ORV Chapter 268: Episode 50 – Dokja’s Story (5)

 Disclaimer: Novel ini bukan punya saya.

 

“Transenden arogan. Omong kosong apa…!”

Yoo Joonghyuk langsung menyerang tanpa menunggu musuhnya selesai bermonolog.

Cemoohan para konstelasi dan perbedaan kekuatan yang sangat amat besar diantara mereka bukan masalah penting untuk Yoo Joonghyuk yang sekarang. Alasannya mudah. Sejak regresi ke-3 dimulai, dia hanya memfokuskan dirinya untuk membunuh semua musuh yang ada di depannya.

Aura yang keluar dari tubuh Yoo Joonghyuk membuat beberapa konstelasi grade sejarah tinggi bergumam sendiri-sendiri. Akan tetapi, mayoritas konstelasi yang ada di sana masih tetap meremehkan Yoo Joonghyuk.

Tidak peduli seberapa kuat Yoo Joonghyuk sebagai transenden, dia tetap seorang manusia biasa. Para konstelasi tidak punya alasan untuk kalah ketika jumlah mereka jauh lebih banyak daripada musuh mereka.

Itulah pikiran terakhir milik General of Vanara.

[Skill eksklusif Giant Body Transformation Lv. 6 diaktifkan!]

Yoo Joonghyuk mengaktifkan Giant Body Transformation untuk memperpendek jaraknya dengan para konstelasi secara instan. Sekilas, Yoo Joonghyuk terlihat melesat cepat seperti sebuah meteor.

Ketika General of Vanara menyadari jika pedang Yoo Joonghyuk sudah terhunus padanya, dia langsung mengangkat pedangnya untuk menangkis serangan. Tapi reaksinya terlambat. Black Demon Sword berhasil memutuskan kepala dan badannya dengan mudah.

“Beraninya kau…!”

Mata General of Vanara membelalak. Dia tetap bisa berbicara dengan suara aslinya meski kepalanya sudah terpisah dari badannya.

Sesaat setelahnya, Yoo Joonghyuk kembali menebas kepala yang melayang itu dengan sangat cepat.

Itu adalah akhir yang sangat menggelikan untuk seorang konstelasi.

Energi sihir yang terkonsentrasi dalam badannya mulai melelehkan darah Yoo Joonghyuk. Itu adalah efek dari mengaktifkan transenden fase 3 hingga titik batasnya. Waktu maksimal yang bisa dia gunakan dalam fase itu hanya 10 menit. Dan dalam 10 menit itu dia harus mengalahkan semua konstelasi yang ada di depannya.

“Selanjutnya.”

Kematian General of Vanara membuat para konstelasi merasa sangat terkejut.

Para konstelasi tidak akan menghilang meski tubuh inkarnasi mereka mati. Akan tetapi, tidak ada konstelasi yang ingin kehilangan tubuh inkarnasi mereka dengan sia-sia. Kematian tubuh inkarnasi yang mereka gunakan bisa memberikan damage permanen untuk tubuh asli mereka.

Semua konstelasi terdiam menyaksikan kematian General of Vanara.

Yoo Joonghyuk menggunakan kesempatan kecil itu untuk melancarkan serangan kedua. Black Demon Sword meninggalkan trayektori ketika ia memotong dan menebas sayap seekor burung raksasa. Thunder Eating Bird berteriak kesakitan. Sedetik kemudian, konstelasi lainnya mulai memberi serangan balasan.

“Kau!!”

Founder of Humanity mengarahkan Primitive Spear miliknya ke arah Yoo Joonghyuk. Serangan yang ingin dilancarkan konstelasi itu bisa merubah inkarnasi biasa menjadi butiran debu dalam sekejap.

Akan tetapi Yoo Joonghyuk menerima serangan itu. Tombak milik Founder of Humanity menyobek otot lengan atasnya dan terus masuk hingga keluar di sisi lain lengannya. Darah mulai mengalir dari mulut Yoo Joonghyuk, tapi dia sama sekali tidak gentar.

[Konsentrasi energi yang berlebihan telah memperluas kategori atributmu!]

[Skill eksklusif Ruler of Amusement diaktifkan!]

Konsentrasi energi milik Yoo Joonghyuk berhasil membangkitkan kekuatan karakter. Semua konstelasi yang datang menyerang langsung berubah menjadi data dan mengalir ke dalam pikiran Yoo Joonghyuk. Di momen itu, dunia sudah menjadi sebuah game di mata Yoo Joonghyuk. Dia berhasil menghindari serangan para konstelasi dengan cukup efisien dan melawan balik dengan menggunakan kekuatan sihirnya.

