I'll Become a Villainess That Will Go Down in History Chapter 136
Disclaimer: click on 'Daftar Isi' down bellow.
π¦π¦π¦π¦
Perlahan, aku mengangkat kepalaku.
"Melihatmu berlutut bukan sesuatu yang kuinginkan." kata kakek Will dengan alis yang sedikit berkerut.
Rasanya agak aneh saat kau ditatap oleh matamu sendiri.
Kakek memegang lenganku dan menuntunku berdiri.
"Alicia? Barusan apa yang kau lakukan? Dia kakek Will, loh." kata Gilles dengan wajah heran.
Ya... Aku juga tahu itu.
"Nggak aneh, sih. Lagipula penampilan master juga sedikit berubah~~." kata Rebecca dengan riang.
"Bagaimana aku harus memanggilmu?" gumamku pelan. Gilles dan Rebecca hanya menatapku dengan ekspresi bertanya-tanya.
"Eh? Tadi aku sudah bilang kan? Dia itu kakek Will."
"Gilles benar, Alicia... Apa maksudmu?"
"Aku tahu itu. Tapi..."
Yang ada di depanku bukan kakek Will yang dulu... Sekarang dia adalah Will Seeker.
Meski aku tahu identitas kakek Will yang sebenarnya, aku tidak pernah berencana untuk mengubah sikapku kepadanya. Aku tidak punya alasan untuk melakukannya.
Jadi selama ini aku berpikir jika aku akan tetap memperlakukannya seperti kakek Will yang biasanya. Aku berpikir jika aku benar-benar bisa melakukannya.
Tapi, laki-laki yang ada di depanku ini bukan kakek Will yang kukenal.
Aku merasa terkejut karena kakek Will bisa menyembunyikan aura agungnya ini.. Bagaimana caranya dia melakukan semua itu?
Ya, aku tahu jika kakek Will sangat bijaksana... Semua orang akan tahu hal itu setelah berbicara dengannya. Tidak, kukira semua orang bisa mengetahuinya meski kakek Will tidak mengatakan sepatah katapun, karena kau bisa merasakan kecerdasan yang dia miliki haya dengan berada di sampingnya.
Meski mata kiri iti adalah milikku, aku tahu jika aku tidak akan bisa memberikan efek seluar biasa ini. Mata itu terlihat sangat bijak, cerdas, berwawasan... tapi juga terlihat sangat kesepian. Wajahnya menampilkan sebuah ekspresi jika dia bisa meraih semua hal yang dia inginkan... Seakan seluruh dunia ini hanya tercipta untuknya.
Hanya dari tatapan matanya saja aku bisa tahu jika laki-laki ini berada jauh di atas levelku.
Aku terus berdiri dan menatapnya dalam diam dan tiba-tiba aku teringat dengan kata-kata kakek Will beberapa tahun yang lalu. Aku tidak tahu kenapa aku bisa mengingatnya sekarang, tapi... mungkin itu karena aku aku melihat kilat sedih dari mata itu.
"Alicia, kau boleh memanggilku sesukamu." kata kakek Will sambil tersenyum lembut kepadaku. Itu adalah senyum yang selalu kulihat setiap bertemu dengan kakek.
Auranya mungkin sudah sangat berbeda, tapi apa yang ada di dalamnya tetap sama seperti kakek Will yang dulu.
"Kalau begitu... Paman Will...?" kataku dengan wajah merah karena malu. Suaraku terdengar agak parau dan kata-kataku terdengar sedikit tidak meyakinkan. Aku berusaha keras untuk tersenyum kepadanya, tapi jujur saja... Mukaku sekarang pasti terlihat seperti sedang menahan tangis.
"Benar juga. Kakek lebih cocok dipanggil paman. Mungkin aku harus mulai memanggilmu seperti itu juga?"
"Itu kedengaran bagus...?"
setelah itu Gilles dan Rebecca tertawa keras.
Kakek... Ah, paman Will hanya menatap mereka berdua dengan hangat.
Tapi saat dia menatapku ekspresi wajahnya sedikit berubah. Sepertinya dia menyadari sesuatu setelah menatap wajahku, tapi dia tidak mengatakan apapun dan menungguku berbicara. Dia tahu jika aku akan membuka mulutku saat aku siap untuk membagi pikiranku dengannya.
Ini adalah saat-saat yang sudah kutunggu. Aku punya banyak hal yang ingin kutanyakan... Apa yang terjadi di sini? Bagaimana caranya desa ini bisa berubah sebanyak ini hanya dalam 2 hari saja? Tapi sebelum itu aku ingin menanyakan 1 hal lain... Aku ingin tahu masa lalu paman Will yang sebenarnya.
Kenapa 2 matanya diambil darinya? Kenapa dia didepak dari istana? Kenapa dia bisa berakhir di tempat ini?
Aku ingin menanyakan semua ini sejak lama... Tapi aku tidak melakukannya karena aku tahu jika aku tidak punya hak untuk mendengarkannya.
Tapi sekarang... Aku sangat ingin mengetahuinya.
Aku mengambil nafas panjang dan mempersiapkan diriku. Setelah itu aku bertanya.
"Paman Will, anak laki-laki yang kehilangan sihirnya... Yang dulu pernah kau ceritakan itu... Itu bukan temanmu, iya kan?"
Komentar
Posting Komentar