I'll Become a Villainess That Will Go Down in History Chapter 383

 Disclaimer: novel bukan punya saya


Victor tidak bisa menyanggah ucapanku dan hanya bisa melihat saat aku mulai menuruni jurang untuk mengambil Maddie. Ah, jika aku jatuh dari ketinggian ini, aku pasti langsung mati.

Jantungku berdegup cepat, aliran darahku menjadi semakin meningkat. Tanganku mulai basah dengan keringat, tapi aku mencoba untuk menenangkan diri dengan cara turun pelan-pelan sambil mengambil nafas panjang diantara setiap langkah.

Menuruni jurang ini sangat sulit jika aku tidak menggunakan sihir.... Tapi aku harus mencobanya.

 “Aku merasa kesal.”

Victor menggumamkan sesuatu, tapi aku tidak begitu bisa mendengarnya karena terlalu fokus dengan pekerjaanku. Leon yang ada di sebelah Victor pun bertanya.

 “Kesal pada master?”

 “Tidak, tidak. Aku kesal pada diriku sendiri.... Padahal dia itu lebih muda dariku.”

 “Apa kau suka pada master?”

Victor tertawa saat mendengar pertanyaan itu.

 “Aku tidak mau mengencani wanita yang memaksakan ideologi mereka padaku tanpa ragu.”

 “Aku juga ingin mengatakan hal itu padamu.”

Saat aku mendengar mereka berdua mulai membicarakanku, aku langsung merapal mantra pada diriku sendiri. Setelah sihirku selesai aku langsung menunjukkan diriku di hadapan mereka.

Sihir menjadi hewan adalah sesuatu yang berhasil kukuasai setelah mengatasi masalah yang kudapatkan saat mempelajari mantra level tinggi. Dengan mantra ini aku bisa berubah menjadi burung kecil berwarna hitam. Mata Victor dan Leon membelalak saat melihat wujudku.

 “Warna matanya sama seperti master...”

 “Sepertinya burung seperti ini bisa dijual mahal pada para kolektor...” ucap Victor menanggapi komentar milik Leon. Aku mengabaikan mereka berdua dan terbang ke arah bunga Maddie berada.

Ini adalah kali pertamanya aku berubah menjadi burung dan untung saja aku bisa terbang dengan cukup mudah. Berita baik yang lain adalah tidak ada angin kencang di sini.

Saat aku sedang terbang, pikiranku melayang ke arah Liz.

Dengan kekuatan sihir yang dimiliki oleh saintess, dia pasti bisa mengambil bunga Maddie dengan mudah, sedangkan aku hanya bisa mengambilnya dengan cara manual. Kadang orang menyebutku ‘jenius’, tapi untuk mencapai titik ini aku sudah hampir kehilangan nyawa ku berkali-kali. Yah, semua itu karena keterbatasan kekuatan sihir yang kumiliki. Dan aku sadar... Meski aku sudah berusaha sekeras ini, aku tidak akan bisa mengalahkan orang ‘jenius’ yang sesungguhnya.

 “Hei, kau tidak apa-apa?”

Pertanyaan Victor berhasil membawaku ke dunia nyata.

Aku harus fokus pada pekerjaan yang ada di depanku. Kau tidak perlu memikirkan hal yang tidak perlu, Alicia.

.... Dan akhirnya aku memulai proses pengambilan bunga Maddie tanpa menyentuh duri yang mengelilinginya.

Aku menggunakan mantra yang bisa membuat tubuhku menjadi lebih kecil lagi dan berubah menjadi burung kecil yang pasti akan langsung mati jika hidup di alam liar.

Aku terbang perlahan ke bagian tengah tanaman beracun yang ada di sekeliling bunga Maddie. Dan saat aku berada sangat dekat dengan bunga itu, aku baru sadar jika Maddie memiliki bau manis yang membuat pikiranku melayang. Woow, kepalaku terasa sedikit pusing.

Aku mencoba untuk tetap sadar dan terus terbang ke arah dasar bunga Maddie. Aku harus melakukan sesuatu agar aku bisa memutus bagian ini dengan mudah.

Aku menggunakan sihir sekali lagi dan mengubah tubuhku dari seekor burung menjadi tupai. Saat aku berhasil melakukannya, aku menghela nafas lega.

Ini pertama kalinya aku menggunakan sihir sebanyak ini di waktu yang bersamaan.

Menjaga transisi tubuh dari hewan satu ke hewan lainnya adalah hal yang cukup sulit, dan aku berhasil melakukannya karena aku memaksa diriku sendiri agar tidak gagal di percobaan pertama.

.... Kurasa manusia memang bisa berkembang dengan cepat di bawah tekanan yang  berat.

Saat kesadaranku mulai menghilang sedikit demi sedikit, aku menggigit ujung pangkal bunga Maddie yang berada di dekat akar. Ternyata kekuatan gigitan ku cukup kuat sehingga aku bisa melakukannya dengan cepat.

Entah kenapa, tugas yang awalnya terlihat sangat mustahil bisa berubah menjadi tugas yang cukup mudah. Aku lega karena Victor dan Leon tidak bisa melihatku dalam kondisi seperti ini.... jujur saja aku lebih suka kucing daripada tupai.

Daripada memikirkan sesuatu yang tidak diperlukan, aku harus menjaga agar bunga ini tetap berada di mulutku,

***

 “Sekarang bocah itu berubah menjadi hewan apa lagi?”

Victor dan Leon terus menatap Alicia dari tepian jurang. Untuk sesaat mereka merasa lega karena Alicia—yang sekarang berbentuk seperti seekor burung—berhasil melewati tanaman beracun yang mengelilingi maddie.

Leon memiringkan kepalanya saat mendengar pertanyaan Victor.

 “Bukannya master berubah menjadi hewan kecil?”

 “.... Bahkan para orang tua yang ada di istana tidak pernah menggunakan sihir seperti ini.”

 “Apa maksudmu?”

 “Normalnya, jika kau merapal banyak di waktu yang berdekatan, kau pasti akan pingsan.”

Mata Leon membelalak saat mendengarnya, dan dia langsung memalingkan wajahnya ke arah bunga Maddie sekali lagi.

 “.... Kalau begitu master...?”

 “Dia itu monster.” Suara pelan dari Victor menggema di pelan di tempat itu.

 

Chapter 382     DaftarIsi     Chapter 384


Komentar

Postingan Populer