I'll Become a Villainess That Will Go Down in History Chapter 384
Disclaimer: like always, novel isn't mine
Aku hampir berhasil memotong batang Maddie. Sedikit lagi.... Aku hampir berhasil mendapatkannya.
Dan saat itulah pertanyaan baru muncul di otakku. Bagaimana
caranya aku keluar sambil membawa bunga ini?
Kupikir dengan berubah menjadi burung kecil aku bisa keluar
dengan selamat tanpa merusak Maddie. Jika aku sampai melakukan kesalahan dan
merusak bunga ini, aku tidak akan bisa menatap Victor dan Leon.
Aku harus berhasil karena mereka sudah percaya padaku...
Aku merapal mantra ke arah tanaman beracun yang ada di
sekelilingku. Setidaknya itu bisa melapangkan jalan keluar ku.
Aku menggunakan banyak energi sihir ke arah tanaman itu,
tapi mereka tidak mau bergerak sama sekali. Apa mungkin tanaman itu punya efek
menetralkan sihir?
Aku akhirnya mengerti kenapa banyak orang berkata penyakit
bintik bisa membunuhmu.... Maddie adalah tanaman obat yang sangat penting, tapi
tanaman beracun yang ada di sekelilingnya benar-benar membuatku ingin menyerah.
Aku ingin melenyapkan aroma Maddie yang membuatku semakin
pusing. Apa mungkin bunga ini punya kekuatan untuk menyedot energi sihir?
Tanaman beracun di sekitar Maddie bisa menetralkan sihir dan
bunganya bisa menjadi obat mujarab ini bisa menyerap sihir. Aku merasa seakan
kerja kerasku akan berakhir sia-sia.
“Hei, lihat itu.”
Aku bisa mendengar suara Victor dengan cukup jelas.
“Apa itu beruang yang
tadi?”
“Nafasnya terlihat
lebih kasar dari sebelumnya.”
“Sepertinya dia
sangat bersemangat saat melihatmu, pangeran.”
“Hentikan itu.”
Aku tidak tahu apa yang sedang terjadi di atas sana, tapi
sepertinya Victor dan Leon sedang bercakap-cakap.
Yah, karena mereka sama-sama bisa menjaga diri aku tidak
terlalu khawatir. Jujur saja, aku malah kasihan para lawan mereka.
Untuk sekarang, aku harus fokus pada tugasku. Situasinya
masih belum berubah, jika aku tidak cepat melakukan sesuatu bisa-bisa aku
terperangkap di dalam sini selamanya.
Jika saja aku bisa mengekstrak komponen bunga Maddie...
Saat aku sedang memikirkan opsi itu, aku menyadari jika
tanaman beracun yang mengelilingi Maddie perlahan bergerak menuju ke arahku
seakan mereka ingin mengurungku di dalam sini.
.... Tidak mungkin. Jangan bergerak ke dalam.... keluar! Keluar!
Dunia memang bukan tempat yang ramah, iya kan?
Situasiku beberapa saat yang lalu sudah cukup buruk. Tapi
sekarang, duri-duri itu hampir menyentuh tubuhku.
Aku tidak punya waktu lagi. Begitu pikirku sambil menarik
nafas panjang.
Aku merapal mantra dan langsung melakukan ekstraksi pada Maddie.
Cairan oranye gelap mulai melayang di udara. Aku mengontrolnya agar cairan itu
bisa keluar dari area tanaman beracun. Setelah itu aku berubah menjadi burung
dan melarikan diri dari sergapan tanaman beracun dengan cepat.
Setelah aku berhasil keluar, aku langsung memadatkan cairan
bunga Maddie dan membuatnya menjadi sebuah kubus. Beberapa saat kemudian, bunga
indah itu berubah menjadi kubus berwarna oranye.
.... Sihir memang benar-benar menakjubkan. Aku ingin
menyombongkan diriku pada orang lain.
Tapi, saat aku baru saja merasa lega karena bisa keluar dari
kungkungan tanaman beracun, sihir transformasiku berhenti bekerja dan tubuhku
kembali ke bentuk semula. Aku terlalu banyak menggunakan energi sihir dan
nafasku mulai tersengal-sengal.
