I'll Become a Villainess That Will Go Down in History Chapter 386

 Disclaimer: Novel bukan punya saya.


Aku melihat ke arah puncak jurang dan berpikir kira-kira apa yang sedang dilakukan oleh Leon dan Victor.

.... Tapi aku tidak merasakan tanda-tanda dari mereka berdua.

 “Apa ada yang salah?”

 “.... Bagaimana Duke-sama tahu aku ada disini?”

Duke-sama langsung menjawab pertanyaanku.

 “Pangeran pertama yang memberitahuku.”

 “Kau bertemu Vian!?”

Duke-sama hanya merespon dengan “Ah” seakan itu bukan hal yang penting.

Apa bertemu 2 pangeran Ravaal memang semudah itu?

Aku tidak tahu kalau Ravaal akan menyambut hangat kedatangan pangeran dari Duelkiss yang selalu menutup diri hingga saat ini.

Kira-kira percakapan seperti apa yang dilakukan Duke-sama dan Vian...

Atau Duke-sama.... Apa dia tidak apa-apa berada di tempat ini? Apa dia akan mendapat hukuman berat jika dia ketahuan pergi ke sini tanpa izin?

 “Jangan khawatir.”

Mungkin Duke-sama bisa membaca pikiranku, karena itu dia menepuk-nepuk kepalaku dengan lembut.

Aku tidak pernah bisa menebak isi pikiran Duke-sama, tapi dia bisa menebak isi pikiranku dengan sangat mudah.

Aku tahu aku tidak akan pernah bisa mengalahkan Duke-sama.

 “Bagaimana kabar Gilles, kakek, dan yang lainnya?”

Aku penasaran dengan kabar semuanya yang ada di Duelkiss. Aku tidak tahu apa yang sedang Duke-sama pikirkan, tapi dia terlihat kesulitan menjawab pertanyaanku. Beberapa saat kemudian dia tersenyum dan berkata.

 “Mereka baik-baik saja. Ada banyak hal yang terjadi, Albert dan timnya ditugaskan untuk mengurus akademi dan Gilles sedang meneliti sesuatu dengan giat. Desa Roana sudah tidak ada dan paman sekarang tinggal di istana.”

Aku yakin Duke-sama sudah berusaha merangkum semua yang terjadi selama aku tidak ada di Duelkiss, tapi informasinya terlalu banyak untukku.

Kenapa akademi bisa ada dibawah pengawasan kakak-kakakku yang terpikat pada Liz-san?

Apa maksudnya desa Roana sudah tidak ada?

Kerajaan Duelkiss berubah dengan cepat tanpa sepengetahuanku. Aku tidak bisa mengeluarkan kakek Will dari desa Roana, tapi sepertinya Duke-sama berhasil menyelesaikan masalah itu.

Oh, apa suatu hari nanti aku bisa mengalahkan Duke-sama?

... Ada banyak hal tentang Duelkiss yang belum ku ketahui, tapi kurasa aku bisa mencari informasi soal itu saat aku kembali ke rumah.

 “Kalau begitu, penelitian apa yang sedang dilakukan oleh Gilles?”

Aku menanyakan sesuatu yang sepertinya mudah untuk dijawab. Akan tetapi berbeda dengan ekspektasiku, Duke-sama terlihat lebih kesulitan untuk menjawab pertanyaan terakhirku.

 “Penelitiannya hampir selesai. Dia sedang meneliti caranya membuat Maddie.”

 “Maddie? ... Kenapa dia membuat Maddie?”

 “Sebenarnya...”

Saat Duke-sama ingin memulai penjelasannya, sebuah suara keras terdengar dari arah belakang kami.

 “Nak! Kau tidak apa-apa!?”

 “Master? Kau baik-baik saja?”

Aku berbalik ke arah suara itu. Victor dan Leon menghampiri kami dengan menggunakan kuda sedangkan Rai berlari di belakang mereka.

Baju mereka terlihat kotor, mungkin itu karena mereka baru saja melawan beruang. Ah, ada luka baru di pipi Leon.

Mereka berdua memang sangat kuat karena bisa menang dari beruang raksasa hanya dengan luka lecet di beberapa tempat.

 “Aku baik-baik saja.”

Aku tersenyum untuk menenangkan rasa cemas yang mungkin mereka rasakan. Dua pemuda itu langsung turun dari kuda mereka dan berlari ke arahku.

.... Rasanya senang juga saat tahu mereka sangat mengkhawatirkanku.

Victor langsung menggenggam pipiku dan memeriksa luka yang ada di pipiku. Tidak lama setelah dia melakukannya, ada seseorang yang menariknya menjauh dariku.

 “Kau tidak perlu menyentuhnya.”

Aku bisa mendengar suara Duke-sama dengan jelas di telingaku.

Duke-sama langsung mencengkram bahuku dan memeluk tubuhku dari belakang. Victor yang ada di depanku pun menatap Duke-sama dengan tajam.

Apa ini?

Saat aku belum bisa mencerna situasi ini, Victor dan Duke-sama mulai berbicara.

 “Hah? Siapa kau?”

 “Kita bertemu beberapa saat yang lalu.”

 “.... Kau suka dengan anak ini?”

Victor mendengus ke arah Duke-sama seakan dia sedang menggodanya.

 “Ya. Dia orang yang paling penting bagiku.”

Duke-sama langsung menjawab tanpa rasa malu sedikitpun dan Victor membalas dengan suara yang agak keras.

 “Apa? Siapa yang mau melihatnya sebagai perempuan? Seleramu jelek, kau tahu?”

Awas saja! Aku tidak akan mau membantumu lagi! Aku tidak akan peduli meski kau dapat masalah besar nantinya!

Aku menatap Victor dengan tajam sedangkan Leon masih berusaha mencerna semua informasi ini dengan wajah kaget.

Apa Duke-sama mengatakan sesuatu padanya? Kira-kira apa itu...

 

Chapter 385     Daftar Isi     Chapter 387


Komentar

Postingan Populer