ORV Chapter 267: Episode 50 – Dokja’s Story (4)
Disclaimer: Novel ini bukan punya saya.
Bahuku dicengkram dengan keras oleh tangan seseorang. Aku
langsung membalikkan badanku dan melayangkan bogem ku padanya. Aku mendengar
suara pukulanku mengenai sesuatu, tapi sepertinya dia berhasil menangkap
pukulanku.
< ‘Oh, kau datang untuk bertarung?’ >
Kegelapan itu menghilang dan aku bisa melihat wajah putih
yang tiba-tiba muncul.
< ‘Aku pernah menyelamatkanmu dulu. Mungkin kau
sudah lupa.’ >
Itu adalah wajah yang kukenal. Tapi…. Bukannya aku sudah
membunuhnya?
“Kenapa kau ada disini?”
< ‘…. Apa kau bertanya karena benar-benar tidak
tahu?’ >
Wajahnya terlihat androginus sehingga sulit membedakan
apakah dia laki-laki atau perempuan. Dan yang lebih penting dia adalah
keberadaan yang seharusnya tidak ada di tempat ini.
“Nirvana Moebius.”
Dulu, dia sudah dimakan oleh Fourth Wall.
***
Apa yang akan terjadi pada makhluk yang dimakan oleh Fourth
Wall? Aku selalu menanyakan hal ini sejak pertama kali Fourth Wall
melakukannya.
< ‘Seperti yang kau lihat. Inilah yang akan
terjadi.’ >
Nirvana tertawa. Kami sudah lama tidak bertemu, tapi bagi
Nirvana pertemuan kami saat ini tidak ada bedanya dengan pertemuan pertama
kami. Jika ada yang berbeda sekalipun, kata-kata yang menyusun novel Cara
Bertahan Hidup sedang mencengkramnya seperti sebuah rantai.
“Jadi selama ini kau masih hidup?”
< ‘Kau tidak bisa mengatakan hidup seperti ini
sebagai ‘hidup’.’ >
Ketika aku memperhatikan Nirvana dengan lebih seksama, aku
baru sadar jika kata-kata itu tidak keluar dari mulutnya. Aku bahkan tidak bisa
berkata jika Nirvana benar-benar berbicara. Laki-laki itu menatap langit-langit
< ‘Aku bisa hidup berkat dinding parasit ini.’ >
Di saat yang sama, Fourth Wall berbicara seakan ingin
mengingatkan Nirvana.
< Nir van a bic ara ter la lu ba n yak. >
Nirvana tertawa. Tatapan matanya terlihat getir, tapi ada
sensasi bahagia yang samar di baliknya. Aku mengikuti arah tatapan Nirvana yang
sedang menerawang ke seluruh pelosok perpustakaan. Ada banyak tipe font tulisan
yang membentuk dunia ini. Semua buku yang ada di tempat ini…. Semuanya hanya
tentang novel Cara Bertahan Hidup.
“Sekarang kau sudah mengetahui semua hal yang ingin kau
ketahui.”
< ‘Tidak ada entitas yang mengetahui segala hal.
Sama sepertimu.’ >
Entah kenapa, Nirvana yang ada di depanku saat ini terasa
seperti pertapa yang sangat misterius. Apa itu karena ini adalah kali pertama
seorang karakter mengetahui rahasia mengenai dunia ini?
“Bagaimana perasaanmu? Sekarang kau tahu kalau dirimu hanya
karakter dalam sebuah novel, kan.”
Ekspresi Nirvana langsung berubah setelah mendengar
provokasi ku.
< ‘Novel…. Apa kau benar-benar berpikir seperti
itu?’ >
Nirvana menatapku dengan tatapan kasihan. Bibirnya terbuka
beberapa kali, tapi tidak ada suara yang muncul. Aku yang merasa frustasi
dengan sikapnya pun bertanya, “Ada apa? Selesaikan kata-katamu sampai akhir.”
Nirvana tersenyum tipis.
< ‘Aku menyukai ceritamu.’ >
Aku langsung tersipu ketika mendengar pujian yang tidak
terduga itu.
< ‘Lebih tepatnya, aku menyukai cerita yang sudah
kau rubah. Kalimat yang berisi kegigihanmu, konteks isi cerita yang tidak ingin
kau ungkapkan…’ >
“…. Apa maksudmu?”
Aku mundur selangkah dengan perasaan gugup. Aku menatap
bajingan itu dan mengingat kata-katanya tepat sebelum dia mati.