“Kuuuaack!”

Founder of Humanity berteriak ketika jarinya terkena sabetan Black Demon Sword.

Sesaat kemudian, Black Demon Sword mengeluarkan raungan yang mengerikan, seakan pedang itu memiliki pikirannya sendiri.

Breaking the Sky Swordsmanship.

Destruction skill.

Breaking the Sky Meteor.

Sebuah pedang muncul dari tanah dan melayang ke langit. Pedang itu melesat dengan sangat cepat seakan ingin menusuk langit seperti halilintar yang menyambar. Energi yang keluar dari pedang itu bertabrakan dengan awan hingga menyebabkan timbulnya petir dari balik gumpalan awan. Tidak lama kemudian hujan petir yang mirip dengan meteor turun dari langit malam dan menyerang para konstelasi.

Puluhan bahkan ratusan petir turun dari langit dan menusuk tubuh para konstelasi dan inkarnasi yang ada di bawahnya. Itu adalah serangan yang penuh dengan energi transenden fase 3.

“Kuaaah!”

Yoo Joonghyuk menatap para konstelasi yang berusaha kabur dari serangannya. Semua hal yang dia alami di regresi ke-3 ini mengalir ke dalam kepalanya.

Ini adalah regresi yang singkat. Meski begitu ada banyak hal yang terjadi.

[Cerita ‘One who Inherited the Name of the King’ sedang menangis.]

Banyak cerita mulai berkisah seakan mereka bisa merespon perasaan Yoo Joonghyuk…. Seakan mereka memiliki pikiran dan emosi layaknya manusia. Kebanyakan dari cerita itu adalah cerita-cerita yang berhasil dia kumpulkan sendirian.

[Cerita ‘Person who Opposes the Miracle’ telah dimulai.]

Cerita mengenai returnee.

[Cerita ‘Paradise of Despair’ telah dimulai.]

Cerita yang diperoleh Yoo Joonghyuk setelah dia berhasil bertahan di surga yang telah ditinggalkan.

[Cerita ‘One who Fought Against an Outer God’ telah dimulai.]

Cerita ketika dia melawan outer god.

[Cerita ‘Ruler of the Industrial Complex’ telah dimulai.]

Itu adalah cerita yang harusnya tidak pernah dia dapatkan. Itu adalah cerita yang tidak ada hubungannya dengan situasinya saat ini, tapi itu adalah cerita yang menghubungkannya dengan orang lain. Itu adalah cerita yang tidak bisa dia dapatkan seorang diri.

Cerita-cerita itu mulai menceritakan kisah mereka di saat yang bersamaan. Seakan mereka tidak ingin berakhir di tempat ini. Tiba-tiba Yoo Joonghyuk merasakan sakit yang amat sangat, dan saat dia sadar darah sudah mengalir dari dadanya. Yoo Joonghyuk tidak tahu bagaimana luka itu bisa muncul.

Ada beberapa tubuh inkarnasi yang terkulai di tanah. Supreme God of Light Surya melihatnya dan kemudian berkata.

“Hebat. Kau sudah tidak bisa disebut sebagai manusia, anak muda.”

Cerita Yoo Joonghyuk memancarkan cahaya seakan mereka sedang melawan suara asli milik Surya.

[Cerita ‘One Who Hunted the King of Disasters’ meraung dengan keras.]

Yoo Joonghyuk adalah seorang transenden. Cerita adalah bagian unik yang menyusun kekuatan konstelasi. Namun, memiliki cerita tidak berarti seseorang bisa memiliki kekuatan yang setara dengan para bintang yang ada di langit malam. Meski begitu, cahaya yang keluar dari tubuh Yoo Joonghyuk jauh lebih terang dari cahaya milik para konstelasi yang ada di tempat ini.

Yoo Joonghyuk menatap cerita yang mengalir dari tubuhnya. Ada beberapa cerita yang dia tahu dan beberapa yang dia tidak tahu. Lalu ada juga cerita yang tidak akan pernah bisa dia dapatkan lagi.

[Cerita ‘Life and Death Colleagues’ ingin melanjutkan ceritanya.]

Yoo Joonghyuk langsung melirik Yoo Sangah dan anggota party yang lain. Dia juga melihat Kim Dokja yang sedang digendong oleh Lee Hyunsung.

Yoo Joonghyuk menggenggam Black Demon Sword yang terasa licin di tangannya.

…. Dia tidak boleh mati. Dia tidak boleh mati di tempat ini. Yoo Joonghyuk menggunakan seluruh kekuatannya yang tersisa, dan dengan tangan yang gemetaran dia menghunuskan pedangnya ke arah Surya.

