I'll Become a Villainess That Will Go Down in History Chapter 141

 Disclaimer: Novel ini bukan punya saya. Peace and love.

❤❤❤❤❤

"Ali, sepertinya ada masalah yang terjadi lagi." kata Henry-oniisama sambil berjalan menghampiri kami.

Kenapa dia terlihat sangat terburu-buru? Apa aku tidak sengaja melakukan kesalahan besar?

"Ada apa? Memangnya masalah apa yang terjadi?"

"Ali... Apa kau benar-benar menghina Liz pagi ini?" tanya Henry-oniisama sambil menatapku dengan mata serius.

Menghina? Aku tidak pernah ingat melakukan hal seperti itu...

"Bukannya itu mereka?"

Mata Gilles yang tadinya terlihat hidup saat sedang bermain bersama kami, sekarang terlihat sangat datar.

Dari kata-katanya itu, aku bisa menebak apa yang sedang terjadi sekarang. Sepertinya beberapa orang sedang berusaha menjebakku, lagi. Ternyata akademi ini dipenuhi banyak orang kejam.

Aku menghela nafas dan kemudian menatap Henry-oniisama. "Aku tidak pernah mengatakan hal buruk soal Liz-san, tapi tadi pagi aku memang bertemu beberapa gadis yang melakukannya."

Semuanya langsung paham setelah aku mengatakannya.

Karena mereka sudah memilih untuk percaya padaku, mereka langsung menyadari apa yang sedang terjadi hanya dari sedikit informasi yang kuberikan.

Aku benar-benar bersyukur. Sungguh. Terutama saat aku berpikir jika para pengikut setia Liz-san tidak akan mau mendengar apapun yang keluar dari mulutku. Tapi orang-orang ini menerima perkataanku tanpa ragu sedikitpun.

"Untuk sekarang, sebaiknya kita temui Liz." usul Duke-sama.

"Di mana dia sekarang?" tanya Gilles dengan nada bosan.

"Di kelas."

"Oh~~, aku juga ikut~~." kata Mel dengan nada ceria... tapi matanya mengatakan sesuatu yang sangat bertolak belakang. Mata itu adalah mata seorang pembunuh profesional yang sedang mengintai mangsanya.

Dia sangat tidak suka pada Liz-san, ya?

Kami menghapus papan tulis itu beberapa kali untuk menghilangkan semua detail game yang baru saja kami mainkan. Setelah itu kami langsung menuju kelas di mana Liz-san berada.

XXX

Rasanya belakangan ini aku tidak pernah istirahat. Aku selalu terlibat dalam masalah yang tidak pernah kumulai.

Tidak lama kemudian kami sampai di kelas dan masuk ke dalam.

"AH! Itu dia!!" seorang siswi langsung berteriak saat melihatku.

"Iya. Iya. Aku sudah memenuhi panggilanmu dan datang ke tempat ini dengan lapang dada." kataku dengan seringai di wajah.

"Apa-apaan dengan kelakuan tidak pantas itu!?" teriak gadis lainnya dengan suara yang melengking. Aku tidak menghiraukannya dan menatap lurus ke arah Liz-san.

Seperti yang sudah kuduga. Mereka adalah gadis yang menghina Liz-san di depanku tadi pagi. Dan sekarang mereka berdiri mengelilingi Liz-san.

Tentu saja, scene ini tidak akan lengkap tanpa laki-laki tampan yang juga ikut menemani Liz-san. Tapi sayang, mereka bukan Curtis-sama dan Finn-sama.

Mereka adalah laki-laki norak yang seksi dan laki-laki babyface yang terlihat cerdik... Kurasa ada tidaknya mereka tidak akan membawa perubahan apapun dalam masalah ini... tapi mereka berdua memang terlihat aneh. Aku kesulitan menebak apa yang sedang mereka pikirkan.

