. ■■ (2)
Disclaimer: Novel ini bukan punya saya
Apa ■■ ku?
Aku tahu Mass Production Maker akan menanyakannya. “Apa kau penasaran?”
“Apa ada orang yang tidak penasaran soal itu?”
Mass Production Maker tertawa dan beberapa konstelasi ikut
tertawa bersamanya. Atmosfer di aula mulai berubah, semua companion ku yang
tadinya tidak memperhatikan sekarang mulai menatapku.
“Kenapa mereka tiba-tiba…?”
“Shhh.”
Lee Hyunsung ingin bertanya, tapi Jung Heewon
menghentikannya.
Aku mengedarkan pandangan ke arah mereka dan merasa sedikit
kaget ketika tahu mereka sedang memperhatikanku.
■■…
Ada banyak nama untuk menyebutnya dalam novel Cara Bertahan
Hidup. Misalnya, raja dokkaebi berkata seperti ini.
< “The end of every story and the beginning.” >
Tapi, Yoo Joonghyuk berkata seperti ini…
< “The damn Star Stream.” >
Lee Hyunsung menggambarkannya sebagai ‘whole region’,
sedangkan Yoo Sangah menyebutnya sebagai ‘old design’, dan bagi Lee Jihye itu
adalah ‘graduation’. Anehnya, interpretasi mereka mengenai ■■ tidak salah sama sekali.
Mass Production Maker bertanya, “Semua yang mendapatkan
kualifikasi menuju akhir pasti memiliki nama ‘akhir’ yang berbeda. Apa kau
tahu?”
“Tentu saja karena semua cerita berbeda-beda.”
Awalnya tidak ada kata yang bisa digunakan untuk menyebutkan
■■ dengan benar. Akan
tetapi, fakta bahwa filter sudah dinonaktifkan berarti aku juga bisa
‘membaca’nya. Mungkin para konstelasi yang menerima skenario tersembunyi
seperti ini juga berada di posisi yang sama denganku.
+
[Skenario
tersembunyi – ‘A Single Story’.]
Kategori:
Tersembunyi.
Tingkat kesulitan:
???
Syarat
menyelesaikan: Selesaikan satu cerita untuk mencapai XX.
Batas waktu: –
Kompensasi: ???
Gagal: ???
*Saat ini kau
sudah menyelesaikan bagian ‘
*Lihat bagian
tambahan skenario untuk deskripsi yang lebih lengkap.
+
Skenario tersembunyi ‘A Single Story’. Skenario ini
diberikan kepada mereka yang berhasil mendapatkan kualifikasi mencapai akhir.
Di galaksi yang ada jauh dari Star Stream, kami akan pergi melewati banyak
cerita dan menyelesaikan satu cerita ‘sempurna’.
Cerita legenda, cerita mitos, dan bahkan cerita raksasa yang
kudapatkan hingga detik ini hanyalah sebuah perjalanan menuju ‘satu cerita’
itu. Mass Production Maker di depanku dan Persephone yang ada di tengah aula
pasti juga menerima skenario ini. Tentu tujuan akhir mereka berbeda denganku.
{Baat!}
Biyoo menutup channel sebelum aku memintanya. Mungkin Biyoo
sadar jika apa yang akan kukatakan sangat penting untukku. Ada banyak pesan
protes yang muncul di udara dan Mass Production Maker berkata dengan nada
berat.
“■■ ku
adalah ‘dried up’.”
Aku agak kaget karena berpikir jika Mass Production maker
tidak akan menunjukkan kartunya semudah itu. Persephone tiba-tiba berkata, “■■ milikku adalah ‘death’.”
Dried up dan death. Dua kata yang bisa digunakan sebagai
simbolisasi ‘akhir’ atau hal lainnya. Itu adalah akhir paradoks untuk Mass
Production Maker yang suka membuat sesuatu dan bagi Persephone yang menguasai
dunia kematian.
Karena mereka berdua sudah menunjukkan kartu mereka, aku
tidak bisa mundur lagi. “Semuanya, tolong bersumpah demi modifier kalian
masing-masing. Kalian tidak boleh menceritakan apapun yang kalian dengar
disini.”
Para konstelasi saling bertukar pandang.
“Baiklah…”
“Hm, ada apa ini? Kenapa kami harus sebegitunya…”
“Seberapa hebat ■■
mu hingga kami harus bersumpah?”