< ‘Tidak hanya aku. Semua makhluk disini juga menyukai
ceritamu.’ >
“Siapa saja yang ada di tempat ini?”
The air started shaking and a few dark shards fell from the
ceiling. The vibrations were like something giant was burrowing this way.
Nirvana picked up the fragments and frowned.
Udara yang ada di sekitar kami mulai bergetar dan beberapa retakan
berwarna hitam jatuh dari langit-langit. Getaran itu terasa sangat kuat seakan ada raksasa yang
mencoba masuk ke dalam tempat ini. Nirvana mengambil retakan itu dan kemudian
mengernyitkan alisnya.
< ‘Tidak ada waktu lagi, sebaiknya kau bergegas.
Kita tidak bisa bicara terlalu lama. Sesuatu yang mengerikan akan segera
terjadi.’ >
Nirvana mulai berjalan dan aku tidak sempat menanyakan
apa-apa padanya. Aku hanya bisa mengikuti langkahnya sambil melirik ke arah
jurang yang hampir runtuh itu. Getaran yang muncul dari perpustakaan sudah
mencapai ujung jurang. Aku terus berjalan sambil bertanya pada Nirvana,
“Tunggu, kau mau pergi kemana?”
< ‘Ada seseorang yang sangat ingin bertemu
denganmu.’ >
“Apa? Siapa?”
< ‘Dia adalah eksistensi yang mengatur rak buku
dari nomor 000.’ >
…. Sosok yang sudah menata semua buku yang ada di rak?
< ‘Kami disini tidak hanya untuk bermain dan
bersantai. Jika kami tidak membersihkan dan menatanya dengan rapi, kau tidak
akan bisa mengingatnya.’ >
“… Tunggu, apa maksudmu…?”
< ‘Kau tidak perlu mengerti.’ >
Ketika aku berbalik, ada banyak rak buku yang bermunculan.
Perpustakaan ini sangat amat luas. Cerita novel Cara Bertahan Hidup selalu
bertambah dan sekarang sudah mencakup regresi yang tidak diceritakan di
pertengahan kedua. Mungkin perpustakaan ini sudah menata semua buku secara
otomatis. Sesaat setelahnya, tanda yang bertuliskan [000~100] muncul di
depanku.
< ‘Dia disini. Semoga percakapan kalian
menyenangkan.’ >
Aku berjalan dan berbelok di pojokan rak buku. Di sana aku
melihat makhluk yang cukup familiar. Ukurannya cukup ‘kecil’ jika dibandingkan
dengan sosok yang kulihat di masa lalu, tapi dia benar-benar makhluk itu.
Makhluk itu menggunakan 12 tentakelnya untuk mengambil
buku-buku yang berserakan di lantai. Jujur saja, tentakel miliknya terlihat
mirip seperti tentakel gurita. Kemudian, ada sesuatu yang mirip kacamata dengan
pinggiran mirip tanduk di bagian lubang yang terlihat mirip seperti mata.
“….Ternyata kau ada disini”
Gurita itu menatapku. 12 tentakelnya bergerak secara
simultan.
< ‘Pencari kebenaran yang menyedihkan akhirnya
datang.’ >
Dia adalah Eater of Dreams. Di Dark Castle, aku
mengalahkannya dengan bantuan Cheok Jungyeong dan Fourth Wall. Setelah itu
Fourth Wall menelannya dan sepertinya dia berakhir di tempat ini sama seperti
Nirvana.
“Apa kau ingin bertemu denganku?”
< ‘Aku ingin membantumu.’ >
Sesuatu yang terlihat mirip mulut itu menunjukkan sebuah
seringai mengerikan. Aku tidak tahu apa yang harus kulakukan ketika dia
menunjukkan rasa perhatiannya padaku.
“Aku tidak paham apa maksudmu. Aku perlu waktu untuk
memikirkan situasi…”
< ‘Tidak ada banyak waktu yang tersisa.’ >
“Kenapa kau ingin membantuku?”
< ‘Dengan bantuanmu, aku berhasil mencapai
kebenaran alam semesta ini. Seorang bangsawan selalu membayar hutang yang dia
miliki.' >
Bangsawan. Tidak aneh jika Eater of Dreams memanggil dirinya
dengan sebutan seperti itu. Gurita itu cukup kuat untuk memakan para konstelasi
tanpa kesulitan yang berarti. “Kalau begitu ada satu hal yang ingin kutahu.”
< ‘Bilang saja.’ >
“Siapa yang menciptakan perpustakaan ini.”
