I'll Become a Villainess That Will Go Down in History Chapter 389
Disclaimer: Novel bukan punya saya, dan selamat membaca teman-teman.
Saat aku sampai di istana, aku langsung berlari ke arah
kamar kakek sambill menggenggam botol yang berisi obat untuk penyakit bintik.
Aku ingin sampai di kamar kakek lebih cepat, karena itu aku
berjalan ke sana dengan kecepatan penuh. Aku sudah beberapa kali mengunjungi
istana, karena itu aku bisa tahu dengan pasti dimana kamar kakek.
Nafasku terengah-engah karena kegembiraan yang membuncah.
Ini semua karena aku berhasil membuat ramuan yang mungkin bisa menyembuhkan
kakek. Karena itu aku ingin bertemu dengan kakek secepatnya.
Saat kamar kakek sudah ada di hadapanku, aku bisa melihat
pintu kamar yang tiba-tiba terbuka.
Henry keluar dari dalam kamar kakek sambil membawa setumpuk
dokumen yang terlihat penting.
Apa yang dilakukan Henry di sini?”
Aku berhenti dan menatapnya. Henry pasti menyadari
tatapanku, karena itu dia melihatku balik.
“Gilles!”
Henry berjalan ke arahku sambil tersenyum lebar.
Aku sudah mengurung diri cukup lama dalam kamar, dan dalam
kurun waktu itu aku tidak pernah melihat Henry. Dan kurasa dia sedang mencoba
untuk menjauhkanku dari tempat ini.
“Bagaimana kabarmu?”
Itu adalah pertanyaan yang aneh…. Padahal kami tinggal di
rumah yang sama.
“Ah, aku baik-baik saja…. Apa yang kau lakukan di kamar
kakek?”
“Itu…”
Henry mencoba mengelak dari pertanyaanku.
“Apa kau menyembunyikan sesuatu?”
“Tidak. Tentu saja tidak…. Aku hanya…”
“Hanya apa? Apa yang kau lakukan bersama kakek? Itu dokumen
apa?”
Aku menahan tubuh Henry agar dia tidak kabur dariku. Henry
menyerah dan menjawab pertanyaanku.
“Ini adalah dokumen yang kudapatkan dari Will-sama.”
Aku merasa tidak nyaman dengan nama panggilan yang tidak
biasa itu—Will-sama. Aku mendengarkan cerita Henry dengan serius.
“…. Umur beliau mungkin tidak akan lama lagi. Karena itu aku
mencoba melakukan semua yang kubisa selama beliau masih hidup. Aku membawa
banyak dokumen yang harus beliau baca. Misalnya dokumen tentang pemberian
tempat tinggal bagi penduduk desa Roana agar mereka bisa hidup mandiri di
Kerajaan ini…. Lalu ada dokumen yang berisi informasi detail mengenai penduduk desa yang sudah dikumpulkan
Nate, Rebecca, dan yang lain. Tentu saja para kriminal yang dulunya tinggal di
desa Roana sudah ditempatkan di area terpisah. Ini adalah rencana yang sangat
menyeluruh dan aku tidak bisa berhenti memikirkannya.”
Aku tidak bisa memahami kata-kata Henry.
Apa situasi menjadi lebih buruk saat aku tidak ada?
“Apa aku boleh masuk ke kamar kakek?”
Henry terlihat menyesal saat dia mendengar pertanyaanku.
“Will-sama tidak ingin bertemu denganmu. Dia tidak ingin kau
melihatnya dalam kondisi seperti ini.”
“Kenapa!? Apa kakek sudah tidak suka padaku!? Aku tidak
percaya! Ini keterlaluan!”
Aku mulai berteriak ke arah Henry, tapi dia tidak mengatakan
apa-apa.
“Kau tidak ingin aku melihatnya dalam kondisi buruk. Apa itu
artinya aku hanya orang asing!? Aku akan terus bersamanya tidak peduli apa yang
terjadi!”
“Kau harus paham. Will-sama tidak ingin kau melihatnya dalam
keadaan lemah. Bukankah itu artinya beliau ingin agar kau dan Alicia terus
mengaguminya seumur hidup? Kupikir itu yang Will-sama inginkan.”
Untuk pertama kalinya Henry memberikan pendapatnya padaku.
Aku tahu apa yang dia maksud, tapi aku tidak mau
mengakuinya. Aku ingin bertemu dengan kakek.
“Itu hanya keegoisannya!.... Hei, Henry. Aku berhasil
membuat ramuan yang memiliki efek yang sama dengan Maddie.”
Mata Henry membelalak. Dia tidak bisa berkata apa-apa. Aku
menekan emosiku dan melanjutkan ceritaku.
“Akhirnya aku bisa menyelesaikannya. Karena itu aku ingin membantu
kakek. Setelah itu pasti kakek akan memujiku…”
Suaraku mulai bergetar. Aku berbalik agar Henry tidak
melihatku menangis.
“Memang, yang membuat Will-sama tidak ingin menemuimu adalah
rasa egoisnya. Tentu saja kau bisa mengatakan perasaanmu padanya. Tapi ingat,
Will-sama peduli kepadamu lebih dari siapapun.”
Henry mengusap kepalaku dengan tangan hangatnya.
Aku sudah sering mendapatkan perlakuan seperti ini dari
banyak orang. Hal itu membuat hatiku dipenuhi rasa bahagia, seakan aku sedang
dipuji atas semua kerja kerasku.
Orang yang paling sering mengelus kepalaku adalah kakek.
Sentuhannya berhasil membuatku tenang lebih dari orang lain. Setiap kali tangan
besar dan kasar itu mendarat di atas kepalaku, aku jadi ingin melakukan yang
terbaik.
“Aku ingin bertemu dengannya.”
“Silahkan.” Gumam Henry sambil mengelus kepalaku sekali
lagi.
Aku berdiri di depan pintu kamar kakek. Aku mengambil nafas
panjang dan menahan air mata yang hampir keluar.
Aku tidak bisa membiarkan kakek melihatku menangis.
Aku meneguhkan hatiku dan membuka pintu tanpa mengetuk
terlebih dahulu.
“…. Kau berhasil mencapai hasil yang luar biasa.”
Sepertinya Henry mengatakan sesuatu, tapi aku tidak bisa
mendengarnya dengan jelas.”
Chapter 388 Daftar Isi Chapter 390
Komentar
Posting Komentar