Aku tidak menjawab pertanyaan-pertanyaan itu dan hanya
tersenyum. Beberapa saat kemudian para konstelasi langsung bereaksi.
“Mungkinkah…?”
Sepertinya mereka memiliki pemikiran yang mirip satu sama
lain. Aku menatap mereka satu per satu dan mulai berpikir.
Ya, coba pikirkan. Kalian harus merasa khawatir dan curiga.
Dengan begitu aku bisa mendapatkan gambaran yang kuinginkan.
Ketika pergolakan batin para konstelasi yang sedang mabuk
semakin mencapai puncak, aku membuka mulutku.
***
Han Soooyoung berjalan menyusuri jalan. Di sisi kanan dan
kirinya terlihat reruntuhan kota Seoul. Tidak ada orang yang selamat di jalanan
ini dan dia berjalan seorang diri, karena itu semua tipe delusi mulai masuk ke
dalam otaknya.
Kenapa dia bisa ada disini? Padahal beberapa saat yang lalu
dia sedang bertarung melawan para konstelasi bersama black dragon. Tidak, lebih
tepatnya, Seoul sedang terisolasi. Kalau begitu kenapa…
‘Black dragon?’
Abyssal Black Flame Dragon tidak menjawab panggilannya.
‘Hei, apa ada seseorang disini?’
Han Sooyoung menyusuri jalan di antara reruntuhan kota dan
berteriak. Mayat para monster tergantung di beberapa bangunan terkenal di Gwanghwamun.
Han Sooyoung merinding setiap kali dia berjalan melewati mayat yang berbau
busuk itu. Semua itu adalah mayat monster yang tidak bisa dia kalahkan.
Bagaimana bisa? Apa yang terjadi?”
Tidak ada orang yang bisa menjawab pertanyaannya. Tidak.
Meski ada orang lain disini, Han Sooyoung berharap mereka tidak akan memberikan
jawaban apa-apa padanya. Lagipula, kalaupun ada makhluk hidup disini, mereka
pasti monster menakutkan yang sudah membunuh semua monster yang ada disini.
Jika ini hanya mimpi, kuharap aku segera terbangun….
Han Sooyoung bisa melihat bayangan seseorang di kejauhan.
Bentuk bayangan itu mirip seperti manusia yang sedang mengenakan mantel putih.
Jantungnya berdegup kencang dan perasaannya mulai campur aduk.
‘Kim Dokja!’
Ketika sosok itu berbalik, Han Sooyoung bisa mendengar suara
daging yang ditusuk sesuatu dan tiba-tiba sebuah pedang muncul dari balik
mantel putih itu. Sedetik kemudian, warna mantel itu berubah menjadi merah.
Han Sooyoung berteriak dan dia bangun dari tidurnya.
“Haack, haack…”
Dia mengedipkan mata beberapa kali hingga kesadarannya
kembali.
“Apa…?”
Han Sooyoung merasa sangat kalut. Punggungnya basah dengan
keringat.
[Konstelasi ‘Abyssal Black Flame Dragon’ puas dengan
gumaman mu.]
[Konstelasi ‘Abyssal Black Flame Dragon’ percaya jika kau
memang layak menjadi penerusnya…]
“Diam kau.”
Black dragon suka bicara omong kosong ketika menanggapi
kenyataan di dunia ini. Han Sooyoung menggosok pelipisnya. Kenapa orang itu ada
dalam mimpinya?
Han Sooyoung adalah tipe orang yang selalu lupa mimpi apa
yang dia alami ketika tidur, tapi dia merasa jika mimpinya barusan akan menjadi
kenyataan. Karena alasan itulah dia tidak bisa membiarkannya begitu saja.
Beberapa saat kemudian dia melihat tangannya yang dibalut perban.
“Sialan. Sepertinya belum selesai.”
“Jangan dibuka. Lukamu belum sembuh.”
Han Sooyoung merasa kaget ketika melihat wanita yang berdiri
di dekatnya.
“…. Ibu Kim Dokja?”
“Hanya kau yang memanggilku seperti itu.” Lee Sookyung
menyeka punggung dan dahi Han Sooyoung dengan menggunakan handuk.
Han Sooyoung bertanya, “Kenapa kau tidak pergi ke demon
world?”
“Kalau aku pergi kesana, ekspresi seperti apa yang harus
kutunjukkan?”
“Kim Dokja pasti menyukainya.”
“Dia akan lebih suka kalau kau yang pergi kesana.”
