I’ll Become a Villainess That Will Go Down in History Chapter 15
“Membuat mereka berhutang pada kita...?” Eric-sama mengulangi kata-kataku dengan suara lirih. Wajahnya menunjukkan jika dia tidak mengerti maksud kata-kataku.
Albert-oniisama, Gayle-sama, Duke-sama, dan raja sepertinya
menyadari maksud dari perkataanku.
Seperti yang kuduga. Orang cerdik bisa paham dengan cepat.
“Sumber pajak utama di Calvera adalah emas. Jadi jika
Calvera berhutang kepada kita, itu artinya kita memiliki keuntungan saat
melakukan negosiasi perdagangan emas dengan mereka. Mengalirnya emas ke negara
kita, kita bisa menstimulasi ekonomi dan mengurangi kesenjangan antara para
bangsawan dan rakyat biasa.”
Simpel tapi sangat efektif! Kau tidak akan bisa menemukan satu
orang saint pun yang bisa memberikan solusi brilian untuk masalah keuangan.
Dan heroin adalah seorang saint. Jika aku terus membuat
opini politis dan rencana ekonomi seperti ini, aku pasti akan menjadi musuhnya
di masa depan.
Untuk sekarang, aku berada di rute terbaik untuk menjadi
seorang wanita jahat~~!
“Aku mengerti.”
Untuk beberapa alasan, raja
menatapku seakan aku baru saja melampaui perkiraannya. Tapi kenapa dia
menatapku seperti itu?
“Jadi, saranmu untuk mendukung
Calvera agar menjadi sebuah negara independen tidak berdasarkan pada kebaikan
dan kasih sayang....”
“Tidak sama sekali.” Kataku
dengan mantap.
Aku tersenyum lebar saat
mengatakannya. Aku senang bisa menekankan poin ini. Seorang wanita jahat tidak
memerlukan kasih sayang, kebaikan, kemurahan hati.... kami hanya melakukan
sesuatu yang menguntungkan untuk diri kami.
“Senang bisa bercakap-cakap
denganmu.” Kata raja sambil tersenyum lembut kepadaku. Setelah itu dia bangun
dari sofa yang dia duduki.
“Saya juga sangat senang bisa
bercakap-cakap dengan anda yang mulia.” Jawabku sambil menundukkan kepala.
Aku lumayan yakin pada kemampuan
membungkukku. Beberapa minggu sebelum ini aku hanya mengetahui etika dasar yang
diajarkan kepadaku. Tapi karena pengetahuan dasar saja tidak cukup, aku
mempelajari dan mempraktekkan semua pelajaran etika dengan sangat keras di
waktu senggangku.
Aku mengerti jika aku tidak bisa
membungkuk dengan anggun, orang-orang akan menganggapku remeh. Semua
gerak-gerik wanita jahat akan selalu mencerminkan karakter dan reputasinya.
Dan aku tidak bisa menerima saat
seorang wanita jahat membiarkan dirinya dipermalukan oleh orang lain.
Saat raja sudah meninggalkan
ruangan, aku menghela nafas lega.
Huff... yang tadi itu sangat
buruk untuk jantungku.
Tapi, setidaknya dengan
penampilan seperti itu aku sudah melampaui batas minimal agar bisa menjadi
wanita jahat elit, ya kan?
“Apa kau gugup?” Duke-sama yang
sedang melihatku dengan mata lembut menanyakan keadaanku setelah melihatku
menghela nafas.
Mereka benar-benar ayah dan anak.
Saat aku melihat Duke-sama dari dekat, aku bisa melihat bagian wajah Duke-sama
yang mirip dengan raja. Mereka memang keluarga yang tampan.
Tapi, saat aku memikirkannya,
bukannya Duke-sama di game sangat membenci Alicia...?
Kalau tidak salah, semua
kata-kata yang dia ucapkan, semua ekspresi lembutnya, semua itu hanya dtujukan
kepada heroine...
