I'll Become a Villainess That Will Go Down in History Chapter 11

 

Albert—13 tahun.

Namaku Albert. Aku adalah anak tertua dari keluarga Williams. Sekarang usiaku 13 tahun dan aku sedang mengkhawatirkan adik perempuanku satu-satunya.

Dia tumbuh menjadi anak yang sangat egois dan arogan. Aku bahkan tidak tahu harus bagaimana lagi untuk mengatasinya.

Beberapa tahun belakangan ini, rasanya kami sudah terlalu memanjakannya.

Tapi, adik kecilku—Alicia terlihat sangat cantik dan imut dengan mata emasnya.

Adik kembarku dan aku tidak bisa tidak memanjakannya saat kami bertemu dengannya.

Tapi mungkin itu adalah kesalahan... karena sekarang Alicia berpikir jika dunia hanya berputar di sekelilingnya.

Suatu hari dia datang menemuiku dan berkata jika dia juga ingin ikut latihan berpedang.

Jujur saja, aku merasa sangat marah saat itu.

Kami melatih kemampuan berpedang kami dengan serius setiap hari, dan sekarang dia ingin ikut berlatih hanya karena penasaran...? lebih parah lagi, dia mungkin sama sekali tidak memiliki niat untuk berlatih dan hanya ingin bermain bersamaku, Alan, dan Henry.

Rasanya Alicia sudah mencemooh kerja keras kami selama ini.

Kupikir Alan dan Henry juga merasakan hal yang sama denganku.

Jadi aku memutuskan untuk memberi adik manjaku sebuah syarat yang mustahil bisa dia kerjakan.

Aku berkata kepadanya jika dia harus melakukan 100 kali sit up dan 50 kali push up, latihan yang tidak mungkin dilakukan oleh anak gadis berumur 7 tahun.

Tambah lagi, aku berkata jika dia harus melakukannya setiap hari selama seminggu.

Saat aku berkata begitu, Alicia tentu saja marah.

Hanya saja, tidak seperti biasanya. Kali ini dia hanya menatapku dengan tajam.

Aku hampir tidak bisa mempercayai mataku. Aku tidak pernah melihatnya menunjukkan ekspresi seperti itu.

Saat matahari menyinari mata emasnya, aku seperti tidak bisa memalingkan mataku darinya.

Saat itu aku sadar jika Alicia sangat serius ingin mempelakari teknik berpedang, tapi aku masih merasa jika dia akan menyerah sebelum seminggu berlalu... sama seperti sebelumnya.

Mau itu piano, latihan vokal, mengendarai kuda, dan lain sebagainya... dia hanya akan terlihat tertarik hanya selama beberapa hari dan berganti pada hal lain yang menarik perhatiannya.

Untuk pelajaran etika dan menari yang wajib bagi semua bangsawan kelas atas, para guru memaksanya untuk mempelajari semua pengetahuan dasar. Tentu saja semua orang yang terlibat terlihat sangat menyedihkan saat mengajari adik perempuanku itu.

Karena aku tahu Alicia selalu begitu, aku yakin jika dia tidak akan melakukan syarat push up dan sit up selama seminggu yang kuberikan, jadi aku tidak memikirkan janji itu lebih jauh. Aku bahkan melupakan janji itu setelah beberapa hari.

Jadi, saat Alicia datang kepadaku seminggu kemudian, aku sama sekali tidak mengingat pembicaraan kami seminggu yang lalu, hingga akhirnya dia mengatakannya kepadaku sekali lagi.

Dengan tubuh mungilnya dan ekspresi cemberut di wajahnya, dia tidak terlihat seperti anak yang menghabiskan waktu 1 minggu untuk melatih otot-otot tubuhnya.

Sepertinya Alicia berbohong hanya untuk mendapatkan perhatian dariku.

Aku berpikir mungkin karena teman-temanku sedang datang berkunjung, makanya dia datang untuk bermain bersama....

Tapi tiba-tiba Alicia mencabut pedang yang ada di pinggangku dan aku tidak sempat melakukan apa-apa karena merasa kaget.

Aku tidak tahu apa yang baru saja terjadi.

Pedangku bukan sesuatu yang bisa dipegang gadis kecil yang tidak pernah berlatih teknik berpedang.

Tapi sepertinya Alicia bisa menariknya dengan mudah.

Dan sejak detik itu, dia terus membuatku terkejut.

Alicia tiba-tiba menendang pohon dan menyebabkan sebuah apel jatuh dari tangkainya. Lalu dia langsung membelah apel itu di udara dengan menggunakan pedang yang ada di tangannya.