“…. Sepertinya kau tidak mengenal putramu sendiri.”
Han Sooyoung menjulurkan lidahnya. Lee Sookyung tertawa dan
mengganti handuk basah yang dia pedang dengan handuk yang masih kering. Han
Sooyoung mengendus bantal barunya dan berkata,
“Sepertinya sudah selesai.”
“Apa maksudmu?”
“Bencana besar yang dialami Kim Dokja.”
Saat Han Sooyoung melihat black dragon yang terlihat senang,
dia tahu jika skenario yang ada di demon world berjalan dengan lancar. Damage
yang diderita semenanjung Korea juga tidak separah dugaannya. Memang ada
beberapa area yang hancur lebur, tapi warga berhasil dievakuasi.
Mimpi tadi memang membuat Han Sooyoung merasa terganggu,
tapi mimpi hanyalah mimpi…
“Bencana itu belum selesai.”
“…Eh?”
Lee Sookyung membawa sebuah piringan tanpa berkata apa-apa
dan menunjuk Good or Bad Luck, Disaster or Happiness Fortune yang melayang di
atasnya. Han Sooyoung membaca huruf yang muncul di permukaan air itu. Dia tidak
bisa mempercayainya. Karena itu, dia bertanya pada Lee Sookyung untuk membacakan
ramalan itu beberapa kali. Hasilnya selalu sama. Han Sooyoung melihat tangannya
yang dibalut perban dan kemudian berkata, “Tolong hubungi Kim Dokja.”
***
Di malam setelah pesta berakhir, aku duduk sendirian di
ruang kerja. Biasanya ini adalah waktu yang tepat untuk membaca novel Cara
Bertahan Hidup sambil minum segelas coklat panas. Sayang sekali aku tidak bisa
melakukannya.
Aku menatap puing besar yang tergeletak di atas meja. Itu
adalah pecahan dari kereta Surya yang kulawan beberapa saat yang lalu. Aku
menutup mataku dan mencoba menata ingatanku pada saat itu.
Kereta Surya jauh lebih pendek daripada cerita mitosnya.
Terlebih lagi, di gerbong terakhir aku bisa melihat sebuah lubang yang besar,
seakan bagian kereta yang sengaja diputus.
Dengan kata lain, bagian itu tidak ada di kereta aslinya.
Aku membuka mataku dan memeriksa damage yang ada di puing kereta itu. Ada
sesuatu yang memiliki cukup energi untuk memotong kereta Surya yang hampir
tidak bisa dirusak oleh companion dan masterku.
…. Lalu ada juga masalah ‘itu’.
Knock knock knock.
Aku mengangkat kepalaku dan melihat Yoo Sangah yang sedang
berada di pintu ruangan. “Maaf Dokja-ssi. Apa aku mengganggumu?”
“Tidak. Lagipula aku yang memanggilmu kemari.”
Aku menata meja yang ada di depanku dan kemudian mempersilahkan
Yoo Sangah masuk. Wanita itu melihat ke seluruh ruangan dengan waspada dan
duduk di sisi lain meja.
“Apa kau mau teh?”
“Tidak. Terima kasih.”
“Kalau begitu, air putih…?”
“Baiklah.”
Kami saling bertatapan tanpa mengatakan apa-apa. Aku memang
memanggilnya kemari, tapi aku tidak bisa memulai pembicaraan dengan mudah. Yoo
Sangah pasti punya banyak pertanyaan untukku. Karena itu aku berkata, “Tanya
saja.”
“Sebenarnya aku sudah memikirkan Dokja-ssi sejak lama.” Nada
suaranya menunjukkan jika dia sudah menunggu momen ini. “Kenapa kau bisa
mengetahui masa depan yang tidak diketahui orang lain? Bagaimana kau bisa tetap
tenang dalam situasi seperti itu dan bisa menemukan jawaban yang tidak pernah
dipikirkan oleh orang lain?”
“Apa kau menemukan sesuatu?”
“Sepertinya aku bisa mengetahui beberapa hal, tapi orang
lain mungkin hanya merasa seakan ada sesuatu yang salah.”
Mungkin Yoo Sangah sudah mempelajari sikap dan perilaku ku.
Sama seperti dia yang mempelajari bahasa Spanyol, Yoo Sangah juga bisa
mempelajari manusia. Seperti biasanya, dia berhasil mencapai hasil yang lebih
tinggi dari orang lain.
