I'll Become a Villainess That Will Go Down in History Chapter 13

Aku turun dari kereta kuda dan disambut oleh cahaya yang menyilaukan.

Jadi ini kediaman Finn-sama!?

Seperti yang diharapkan dari keluarga pengguna sihir cahaya. Aku tidak pernah melihat mansion yang bisa bersinar seperti ini sebelumnya.

Melihatnya saja sudah membuat mataku sakit. Aku berharap aku punya kaca mata hitam sekarang, tapi tidak mungkin benda seperti itu ada di dunia ini, iya kan?

“Al, Henry, Alan! Selamat datang!” seorang anak laki-laki berlari menghampiri mereka sambil tersenyum lebar.

“Dan Alicia, terima kasih sudah mau datang! Aku sudah menunggu kesempatan untuk berbicara denganmu, jadi aku meminta Alan untuk membawamu kemari saat dia datang berkunjung.” Lanjut Finn-sama, senyum hangatnya membuat wajahnya menjadi lebih bersinar.

Aaah, senyum seperti itu pasti bisa merebut hati shotacon manapun di negara ini. Bagaimana bisa dia memiliki senyum seterang itu?

“Terimakasih sudah mengundangku kemari.” Kataku sambil membungkukkan badan.

Finn-sama berkata padaku jika aku tidak perlu terlalu formal kepadanya, dan aku hanya menjawabnya dengan sebuah senyuman di wajah. Seorang villain harus selalu waspada setiap saat. Dia tidak boleh mengendurkan penjagaannya hanya karena seseorang menunjukkan sikap baik kepadanya.

Finn-sama mengantar kami ke sebuah ruangan, dan saat kami berjalan bersama aku merasa jika ini bukan kali pertama kakak-kakakku berkunjung ke mansion ini.

“Silahkan.” Kata Finn-sama yang membukakan sebuah pintu untuk kami. Dia mungkin kelihatan seperti bocah pada umumnya, tapi sikapnya benar-benar seperti seorang gentleman sejati.

Aku memberinya ucapan terima kasih dan kemudian berjalan memasuki ruangan ini.

Di dalam aku melihat Curtis-sama, Eric-sama, Gayle-sama, dan Duke-sama. Mereka sedang duduk di sofa besar yang mengelilingi sebuah meja di pojok ruangan.

Apa mereka bermaksud memasukkan aku ke dalam kelompok mereka hari ini?

Menyusahkan sekali. Seorang villain tidak pernah masuk ke dalam kelompok manapun. Dia mungkin boleh mengumpulkan pengikut, tapi dia tidak pernah menjadi bagian dari sebuah kelompok yang sudah lama terbentuk.

Saat aku sedang berpikir, aku melihat sebuah map yang membentang di atas meja. Tapi kenapa ada map di sini? Apakah mereka sudah merencanakan untuk mengusirku dari negeri ini?

Apa aku sudah melakukan sesuatu yang cukup jahat untuk mendapatkan hukuman itu? Jika aku melakukan kegiatan seorang villain tanpa bisa mengingatnya, pasti aku sudah menjadi seorang villain yang berhasil.

Rasanya terlalu cepat.

“Santai saja di sini!” kata Finn-sama sambil tersenyum. Tapi tidak mungkin aku bisa bersantai-santai di tempat seperti ini.

Sebelum mereka sempat kembali bercakap-cakap, kami mendengar pintu diketuk dan pintu besar itu terbuka perlahan-lahan.

Wajahku langsung menjadi kaku saat aku melihat siapa yang datang mengunjungi kami.

Aku mulai menanyakan penglihatanku... tapi, memang ‘dia’ yang baru saja masuk ke dalam ruangan tempat kami berada.

Apa yang dilakukan raja negeri ini di sini!? Rasanya dia juga bukan orang yang sengaja menyamar hanya untuk mengagetkan kami.

Dia benar-benar yang mulia raja. Maksudku, aura kewibawaan dan hawa keberadaannya sangat sulit untuk ditiru.

Kakakku dan semua teman mereka menundukkan kepala ke arah sang raja, dan aku juga mengikuti gerakan mereka.

Tunggu. Apa dosaku sangat amat berat hingga raja sendiri yang akan memutuskan hukuman pengasinganku!?

“Kalian boleh bangun.”  Kata sang raja. Suara berwibawanya terdengar ke seluruh ruangan. Saat kami mendengar kata-katanya, kami mengangkat kepala kami.

Meskipun raja sudah tidak muda lagi, dia masih terlihat sangat tampan.

Matanya lebih gelap daripada Duke-sama, dan dia terlihat sangat pintar dan bijaksana.

“Jadi kau Alicia...” kata sang raja. Dia menatapku dengan sangat intens dan tiba-tiba dia memberikan senyum kepadaku.

Sebagai orang dewasa, ekspresinya menunjukkan kepercayaan diri dan bahasa tubuh yang hanya bisa didapatkan dengan bertambahnya usia seseorang, dan itu membuatnya terlihat menjadi semakin elegan.

“Selamat siang, yang mulia.” Jawabku sambil menundukkan kepalaku, sama seperti saat Finn-sama dan lainnya.

“Aku mendengar banyak hal tentangmu.” Katanya.

“Tentang saya...?”

Aku merasa bingung saat mendengarnya, suaraku sedikit bergetar saat menanyakan hal itu.

“Apa kau tidak keberatan jika aku menanyakan beberapa hal kepadamu?”

Aku yang tidak tahu apa-apa tentang pertanyaan yang akan dilemparkan raja pun hanya menjawab, “Tentu saja.”

Raja berjalan dan duduk di salah satu sofa, kemudian kakak dan teman-temannya duduk di sofa yang tersisa.

Huh? Apa hanya aku yang berdiri di sini?

Saat aku tetap berdiri, aku mengamati semua hal yang terjadi di ruangan ini.

Raja melirik map yang ada di meja, kemudian dia mengangkat kepalanya dan menatapku.

Mata penuh intelegensinya seakan ingin melihat ke dalam kepalaku untuk mencari tahu apa yang sedang kupikirkan sekarang.

“Alicia, menurut pendapatmu... bagaimana posisi negeri ini di dunia?”



Chapter 12     Daftar Isi     Chapter 14

Komentar

Postingan Populer