Di saat yang sama percikan cahaya tiba-tiba muncul dan
tubuhku terbang hingga menabrak sebuah rak. 12 tentakel itu menjulur ke arahku
dan menahan tubuhku agar tidak bergerak dari rak itu. Eater of Dreams menatap
buku-buku yang berjatuhan dan kemudian membetulkan letak kacamata nya.
< ‘Aku tidak bisa menjawab pertanyaan itu. Tanyakan
hal lain saja.’ >
Aku menggigit bibirku dan memikirkannya. Meski aku menanyakan
hal-hal yang berhubungan dengan Novel Bertahan Hidup padanya, aku tidak akan
mendapatkan jawabannya sekarang. Akan tetapi, selama aku bisa membaca hasil
revisi kedua, aku pasti bisa menemukan jalan kembali kesini untuk membaca jawaban-jawaban
yang menjadi pertanyaan untukku.
Dengan kata lain, aku harus menanyakan pertanyaan yang tidak
tercatat dalam novel. Dan itu adalah pertanyaan yang harus dijawab oleh ‘outer
god’. Untungnya, menemukan pertanyaan
tidaklah sulit.
“Siapa Secretive Plotter?”
Percikan cahaya kembali muncul. Aku sempat berpikir jika
Eater of Dreams akan melemparku lagi ke rak buku lain, tapi untungnya hal itu
tidak terjadi.
< ‘Apa kau ingin mengetahui identitas Great Plotter?’
>
< ‘Dia adalah salah satu makhluk tertua di alam
semesta ini…’ >
Ini pertama kalinya aku mendengar informasi tentang
Secretive Plotter.
< ‘Dia adalah makhluk yang paling terisolasi di
alam semesta ini. Dia adalah sosok yang bertarung melawan Oldest Dream.’ >
“Bagaimana aku bisa tahu kalau kau mengatakan yang
sebenarnya? Setidaknya kau bisa memberitahuku apa modifi…”
< ‘Modifier sama sekali tidak berarti untuknya.
Tapi, jika kau menginginkannya dia akan membantumu.’ >
“Membantu? Bagaimana…?”
< ‘Buatlah Otherworld Covenant dengannya.’ >
Otherworld Covenant. Aku tahu apa itu. Di skenario ke-5, Absolute
Throne yang kuhancurkan juga salah satu tipe dari covenant. Akan tetapi semua
covenant yang ada di novel Cara Bertahan Hidup tidak pernah berakhir bahagia.
“Aku tidak bisa melakukannya.”
Beberapa tentakel mengangguk seakan mereka adalah kepala
yang bisa berpikir sendiri.
< ‘Aku juga berpikir seperti itu. Kau membenci
makhluk-makhluk dengan level yang lebih tinggi.’ >
“Aku tidak akan bisa menciptakan cerita yang kuinginkan jika
aku meminjam kekuatanmu.”
< ‘Kau yang sekarang adalah orang yang tidak bisa
dikontrol siapapun.’ >
Rasanya aneh. Aku tidak pernah berpikir jika ‘outer god’ sepertinya
akan mengatakan hal seperti itu padaku.
< ‘Kau harus memikirkan lagi apa akar dari
kemarahanmu itu. Untuk mencapai akhir, kau harus memikirkan semua hal yang bisa
kau gunakan,’ >
Dudududu!
< ‘Dunia ini sedang berjalan menuju ■■■■. Cerita itu belum
ditulis, tapi di saat yang sama cerita itu juga sudah selesai ditulis. Great
Plotter bisa membantumu untuk menemukan jalan yang tepat…’ >
“Aku percaya pada cerita yang sudah kukumpulkan.”
Dudududu!
Jarak antar tiap getaran menjadi semakin singkat. Eater of
Dreams berbicara dengan nada yang menggambarkan jika dia sudah menyerah pada
sikap keras kepalaku.
< ‘Sayangnya kita tidak memiliki waktu lagi.
Ingatlah, Great Plotter selalu menunggumu.’ >
Salah satu tentakel melingkari tubuhku, sementara itu
tentakel lain mulai bergerak cepat untuk mencari sesuatu di antara rak-rak
buku. Setelah beberapa saat mencari, buku yang dia temukan adalah:
[Yoo Joonghyuk, catatan ke-38 dari regresi ke-3.]
Halaman buku itu berbalik pelan. Aku menyadari apa yang akan
terjadi setelah ini, karena itu aku buru-buru membuka mulutku.
“Tunggu sebentar! Masih ada sesuatu yang ingin kutanyakan!”
