I'll Become a Villainess That Will Go Down in History Chapter 135
Disclaimer: novel ini bukan punya saya.
ππππ
Malam ini aku pergi mengunjungi kakek Will di desa Roana. Tadi aku harus menggunakan sebagian besar kekuatanku untuk melawan Duke-sama, tapi sekarang aku merasa lebih baik jika dibandingkan kemarin malam... Karena itu aku sama sekali tidak merasa lelah meski harus berjalan jauh.
"Hei, Alicia?"
Suara Gilles menggema di dalam hutan.
"Ya?"
"Apa kau pernah bertemu dengan ibunya Duke?"
"Tidak pernah." jawabku sambil menggelengkan kepala. "Ibu Duke-sama sudah meninggal dunia sejak lama."
"Oh, begitu ya..."
"Tapi aku pernah melihat lukisannya. Dia terlihat sangat kuat... Tipe orang yang suka mendominasi. Oh ya, warna kulit Duke-sama itu turunan dari ibunya."
"Mendominasi?"
"Mm... Ibu Duke-sama tidak berasal dari kerajaan ini."
"Apa..."
"Kita susah sampai." potongku cepat.
Aku hanya ingat pernah melihat yang mulia ratu dalam sebuah scene game, jadi aku tidak tahu soal detailnya di dunia ini. Ah, mulai sekarang sebaiknya aku tidak mengatakan sesuatu yang tidak kuketahui secara pasti.
"Bagaimana kabar kakek Will ya?"
"Kurasa dia baik-baik saja." jawabku sambil melangkah masuk ke dalam kabut.
"Eh!?"
Itu suara Gilles. Aku sama sekali tidak bisa mengeluarkan suara apapun karena merasa sangat kaget.
Atmosfer kelam di desa Roana ini sudah menghilang sepenuhnya. Terlebih lagi, tidak ada orang yang tergeletak di pinggir jalan seperti biasanya.
Ada apa ini? Apa yang terjadi di sini?
Aku menengadahkan kepalaku dan melihat langit yang masih berwarna sama seperti sebelumnya. Meski begitu atmosfer yang ada di desa ini terasa lebih bersahabat dan suasananya terasa lebih cerah daripada biasanya.
"Kenapa tempat ini bisa jadi seperti ini?"
"Aku juga tidak tahu."
Kami berdua hanya bisa berdiri diam sambil mengamati tampilan terbaru dari desa Roana ini.
"Alicia! Gilles!" Rebecca berteriak sambil berjalan menghampiri kami berdua.
Tidak mungkin... Apa gadis itu benar-benar berhasil memperbaiki desa Roana ini? Aku tahu kalau aku sudah menyuruhnya untuk menjadi penyelamat desa ini, tapi aku tidak pernah mengira jika dia akan melakukannya hingga sejauh ini.
Tapi apa benar Rebecca melakukan semua ini sendirian? Tidak peduli seberapa besar pemahamanmu terhadap orang lain, tanpa pengetahuan praktikal dan kebijaksanaan kau tidak mungkin... Hmmm, ada 1 orang yang bisa melakukan semua itu!
"Kakek." cicit Gilles dengan mata terbelalak. Aku yang melihat reaksi aneh Gilles pun langsung menatap laki-laki yang sedang berjalan ke arah kami bertiga.
... Aku tidak bisa percaya ini.
"Siapa...?" gumamku pelan saat melihat sosok itu.
Meski laki-laki itu terlihat santai, aku bisa merasakan aura wibawa yang mengelilinginya. Efek yang dikeluarkan aura itu sangat luar biasa kuat hingga aku tidak bisa menggerakkan tubuhku sama sekali. Seluruh bulu kudukku berdiri saat merasakan betapa agung aura yang terpancar darinya.
Padahal aku tidak pernah merasa seperti saat bertemu dan berbincang dengan yang mulia raja. Tapi, saat laki-laki ini muncul aku bisa merasakan jika atmosfer di alun-alun ini berubah 180 derajad.
Tanpa sadar aku langsung menegakkan punggungku. Baru kali ini aku merasa sangat gugup saat bertemu dengan seseorang.
"Alicia, Gilles." sapa laki-laki itu dengan nada hangat dan senyum yang lembut. Suaranya terdengar sangat familiar di telingaku... Ya, suara kakek Will masih sama seperti yang dulu.
Bagaimana bisa aura seseorang berubah sedrastis ini hanya dalam waktu 2 hari saja!?
Rambutnya yang selalu terlihat berantakan sekarang terlihat disisir kebelakang hingga rapi. Kali ini kami bisa melihat wajah kakek Will dengan jelas. Aku bisa melihat iris emas yang sangat kukenal di mata kirinya, lalu mata kanannya ditutupi dengan sebuah penutup mata berwarna hitam yang mirip dengan penutup mataku.
Aku dan kakek Will terlihat mirip... Tapi kenapa aura kami terasa sangat berbeda? Ooh... baju kakek juga terlihat lebih bersih dan rapi dari biasanya.
Itu adalah hal terakhir yang terlintas di kepalaku sebelum kakek berhenti tepat di depanku dan Gilles.
Aku langsung berlutut seakan itu adalah hal yang normal, dan aku tidak sadar saat melakukannya... Sebelum aku mengetahuinya, aku sudah berlutut di depan kakek Will.
Di sudut otakku, aku memarahi diriku sendiri. Ini bukan sesuatu yang boleh dilakukan oleh wanita jahat. Wanita jahat tidak akan pernah mau merendahkan dirinya di hadapan orang lain... pada siapapun!
Tapi.. Tubuhku bergerak dengan sendirinya...
Sebagai seorang bangsawan aku sudah menerima banyak pelajaran etika, jadi hal seperti ini sudah tetanam kuat dalam diriku.
Dibandingkan dengan orang biasa, para bangsawan sudah diajari berbagai macam kemampuan sejak kecil, karena itu instingku bisa tahu jika orang yang ada di depanku memiliki level yang jauh lebih tinggi dari bayangan terliarku. Aku bisa tahu jika aku tidak akan pernah bisa menang darinya.
Seluruh sel dalam tubuhku berteriak jika laki-laki di depanku ini adalah sebuah eksistensi yang tidak pernah kubayangkan sebelumnya. Bagaimana caranya kakek Will menyembunyikannya selama ini?
"Ali?" panggil Gilles yang merasa heran dengan sikapku.
"Angkat kepalamu Alicia." ucap kakek Will sambil berlutut di depanku.
Komentar
Posting Komentar