I’ll Become a Villainess That Will Go Down in History Chapter 18
Pada akhirnya, aku memutuskan untuk tidak pergi ke desa malam ini.
Aku berjalan menuju kamarku lalu membaringkan diri di kasur
sambil menatap kalung pemberian Duke-sama.
Kalungnya sangat indah dan aku tidak bisa tidak merasa
terpikat saat melihatnya.
Duke-sama sepertinya tidak memperlakukanku seperti adik...
perlakuannya kepadaku lebih seperti perlakuan seorang laki-laki pada seorang
wanita.
Tapi mungkin dia hanya memperlakukan semua wanita dengan
baik?
Dia adalah orang yang ditakdirkan jatuh cinta pada
heroine... dan aku adalah orang yang akan membuli heroine... jadi tidak masuk
akal jika Duke-sama menyukaiku.
.... Apa yang harus kulakukan jika nanti dia memintaku untuk
mengembalikan kalung ini?
Seorang wanita jahat harusnya menolak permintaan seperti
itu... Dia tidak boleh mengembalikan barang yang sudah diberikan kepadanya.
Dia akan menyimpan semua barang pemberian meskipun barang
itu sama sekali tidak berharga untuknya. Karena itu aku yakin jika tidak
mungkin ada wanita jahat yang bersedia mengembalikan barang yang bisa mengangkat
status sosialnya seperti ini.
Aku melompat dari atas kasur dan berjalan ke depan cermin.
Aku melepaskan pengait kalung itu dengan hati-hati dan mencoba memakainya.
Permata itu menyentuh ujung bawah leherku. Kalau panjangnya
segini, kalung ini tidak akan menganggu latihan pedangku. Aku bisa memakainya
seharian!
Dan kalung ini benar-benar indah. Berliannya masih berkerlip
dan terlihat berwarna kebiruan... aku merasa jika Duke-sama ada di dekatku saat
melihatnya.
.... Apa yang kukatakan barusan? Dasar aku bodoh.
Duke-sama lebih tua dariku dan dia anak dari raja... dia
juga akan jatuh cinta pada heroine di masa depan.
Untuk mencegah diriku berpikir lebih jauh, aku memutuskan
untuk melakukan sit up dan latihan otot lainnya.
Besoknya, Rosetta masuk ke dalam kamarku di pagi hari. Hal
pertama yang dia lakukan adalah menanyakan kalung yang ada di leherku.
“Apa itu kalung pemberian Duke-sama!? Cantik sekali!!” pekiknya.
Matanya berkerlip saat dia menatap kalung yang melingkar di leherku.
“.... Apa itu berlian!?” tanya Rosetta, matanya melebar saat
dia menatapku.
“Katanya begitu.”
Mata Rosetta semakin melebar.
Benar sekali. Kaget adalah ekspresi normal. Berlian adalah
permata yang sangat langka...
Mungkin lebih baik aku tidak memakainya... tunggu! Aku kan
wanita jahat!
Aku harus menggunakan barang berharga dan mewah seperti ini
setiap saat.
Beberapa jam setelah ini, giliran Alan-oniisama dan Henry-oniisama
yang menanyakan hal ini kepadaku.
Aku sudah memprediksinya, jadi aku sama sekali tidak kaget.
“Jadi kau dapat itu dari Duke?”
“Itu berlian kan?”
“Ya, 100% berlian.”
“Ah! Aku harap aku melihatnya saat memberikan kalung itu
kepadamu.”
Pembicaraan mereka mengalir dengan lancar meskipun mereka
sama sekali tidak membiarkanku bicara. Mereka hanya terus menyerangku dengan
pertanyaan yang bertubi-tubi.
Bahkan setelah itu, semua orang yang berpapasan denganku di
lorong juga ikut mengagumi kalung berlian ini.
Saat aku bertemu dengan ibunda, dia hanya tersenyum dan
berkata jika kalungku sangat indah, tapi mata ayahanda terbelalak saat
melihatnya... wajahnya juga terlihat lebih kaku dari biasanya.
Dia pasti sangat terkejut saat tahu jika putrinya menerima
hadiah dari anak raja.
Meskipun begitu, hadiah ini tidak terlalu penting kan?
Kenapa seluruh penghuni mansion bertingkah terlalu dramatis saat melihatnya?
Kalungku menjadi topik pembicaraan nomor 1 sepanjang hari.
Kupikir berlian memang jauh lebih berharga daripada perkiraan awalku.
Saat aku masih sibuk memikirkannya, aku melanjutkan perjalananku menuju perpustakaan.
Komentar
Posting Komentar