“Sayang sekali. Mau seberapa hebat ceritamu, pada akhirnya itu hanya cerita manusia.”

Surya mengeluarkan kekuatan cerita yang sudah dia kumpulkan selama ribuan tahun dalam bentuk cahaya yang sangat terang. Itu adalah status yang tidak bisa dilawan. Bahkan cerita milik Yoo Joonghyuk ikut bergetar ketika berhadapan dengan cerita milik Surya.

“Pada akhirnya kau hanyalah manusia bodoh yang tidak mengetahui betapa besarnya kekuatan yang dimiliki para dewa.”

Cahaya matahari yang bisa melelehkan semuanya itu pun mengarah pada Yoo Joonghyuk.

***

Kompleks industri Yoo Joonghyuk—Kim Dokja sudah hancur lebur karena serangan para konstelasi. Ada banyak inkarnasi yang mati tanpa bisa melakukan apa-apa. Sebuah layar menunjukkan ekspresi putus asa milik para inkarnasi yang masih tersisa. Mereka tidak bisa melakukan apa-apa kepada bencana yang tiba-tiba datang di hadapan mereka. Namun, pemandangan yang paling mengerikan adalah sosok seorang laki-laki yang masih tetap bertahan meski tubuhnya dipenuhi oleh luka…. Dia terus bertahan meski dia sudah kehilangan salah satu lengannya.

[Konstelasi ‘Demon-like Judge of Fire’ merasa sangat marah!]

[Konstelasi ‘Queen of the Darkest Spring’ merasa kasihan para inkarnasi ‘Yoo Joonghyuk’.]

[Konstelasi ‘Prisoner of the Golden Headband’ mengacungkan jarinya ke arah para konstelasi pengecut.]

[Ada banyak konstelasi yang tidak suka dengan keberadaan para konstelasi yang ada di medan tempur!]

Para konstelasi mengirim banyak pesan dan dokkaebi yang ada di biro membaca semua itu. Salah satu diantara banyak dokkaebi itu adalah Bihyung yang bertanggung jawab atas skenario Demon King Selection.

{Apa yang anda maksud dengan semua ini!?}

Bihyung jarang merasa marah atau tertekan karena suatu masalah. Tapi sekarang dia juga memiliki pemikiran yang sama dengan para konstelasi yang ada di channelnya.

{Game kedua berhasil dimenangkan oleh kompleks industri Yoo Joonghyuk—Kim Dokja! Memang ada perbedaan waktu antara dua tim, tapi itu bukan masalah. Lalu kenapa kita tidak mengumumkan siapa pemenangnya!?}

Sesaat setelah game kedua selesai, Bihyung langsung menghubungi tim persetujuan biro. Akan tetapi, jawaban yang dia dapatkan hanya ‘keputusan sedang didiskusikan’.

Pada akhirnya, orang terakhir yang dihubungi Bihyung adalah Baram—kandidat dokkaebi agung berikutnya. Ada suara berderak yang mengiringi ketika wajah Baram muncul di layar.

{Ini adalah keputusan yang dibuat oleh biro.}

Keputusan yang dibuat oleh Biro. Itu adalah kalimat ulti yang selalu digunakan para dokkaebi.

‘Ini adalah keputusan yang dibuat oleh biro.’

‘Ini adalah keputusan yang dibuat oleh biro.’

{Baram. Ini skenario utama yang sangat penting.} ucap Bihyung.

Tapi, ada beberapa hal yang tidak ingin disentuh pihak biro.

{Sejak kapan biro ikut campur dalam perkembangan cerita skenario utama? Apalagi ini adalah skenario yang memiliki sebuah cerita raksasa…. Baram, apa anda tidak tahu apa yang akan terjadi jika anda sampai melakukan hal seperti ini?}

Baram tidak menjawab.

{Tolong katakan pada saya. Siapa yang melakukan semua ini? Apa dia salah satu atasanmu?}

Bihyung melirik wajah Dokgak yang ada di layar. Dia yakin jika Dokgak memiliki peran dalam situasi ini. Akan tetapi, apa yang terjadi di Demon Realm ke-73 tidak mungkin hanya dilakukan oleh satu atau dua dokkaebi senior saja. Baram yang selalu diam akhirnya membuka mulutnya.

{…. Apa sekarang kau meragukan ‘dokkaebi agung’?}

{Memangnya ada streamer lain yang bisa melakukan hal ini selain mereka?} Bihyung balik bertanya.

{Bihyung, sadarlah. Kenapa mereka mau melakukan itu?}

{Aku tidak tahu. Mungkin mereka sudah menerima sogokan.} jawab Bihyung.

