ORV Chapter 265: Episode 50 – Dokja’s Story (2)

 Disclaimer: Novel ini bukan punya saya.

 

Ada total 3 ‘bala bantuan’ yang diundang oleh Yoo Joonghyuk. Beast Master Shin Yoosung, Steel Sword Lee Hyunsung, dan…

“Hyunsung-ssi! Tolong bawa Dokja-ssi pergi dari sini!”

Ariadne’s web melesat di udara dan membuatku menempel pada punggung Lee Hyunsung. Seorang wanita dengan cat suit sedang berlari di langit menggunakan Hermes Walking Method. Dia adalah inkarnasi Olympus—Yoo Sangah.

“Yoosung, tembakkan nafas naga dari jarak jauh! Teruskan hingga Hyunsung-ssi pergi dari sini!”

Chimera dragon itu meraung dan menghembuskan nafasnya. Apocalypse Imoogi meraung seakan serangan chimera dragon berhasil melukainya dengan cukup parah.

[Konstelasi ‘Master of Steel’ sudah memberikan banyak probabilitas untuk inkarnasinya.]

[Konstelasi ‘Abandoned Lover of the Labyrinth’ membantu inkarnasinya.]

[Konstelasi ‘Master of the Skywalk’ membantu inkarnasinya.]

Konstelasi yang mendukung Lee Hyunsung dan Yoo Sangah terlihat kesulitan mendukung inkarnasi masing-masing. Tapi berkat perintah Yoo Sangah, aku berhasil melarikan diri bersama Lee Hyunsung…

“…Lee Hyunsung-ssi.”

“Jangan bergerak, Dokja—ssi!”

“Kau tidak perlu menggendongku. Aku bisa jalan sendiri.”

Lee Hyunsung sama sekali tidak mengendorkan pegangannya padaku. Satu-satunya hal yang dia lakukan hanyalah memanjat ngarai tanpa mengatakan apa-apa. Ketika puncak ngarai sudah terlihat, Lee Hyunsung tiba-tiba berkata, “Dokja-ssi, apa kau pernah melempar granat?”

“…. Granat?”

“Kalau kau mau menggunakan granat, ada 3 langkah yang harus kau ikuti. Pertama, pegang safety pin nya, tarik dengan kuat, dan kemudian lemparkan granat nya.”

“Aku tahu itu. Aku pernah melakukannya saat wajib militer.”

“Kalau begitu kau tahu betapa pentingnya safety pin untuk granat, kan?”

Aku langsung menyadari apa yang ingin dikatakan oleh Lee Hyunsung.

“Aku pernah menghilangkan safety pin milikku.”

“…. Bukannya dulu kau bilang menghilangkan selongsong peluru?”

“Dan setelah itu aku berpikir jika aku tidak akan pernah menghilangkannya lagi.” Lee Hyunsung menoleh untuk menatapku. “Saat safety pin nya baik-baik saja, itu artinya aku sudah melakukan pekerjaanku dengan benar.”

Beberapa saat setelahnya kami sampai di puncak ngarai. Di bawah ngarai, Yoo Sangah dan Shin Yoosung sedang terbang melarikan diri dengan mengendarai chimera dragon yang dikendalikan Shin Yoosung. Ketika aku melihat senyum lebar di wajah Shin Yoosung, hatiku terasa sesak.

“Hyunsung-ssi.”

“…Ya.”

Aku tahu apa yang ingin dikatakan Lee Hyunsung dengan segala pengandaian nya itu. Dia sudah menjadi tentara seumur hidupnya, karena itu dia hanya bisa menunjukkan kepeduliannya dengan cara itu.

“Terima kasih sudah datang.”

Lee Hyunsung sesenggukan selama beberapa detik, tapi aku memutuskan untuk pura-pura tidak tahu. Beberapa saat kemudian ada sesuatu yang menabrak kakiku dengan cukup keras.

“Paman!”

Dia memeluk kakiku dengan erat seakan itu adalah sesuatu yang sangat berharga.

“Sudah lama tidak bertemu, Yoosung-ah.”

Shin Yoosung mengangguk bahagia dengan tangan yang mencengkram mantelku dengan erat. Aku menepuk kepala Shin Yoosung sedangkan Yoo Sangah berjalan santai ke arah kami. Dia berkata, “Sudah lama tidak bertemu, Dokja-ssi.”

“Ya. Bagaimana kabarmu?”

Itu pertanyaan bodoh. Tapi, sejak skenario dimulai, menanyakan kabar adalah sesuatu yang cukup lumrah.

“Kau masih tetap sama, Dokja-ssi.”