Jujur saja, aku bahkan tidak tahu kalau dia bisa melakukan yang seperti itu.

Memperhitungkan kecepatan jatuh dari apel itu saja sudah susah, tapi bukan hanya itu. Bisa memotong apel itu dengan sempurna membutuhkan kecepatan dan kekuatan tangan yang memadai.

Dan dia bisa melakukannya dalam sekali coba... bisa mengayunkan pedang berat itu secara horizontal dan berhasil membelah apel itu dengan sempurna... tidak mungkin jika itu hanya sebuah kebetulan.

Aku mulai meragukan mataku.

Setelah Alicia melakukan hal yang mustahil itu, dia menatapku dengan sangat percaya diri. Aku tidak bisa memalingkan mataku darinya.

Setelah itu, aku akhirnya setuju untuk mengajarinya teknik berpedang, dan seketika wajahnya menjadi cerah dan dia melemparkan tubuh kecilnya ke arahku.

Saat Alicia memelukku dengan erat, aku merasa lega karena dia kembali bersikap seperti anak pada umumnya dan tidak mengeluarkan aura berwibawa seperti tadi.

Sejak hari itu, Alicia ikut latihan pagi bersama kami dan setelah latihan selesai dia akan menghilang sampai waktu makan malam tiba.

Dengan sikap Alicia yang sangat membingungkan belakangan ini, tidak ada orang yang bisa menebak apa yang ada di dalam kepalanya.

Kenapa dia mulai bertingkah seperti ini juga... itu adalah sebuah misteri. Baik orang tua kami dan para pelayan, mereka sama sekali tidak tahu apa penyebab dari perubahan ini... tapi aku tidak setuju.

Agar bisa berlatih teknik berpedang, seseorang harus berlatih mengayunkan pedang.

Tidak hanya sekali. Kau harus melakukannya selama berjam-jam tanpa kenal lelah. Dan tentu saja, Alicia yang baru pertama kali melakukannya tidak memiliki stamina yang cukup untuk melakukan ini.

Jujur saja, aku berpikir jika semua itu akan membuat Alicia ingin berhenti. Kalau seseorang ingin bisa memegang pedang seharian tanpa istirahat, mereka setidaknya membutuhkan waktu latihan selama 5 tahun.

Dan latihan seperti ini sama sekali tidak menarik dan tidak menyenangkan... yang ada hanya rasa sakit, itu saja.

Tapi Alicia terus datang berlatih setiap hari bersama kami, dan dia melakukan semua latihan yang kuberikan tanpa mengeluh sekalipun.

Saat aku mengatakan hal ini kepada teman-temanku, mereka menjadi sangat penasaran dengannya, jadi aku mengundang mereka ke rumah untuk melihat. Saat mereka melihat Alicia, mata-mata mereka langsung membelalak karena kagum.

Mereka sangat kagum pada Alicia dan mulai datang setiap hari untuk melihat kemajuan adikku yang satu itu.

Aku sedikit terkejut saat tahu kalau mereka ingin melakukan itu. Dan yang lebih membuatku terkejut adalah Duke juga ikut datang setiap hari.

Dia memberikan impresi yang luar biasa, padahal biasanya dia selalu terlihat tidak tertarik dengan semua hal. Fakta bahwa dirinya datang dan menunjukkan ketertarikan pada seseorang adalah sesuatu yang sangat langka.

Dan lagi, selama Alicia sedang berlatih Duke tidak akan berbicara dengan kami dan hanya mengamati adikku dengan ekspresi yang lembut—sebuah ekspresi yang tidak pernah dia tunjukkan pada kami yang notabene adalah teman baiknya.

‘Dia tidak mungkin kan...’

Kadang aku berpikir seperti itu, tapi aku berhenti memikirkannya.

Lalu suatu hari, untuk mencari tahu apa yang dilakukan oleh Alicia setelah latihan, kami memutuskan untuk membuntutuinya selama seharian.

Duke terlihat tidak mau membuntutinya dengan sembunyi-sembunyi seperti ini, tapi pada akhirnya dia memutuskan untuk ikut.

Aku juga tahu jika membuntutinya seperti ini adalah hal yang salah. Tapi aku penasaran kemana Alicia pergi dan apa yang dia lakukan selama 10 jam setiap harinya.

Ternyata tempat yang dituju oleh Alicia adalah perpustakaan. Mulut Alan dan Henry terbuka sangat lebar saat mereka melihat sang adik sedang sibuk membaca buku.

Kami bertiga tahu seberapa tidak sukanya Alicia dengan belajar, jadi kami tidak pernah membayangkan kalau dia akan menghabiskan waktu dengan membaca buku setiap hari.