Baram mengernyitkan alisnya.

{Dokkaebi agung tidak memerlukan sesuatu yang tidak berguna seperti itu.}

{Lalu apa yang terjadi sekarang? Baram, anda pasti tahu sesuatu!}

{Bihyung.}

Bihyung langsung berjengit. Suara Baram terdengar penuh kemarahan. Bihyung berpikir jika dia pasti akan mendapat hardikan keras dari Baram, tapi dokkaebi itu tetap terlihat tenang. Baram terlihat tenang seakan dia mengerti apa yang sedang dipikirkan oleh Bihyung. Baram yang ada di seberang layar juga melihat layar lain yang menampilkan skenario Demon King Selection.

{Ya. Mungkin salah satu dokkaebi agung memang sengaja ‘menunda’ keputusan seperti katamu.}

{Kalau begitu…}

{Tapi kau harusnya tahu. Dokkaebi agung sekalipun tidak bisa melakukan banyak hal. Lagipula tidak mungkin ada dokkaebi agung yang bisa kuat menahan badai yang tercipta jika mereka sampai ikut campur dalam skenario sebesar ini.}

{Kalau begitu siapa yang melakukannya…?}

Di waktu yang sama, suara yang cukup keras tiba-tiba muncul dan atap gedung biro bergetar selama beberapa detik. Suaranya mirip seperti naga raksasa yang sedang melintas tepat di atas mereka, tapi itu adalah suara dari ‘probabilitas’ yang sedang bergerak.

Alis Bihyung semakin menukik.

{Jangan bilang…. Tapi itu tidak mungkin….}

Baram hanya bisa bertanya balik, {Sekarang, apa kau sudah mengerti?}

Eksistensi yang bisa menggerakkan probabilitas sebanyak ini…. Hanya ada satu eksistensi seperti itu di Star Stream. Bihyung bahkan tidak yakin apa dia bisa menyebutnya sebagai sebuah ‘eksistensi’.

Baram pun memberikan pukulan terakhir, {Star Stream sendiri lah yang menginginkan hal ini terjadi.}

{Ini tidak masuk akal!} bantah Bihyung.

{Kalau begitu apa kau punya penjelasan lain yang logis mengenai hal ini?} tanya Baram.

Bihyung tertegun saat mendengar pertanyaan itu, dan dia hanya bisa menatap layar di depannya dengan tatapan kosong. Party Kim Dokja terpampang dengan jelas disana.

Seharusnya, mereka sedang bergembira karena berhasil menang. Tapi pemandangan dimana tubuh mereka bergelimpangan di tanah terlihat begitu mengenaskan.

Lawan mereka adalah para konstelasi yang didukung oleh nebula masing-masing. Sejak awal itu adalah pertempuran yang tidak masuk akal, tapi party Kim Dokja menunjukkan perlawanan yang sangat luar biasa. Mereka memainkan game melawan konstelasi kuat dan berhasil memenangkan kompetisi yang bisa memberi mereka sebuah cerita raksasa. Tapi sekarang, mereka akan menjadi pecundang karena tidak ada pihak biro tidak bisa mengumumkan siapa ‘pemenang’ nya.

Semua itu terjadi karena Star Stream menginginkannya. Mata Bihyung dipenuhi kebencian dan kemarahan.

{Kalau begitu…. Kenapa ada streamer di dunia ini?”

Ini adalah kali pertama Bihyung merasa tidak bisa melakukan apa-apa, padahal dia adalah seorang dokkaebi. Dia menyentuh bagian skenario yang hancur dengan tangannya yang gemetaran.

{Jika kita tidak bisa menghentikan perkembangan cerita yang tidak masuk akal ini…. Apa streamer masih ada harganya di dunia ini?}

{Bihyung.}

Baram menatap Bihyung dengan tatapan sedih. Setelah itu dia berkata, {Streamer juga bagian dari cerita ini.}

Bihyung yang merasa putus asa hanya bisa menatap layar. Tubuh Yoo Joonghyuk perlahan meleleh karena panasnya sinar matahari yang dikeluarkan oleh Surya. Dan sekarang cerita milik protagonis emo itu mulai menghilang dari tangan sang streamer.

Karena itu, hanya ada satu hal yang bisa dia percaya.

[Ada banyak konstelasi yang sedang menatap satu konstelasi.]

Tubuh laki-laki yang ada di punggung Lee Hyunsung mulai bergerak. Perlahan, laki-laki itu membuka matanya.

 

Chapter 267     Daftar Isi     Chapter 269


Komentar

Postingan Populer