Apakah akan ada sesuatu di masa
depan yang membuatnya membenciku....?
“Ya.” Aku menjawabnya dengan
senyum waspada, tapi aku menyesal karena memberikan jawaban seperti itu
kepadanya.
Seorang wanita jahat tidak akan
membiarkan dirinya merasa gelisah, dia juga tidak boleh menunjukkan emosinya.
Artinya aku tidak boleh merasa gugup seperti ini sejak awal.
Dan lagi, seharusnya aku tidak memberinya
senyum waspada seperti itu. Saat wanita jahat tersenyum, dia melakukannya
dengan sepenuh hati. Senyuman setengah hati sama sekali tidak ada maknanya.
Sepertinya aku melakukannya lagi.
Kenapa aku selalu tidak waspada di saat-saat terakhir? Kenapa aku selalu
menghancurkan image ku di detik terakhir?
Itu artinya hari ini tidak bisa
disebut sukses besar. Sepertinya semua pencapaian besarku hari ini hanya cukup
untuk menutupi semua kesalahan yang kulakukan hari ini. Jalan menjadi wanita
jahat elit nomor 1 masih sangat jauh.
Tapi... sepertinya raja sengaja
datang kemari hanya untuk menanyakan beberapa hal kepadaku.
Tapi kenapa harus di rumah Finn-sama?
Entahlah, kurasa itu bukan urusanku.
“Apa kau tidak lelah? Ayo minum
teh di kebun belakang!” kata Finn-sama yang tersenyum lebar sambil menarikku
keluar dari ruangan itu.
Dia menarikku hingga kami semua
sampai di kebun belakang...
Tidak mungkin. Dia menyiapkan
semua kue favoritku di meja. Melihat mereka berjejer seperti itu sudah membuat
air liurku menetes deras.
Ahh.... bau gulanya sangat
menggoda. Apa semua ini disiapkan hanya untukku? Apa aku boleh mengambil
sepotong kue?
Finn-sama tersenyum seakan tahu
apa yang sedang kupikirkan. Dia berkata, “Kau boleh ambi kue manapun yang kau
mau.”
Saat Finn-sama sudah memberikan
lampu hijau, aku langsung menyerbu kue-kue itu dengan bahagia.
Aku mengambil piring dan langsung
mengisinya dengan berbagai macam biskuit dan kue... maksudku, apa ada cara lain
untuk menaikkan level gula di otakku setelah semua pertanyaan sulit yang
dilontarkan yang mulia raja?
Terlebih lagi, semua kue yang ada
di depanku terlihat sangat lezat. Aku merasa jika aku bisa menghabiskan semua
ini sendirian.
Aku sadar jika tingkahku mungkin
sama sekali tidak sopan sekarang, tapi aku tidak bisa menolak godaan yang
diberikan kue-kue ini kepadaku.
Aku terus memakan semua kue yang
ada di piringku dengan lahap. Aku sama sekali tidak memperhatikan orang-orang
yang mungkin sedang memperhatikanku.
Ahh... mungkin ini rasanya surga.
Jadi ini acara utama untuk hari ini? Apa mungkin pembicaraan dengan yang mulia
raja hanya sekedar bonus? Pasti iya kan?
Jika aku memakan semua kue yang
ada di sini dengan banyak saksi mata yang melihat, mereka pasti akan
menganggapku wanita yang rakus... sesuatu yang sangat ‘wanita jahat’ sekali!
Seorang wanita jahat harus bersikap tamak dan mengambil semua yang bisa mereka
dapatkan, sama seperti ini.
Ahh.... pesta teh memang yang
paling hebat. Apa ini yang namanya membunuh 2 burung dengan 1 batu?
Saat aku sedang menikmati kue-kue
itu, tanpa kusadari ekspresi wajahku mulai terlihat santai, sebuah senyum puas
dan bahagia muncul di wajahku.
Komentar
Posting Komentar