Senyum Yoo Sangah terlihat sangat tulus. Sebelum kehancuran dunia dimulai—dan bahkan setelah dunia sudah hancur lebur, Yoo Sangah adalah satu-satunya orang tertawa ketika mendengar lelucon ku.

“Yang lainnya…”

“Hanya kami yang datang. Heewon-ssi dan anak-anak juga ingin ikut, tapi…”

“Aku melempar koin dengan Lee Gilyoung dan berhasil menang!”

Shin Yoosung memotong ucapan Yoo Sangah dengan nada bahagia padahal hidupnya ditentukan oleh lemparan koin. Aku mengusap kepala Shin Yoosung dan berkata, “Terima kasih Yoo Sangah-ssi.”

“Sejak awal aku juga berniat datang kesini. Dokja-ssi mendapatkan pertanda buruk ketika Lee Sookyung-ssi melihatmu dengan Good or Bad Luck, Disaster or Happiness Fortune.”

“Good or Bad Luck, Disaster or Happiness Fortune?”

Aku tahu skill ini. Dan hanya ada satu konstelasi di semenanjung Korea yang bisa menggunakannya.

“Ya. Pertanda yang muncul adalah ‘kemalangan besar’. Sooyoung-ssi dan aku sedang memikirkannya ketika Yoo Joonghyuk tiba-tiba menghubungi kami…”

Aku akhirnya mengerti apa yang sedang terjadi saat ini. Tapi setelah mendengar cerita ini dari Yoo Sangah, aku tidak akan berpikir jika mereka berdua juga ikut-ikut melempar koin seperti Lee Gilyoung dan Shin Yoosung. Yoo Sangah mungkin datang karena Han Sooyoung harus menyelesaikan masalah yang ada di sana. Dan dari ceritanya, kurasa dia menjalankan tugasnya dengan baik.

“Sooyoung-ssi juga ingin datang.”

“Ah… ya. Tentu saja.”

Itu pasti bohong. Wanita itu kan membenciku.

Beberapa saat kemudian aku bisa mendengar geraman dari arah semak-semak. Aku merasa sangat bahagia hingga melupakan fakta jika game ini belum berakhir. Aku langsung berlari ke arah hutan dan bertanya pada mereka, “Apa kalian memahami situasi yang sedang terjadi sekarang?”

Yoo Sangah menganggukkan kepalanya. “Aku sudah dengar dari Bihyung.”

Yoo Joonghyuk mungkin bisa berperan sebagai tanker dengan menggunakan Ruler of Amusement miliknya, tapi HP nya pasti sudah menipis.

Game kedua akan ditentukan di tempat ini.

Chimera dragon menembakkan nafas nagayang kuat hingga berhasil menjatuhkan pohon-pohon yang ada di dekatnya. Beberapa saat kemudian kami bisa melihat medan tempur para konstelasi dengan jelas.

“Yoo Jonghyuk!”

Yoo Joonghyuk yang sedang dikepung banyak konstelasi langsung melirik ku.

< “Kau terlambat.” >

Dia masih terdengar arogan, tapi semua darah yang mengalir keluar dari tubuhnya membuatnya terlihat seperti orang yang hampir mati.

“Itu dia! Dia membawa ‘Kalimat’ nya!”

Mungkin konstelasi yang baru saja berteriak itu memiliki skill yang bisa mengetahui dimana letak ‘Kalimat’ yang sedang diperebutkan.

Selain party kami, jumlah partisipan yang tersisa adalah 6 orang. Party kami hanya memiliki 5 orang yang tersisa termasuk para bala bantuan. Tapi sepertinya Yoo Joonghyuk sudah tidak sanggup untuk bertarung lagi.

“Ayo!”

Pertempuran dimulai. Para konstelasi membentuk sebuah formasi yang mengelilingi Founder of Humanity dan General of Vanara. Orang pertama yang berlari ke arah mereka adalah Lee Hyunsung.

“Aku! Tidak! Akan! Kehilangannya! Lagi!”

Lee Hyunsung menerjang kedepan dan mulai bertarung dengan konstelasi grade narasi – Manu.

Manu mengernyitkan alisnya karena merasa tidak sudi jika harus bertukar serangan dengan inkarnasi biasa. Manu mulai menunjukkan ‘status’ nya dan baja yang melindungi tubuh Lee Hyunsung mulai melunak…. Meski begitu Lee Hyunsung tidak gentar sedikitpun.

[Konstelasi ‘Master of Steel’ menatap konstelasi ‘Founder of Humanity.’]