< “Selamat tinggal, ■■’ Apostle. Jika probabilitas mengizinkannya,
kita akan bertemu lagi.” >
Halaman buku itu terus bergerak dan kalimat-kalimat mulai
bermunculan di halaman kosong itu.
< Yoo Joonghyuk berpikir. >
< ‘Cepatlah bangun, Kim Dokja.’ >
< ‘Jika tidak, semua orang akan mati.’ >
…. Sialan, ini alasan aku harus cepat pergi dari sini.
Sesaat kemudian, aku tersedot ke dalam isi kalimat itu.
***
Medan perang sudah hancur. Yoo Joonghyuk mengusap darah yang
ada di bibirnya sambil menatap tubuh para inkarnasi yang bergelimpangan di
jalanan. Setelah itu dia melihat para konstelasi yang semakin mendekat.
Kombinasi dari anjing transenden Breaking the Sky Master dan
konstelasi Osu sangat luar biasa. Mereka tidak peduli meski tulang mereka patah
atau tubuh mereka hancur. Mereka terus menggigit dan menyerang para konstelasi yang
memiliki grade di atas sejarah tinggi.
Berkat mereka, Cleopatra yang ada di depan menderita damage
yang cukup parah sedangkan King Oedipus mendapatkan gigitan di seluruh
tubuhnya.
Kondisi mereka sangat normal, apalagi mereka sedang melawan
konstelasi grade sejarah tinggi.
“Menjijikkan! Berani-beraninya kau menyebut dirimu sebagai
konstelasi padahal kau tidak bisa mengalahkan serangga seperti mereka!”
Konstelasi grade narasi yang tadinya hanya melihat dari
kejauhan mulai muncul. Situasi berubah drastis dalam sekejap.
Chimera dragon milik Shin Yoosung dan Thunder Eating Bird
saling bertabrakan. Steel Transformation milik Lee Hyunsung dihancurkan oleh
pukulan General of Vanara dan dia berguling-guling di atas tanah. Yoo Sangah
kelihatannya bisa menangani pertarungannya meski dia muntah darah beberapa
kali. Sepertinya wanita itu sudah mencapai limit nya.
Osu ditusuk oleh Primitive Spear milik Founder of Humanity
sedangkan tubuh Breaking the Sky Master yang berada tidak jauh darinya juga
sudah mulai oleng karena terlalu banyak menerima damage dari para musuhnya.
Para konstelasi menggunakan seluruh limit yang diperbolehkan
untuk skenario ke-25. Probabilitas itu tidak mengizinkan mereka menggunakan
100% kekuatan yang mereka miliki, tapi ‘status’ dari semua pihak yang ada akan terus
memenuhi seluruh Demon World dengan percikan cahaya putih yang membutakan.
Ini adalah kekuatan dari makhluk yang disebut sebagai
konstelasi. Mereka adalah makhluk yang datang dari tempat tertinggi dari alam
semesta ini.
Yoo Joonghyuk bertanya, “Kenapa kau melakukan ini?”
[Konstelasi ‘Supreme God of Light’ tertawa pelan.]
“Sepertinya kau tidak punya cerita sejarah mengenai dikalahkan
oleh serangga.”
Pipi Surya berkedut saat dia mendengarnya. Aktifnya status
Lokapala menyebabkan ekspresinya sulit untuk berubah. Penggunaan status yang
terlalu besar juga menyebabkan percikan cahaya muncul di sekitar tubuh Surya.
Akan tetapi, Surya terlihat percaya diri seakan dia bisa menanggung semua
probabilitas yang dia butuhkan saat ini.
“Heaaaaaaaah!!”
Dia melepaskan statusnya dan meluncurkan satu serangan. Seluruh
area menjadi hancur berantakan. Bangunan yang ada di sekeliling berubah menjadi
abu dan para inkarnasi yang kabur menghilang tanpa sisa. Orang-orang berjatuhan
dan darah menghiasi seluruh permukaan tanah dan reruntuhan yang tersisa.
[Beberapa konstelasi merasa tidak puas dengan progres skenario
ini!]
[Konstelasi ‘Demon-like Judge of Fire’ merasa sangat
marah!”
[Demon king ‘Overlord of the Great Demon Castle’ merasa
senang.]
[Demon king ‘Maker of Discord’ merasa bersemangat!]
[Ada banyak konstelasi yang bersemangat dengan
pertarungan besar yang akan terjadi!]