“Bagi Dokja-ssi, apa dunia ini terlihat seperti novel?”
“Kenapa kau berkata seperti itu?”
“Itu karena apa yang katakan di pesta tadi.”
…. Yoo Sangah benar-benar hebat. Hanya itu yang bisa
kukatakan tentangnya.
“I’m heading towards the final chapter.”
Itu adalah jawaban yang kuberikan ketika para konstelasi
bertanya apa ■■ yang
kudapatkan. Final chapter. Akhir dari semua buku yang harus dicapai dengan cara
membalik semua halaman.
Yoo Sangah melanjutkan ucapannya. “Para konstelasi merasa
sangat kaget ketika mendengarnya. Beberapa bahkan terlihat sangat terkejut.”
Ya, tentu saja mereka sangat terkejut. Aku sengaja
mengatakannya dengan niat seperti itu.
“Setelah Dokja-ssi pergi, aku bertanya pada Queen of
Underworld. ‘Kenapa kau sangat terkejut?’”
“Jawaban apa yang dia berikan?”
“Dia berkata jika Dokja-ssi sangat spesial.” Yoo Sangah
meminum air yang ada di atas meja dan melanjutkan “Kudengar semua makhluk
diberikan ■■ yang
berbeda-beda. Sebagai tambahan, kebanyak dari mereka adalah kata-kata yang
sangat personal. Ada banyak ■■ di
dunia ini, tapi aku dengar kata-kata yang menyiratkan ‘akhir’ sangat jarang
ditemui.”
Semua orang yang mendengarnya pasti akan mengerti jika arti ■■ ku adalah ‘akhir’. Itu adalah
kata serbaguna untuk semua makhluk.
“Dan lagi, semua makhluk yang menerima kata yang berhubungan
langsung dengan ‘akhir’ adalah konstelasi agung yang bergabung dengan nebula
seperti Olympus, Vedas, dan Papyrus…. Mereka adalah para dewa yang didukung
nebula kuat.”
“…”
“Dan sekarang…. Dokja-ssi menjadi salah satu dari mereka.”
Yoo Sangah menatapku dengan tatapan yang sulit dijelaskan
seakan matanya menyimpan perasaan yang bahkan tidak bisa dia ketahui.
Aku menjawab, “Itu bagus.”
“…. Bagus?”
“Akhirnya sekarang aku bisa mencoba sesuatu.” Jawabku sambil
tersenyum. Akan tetapi Yoo Sangah tidak tersenyum.
“Setelah kehancuran dunia, kukira Dokja-ssi terlihat lebih
bahagia. Kau tertawa lebih lebar dari orang lain, dan kau terlihat lebih
bersemangat…. Karena itu kau terlihat lebih baik. Ngomong-ngomong…” Yoo Sangah
menundukkan kepalanya. “Dokja-ssi, kenapa kau berpikir jika dunia ini hanya
cerita?”
Yoo Sangah tidak mengenal siapa aku yang sebenarnya. Dia
tidak tahu apa arti ‘cerita’ untukku. Apa arti dunia ini untukku. Aku juga
tidak bisa menjelaskannya pada Yoo Sangah.
“Ah, maaf Dokja-ssi. Aku terlalu lancang…”
Meski begitu, hanya Yoo Sangah yang akan menanyakan hal seperti itu padaku. Hanya dia yang
menyadari sesuatu yang tidak pernah disadari orang lain.
[Skill eksklusif Character List diaktifkan!]
Dia adalah kolega pertama yang kutemui. Bahkan mungkin
sebelum dunia ini tercipta.
[Informasi mengenai orang ini tidak bisa diakses melalui
Character List.]
Aku merasa lega ketika melihat kalimat itu muncul di
depanku.
[Pengumpulan informasi mengenai target sedang dilakukan.]
Ketika aku pertama kali menggunakan Character List pada Yoo
Sangah, aku selalu merasa was-was karena aku tidak bisa membaca informasinya.
Tapi kenapa sekarang perasaan itu berubah 180 derajat?
Aku menghela nafas dan menatap keluar jendela. Langit
terlihat bersih tanpa awan. Ini adalah dunia dimana belum ada yang terjadi.
“Yoo Sangah-ssi, aku ingin bertanya padamu.”
Karena itu, ini adalah waktu yang tepat untuk bersiap.
Chapter 276 Daftar Isi Chapter 278
Komentar
Posting Komentar