Oh, tidak. Aku jatuh.
Tangan ku yang sudah kembali seperti semula langsung meraih
kubus Maddie yang sedang melayang di udara, setelah itu aku langsung
memasukkannya ke dalam saku agar kubus itu tetap aman.
Aku harus melindungi kubus ini apapun yang terjadi!
“Master!”
“Alicia!”
Suara Leon dan Victor menggema di telingaku dan aku langsung
menengadahkan wajah ku ke arah mereka. Di sebelah mereka ada seekor beruang besar
yang terbaring di tanah.
Apa itu? Aku tidak pernah melihat beruang sebesar itu
sebelumnya. Apa itu beruang yang mereka bicarakan tadi? Maksudku... Bagaimana
mereka bisa mengalahkan beruang sebesar itu?
Aku sangat terkesan dengan kemampuan mereka berdua meski aku
mungkin akan mati sebentar lagi.
Aku cukup yakin aku tidak akan mati, tapi jujur saja manusia
bisa mati dengan mudah, iya kan? Mungkin aku terlalu percaya diri pada
kekuatanku.
Aku tidak memiliki kemampuan sihir dan fisik yang bisa ku gunakan
sekarang. Normalnya aku harus melakukan sesuatu untuk menyelamatkan diriku,
tapi aku tidak bisa berpikir karena terlalu lelah. Yang bisa kulakukan sekarang
hanyalah terjun bebas ke dasar jurang.
Seandainya mengambil Maddie tidak memakan terlalu banyak
energi sihir, aku mungkin bisa lolos dari situasi berbahaya ini...
Dunia di sekelilingku terlihat berjalan sangat lambat. Bahkan
1 detik terasa sangat lama.
Kudengar orang yang ada di ambang kematian akan mengalami
hal yang seperti ini. Di samping itu mereka juga akan mengingat semua orang
yang penting bagi mereka.
Duke-sama.
I thought of him. I missed him so much, and I might never
see him again. My chest tightened.
Aku memikirkannya. Aku sangat amat merindukannya, dan
mungkin aku tidak akan bisa melihatnya lagi. Dadaku terasa sesak saat aku
memikirkannya.
Duke-sama adalah alasan kenapa aku bisa sebebas ini. Dia mungkin
sudah membantuku lebih dari apa yang bisa kubayangkan, dan sekarang aku baru
menyadari seberapa besar rasa cintanya padaku.
Kuharap aku bisa melihatnya untuk yang terakhir kalinya.
Aku bisa mendengar suara seseorang memanggilku dari atas
jurang. Aku tidak bisa mendengar dengan jelas apa yang mereka katakan, tapi
mereka terdengar kesusahan.
Apa Victor sedang memarahiku lagi? Apa dia kesal karena aku
tidak bisa mendapatkan Maddie setelah semua bahaya yang kami lalui?
Jangan khawatir. Aku akan melindunginya.
Aku membuka mataku dan menatap langit dengan tatapan kosong,
saat itulah aku melihat seseorang jatuh dari atas jurang dan melesat ke arahku
dengan kecepatan tinggi. Rambut birunya berkibar dan terlihat menyatu dengan
langit.
Mataku membelalak saat melihat pemandangan yang tidak
mungkin itu.
.... Duke-sama!? Penampakan!??
Apa aku sudah mati? Tidak mungkin aku bisa melihat Duke-sama
di tempat seperti ini!
Aku juga tidak pernah melihat ekspresi seperti itu di wajah
Duke-sama. Itu adalah ekspresi yang seakan berkata jika dia bersedia memberikan
seluruh hidupnya hanya untuk menyelamatkanku.
Sebelum aku menyadarinya, 2 tangan besar sudah memeluk
pinggangku. Pelukan itu terasa sangat hangat dan wangi, aroma khas Duke-sama
yang kusuka.
Beberapa saat kemudian kami langsung terjun bebas dan
menghilang di balik pepohonan rimbun yang menutupi hutan.
Chapter 383 Daftar Isi Chapter 385
Komentar
Posting Komentar