Lee Hyunsung yang menjadi tameng di depan pun tidak luput
dari luka, darah mengalir keluar dari telinga dan mulutnya. Yoo Joonghyuk
mencengkram bahu Lee Hyunsung dan kemudian berkata.
“Mundur Lee Hyunsung. Dia bukan musuh yang bisa kau lawan.”
Reflek, Lee Hyunsung ingin mengatakan sesuatu, tapi dia
sudah tidak punya energi untuk melakukannya. Yoo Joonghyuk meninggalkan Lee
Hyunsung yang terhuyung. Dia berjalan maju sambil membersihkan darah yang
mengotori pedangnya.
Ini adalah situasi yang sangat berbahaya. Sage’s Eyes nya
sedang menganalisa medan tempur secara real time. Jumlah konstelasi yang
terlihat saat ini hampir berjumlah 20. Beberapa yang memiliki grade sejarah
tinggi sudah dieliminasi dari medan tempur, tapi itu bukanlah jumlah yang bisa
dia menangkan.
< ‘Adik seperguruan, jangan. Kau akan mati jika
mengaktifkan kekuatan itu!’ >
Breaking the Sky Master yang sadar apa yang ingin dilakukan
oleh Yoo Joonghyuk pun langsung memberikan peringatan. Akan tetapi protagonis
itu tetap keras kepala.
Yoo Joonghyuk meningkatkan output kekuatannya hingga
percikan cahaya yang cukup besar mengelilinginya. Dia tahu dia bukan lawan para
konstelasi itu. Tapi situasinya dari dulu hingga detik ini selalu sama, tidak
ada yang berubah.
‘Ketika kau mencapai transenden fase 3, kau bisa mendapatkan
kekuatan yang bisa menghancurkan konstelasi.’
Kata-kata yang ditinggalkan oleh gurunya itu adalah
satu-satunya penyemangat yang dia percaya. Kali ini dia akan menggunakan jalan
pintas untuk meningkatkan kekuatannya. Meski begitu, kekuatan yang dia dapatkan
dari jalan pintas itu bukanlah sebuah kepalsuan.
Aura yang luar biasa kuat keluar dari tubuh Yoo Joonghyuk. Rambut
lembut jatuh seperti air terjun dan tubuh kekarnya mulai mengecil dan menjadi semakin
ramping. Dia mengambil bentuk yang membuatnya bisa mempraktikkan ultimate
Breaking the Sky Swordsmanship. Yoo Sangah menatap pemandangan yang ada di
depannya dengan mata terbelalak. “…. Yoo Joonghyuk-ssi?”
Yoo Joonghyuk berbalik dan memotong rambut panjangnya dengan
menggunakan Black Demon Sword. Garis wajahnya sudah berubah, tapi itu
benar-benar wajah Yoo Joonghyuk. Dia menatap Kim Dokja selama beberapa detik
dan kemudian berkata.
“Bawa dia pergi.”
Yoo Joonghyuk berbalik dan membersihkan pedangnya sekali
lagi. Para konstelasi berjalan mendekatinya sambil tertawa keras.
King Oedipus membuka mulutnya, “Transenden bodoh. Inilah
harga yang harus kau bayar karena sudah berani menantang konstelasi. Kau akan
mati di tempat ini!”
Yoo Joonghyuk menjawab sambil terus membersihkan pedangnya. “Kurasa
begitu. Tapi beberapa dari kalian akan ikut mati bersamaku.”
“Haha, itu tidak ada gunanya! Jika tubuh inkarnasi mu
musnah…”
Yoo Joonghyuk tidak menghiraukan ucapan konstelasi itu.
Sebaliknya dia teringat dengan kata-kata Kim Dokja.
‘Jangan menyerah untuk kehidupan ini.’
“Kalau begitu di kehidupan yang selanjutnya, setengah dari
kalian akan mati di tanganku.”
Suara Yoo Joonghyuk terdengar pelan tapi menggema di seluruh
medan pertempuran. Yoo Joonghyuk menengadahkan wajahnya dan mengangkat Black
Demon Sword. Untuk pertama kalinya, langkah kaki para konstelasi terhenti.
Kekuatan transenden yang mengancam mulai memenuhi seluruh medan tempur.
“Di kehidupan selanjutnya, kalian semua akan mati.”
Teriakan Black Demon Sword seakan bisa menembus langit.
Wajah para konstelasi terlihat semakin kaku ketika Yoo Joonghyuk mengatakan
ini.
“Kalian semua akan mati selamanya.”
Komentar
Posting Komentar