Founder of Humanity adalah konstelasi grade narasi, begitu pula dengan master of Steel. Ketika aku melihat duri yang muncul karena stigma Steel Transformation, aku mengerti bagaimana kejamnya skenario pribadi yang sudah dia selesaikan. Itu bukan sesuatu yang bisa dicapai inkarnasi biasa, dan setidaknya hanya ada 10 inkarnasi yang bisa mencapai level Lee Hyunsung saat ini. Lee Hyunsung yang sekarang menunjukkan potensi perkembangan yang luar biasa besar daripada Lee Hyunsung dari timeline lain.

Yoo Sangah terus memperhatikan situasi dan kemudian berlari. Dia berkata, “Aku akan menangani Olympus.”

“Gadis ini! Apa kau sudah gila!?”

King Oedipus menatap Yoo Sangah. Keduanya sama-sama anggota dari Nebula Olympus. Tapi berdasarkan informasi yang kudapatkan dapatkan dari Dionysus, saat ini Olympus sedang berada dalam perang saudara.

“Master of the Skywalk! Kau sudah membuat keputusan yang sangat salah!”

Aku tidak begitu paham situasi Olympus saat ini, tapi aku yakin jika kelompok yang dipimpin Dionysus dan Hermes sedang mencoba lepas dari Olympus.

Yoo Sangah bertarung melawan King Oedipus sedangkan Shin Yoosung bergerak bersama dengan chimera dragon yang dia kendalikan.

Nafas naga itu menutupi seluruh medan pertempuran. Para konstelasi yang tidak bisa menghindarinya pun berteriak dengan keras.

[Waktu yang tersisa: 10 menit.]

Ronde kedua akan segera berakhir. Poin yang dimiliki masing-masing tim hampir seimbang. Para konstelasi hampir putus asa. Beberapa dari mereka berlari ke arah chimera dragon dan membuat Shin Yoosung berada dalam bahaya.

Naga itu tidak bisa menggunakan kekuatan penuhnya karena dia baru saja melawan Apocalypse Imoogi.

“Naga itu masih muda! Hanya tubuhnya saja yang besar!”

Jika ronde ini berakhir seri, party kami akan sangat dirugikan. Jika kami tidak menang di sini, ronde ketiga akan dimulai. Di sana kami harus melawan para konstelasi tanpa penalti yang menekan kekuatan mereka.

Yoo Joonghyuk tahu akan hal itu, karenanya dia mengacungkan pedangnya pada duke Bercan dan berkata, “Bunuh duke nya. Dia yang membawa ‘Kalimat’ nya.”

Aku menganggukkan kepalaku.

“Aku akan membuka jalan.” Yoo Joonghyuk mengerahkan sisa energinya dan menggunakan Breaking the Sky Swordsmanship sekali lagi.

“Mereka mengincar ‘Kalimat’ nya!”

Yoo Joonghyuk menebas semua musuh yang ada di depannya untuk membukakan jalan untukku. Dia menggunakan kekuatan terakhirnya untuk membuat pola setengah lingkaran yang cukup besar di tanah dan para konstelasi langsung menyerangnya.

< “Kuserahkan sisanya padamu, Kim Dokja.” >

Tombak milik Manu menancap tepat di jantung Yoo Joonghyuk.

[Pembantu ‘Yoo Joonghyuk’ telah terbunuh.]

Dia tetap berdiri tegak meski kematiannya mendatanginya. Para konstelasi langsung mengejarku ketika tubuh Yoo Joonghyuk menghilang. Tombak dan laser cahaya melesat ke arahku di waktu yang bersamaan. Akan tetapi serangan-serangan itu tidak mencapai tubuhku.

“Dokja-ssi!”

Lee Hyunsung mengaktifkan Steel Transformation untuk menghalau serangan para konstelasi. Panas dan getaran yang muncul dari serangan itu pasti terasa sangat sakit, tapi Lee Hyunsung terlihat sangat bersemangat. Aku bisa melihat duke Bercan di kejauhan.

[Waktu yang tersisa: 5 menit.]

“Hyunsung-ssi, lempar aku.”

“Itu tidak mungkin. Aku tidak bisa melakukan…!”

“Kau harus melempar granat setelah melepas safety pin nya.” Aku menatap mata Lee Hyunsung yang berkaca-kaca. “Meski aku mati di sini, aku tidak akan benar-benar mati.”

Kematian yang sebenarnya akan terjadi saat kami kalah dalam Demon King Selection ini. Lee Hyunsung menatapku selama beberapa detik, menutup matanya, dan kemudian kembali menatapku. Tatapannya saat ini adalah tatapan seorang prajurit. “Aku tidak akan percaya pada kebohonganmu lagi!”

“Sekarang bukan saatnya untuk keras kepala…”

“Jika kau mati, kita akan mati bersama!”