Untuk para pengikut lainnya, mereka sangat mudah ditebak. Setelah sering menerima tatapan penuh kebencian dari mereka, aku sudah terbiasa sekarang. Jujur saja, aku merasa jika situasi ini membuatku bosan. Aku lebih suka jika mereka menatapku dengan ekspresi marah. Tidak ada yang bisa memperkuat posisiku sebagai wanita jahat kecuali tatapan marah dari para mob yang tidak berkepentingan.

"Ada apa lagi? Apa yang terjadi kali ini?" tanyaku sambil tersenyum manis ke arah Liz-san.

"Kau harusnya sudah tahu. Para gadis ini berkata jika kau sudah mengatakan hal buruk kepadaku." kata Liz-san dengan nada tenang. Dia sama sekali tidak menunjukkan rasa benci atau sekedar rasa tidak suka ke arahku.

Sasuga saintess. Dalam kondisi seperti ini, biasanya kau akan menatap wanita jahat dengan tatapan tidak suka. Tapi Liz-san malah menyambutku dengan tenang.

"Lalu? Bagaimana pendapatmu, Liz-san?"

Liz-san terlihat berpikir sejenak saat menerima pertanyaanku.

"Tidak ada bukti yang bisa mereka tunjukkan, jadi aku tidak bisa mengatakan apa-apa. Karena itu aku ingin langsung bertanya kepadamu." jawabnya dengan tatapan yang mencoba memahamiku. "Apa kau benar-benar mengatakan hal buruk di belakangku, Alicia-chan?"

Fakta jika dia bisa menangkap rumor yang beredar dengan cepat benar-benar sangat menakjubkan.

"... Tidak. Aku tidak melakukannya." kataku dengan nada datar.

"Begitu ya. Aku percaya padamu." kata Liz-san sambil tersenyum manis ke arahku.

... Sudah lama aku tidak melihat senyum malaikatnya. Tapi kenapa... setiap kali aku melihatnya, tubuhku terasa tidak nyaman?

Biasanya aku akan merasa tersentuh dengan kepercayaan penuh yang dia tunjukkan kepadaku... tapi itu adalah sesuatu yang mungkin tidak akan bisa kulakukan.

"Liz-sama!? Kenapa kau bisa percaya pada gadis kurang ajar itu!?"

"Dia sudah menghinamu, Liz-sama!"

"Benar! Kami semua mendengarnya! Dia sudah memanggilmu jalang dan berkata jika kau jadi sombong karena disukai banyak lelaki!"

Para gadis yang berkumpul di dekat Liz-san mulai mengatakan hal-hal buruk yang 'seharusnya' kukatakan tadi pagi.

'Gadis kurang ajar'... oww. Sakitnya tuh di sini. Tidak bisakah kau menyebutku 'wanita jahat itu'?

Saat mereka semua membuka mulut mereka, wajah Liz-san terlihat semakin suram. Dia berkata jika dia percaya padaku, tapi sepertinya dia mulai meragukan kata-kataku. Bahkan Liz-san yang seperti itu saja bisa tidak mudah percaya dengan kata-kata pengikutnya.

Tatapan mata semua murid yang ada di kelas menjadi semakin tajam. Karena 90% dari mereka semua adalah pengagum beratnya Liz-san, kurasa tatapan 'hangat' masih ini masih bisa diterima. Aku paham jika mereka ingin aku mengiyakan semua tuduhan gadis-gadis itu.

Gilles melirik Mel, tapi gadis itu menggelengkan kepalanya. Sepertinya dia tidak menyaksikan kejadian tadi pagi.

Aku yang sekarang tidak bisa menggunakan sihir. Jadi meski aku ingin, aku tidak bisa menunjukkan bukti kalau aku sama sekali tidak bersalah.

"Hmm. Tapi bukannya tadi pagi kalianlah yang mengatakan semua itu?" tiba-tiba suara seorang pemuda masuk ke dalam gendang telingaku.





Komentar

Postingan Populer