Setelah masuk ke dalam perpustakaan, Alicia menghabiskan 30 menit untuk berkeliling dan kemudian dia menghela nafas panjang.

Apakah dia tidak bisa menemukan buku yang dia cari?

Aku berpikir untuk memanggilnya dan menawarkan bantuan untuk mencari buku yang dia inginkan, tapi aku tersadar jika itu akan membuka penyamaran kami. Aku pun memutuskan untuk tidak melakukannya.

Setelah itu Alicia berhenti berjalan dan mengambil buku yang ada di dekatnya dan mulai membaca.

Dan yang selanjutnya terjadi sangat gila... kami semua melihatnya. Awalnya kami merasa heran saat melihat Alicia yang membalik-balikkan halaman dengan cepat.

Tapi saat Alicia menutup buku itu, kami melihat ke arah jam. Kami tidak bisa mempercayai apa yang kami lihat saat itu.

Belum 10 menit sebelum Alicia memulai membaca buku itu, dan sekarang dia sudah selesai membacanya.

Kami semua terkejut, bahkan mata Duke sampai terbelalak dengan lebar.

Gayle bahkan berbisik kalau dia tidak bisa mempercayai apa yang dia lihat barusan.

Awalnya kupikir Alicia membaca buku secara random dan hanya membuka halamannya untuk sekedar melihat dan tidak membacanya sama sekali. Tapi saat aku mengamati adikku dengan seksama, aku bisa melihat matanya yang terus bergerak dengan sangat cepat... dan aku tahu jika tebakanku salah. Sepertinya Alicia memang benar-benar membaca buku itu.

Setelah itu Alicia sama sekali tidak bergerak selama 10 jam. Dia terus duduk dan membaca tanpa ingat waktu. Saat jam menunjukkan pukul 6 sore, dia berdiri dan pergi dari perpustakaan.

Saat kami yakin jika Alicia sudah benar-benar pergi, kami semua berjalan ke tempat Alicia duduk dan melihat semua buku yang berserakan di titik itu.

Apa Alicia benar-benar membaca semua buku ini dalam waktu sesingkat ini? Meskipun kami benar-benar melihat pergerakan mata Alicia, kami masih tetap tidak bisa mempercayainya.

“Dia gadis jenius.” Gumam Gayle dan kami hanya bisa menganggukkan kepala kami. Meskipun Alicia sendiri tidak menyadarinya, tapi kami semua tahu kalau dia adalah seorang anak yang jenius.

Setelah penemuan itu, mereka semua tinggal lebih lama untuk mendiskusikan kelakuan Alicia.

Saat kami sedang berbicara ternyata matahari sudah tenggelam, tapi tiba-tiba kami mendengar suara pedang yang diayun lagi dan lagi.

Kami berjalan ke beranda untuk melihat apa yang terjadi. Dan apa yang kami lihat membuat kami semakin kaget.

Di taman ada seorang gadis kecil yang mengayunkan pedang hingga mengucurkan banyak keringat.

Rambutnya terlihat lebih hitam dari langit malam dan mata emasnya seperti memancarkan cahaya... dia terlihat sangat cantik saat mengayunkan pedang seperti itu.

“Cantik.” Kau mendengar Duke berbisik pelan. Aku juga berpikir seperti itu.

Untuk sesaat aku merasa ragu dengan telingaku. Kupikir baru kali ini aku mendengar Duke memuji seseorang dengan kata cantik.

Tapi Alicia saat ini memang sangat menarik.

Hari itu, ada banyak sekali hal yang membuatku terkejut dan aku hampir berpikir jika semua itu hanyalah mimpi belaka.

Dan mungkin berkat latihan malam ini, Alicia sepertinya berhasil mengayun pedang selama seharian hanya dengan setahun latihan.

Sekarang aku sama sekali tidak merasa kaget.

Bisa meningkatkan stamina setinggi itu hanya dalam setahun latihan—bahkan dengan latihan tambahan—adalah hal yang mustahil bagi laki-laki dewasa, apalagi gadis berusia 7 tahun.

Fakta bahwa seorang gadis berusia 7 tahun bisa mengayunkan pedang seperti Alicia saja adalah sebuah hal yang sangat menakjubkan, dan bahkan rasanya sangat mustahil bisa terjadi.

Apa yang menyebabkan Alicia berubah seperti ini?

Apa yang ingin dia capai dengan melakukan semua ini?

2 pertanyaan itu terus berputar di dalam kepalaku.



Komentar

Postingan Populer