[Konstelasi ‘Demon-like Judge of Fire’ merasa sangat senang.]

“Aku harus melakukan ini.”

Setelah itu Lee Hyunsung mulai berlari sambil terus menggendongku di punggungnya. Lee Hyunsung menabrak tubuh Manu yang ada di depannya dengan keras. Saking kerasnya tabrakan itu, Manu sampai terpental beberapa kali seperti pin bowling.

“Uuugh! Dasar inkarnasi tidak tahu didi…!”

Tidak ada yang bisa menghentikan Lee Hyunsung yang sedang mengamuk. Setidaknya itu yang terlihat di mataku.

“Anak muda. Seperti yang kukatakan sebelumnya, kau belum layak menjadi ‘sejarah’.”

Gerakan Lee Hyunsung dihentikan oleh ‘status’ yang sangat kuat. Supreme God of Light Surya berhasil mengembalikan kekuatannya dan langsung menghalangi jalan kami. Third Eyes miliknya mungkin tidak bisa digunakan, tapi dia tetap seorang Lokapala dari Vedas. Dia memiliki kekuatan yang cukup untuk menghentikan kami.

Keempat tangannya bergerak tanpa henti dan menyebabkan tanah berguncang dengan keras. Lee Hyunsung yang berlari pun terpaksa berhenti. Dia mencoba berlari sekali lagi, tapi hal yang sama menghentikannya.

“Tanah yang kalian pijak sekarang adalah tempat untuk manusia. Dan manusia adalah makhluk yang terus mengulang kesalahannya.”

Aku mengaktifkan Electrification dan tanganku menjulur untuk menyerang badan Surya.

Sayangnya seranganku tidak mengenai Surya. Ada barrier tembus pandang yang menghentikan seranganku.

“Hanya begini saja? Apa kau benar-benar berniat melihat akhir dari semua skenario ini?”

Kekuatan yang digunakan Surya adalah kekuatan untuk menolak semua sejarah yang sudah ku kumpulkan. Electrification dan White Pure Star Energy tidak akan bekerja padanya.

“Masa sudah berubah. Hanya dengan sejarah sebanyak ini…”

Ini adalah 30% kekuatan yang bisa digunakan oleh Surya untuk saat ini. Apa yang akan terjadi jika dia menggunakan 100% kekuatannya di ronde ke-3?

Beberapa saat kemudian aku mendengar suara seseorang. “Jangan abaikan paman!”

Shin Yoosung berteriak dari atas kepala chimera dragon. Naga itu mengeluarkan nafas naga ketika Shin Yoosung memberikan tanda. Surya mengayunkan lengan nya dan menghancurkan nafas itu.

Lee Hyunsung melompat melalui celah yang terbentuk berkat serangan chimera dragon. Tubuhnya yang dibalut Steel Transformation menabrak tubuh Surya dengan keras. Surya yang tadinya sama sekali tidak berkutik sekarang terlihat kaget.

“Uwaaaaaah!!!” Lee Hyunsung mengayunkan pukulannya ke arah Surya seperti orang kesurupan. Dia sama sekali tidak berhenti meski Steel Transformation yang ada di sekitar tangannya sudah retak di beberapa titik…. Bahkan aku bisa mendengar suara beberapa tulang yang patah.

[Demon Realm ke-73 merespon keinginanmu dan para pembantumu.]

[Sebuah cerita tentangmu sedang dibuat.]

Kehendak manusia yang menantang dewa berhasil menimbulkan retakan di barrier milik Surya. Ukurannya memang kecil. Tapi itu adalah retakan yang diciptakan oleh sejarah manusia.

“Hyunsung-ssi.”

Lee Hyunsung tidak menyia-nyiakan kesempatan itu. Dia langsung melempar tubuhku—yang mengecil karena Miniaturization—seperti sebuah granat. Aku berhasil melewati retakan yang ada di barrier milik Surya dan berlari ke arah duke Bercan. Duke Bercan mencoba berbalik dan melarikan diri, tetapi aku langsung mengaktifkan skillku dan menusuk lehernya dengan pedang yang kubawa.

[Partisipan ‘Demon King of Salvation telah membunuh partisipan ‘Duke Bercan’.]

…. Aku berhasil. Bersamaan dengan kemenangan ini, ada banyak pesan yang muncul di depanku. Tapi sebelum aku bisa membaca pesan itu, ada kekuatan yang menekan tubuhku. Di detik terakhir aku bisa melihat wajah Surya.

[Kau sudah mati.]

 

Chapter 264     Daftar Isi     Chapter 266


Komentar

Postingan Populer